Senin, 02 Juni 2008



Peringati Hari Pancasila Dengan Razia Warga Lupa Pancasila

JEMBER- Banyak cara untuk mengingatkan warga pada peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni. Salah satunya dilakukan Pemuda Pancasila (PP) di Kabupaten Jember, Minggu (1/6). Usia melakukan upacara pengibaran bendera merah putih, puluhan aktifis PP melakukan razia atau sweeping disekitar Alun-alun Jember terhadap warga yang tidak hafal teks butir-buti Pancasila. Kali ini yang kena giliran awal yakni seorang pengacara yang juga warga keturunan Tionghoa Rudi Sutedja. Ia diminta oleh puluhan aktifis PP untuk melafalkan lima butir Pancasila. Pada sila pertama, Rudi melafalkan dengan lancar. Namun pada sila kedua dan ketiga dia tidak hafal samasekali. Bahkan ada beberapa butir sila yang salah saat mengucapkannya. "Dua, kesejahteraan yang adil bagi manusia," kata Rudi Sutedja. Tak ayal butir kedua Pancasila itu diteriaki "salah, ayo ulang" oleh puluhan aktifis PP. "Sila kedua Pancasila yang benar itu Kmanusiaan yang adil dan beradab," timpal salah soerang aktifis PP Nanggik. Ia kemudian memandu Rudi Sutedja untuk melafalkan Pancasila. Setelah hafal Pancasila, Rudi diminta untuk hormat dan mencium bendera sang saka merah putih sebagai simbol kesetiaan pada negara.Ternyata tidak hanya Rudi saja yang kena razia Pancasila, namun tukang becak pedagang kaki lima sampai petugas Satpol PP pun juga mendapat giliran. Salah seorang petugas Satpol PP M Joko bersama lima temannya awalnya siap-siap ketika didatangi ke Kanot Pemkab oleh puluhan aktifis PP. Dikiranya PP akan melakukan demontrasi. Eh...tak tahunya hanya minta menghafalkan Pancasila. Beruntung M Joko hafal lima butir Pancasila. Dia sedang karena mendapatkan imbalan berupa satu dus mi goreng dan satu bendera merah putih. Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Jember Abdul Aried Ismail mengatakan, razia warga yang tidak hafal Pancasila itu sebagai perwujudan agar jangan sampai warga negara sendiri melupakan dasar negaranya. "Ini sebagai salah satu cara kita untuk mengingatkan warga negara terhadap dasar negara Pancasila. Selain itu juga menumbuhkan rasa nasionalisme yang saat ini sudah mulai pudar karena kepentingan politik sesaat," tandas Abdul Arief Ismail. (p juliatmoko)


Poster "PKI"-kan Soekarwo Masuk Ponpes Jember


JEMBER (SINDO)- Peredaran poster dan VCD bernada "kampanye hitam" terhdap salah satu calon gubernur tidak hanya beredar di Kota Nganjuk. Namun peredaran itu bahkan sudah masuk ke salah satu Pondok Pesantren di Jember. Kemarin, Soejarwo salah satu anggota Panitia Pengawas Pemilihan Gubernur di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Ia mengatakan, pada Jumat (30/5) lalu Pondok Pesantren Al Ikhlas pimpinan KH Anshori yang berlokasi di Kecamatan Rambipuji mendapatkan kiriman yang dikemas dalam amplop dari kota Yogyakarta. Namun setelah dibuka, ternyata terdapat dua selebaran dan sebuah VCD durasi 1 menit yang isinya diduga mendiskreditkan salah satu calon gubernur Soekarwo. "Pak kyai lalu mengontak saya. setelah musyawarah ahirnya kami sepakat untuk membawa selebaran itu ke kepolisian dan Panwas Kabupaten Jember agar diproses," kata Soejarwo, kemarin.Dalam selebaran itu si pengirim mencatumkan atas nama Koeshendratmo S Jalan Kapten P Tendean Wirobrajan 55282 Yogyakarta dengan cap pos Piyungan tertanggal 22 Mei 2008. Sedangkan surat itu ditujukan kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al Ikhlas, tidak ada nama pengasuhnya dan berlokasi di Jalan Pemuda 31 65152 Jember.Dalam selebaran pertama itu pada baris paling bawah terdapat nama Forum Penyelamat Jawa Timur yang seakan merupakan lembaga yang menyebarkan poster ini. Dalam poster pertama itu disebutkan kalau Soekarwo adalah anak PKI. Selain itu juga disebutkan "Sejarah mengatakan Soekarwo adalah anak Karto seorang mandor tebu, Ketua Barisan Tani Indonesia Organisasi PKO Madiun dan anggota CC PKI Pusat". Ajakan dalam poster itu yakni "Tahun 1948 dan 1965, Jatim berduka akibat keganasan PKI, konflik PKI dan NU Mengakibatkan Gubernur Soeryo dan para kyai dibunuh. Sekarang tahun 2008... Maukah kita jika anak PKI menjadi gubernur Jawa Timur ?". Sedangkan pada selebaran kedua bahkan menyebutkan adanya silsilah keluarga Soekarwo yang menegaskan kalau dia putra mantan anggota PKI. Semua poster dan VCD itu selanjutnya diamankan oleh polisi dan dijadikan barang bukti.Sedangkan Ketua Bidang Pelaporan Panitia Pengawas Pemilihan Gubernur tingkat Kabupaten Jember M Muslim mengatakan, pihaknya tetap menerima pengaduan adanya poster bernada kampanye hitam itu dari warga. "Sampai saat ini memang belum ada penetapan calon gubernur dan Soekarwo masih bakal calon. Kita menyerahkan kasus ini dengan melibatkan kepolisian agar segera diusut karena bisa menyebabkan konflik ditingkat masyarakat bawah," kata M Muslim. Sedangkan salah atu anggota Tim Sukses calon gubernur Soekarwo di Jember, Rendra Wirawan mengatakan, temuan black campaign itu diakuinya tidak hanya di Jember namun sudah bereda di Nganjuk, Banyuwangi dan Pasuruan. "Jelas kasus itu harus diusut, apalagi sudah ada niatan untuk menghasut warga di pondok pesantren agar timbul kebencian pada Soekarwo. Padahal beberapa hari sebelumnya pak Karwo sudah membantah kasus itu. Kita minta Panwaskab dan polisi segera menguak siapa penyebar selebaran gelap yang meresahkan itu," timpal Rendra Wirawan. (p juliatmoko)

1 komentar:

dianwibowo mengatakan...

Ass, Wr, WB.
Sebagai orang yang beragama, sepatutnyalah kita harus berbaik sangka terhadap siapa saja, kalo memang yang terjadi dengan Soekarwo itu hanya black campaign, ya ayo kita perangi black campaign tersebut, namun gak ada salahnya juga kalo kita coba konfirmasi kejelasan berita tersebut pada yang berwenang ( dalam hal ini pihak TNI/BIN ). langkah ini juga merukapan antisipatif untuk kita semua agar selalu waspada.
Wass, Wr, Wb

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter