Selasa, 03 Juni 2008



FPI Jember Membubarkan Diri
Massa PKB : Bubarkan FPI Bangsat !!!

JEMBER- Penyerangan AKKBB oleh FPI juga memicu kegeraman massa PKB Jember. Ratusan massa yang terdiri dari Satgas, Garda Bangsa dan GP Ansar Jember menyerbu markas FPI Jember yang berada di RT 01 RW III, lingkungan Kauman Nomor 118, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates Jember.Massa tersebut berangkat dari Kantor DPC PKB Jember yang berlokasi di Jalan Kalimantan. Usai pembekalan agenda dan sasaran aksi, massa kemudian bergerak menuju markas FPI Jember dengan kawalan satu peleton polisi. Koordinator aksi massa PKB Jember, Ayub Junaidi menyatakan, pihaknya mengecam keras penyerangan dan penghinaan Gus Dur yang dilakukan FPI."Kita tidak terima dengan tindakan FPI yang tidak beradab dan tidak manusiawi itu. Kita minta agar FPI dibubarkan," kata Ayub Junaidi, kemarin.Selain itu, Ayub juga meminta agar perwakilan FPI Jember membuat surat pernyataan yang juga mengecam tindakan FPI pusat. Massa PKB melalui empat orang perwakilan itu ditemui tiga orang perwakilan FPI Jember yang diketuai Habib Abu Bakar, Sekretaris FPI Jember, H Hilmi dan penasehat FPI Jember KH Lutfi Ahmad. Diatas kertas surat pernyataan bermaterai, Habib Abu Bakar akhirnya bersedia menandatangani pernyataan sikap untuk membubarkan diri secara organisasional keberadaan FPI Jember. "Saya sendiri juga tidak setuju dengan tindakan anarkis yang dilakukan teman-teman FPI pusat. Kami setuju saja membubarkan diri karena kasus itu," kata Habib Abu Bakar. Dia juga meminta aparat kepolisian menindak tegas secara hukum pelaku penyerangan AKKBB yang dilakukan FPI. Menurut Habib Abu Bakar, FPI Jember berdiri sejak tahun 2003 dan hanya ada perwakilan saja yang terdiri dari 3 orang pengurus inti.Puas mendatangi markas FPI Jember, massa PKB itu kemudian memalukan aksi corat-coret dan menuliskan "FPI haramk di Jember" pada spanduk besar. Spanduk itu kemudian diarak selanjutnya dipampang disebelah selatan Masjid Jami Baitul Amien atau sebelah barat Alun-alun Jember. Massa juga mengirimkan surat pernyataan pembubaran diri FPI Jember kepada Badan Kesatuan Bangsa Pemkab Jember untuk ditindaklanjuti secara aturan hukum yang berlalu. Pada Senin (2/6) malam, dua elemen mahasiswa yakni GMNI dan PMII Jember juga menggelar aksi untuk mengecam tindakan anarkis yang dilakukan oleh FPI terhadap demo yang dilakukan AKKBB. Selain mengingatkan momentum Hari Lahir Pancasila, mereka juga meminta pemerintah pusat bertindak tegas untuk menyelesaikan kasus yang mengancam perpecahan masyarakat itu.Sedangkan PMII Jember lebih tegas lagi dalam penyikapan terhadap aksi anarkis yang dilakukan FPI. Massa PMII membakar atribut dan bendera tiruan yang melambangkan Front Pembela Islam. "Tindakan FPI tidak beradab dan tidak mencerminkan Islam yang sebenarnya. Padahal dizaman nabi saja tidak ada penyelesaian perbedaan itu dengan tindakan kekerasan. Kita juga mendesakn pemerintah pusat untuk mebubarkan FPI, sebab sudah meresahkan masyarakat," timpal koordinator aksi Muhammad Afifudin. (p juliatmoko)


Sekolah Dasar Disegel, Siswa Terpaksa Belajar di Teras

JEMBER - Sudah kali kedua, Sekolah Dasar negeri (SDN) Selodakon 3 Kecamatan Tanggul menuai masalah. Jika sebelumnya sekolah yang status tanahnya akan diambil kembali si pemiliknya dan melakukan penyegelan, kali ini kembali terulang. Tak ayal puluhan siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 itu terpaksa hanru belajar di teras ruangan sekolah karena ruangan yang telah disegel dengan kayu bambu. Sebelum penyegelan, tampak sejumlah siswa dan guru tidak bisa berbuat apa-apa ketika si pemilik tanah atau ahli waris yang diketahui bernama Soleh menyegel sekolah mulai dari pintu masuk sekolah hinga ke ruang-ruang kelas.Seorang ahli waris tanah tersebut, Soleh mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah bertemu dengan pihak Dinas Pendidikan Pemkab Jember untuk menyelesaikan maslah tanah itu. Namun hingga setahun terakhir masih belum ada jawaban. "Kami terpaksa menyegel sekolah ini, sebab berdasarkan sejarah keluarga tanah ini memang diwariskan untuk kami," kata Soleh, kemarin. Dia juga tidak akan membuka segel sekolah tersbeut sebelum ada penyelesaian dari pihak Pemkab Jember.
Dia juga mengatakan, jika selanjutnya tanah seluas sekitar 1.000 meter persegi itu masih tetap berdiri sekolah, maka pihaknya tetap meminta ganti rugi. Namun ganti rugi tersebut agaknya dinilai terlalu mahal oleh pihak Dinas Pendidikan Pemkab Jember.Sedangkan salah seorang siswa, Supriyadi nampak belajar disekolahnya tidak senyaman hari-hari sebelumnya. Kalau biasanya, belajar memakai bangku dan atap kelas, kini ia harus beratapkan teras dan tanpa bangku dan terpaksa menaruh bukunya diatas lantai."Lebih enak belajar di kelas," tutur Supriyadi saat ditanyai wartawan. Sedangkan ia tidak mengetahui persis perihal kenapa sekolahnya tiba-tiba disegel oleh orang yang mengaku pemilik tanah sekolahnya.Sedangkan Kepala Sekolah SDN 3 Selodakon Kecamatan Tanggul, Sapto Widyo Baskoro mengatakan, setidaknya ada sekitar 209 siswa dari kelas satu sampai kelas enam yang terpaksa proses belajar mengajarnya terganggu. Proses belajar terpaksa dilakukan didepasn ruangan kelas masing-masing dan tanpa papan tulis dan bangku."Kita menyerahkan sepenuhnya penyelesaian tanah ini pada Dinas Pendidikan Jember. Sebab, sepertinya pemilik tanah juga memiliki bukti hukum yang kuat. Namun sebenarnya yang kita sayangkan adalah terlantarnya para siswa, padahal mulai pekan depan harus ujian semesteran," kata Sapto Widyo Baskoro. Namun pihak sekolah tetap berupaya keras agar para siswa tidak patah arang meski proses belajarnya terganggu. Dia juga menuturkan, lahan sekolah itu sebelumnya adalah atas nama Amsuti Saunah. Pada tahun 1971 ditukar guling dengan lahan milik pemerintah kabupaten dan kemudian dibangun sekolah dasar pada program instruksi presiden. Namun sejak delapan tahun lalu sampai sekarang tanah tukar guling itu batal dilakukan. Namun lahan milik Amsuti sudah terlanjur dibangun sekolah dasar. Sementara Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Pemkab Jember, Jumari mengatakan, pihaknya membenarkan adanya sejarah tukar guling yang saat itu dilakukan antara keluarga Amsuti dengan pihak pemegang tanah bengkok atau tanah kas desa. "Namun ternyata tukar guling belum juga dilakukan dan sudah terlanjur dibangun sekolah karena memang dibutuhkan warga setempat. Kalau soal ganti rugi, sebenarnya tawaran dari ahli waris terlalu tinggi, kita minta agar ada penyesuaian dari harga tanah setempat dan yang penting tidak mengorbankan belajar siswa," kata Jumari. Saat dikonfirmasi melalui telepon genggam, Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Jember Achmad Sudiyono merasa belum mendapatkan laporan atas masalah itu. Namun pihaknya berjanji akan menyelesaikan persoalan lahan sekolah yang diklaim ahli waris tanah itu. (p juliatmoko)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

nonton ini deh..
makanya saya doyan kl FPI dibubarkan!
Udah kebiasaan enak selama ini..
Polisinya kudu tegas, jng takut2 sama cikal bakal teroris..
Bikin Malu Islam aja...!

http://www.youtube.com/swf/l.swf?video_id=nEx2DFq0cfs&rel=1&eurl=&iurl=http%3A//s3.ytimg.com/vi/nEx2DFq0cfs/default.jpg&t=OEgsToPDskIsbrUbzBTwe0zujuKGeuDN
http://www.youtube.com/swf/l.swf?video_id=nEx2DFq0cfs&rel=1&eurl=&iurl=http%3A//s3.ytimg.com/vi/nEx2DFq0cfs/default.jpg&t=OEgsToPDskIsbrUbzBTwe0zujuKGeuDN
http://www.youtube.com/swf/l.swf?video_id=nEx2DFq0cfs&rel=1&eurl=&iurl=http%3A//s3.ytimg.com/vi/nEx2DFq0cfs/default.jpg&t=OEgsToPDskIsbrUbzBTwe0zujuKGeuDN
http://www.youtube.com/swf/l.swf?video_id=nEx2DFq0cfs&rel=1&eurl=&iurl=http%3A//s3.ytimg.com/vi/nEx2DFq0cfs/default.jpg&t=OEgsToPDskIsbrUbzBTwe0zujuKGeuDN

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter