Sabtu, 14 Juni 2008




Beredar Email Soal Skenario Bentrok Monas
(Kamis, 12 Juni 2008 - 12:44 wib)


JAKARTA - Misteri mengenai bentrokan Front Pembela Islam (FPI) dengan massa AKKBB di Monas pada 1 Juni kemarin memasuki babak baru. Kali ini sebuah email di dunia maya yang mengungkap skenario bentrokan Monas.Email yang didapatkan okezone, Rabu (12/6/2008) ini berasal dari alamat email nong@isai.or.id. Pemilik email mengaku bernama Nong Darul Mahmada, salah satu panitia aksi AKKBBB.
Berikut isi email tersebut lengkapnya:
Untuk menyakinkan tulisan ini, saya perlu memperkenalkan diri dulu, nama Saya adalah Nong Darol Mahmada, saya salah seorang aktivis Jaringan Islam Liberal dan saya aktif di JIL sejak berdirinya JIL. Dalam kesempatan sekarang izinkan saya memberikan kesaksian kepada kawan-kawan sebangsa dan setanah air melalui milis ini kejadian sebenarnya dibalik kejadian yang terjadi di Monas pada tanggal 1 Juni yang lalu.Perlu kawan-kawan ketahui bersama bahwa aksi ini merupakan aksi yang telah di skenariokan oleh pihak pemerintah untuk mengalihkan isu BBM yang sedang marak ditengah masyarakat. Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Beryakinan (AKK BB) hanya dijadikan kedok saja untuk mencegah agar ajaran Ahmadiyah tidak dibubarkan.Setelah presiden SBY menaikan harga BBM, kalangan kontributor JIL Goenawan Mohammad, Hamid Basyaib, Rizal Mallarangeng, Denny JA, Nasaruddin Umar melakukan pertemuan secara diam-diam di kediaman SBYdi Cikeas, Bogor. Hal ini mereka bisa akses langsung kedalam berkat orang dalam yaitu Andi Malarangeng yang notabene kakak kandung dari Rizal Mallarangeng.Dalam pertemuan ini membahas isu yang berkembang di tengah masyarakat mengenai aksi demo-demo yang dilakukan adek-adek mahasiswa. Lalu SBY selaku presiden dan kepala pemerintah meminta kalangan JIL mengalihkan isu yang sedang berkembang di masyarakat dengan isu lain. Rizal M, yang merupakan pemuda JIL yang cerdas memberikan usul bagaimana isu kenaikan BBM yang sekarang ini diupayakan diganti dengan isu membubarkan Front Pembela Islam (FPI) dengan mengangkat isu pembubaran ajaran Ahmadiyah. Karena selama ini JIL selalu mendapatkan perlakuan keras dari FPI.Lalu setelah mendapatkan ?~restu' dari presiden Goenawan Mohammad, Hamid Basyaib dan Rizal Mallarangeng datang ke markas JIL di Jl. Utan Kayu No. 68 H Utan Kayu. Di Kedai Tempo mereka membahas bagaimana membuat skenario agar anggota FPI bisa melakukan tindakan anarkis dan perusakan yang membuat masyarakat tidak simpati lagi dengan FPI. Lalu setelah melakukan diskusi selama 3 jam, ketiga kontributor JIL itu akhirnya berhasil membuat skenario yang bagus, dengan memanfaatkan momentum kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni, mereka akan membuat semacam aksi simpatik (damai) dalam kebebasan beragama dan berkeyakinan. Aksi ini dilakukan di Monas, yang mana para peserta yang hadir sudah disetting sedemikian rupa agar anggota FPI turut datang dan membubarkan asyik tersebut. Mereka sangat paham betul, bahwa massa FPI sangat mudah sekali untuk dipancing agar melakukan kekerasan dan pengerusakan.Setelah membuat skenario tersebut lalu Goenawan Mohammad, menghubungi SBY melalui ponselnya, setelah mendengar penjelasan dari Goenawan Mohammad secara terperinci, akhirnya presiden menyetujui aksitersebut dan akan mentrasferkan dananya sebesar 10 miliard rupiah untuk melancarkan aksi tersebut.Malam sebelum kejadian, beberapa pentolan JIL berkumpul di markas JIL, termasuk saya sendiri. Waktu itu yang hadir sangat ramai sekali dan sedang membahas persiapan untuk aksi besok pagi. Dari beberapa kawan-kawan yang diberikan tugas juga sudah selesai menjalankan tugasnya seperti mengundang kalangan pers media cetak dan media elektronik untuk hadir di acara tersebut. Orang-orang Ahmadiyah pun bersedia mengerahkan beberapa massanya untuk menghadiri aksi damai besok. Begitu juga dengan FPI, sudah dikontak melalui SMS membuat isu kalau besok jamaah Ahmadiyah, akan menggelar aksi damai di silang Monas.Saya tidak tahu bagaimana persiapan dari FPI untuk merespon isue tersebut, tetapi nyatanya besok pagi ketika aksi damai itu sedang berlangsung dengan membawa nama AKKBB FPI datang dengan belasan truk dan ratusan anggotanya melakukan pemukulan kepada anggota aksi tersebut. Yang akhirnya terjadi aksi kekerasan tersebut. Hal ini yang diketahui dikalangan anggota FPI adalah aksi tersebut adalah aksi yang dilakukan umat Ahmadiyah sehingga secara kasar dan memaksa membubarkan aksi tersebut.Dari pemaparan dalam tulisan saya disini harus kawan-kawan milis ketahui bahwa,1. Bahwa aksi kekerasan yang terjadi di Monas itu merupakan suatu skenario yang dilakukan pemerintah dan pihak JIL untuk mengalihkan isu BBM.2. Aksi yang terjadi di Monas itu, JIL ingin FPI dibubarkan karena selama ini FPI merupakan yang menjadi sandungan kalau JIL melakukan aksi.3. Dari jamaah Ahmadiyah dengan aksi ini, diharapkan mendapatkan simpati dari masyarakat Indonesia agar organisasi ini tidak jadi dibubarkan.4. Kalangan petinggi JIL telah sekian kalinya, mendapatkan keuntungan untuk memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada.Demikian tulisan ini saya buat dengan sebenarnya, karena hal ini yang membuat saya selalu merasa bersalah dan berdosa telah bersama-sama dengan kawan-kawan JIL melakukan pemutaran balikan fakta. Saya harap kawan-kawan setanah air dan sebangsa mau menyebarkan email ke kawan-kawan sekalian. (Syukri Rahmatullah - Okezone/ uky)
Malu.......... Peserta Unas dari Dua SMK Tak Lulus Semua

JEMBER (SINDO)- Sekitar 13.361 siswa SMA dan sederajat di Jember memang menjadi peserta ujian nasional (Unas). Namun dari angka itu dilaporkan ada sekitar hampir 400 siswa tercatat tidak lulus Unas. Jika dirinci, untuk kelas IPA persentase siswa tidak lulus 1,8 persen, IPA 4,9 persen, Bahasa 2,4 persen dan SMK 7,1 persen. Yang memalukan, meski siswanya tidak lebih dari 30 anak, ada dua SMK yakni SMK Sunan Ampel Sukorambi dan SMK Teuku Umar Kalisar yang seluruh semua siswanya tidak lulus Unas. Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Jember Achmad Sudiyono menganggap enteng ratusan siswa yang tidak lulus Unas tersebut. "Tingkat kelulusan di Jember meningkat dari 94 persen menjadi 95 persen," kata Achmad Sudiyono, kemarin. Dia juga mengatakan, beberapa hal yang bisa menyebabkan siswa tidak lulus Unas karena alasan sakit atau memag tidak belajar menjelang ujian. Selain itu masih adanya kendala terkait materi pelajaran yang dianggap siswa terlalu sulit untuk dikerjakan.Sedangkan puluhan siswa di SMA 3 Muhammadiyah Jember merayakan kelulusan Unas dengan melakukan sujud syukur. Tak ayal suasana senang bercampur syahdu itu nampak dihalaman sekolah tersebut antara siswa dengan para orang tua. Sujud itu dilakukan ditengah-tengah siswa lain diluar sekolah yang merayakan kelulusan dengan ngebut dijalanan dengan sepeda motor roda dua dan aksi corat-coret seragam sekolah. Di sekolah tersebut, pihak sekolah mewajibkan bagi para siswa yang sudah lulus Unas agar tidak melakukan coret-coret seragam sekolah. "Daripada seragam dicoret-coret. lebih baik diamalkan untuk siswa tidak mampu. Seragam bekas itu nantinya akan nanti bisa digunakan persyarakatan untuk mengambil ijazah," kata Yakob yang juga Kepala Sekolah SMA 3 Muhammadiyah Jember ini. Dia menambahkan, penyerahan seragam bekas itu juga berguna untuk mengurangi dampak kenakalan siswa dari pengumuman Unas. (p juliatmoko)
Berkas Belum Lengkap, KPU Tak Tegas

BONDOWOSO - Penetapan calon bupati dan wakil bupati Bondowoso dijadwalkan hari ini. Diperkirakan ada sekitar 5 calon yang masih belum melengkapi berkas seperti yang diminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal harta kekayaan. Namun pihak KPUD Bondowoso agaknya tidak tegas dalam menyikapi calon yang belum melengkapi berkas pencalonan tersebut.Ketua KPUD Bondowoso Muniri yang menyatakan kalau seluruh calon dianggap sudah menyampaikan berkas kekayaan yang dibuktikan dengan surat tanda terima dari KPK. "Kita tidak bisa memberikan sanksi meski sebentar lagi sudah ada penetapan calon, sebab yang berhak adalah KPK untuk meminta berkas kekayaan tiap calon tersebut," kata Muniri, kemarin. Dia juga mengatakan tidak ada sanksi yang akan diberikan oleh KPUD jika masih ada berkas yang belum dilengkapi calon.
Padahal sebelumnya salah satu anggota KPUD Bondowoso Purwanto mengatakan, ada kandidat wakil bupati yakni Imam Tahir yang dinilai perlu memperbaiki laporan harta kekayaan penyelanggara negara. Kata dia Komisi Pemberantasan Korupsi memerlukan pernyataan pengakuan kepemilikan sapi yang dimilik Tahir. "Urusan pelaporan harta kekayaan ke KPK itu sebagai salah satu syarat mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati memang rumit. Semua yang
berkaitan dengan kekayaan harus dilaporkan, meski hanya seekor sapi," kata Purwanto.Sampai saat ini baru lima dari sepuluh kandidat bupati dan wakil bupati Bondowoso yang dianggap sudah melengkapi syarat pelaporan kekayaan oleh KPK. Mereka adalah duet Amin Said Husni-Haris Sonhaji, Salwa Arifin, Supatno, Huzaini Efendi. Sedangkan Imam Tahir, Syukur Efendi, Irwan Bachtiar, Moch. Misnan, dan Sobri Wasil Ghozali masih belum lengkap meliputi belum mencantumkan surat pemberitahuan pajak terhutang pajak bumi dan bangunan (SPPT PBB), slip gaji, surat izin usaha perdagangan (SIUP), fotokopi tabungan, dan rekening bank. "Sebenarnya ada batas perbaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara. Para kandidat menerima pengembalian dari KPK Selasa lalu dan untuk pengumuman harta kekayaan, KPUD Bondowoso menunggu perintah dari KPK," katanya. Dalam pilkada Bondowoso setidaknya ada lima pasangan yang mendaftarkan diri ke KPU. Mereka adalah cabup/cawabup Amien Said Husni-Haris Sonhaji (PKB), M Misnan-KH Sobri Gozhali (Partai Golkar), Irwan Bachtiar-Huzaini Effendi (PDIP), pasangan KH Salwa Arifin-KH Imam Thahir (PPP), dan Syukur Efendi-Supatno (Partai Demokrat). Terpisah Ketua Tim Sukses pasangan Amien-Haris, Achmad Dhofir mengatakan, meski dipusat ramai soal kekalahan atas PKB Ali Masykur Musa dalam putusan pengadilan, namun dia yakin tidak akan berimbas pada tahapan pencalonan."Kekalahan putusan pengadilan itu tidak maslaah bagi pencalonan bupati dan wakil bupati yang direkomendasi PKB. Kan, masih ada upaya kasasi dan kita yakin PKB Ali Masykur Musa yang akan menang," kata Achmad Dhofir. Dia juga mengatakan, pihak KPUD Bondowoso tidak memiliki kewenangan untuk menijau kembali seperti yang dikatakan Ketua KPUD Muniri terhadapa rekomendasi calon dari DPC PKB Bondowoso. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter