Senin, 02 Juni 2008


Pemilihan Ketua STAIN Jember Kisruh
Perkuliahan Lumpuh

JEMBER - Suasana kisruh dan bentrokan mewarnai pemilihan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember, Senin (2/6). Kekacauan itu berawal saat Aliansi Mahasiswa STAIN berdemo pada acara tahapan penyampaian visi dan misi yang diikuti sekitar 6 bakal calon ketua yang digelar di Aula STAIN Jember. Aliansi mahasiswa itu mendesak agar ada transparansi dalam laporan pertanggungjawaban Ketua STAIN saat ini yang masih ikut maju dalam pemilihan ketua STAIN. Laporan itu didesak mahasiswa agar disampaikan secara terbuka dalam forum yang diikuti seluruh mahasiswa STAIN. Namun keinginan mahasiswa tidak dihiraukan oleh pimpinan STAIN. Tak ayal, aliansi mahasiswa mengamuk dan memecahi kaca hingga menimbulkan bentrok antara puluhan mahasiswa dengan Satpam serta staf kampus. Dua orang mahasiswa dilaporkan terkena pemukulan pada kepala bagian kiri atas hingga berdarah. Meski ada penjagaan dari kepolisian, namun tidak ada tindakan penangkapan atau pengamanan atas kasus itu.
Koordinator aksi Aliansi Mahasiswa STAIN Jember Ainur Rofik menyatakan, pihaknya hanya ini Ketua STAIN saat ini yakni Khusnuridho melakukan laporan pertanggungjawaban pada masa akhir jabatannya. "STAIN harus transparan soal laporan pertanggungjawaban. Kita akan terus menggagalkan upaya pemilihan ketua sampai aspirasi seluruh mahasiswa ini dikabulkan," kata Ainur Rofik, Senin (2/6).Dia juga meminta pertanggungjawaban pada aksi pemukulan terhadap dua korban mahasiswa yang ikut berdemo yakni Ivin dan Mustofa. Para bakal calon yang berebut kemenangan di pemilihan ketua STAIN pada 9 Juni yakni Dr Syamsun Ni'am, Dr Muniron, Dr Moh Khusnuridho, Dr H Aminullah Elhady, Dr Hj Titiek Rohanah, dan Dr H Abdul Halim Soebahar. Para kandidat itu muncul dari berbagai jurusan antara lain empat orang dari jurusan Tarbiyah dan dua orang masing-masing dari Syariah dan Dakwah. Berdasarkan statuta terbaru, terdapat 15 orang suara dari senat yang berhak untuk memilih ketua STAIN Jember. Namun, hasil akhir di tingkat pemilihan senat, belum menjamin suara terbanyak akan memimpin STAIN Jember. Tapi yang memutuskan final nantinya Menteri Agama.Sementara Ketua STAIN Jember Khusnuridho mengatakan, aksi yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa itu sebagai bentuk demokrasi. "Kita tetap melakukan upaya laporan pertanggungjawaban kepemimpinan STAIN. Tahapannya yakni laporan dilaporkan ke STAIN pusat dan selanjutnya mahasiswa tetap diberitahu soal apa saja laporan pertanggungjawaban itu," kata Khusnuridho.Akibat demo yang menimbulkan kericuhan itu penyampaian visi dan misi terpaksa gagal dan ditunda sambil menunggu keputusan dari STAIN pusat. Meski demikian pihak STAIN mengirimkan tim terdiri dari 3 orang untuk melaporkan berita acara penyampaian visi misi dan penetuan agenda lagi untuk tahapan selanjutnya."Semua tahapan yang dilakukan dalam pemilihan ketua sudah ada dalam peraturan menteri agama, jadi tidak ada prosedur yang dilewati," timpalnya. Menyusul adanya demo ricuh tersebut, suasana perkuliahan STAIN Jember tampak lumpuh dan proses belajar-mengajar berhenti hingga tidak ada batas waktu. (p juliatmoko)
Tabel Enam Kandidat Ketua STAIN :
1. Dr Syamsun Ni'am2. Dr Muniron, 3. Dr Moh Khusnuridho4. Dr H Aminullah Elhady5. Dr Hj Titiek Rohanah6. Dr H Abdul Halim Soebahar.


Wabup Kusen Mangkir Sidang Mamak

JEMBER - Sidang lanjutan dugaan korupsi dana oprasional yang melibatakan ketua dan wakil DPRD Jember kembali mendatangkan saksi-saksi. Sayangnya saksi yang dipanggil yakni Wakil Bupati Jember Kusen Andalas tidak hadir alias mangkir. Ketua DPC PDIP Jember itu hanya melayangkan surat kepada ketua majelis hakim yang meyatakan dia tidak bisa hadir karena mengikuti sidang paripurna di DPRD jember. Terdakwa Madini Farouq nampak kecewa berat dengan mangkirnya Kusen yang juga mantan wakil ketua dewan itu. "Jelas saya kecewa pak Kusen tidak hadir sehingga persidangan ditunda dan molor lagi," kata Madini Farouq alias Gus Mamak seusai persidangan, kemarin. Penasehat hukum Madini, Yani Takariyanto mengatakan, pihaknya juga kecewa dengan ketidak hadiran wakil Bupati yang lebih memilih hadir pada sidang paripurna. "Gara-gara dia tidak datang, sidang tertunda terus. Itu sebenarnya menyalahi asas peradilan yang cepat dan murah," kecam Yani Takariyanto.Jadwal sidang awalnya memanggil dua saksi yakni yakni Wakil Bupati Jember Kusen Andalas dan mantan Kasubag Keuangan DPRD Jember Rudati Sugiarsih. Namun teryata keduanya tidak hadir semua. "Seharusnya jaksa bisa menghadirkan minimal tiga hingga empat saksi dalam sekali pemeriksaan saksi, jadi sidang bisa cepat selesai," ujarnya. Persidangan selanjutnya, jaksa diminta mampu menghadirkan 5 sampai 10 saksi. Seperti diketahui, Ketua DPRD Madini Faruq dan Wakilnya Mahmud Sardjujono di duga terlibat menyelewengkan dana oprasional DPRD senilai Rp 1,1 miliar. Keduanya menjadi terdakwa dan sudah sebulan lebih meringkuk ditahanan Lapas kelas II A Jember. Sedangkan jaksa penuntut umum (JPU) M Basyar Rifai mengatakan, Kusen Andalas tidak hadir karena mengikuti sidang paripurna di DPRD Jember. Sedangkan Rudati tidak hadir karena ada urusan dinas yang tidak bisa ditinggalkan."Alasan ketidak hadiran Kasubag Keuangan DPRD Jember, ada urusan dinas yang tidak bisa ditinggalkan. Dia menyampaikan kepada kami secara lisan. Kita akan menghadirkan dua saksi ini dalam sidang berikutnya," kata M Basyar Rifai.Basyar berjanji akan mengupayakan agar dua saksi ini bisa hadir dalam persidangan selanjutnya pada Rabu (4/6). Terkait dengan jumlah saksi dalam satu kali persidangan dengan materi pemeriksaan saksi, jaksa juga berjanji akan memaksimalkan pemanggilan dan jumlah saksi yang bisa dihadirkan. Meski demikian Basyar tidak menjawab apakah pemanggilan Kusen sebagai saksi harus dilengkapi dengan persetujuan dari presiden, seperti pemanggilan bupati dan wakil bupati dalam penyidikan perkara hukum. (p juliatmoko)


Ratusan Kotak dan Bilik Suara Raib
Deklarasi Amien-Haris Makan Tumbal

BONDOWOSO - Dua bulan menjelang pemilihan kepala daerah Bondowoso, ternyata terdapat ratusan kotak dan bilik suara dinyatakan mengalami rusak berat dan raib. Meski demikian, Komisi Pemilihan Umum Daerah Bondowoso tidak khawatir karena persediaan kotak dan bilik suara dianggap masih melebihi kebutuhan untuk pemilihan gubernur dan bupati mendatang.Ketua KPUD Bondowoso Muniri mengatakan, dari 7.736 unit kotak suara, sebanyak 379 unit mengalami rusak berat dan 153 unit hilang. Sementara dari 9.767 bilik suara, sebanyak 143 unit mengalami kerusakan berat, dan 485 unit hilang. "Penyebab Kerusakan bermacam-macam. Ada yang karena tertumpuk saat disimpan di gudang kecamatan Tegalampel, ada yang karena berkarat," kata Muniri, kemarin. Sedangkan KPUD Bondowoso untuk pemilihan gubernur dan bupati Juli mendatang sudah mengkalkulasi membutuhkan 1.285 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Setiap TPS ditempatkan dua kotak suara dan empat bilik suara. "Jumlah TPS lebih sedikit, karena jumlah pemilih per TPS ditambah. Jadi tidak lagi 300 orang namun 600 orang. Pemilihan umum 2004, jumlah TPS di Bondowoso sebelumnya ada 1.923 unit," ujarnya.KPUD juga sudah mengajukan usulan ke KPU pusat agar bisa mendapat anggaran untuk membangun gudang permanen yang representatif. Namun belum dikabulkan dan saat ini untuk gudang penyimpanan logistik selalu menyewa."Dalam satu dua hari ke depan, kita akan merakit kembali bilik dan kotak suara yang bertumpuk di gudang. Kita akan libatkan warga sekitar saat perakitannya," katanya.Smentara acara deklarasi pasangan calon bupati dan wakil bupati Amin-Haris makan korban. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, salah satu kendaraan rombongan pendukung pasangan tersebut mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju lokasi deklarasi di Alun-alun Bagus Asra Bondowoso, kemarin . Lokasi kecelakaan itu berada di daerah Radio Citra Desa Selolembu Kecamatan Curahdami menelan seorang korban meninggal dunia. Korban atas nama Asmojo (65) warga Petung.Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bondowoso AKP Yatno Mardi mengatakan, kecelakaan itu berawal saat kendaraan pick up berpenumpang lebih dari 10 orang akan berjalan menanjak. "Saat kendaraan itu akan menanjak, ternyata tidak kuat. Mungkin karena beban penumpang terlalu banyak dan pick up itu mundur. Diduga rem blong dan akhirnya teguling," kata AKP Yatno Mardi, kemarin.Korban Asmojo yang diduga tergencet itu kemudian dibawa ke RSU Kusnadi Bondowoso. Namun nyawannya tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia. Sejumlah para pengurus DPC PKB dipimpin H Achmad Dhafir seusai acara langsung menyambangi mereka untuk memberi bantuan, bahkan akan menanggung semua biaya bagi korban kecelakaan yang masih dirawat di rumah sakit itu. Dalam deklarasi pasangan Amin Said Husni dan Haris Sonhaji dihadiri ribuan massa yang saat itu juga dimeriahkan dengan pengajian akbar dalam rangka taaruf. Deklarasi itu juga dihadiri kiai sepuh pendukung Amin-Haris yang merupakan para pengasuh Pondok Pesantren Besar yang alumninya banyak di Bondowoso, diantaranya KH Abdul Karim Toyyib (Sidogiri), KH Sofyan Miftahul Arifin (Situbondo), KH Abdul Haq Zaini (Paiton), KHR Cholil As'ad (Situbondo), KH Misbah Umar (Jember), KH Abdullah Sholeh, KH Hafid Malik dan KH Ali wafa (Ketiganya dari Suger), KH Ali Salam (Bondowoso) serta puluhan kiai Pengasuh Pesantren yang ada di Bondowoso yang menyatakan dukungannya untuk pasangan ini. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter