Kamis, 31 Juli 2008



Tiga Cabup Tolak Tandatangani Hasil Pilbup
Amin Tetap Ungguli Syalwa


BONDOWOSO- KPUD Bondowoso akhirnya menggelar rapat pleno penghitungan hasil pemilihan bupti. Namun dari hasil akhir penghitungan yang akhirnya dimenangkan cabup Amin-Haris itu, tiga cabup yang diwakili masing-masing tim suksesnya menolak hasil pilkada tersebut. Penolakan itu dilakukan dengan membeber sejumlah kecurangan dan tidak membubuhkan tanda tangan hasil rekapitulasi suara dari PPK dalam rapat pleno KPUD Bondowoso.Hasil perhitungan oleh KPUD yang digelar di Kantor Dinas Pariwisata Pemkab Bondowoso itu menyebutkan, pasangan cabup Amin-Haris menang dengan meraih 143.951 suara, disusul cabup Syalwa-Thahir yang hamya mampu meraih 127.753. Sedangkan cabup nomor urut empat Irwan-Huzaini meraih 72.423 mengungguli pasangan cabup Misnan-Sobri pasangan nomor 3 dengan perolehan suara hanya 54.567. Namun demikian dari daftar oemilih tetap sekitar 568.510 tersebut, suara tidak sah tercatat 38.161 dan ada sekitar 131.754 suara.Sebelum memasuki rapat pleno yang disaksikan 23 perwakilan PPK dan empat anggota KPUD, tim sukses selaku saksi dari tiga cabup ramai melakukan interupsi kepada KPUD menyusul jumlah saksi yang diperbolehkan masuk rapat pleno. Perdebatan panas itu akhirnya KPUD hanya membolehkan dua orang saksi saja dari masing-masing cabup untuk ikut rapat pleno.Sekretaris Tim Sukses cabup Syalwa-Thahir, Zainurianto mengatakan, tidak diterimanya hasil rakapitulasi itu menyusul banyak diketemukannya pelanggaran ditempat pemungutan suara. Pelanggaran itu berupa hampir rata di-23 kecamatan kertas suara di PPK yang tidak menggunakan amplop resmi dari KPUD dan tanpa segel resmi pilkada. Selain itu juga banyak diketemukan adanya kertas plano dan kertas suara yang tidak resmi dan diberikan kepada KPPS yang itu dinilai sebagai indikator pengglembungan suara ditingkat TPS. "Banyaknya amplop tidak resmi membuktikan pilkada ini penuh kecurangan. Kita akan menempuh jalur hukum dan minta pilkada ulang secara total di Bondowoso," tandas Zainurianto. Dia juga membeber sejumlah pelanggaran pilkada seperti segel yang salah menaruh yakni seger pilkada gubernur, banyak hasil suara salah yang ditip-x padahal seharusnya hanya perlu dicoret atau ditandai.Sedangkan kubu cabup Irwan-Hizaini yang diwakili saksi Khrisna juga menyampaikan ketidakpuasannya. "Kita tidak minta pilkada ulang secara kabupaten, namun ada empat kecamatan yakni Pujer, Kota, Cerme dan Maesan perlu dilakukan rekapitulasi ulang karena ada indikasi tidak beres seperti pengglembungan suara dari salah satu cabup," terang Khrisna. Ketidakpuasan juga disampaikan oleh saksi cabup Misnan-Sobri yang diwakili Suprianto. Menurutnya, dengan kejanggalan proses rekapitulasi itu pihaknya mendesak agar pilkada diulang. "Kami kecewa dengan pressure yang dilakukan bupati Mashoed kepad amasyarakat yang diiringi hasil perhitungan cepat. Tim Amin-Haris jangan senang-senang dulu, kita akan lakukan proses hukum atas pelanggaran yang ada," timpal Suprianto. Sedangkan kubu cabup Amin-Haris yang diwakili saksi Miftah mengatakan, rekapitulasi yang dilakukan oleh KPUD dan diperlihatkan pada saksi para cabup yang hasilnya memenangkan Amin seharusnya sudah final. "Kita samasekali tidak melihat adanya pelanggaran proses pilkada. Malah kita minta KPUD segera menetapkan hasil pilkada yang memenangkan Amin-Haris," kata Miftah.Menyikapi banyaknya kertas amplop tidak resmi dari PPK yang didalamnya merupakan hasil perhitungan dari KPPS, anggota Panwaskab Bondowoso Ahmad menyesalkan tidak adanya penjelasan dari pihak KPUD. "Mestinya KPUD segera memberikan penjelasan munculnya amplop tidak resmi itu, jangan diambangkan. Sebab ini sudah menjadi polemik pra tim sukses cabup," kata Ahmad.Dikonfirmasi usai rapat pleno, Ketua KPUD Bondowoso, Muniri menyatakan, soal adanya penilaian pelanggaran dari tiga tim sukses cabup, pihaknya tidak memberikan penjelasan secara gamblang. "Kita sudah mendistribusikan amplop kepada PPK, kalau ada yang tidak sesuai dan dinilai sebagai salah satu pelanggaran, kita akan minta llarifikasi kepada PPK," kata Muniri. Usai pengumuman hasil rekapitulasi itu, KPUD dalam waktu paling cepat sehari atau hari ini rencananya akan langsung melakukan penetapan. Meski ada pihak cabup yang melakukan upaya hukum, Muni mempersilahkan saja dan tidak akan menghentikan proses pilkada. Sementara dari informasi yang berhasil dihimpun, kubu tiga cabup yang merasa kalah akan melakukan unjuk rasa besar-besaran untuk menolak dan menggagalkan penetapan hasil pilkada. Sasaran demontrasi yang diperkirakan mencapai ribuan massa itu akan dipusatkan di Kantor KPUD Bondowoso. (p juliatmoko)

Tabel Hasil Pilbup Bondowoso :
1. Amin–Haris : 143.951 suara
2. Syalwa-Thahir : 127.753 suara
3. Misnan-Sobri : 54.567 suara
4. Irwan Bachtiar-Huzaeni : 72.423 suara
Jumlah pemilih tetap : 568.510 Suara
Tidak sah : 38.161
Jumlah suara golput : 131.754

PLTMH Antrokan Ditanyakan Warga

JEMBER-Dialoq solutif yang digelar dalam kemasan Bedah Potensi Desa, memasuki putaran ke-25. Kegiatan ini menjadi ajang menjalin keakraban silaturrahmi dan curahan hati antara warga dengan bupati untuk menyalurkan aspirasi. Bupati Jember MZA Djalal dalam dialog solutif di Desa Klatakan Kecamatan Tanggul, menegaskan posisi pemerintah dalam menyampaikan berbagai kebijakan dan program pembangunan.Namun salah seorang warga Desa Manggisan Kecamatan Tanggul, Muh Jamaludin mempertanyakan PLTA Antrokan terkait suplay energi PLN saat ini. Diakuinya banyak desa di sekitar Manggisan yang masih belum menikmati aliran listrik. "Kalau malam desa ini gelap. Padahal, ada potensi sumber energi besar apabila dapat dikembangkan," harap Jamaludin pada bupatinya, kemarin. Dia juga mengatakan, yang disesalkan warga adalah keinginan warga untuk membuka akses jalan dan jembatan yang menghubungkan Desa Darungan–Manggisan Jembatan Darma belum direalisasikan.Sedangkan Bupati Jember MZA Djalal menegaskan selama ini memang sudah banyak dikembangkan pembangunan partisipatif, namun kuncinya adalah kemampuan berdialog dengan masyarakat untuk merumuskan aspirasi masyarakat secara tepat dan akurat."Kita akan upayakan penambahan energi itu, tak hanya berdialog, tapi juga kemampuannya menggerakkan para pengusaha untuk mendukung upayanya membenahi beberapa kawasan," kata MZA Djalal.Sementara itu Camat Tanggul Dwi Setyo Nusantara mengatakan kondisi geografis masyarakat didaerah selatan relatif cukup akan pemenuhan infrastruktur sarana dan prasarana baik jalan, jembatan, perekonomian, kesehatan maupun pendidikan. Namun didaerah utara sangat terbatas terutama sarana jalan yang sebagian besar belum teraspal, jembatan yang kurang memadai, minimnya jumlah sekolah dan tenaga guru, kesehatan maupun sarana perekonomian lainnya. "Untuk itu dukungan dari semua pihak, terutama peran serta masyarakat yang ditunjang dengan berbagai program dari pemerintah untuk membudidayakan potensi yang ada di Kecamatan Tanggul," kata Dwi Setyo Nusantara. (p juliatmoko)


TPRM Desak Hakim Kabulkan Class Action
JEMBER -Puluhan warga Desa Mangaran Kecamatan Ajung membuktikan ketekadannya untuk mempertahankan tanah mereka. Kemarin, warga yang merasa tanahnya diklaim oleh PTPN XI mendatangi Pengadilan Negeri Jember mendesak agar majelis hakim mengabulkan gugatan calss action mereka.Koordiantor aksi demo yang diketua Mistar mengatakan, ada sekitar 320 warga Dusun Curah Tapas Desa Mangaran Kecamatan Ajung yang tergabung dalam Tim Perjuangan Rakyat Mangaran (TPRM) menuding pihak PTPN XII melakukan klaim tanah eks hak guna usaha seluas 47,34 hektar yang kini dikuasai warga."Kita minta agar majelios hakim bersikap adil untuk mengabulkan gugatan class action kami. Kalau tanah itu dikuasai lagi oleh PTPN XII, ini namanya tidak adil," kata Mistar, kemarin.Dia mengungkapkan, warga sebenarnya sudah mendiami lahan yang dulu dikenal dengan perkampungan Kebon Pring sejak tahun 1938 sampai tahun 1942. Saat itu kata daia sudah izin dari pemerintah Belanda yang sempat menguasai dalam bentuk perkebenan karet seluas 151 hektar. Selanjutanya pada tahun 1965 bebarengan dengan tragedi G 30 S PKI, warga sempat digusur dan diintimidasi oleh pihak PTN XII yang saat itu menakut-nakuti lewat kekuatan tentara. Penggusuran dan pengusian itu dilakukan hingga tahun 1974 dan warga akhirnya mendiami Dusun Kebon Pring. Pada tahun 2000 era Presiden Gus Dur warga kembali mendiami lahan yang sebelumnya sudah mereka tinggali. Pihak TPRM juga memiliki bukti kuat dengan menunjukkan surat keputusan hak guna usaha nomor 36/DA/1987 yang intinya lahan seluas 47 hektar di Dusun Curah Tapas harus segera dilepaskan dan diperuntukkan warga. Selain itu warga juga memperkuat dengan surat keputusan dari BPN pusat yang intinya terdapat perkebunan Rnteng seluas 1.075,28 hektar dan tidak termasuk lahan seluas 47 hektar akan tetap menjadi milik masyarakat dengan lewat pelepasan tanah. "Tahun 2000 silam pemerintah Jember juga membentuk tim terdiri dari Pemkab dan DPRD serta BPN Jember. Keputusannya pelepasan tanah seluas 47 hektar itu harus segera dilakukan PTPN XII dan sleanjutnya diberikan kepada warga," ujarnya.TPRM mendesak agar pemerintah antara lain BUMN, Kementerian Keuangan, PTPN XII dan BPN pusat segera merespon sengketa tanah yang sudah lama berlarut-larut itu. Sedangkan penasehat hukum Tim TPRM, Didik Muzanni mengatakan, status hukum yang dimiliki warga sangat kuat. "Itu sudah dibuktikan dengan munculnya surat keputusan hak guna usaha nomor 36/DA/1987 yang intinya lahan seluas 47 hektar di Dusun Curah Tapas harus segera dilepaskan dan diperuntukkan warga," kata Didik Muzanni. Sedangkan uasa hukum PTPN XII Sunarno Edy Wibowo mengatakan, pihaknya menolak istilah class action dalam sengketa tanah di dusun Patemon desa Mangaran kecamatan Ajung. Bahkan PTPN XII tetap bersikukuh membawa ratusan warga ke meja hijau berdasarkan UU nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan. "Kita masih memiliki surat resmi yang bisa membutkikan kalau lahan yang dikuasai warga itu masih dalam penguasaan kami. Kalau da warga yang mendiami lahan itu, maka akan kita gunakan undang-undang perkebunan dengan delik menempati atau menguasai lahan tanpa izin," tandas Sunarno Edy Wibowo. Dia juga berkeyakinan ketika majelis hakim menelisik gugatan class action, maka akan bisa dibatalkan dan pihak PTPN XII tetap bisa menguasai lahan seluas 47,34 hektar itu. Sayangnya dalam sidang gugatan class action perdana itu ditunda sampai Agustusn nanti sampai bisa mendatangkan pihak Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan sebagai tergugat dalam kasus ini. (p juliatmoko)


Teguh Suseno Hanya Divonis Setahun Penjara

JEMBER - Terdakwa kasus penggelapan SPP Unej, Teguh Suseno akhirnya dijatuhi vonis 1 tahun penjara oleh majelis hakim dalam persidangan di Pengadilan Negeri, kemarin. Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah telah menipu dan menggelapkan uang SPP 405 mahasiswa dari tiga fakultas di Unej yakni Hukum, Ekonomi dan Sastra. Syanagnya, vonis itu lebih ringan dari tuntutan jaksa yang diketuai Awaluddin yakni 1 tahun 6 bulan."Teguh telah melanggar unsur-unsur pidana dalam pasal 378 KUHP subsider pasal 372 KUHP Jo pasal 64, dan pasal 55, KUHP tentang penipuan dan penggelapan secara bersama-sama," kata Ketua Majelis Hakim Arief Supratman, kemarin. Terdakwa juga diharuksn membayar ongkos perkara Rp 1.000. Atas putusan vonis itu terdakwa mengaku menerima dan belum mengajukan upaya hukum. "Saya terima putusan itu, saya tidak mau ruwet," kata terdakwa Teguh, singkat. Meski demikian, Teguh dalam pembelaannya sempat mengaku menyesal dengan perbuatan yang dilakukan dan minta keringanan putusan. Dia mengatakan ada sejumlah uang yang telah dikembalikan kepada mahasiswa yakni sebesar Rp 10.7000.000.Kasus penipuan dan penggelapan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) fiktif di Universitas Jember mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Jember, Rabu (4/6) lalu. Teguh didakwa telah menghimpun dana SPP dari 405 orang mahasiswa Unej di tiga fakultas Ekonomi (FE), HUkum (FH) dan Sastra (FS). Dari ratusan mahasiswa itu, Teguh mengumpulkan duit sebanyak Rp 242.250.000. Dari uang yang terkumpul itu, sebanyak Rp 215.940.000 diakui Teguh telah diserahkan kepada oknum pegawai Bank Jatim bernama David Priyanto. David Priyanto hingga saat ini masih buron dan diduga kuat nama ini fiktif. Sisanya, sebanyak Rp 25 juta digunakan sendiri oleh Teguh, dan sisanya dinikmati 'pengepul atau kolektor yakni Fathrur Rozi, Erwan Dwi Prasetyo, Ferry Gullamah, dan Dina Aprileni. penyidik juga telah menetapkan 14 mahasiswa Unej lainnya sebagai tersangka. Sedangkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Agus Suhairi juga mengatakan menerima vonis dari hakim. "Tuntutan kita sebenarnya 1,5 tahun penjara, tetapi ini kan sudah lebih dari setengah tuntutan kita, jadi kita menerima," kata Agus. Dalam tuntutannya, jaksa mengacu pada pasal 378 subsider pasal 372 KUHP. Jaksa juga meminta agar majelis hakim yang diketuai Arfi Supratman itu menjatuhkan terdakwa dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara dipotong masa tahanan. Sebelumnya, dalam sidang perdana di Pengadilan Ngeri Jember terdakwa Teguh Suseno (29) didakwa jaksa penuntut umum dengan pasal 378 Subsider Pasal 372 KUHP junto pasal 64 dan pasal pasal 55 KUHP tentang penipuan dan penggelapan secara bersama-sama. Ancaman hukuman pasal tersebut bisa setinggi-tingginya dihukum penjara lima tahun. Mahasiswa ekstensi jurusan Manajemen semester VI dan Pasca Sarjana jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unej itu tanpa didampingi kuasa hukum. (p juliatmoko)

Sabtu, 26 Juli 2008







Cabup Syalwa-Thahir Klaim Menangi Pilkada

BONDOWOSO - Ketidakpuasan cabup Syalwa-Thahir yang merasa kalah dalam hasil perhitungan quick count versi pendopo Pemkab Bondowoso terus bersikap. Setelah membakar foto kopi kertas hasil quict count, mereka juga mengklaim memenangi pilkada dengan hasil pehitungan yang dilakukan Tim Paham Syalwa-Thahir mengungguli cabup Amin-Haris. Perolehan suara yang dihembuskan dari kubu Salwa-Thahir adalah Amin-Haris mendapatkan 135.733 suara atau 33,01 %, sedangkan pasangan Salwa-Thahir berhasil meraup tertinggi dengan 136.724 suara atau 34,01 %. Disusul selanjutnya pasangan Irwan-Huzain mendapatkan 74.972 suara atau 18,67 % dan pasangan Misnan-Sobri yang hanya meraup 53.967 suara atau 13,44 %.Ratusan massa pendukung itu sebelumnya berkumpul di Posko Pemenangan Paha Jl KIS Mangunsarkoro Kelurahan Tamansari selanjutnya melakukan unjuk kekuatan dengan konvoi keliling kota. Sepanjang rute massa yang didominasi pengendara sepeda motor dan sejumlah kendaraan roda empat itu mengacung-acungkan dua jari sebagai nomor urut 2 yakni cabup Salwa-Thahir yang diusung PPP.Tim sukses ketiga cabup yakni Syalwa-Thahir, Misnan-Sobri dan Irwan-Huzaini pada pagi harinya sebelum konvoi juga sempat mendatangi kantor Panwas dan KPUD. Mereka menyampaikan keberatan atas proses Pilkada di Bondowoso yang menurut mereka tidak dilaksanakan dengan wajar. "Proses pilkada ini sudah cacat secara hukum," kata Zanurianto yang juga Sekretaris Tim Sukses cabup Salwa-Thahir, kemarin. Mereka juga menuding KPUD tidak bekerja secara profesional. Itu dibuktikan dengan beberapa tindakan KPUD yang mereka nilai telah merugikan tiga cabup antara lain, tidak diumumkannya Daftar Calon Pemilih sementara (DPT), membiarkan pihak Pemkab menjadi Tim Sukses salah satu cabup dan dugaan pengglembungan suara. "Kami menolak proses pelaksanaan pilkada dan harus dilaksanakan pilkada ulang," tandasnya.
Sedangkan salah satu anggota KPUD Bondowoso Purwanto menegaskan, pihaknya tetap akan menampung keberatan mereka. Sebab, kata dia hal itu memang merupakan hak mereka. Hanya saja persoalan itu masih akan dibahas dalam rapat pleno KPUD Bondowoso. "Pengaduan itu akan kami pelajari dulu. Setelah rapat pleno, baru kami bisa menyimpulkan atas tuntutan mereka," kata Purwanto. Hingga kemarin, pihak KPUD terus melakukan inventarisasi hasil perolehan suara dimasing-masing KPPS. Dari 23 kecamatan se-Bondowoso, hingga kemarin sore masih belum sampai separuhnya bisa diketahui hasil perolehan suaranya. Terpisah, Ketua Tim Sukses cabup Amin-Haris, Achmad Dhofir tidak terlalu menggubris klaim kemenangan yang dilakukan Tim Paham Syalwa-Thahir. "Ah, itu kan cuma klaim dan belum bisa dibuktikan secara nyata. Kita kan ada bukti quick count versi pendopo, kita tidak risau sebab kita juga menunggu hasil resmi perhitungan manual KPUD," timpal Achmad Dhofir. Dia sendiri masih terus optimis dengan kemenangan Amin-Haris yang sebelumnya dibuktikan dengan perhitungan yang dilakukan para saksi ditiap tempat pemungutan suara dari tingkat kampung, desa hingga kecamatan. (p juliatmoko)

Tiga Cabup Tak Akui Perhitungan Suara Pendopo

BONDOWOSOS - Perhitungan cepat yang dilakukan Pendopo Pemkab Bondowoso yang memenangkan pasangan cabup Amin-Haris berbuntut panjang. Tiga cabup yang merasa kalah yakni Syalwa-Thahir, Misnan-Sobri dan Irwan-Huzaini menolak hasil perhitungan itu. Dalam penolakan itu massa dari ketiga pasangan cabup itu juga melakukan pembakaran foto kopi kertas pengumuman hasil perhitungan suara tersebut. Pembakaran itu dilakukan tepat didepan pagar halaman pendopo bupati tanpa kawalan ketat pihak kepolisian Polres Bondowoso. Juru bicara tiga cabup yang tergabung dalam Tim Bondowoso Menangis dan Terjajah, Zainurianto mengatakan, ketiga cabup menyatakan menolak atas hasil perhitungan cepat yang dilakukan Pemkab Bondowoso. Dia juga menegakan menolak hasil pelaksanaan pilkada karena diketemukan banyak warga yang masih belum masuk dalam daftar pemilih tetap. "Yang jelas kita menolak pelaksanaan pilkada yang banyak pul aditemkan pengglembungan suara. Apalagi dengan hasil perhitungan cepat oleh pendopo. Apapun hasil perhitungan baik secara resmi oleh KPUD, kita menolak tegas pilkada yang dilakukan penuh kecurangan ini," kata Zainurianto, kemarin. Sekedar diketahui, perolehan suara sementara perhitungan cepat versi pendopo Pemkab Bondowoso pada Rabu (23/7) pukul 21.00 menyebutkan cabup Amin–Haris palin unggul dengan 144.616 suara, disusul cabup Syalwa-Thahir 128.484 suara, Misnan-Sobri 54.282 suara dan Irwan Bachtiar-Huzaeni dengan 74.014 suara.Zainur juga menilai dengan tidak validnya pendataan pemilih yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Bondowoso serta KPUD Bondowoso, maka terdapat sekitar 40 persen pelaksanaan pilkada cacat hukum dan harus dilakukan pilkada ulang. "Dalam waktu1 x 24 jam jika tidak ada tindakan dari Pemkab dan Kpud, kita akan menggugat secara PTUN, PTUN, dan kita akan terus melakukan advokasi dengan menerima banyak pengaduan pelanggaran dari sejumlah tempat pemungutan suara," ujar Sekretaris Tim Sukses Syalwa-Thahir ini. Sedangkan cabup Irwan Bachtiar Rachmat yang juga Ketua DPC PDIP Bondowoso menambahkan, disinyalir ada beberapa petugas tempat pemungutan suara di kecamatan seperti Binakal, Cerme, Prajekan, Jambesari, Pujer, Tapen telah meminta kertas plano secara tidak resmi pada KPUD. "Padahal dalam satu paket kotak suara sudah ada kertas plano untuk bukti hasil perhitungan suara. Perminataan kertas plano itu dilakukan oleh tim salah satu cabup dan memungkinkan merekayasa hasil perhitungan resmi," tandas Irwan Bachtiar Rachmat. Seperti dikatakan Bupati Bondowoso Mashoed sebelumnya, perhitungan cepat itu sebagai salah satu bentuk informasi yang diberikan pada masyarakat untuk mengetahui hasil pilkada. Mashoed mengatakan tidak ada kehendak apapun terkait proses dan perhitungan itu. Sedangkan Wakil Ketua KPUD Bondowoso Purwanto mengatakan, pihaknya belum mengambil sikap soal adanya tiga cabup yang menolak hasil perhitngan versi pendopo. "Kita masih belum resmi mengumukan hasil pilkada, hasilnya akan diumumkan pada akhir Juni ini," katanya. Pihak KPUD juga menyatakan tetap berhati-hati melakukan perhitungan manual di tiap tempat pemungutan suara. "Kita tidak melakukan perhitungan sementara, untuk secepatnya perhitungan suara dari KPPS akan dilakukan dan segera disetorkan ke KPUD," katanya.Terpisah, Ketua Tim Sukses Amin-Haris, Achmad Dhofir tidak terlalu menganggap menyusul sikap tiga cabup yang menolak hasil perhitungan suara versi pendopo maupun adanya dugaan penggelembungan suara. "kalau ada yang menolak hasil perhitungan, ya silahkan saja. Itu sah-sah saja. Tapi kemenangan dalam perhitungan versi pendopo itu awal membuktikan kalau kita sudah menang, apalagi nanti ketika KPUD mengumumkan secara resmi. Kita optimis tetap menang," timpa Achmad Dhofir. (p juliatmoko)
Pendukung Amin-Haris Cukur Gundul Massal
Menyusul kemenangan hasil perhitungan sementara versi pendopo, ratusan pendukung Amin-Haris yang diantaranya dari unsur kepala desa langsung melakukan syukuran berupa cukur gundul secara massal. Cukur gundul itu dilakukan di rumah dinas Ketua DPRD Bondowoso Achmad Dhofir yang juga Ketua Tim Sukses Amin-Haris. "Kami bersyukur didesa kami seperti Curah Poh, JerukSoksok, dan puluhan desa lainnya untuk suara Amin-Haris paling banyak memperoleh suara dibanding calon lain," kata Sukarno yang juga Kepala Desa Curah Poh Kecamatan Curah Dami. Cukur gundul massal itu juga diikuti oleh cawabup Haris Son Haji yang saat bercukur itu berharap dirinya bisa memulai pemerintahan Bondowoso dengan hati dan kebijakan yang bersih.Cabup Amin Said Husni mengatakan, dengan hasil pilkada yang masih sementara itu pihaknay optimis dalam pengumuman resmi oleh KPUD itu dirinya tetap unggul. "Sektor andalan kami bidang pendidikan, kesehatan dan pertanian yang akan kami garap serius untuk masyarakat Bondowoso," kata Amin yang saat itu langsung memborong bakso yang kebetulan lewat di depan wisma bersama puluhan pendukung lainnya. (p juliatomko)


SIM Micro Chip Mulai Diberlakukan

JEMBER (SINDO)- Pemalsuan Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai salah satu tindak kejahatan bakal segera dihindari. Pasalnya, sudah dua hari terakhir ini Polres Jember mulai memberlakukan SIM ber-micro chip yang sulit untuk dipalsukan. Di Jember pengguna SIM roda paling mendominasi dengan jumlah sekitar 21 ribu. "SIM ini memakai teknologi canggih. Penggunanya bisa tercatat dalam Elektronik Data Capture milik kepolisian, jadi kalau pernah melakukan pelanggaran bisa diketahui. SIM ini sulit sekali untuk dipalsukan," kata Kasat Lantas Polres Jember AKP M Agus P saat memberikan SIM micro chip kepada pengendara, kemarin.
Selain itu SIM micro chip dan berhologram itu juga bisa mencatat identitas, catatan kejahatan ataupun catatan pelanggaran lalu lintas pemegangnya. "SIM baru ini jelas memiliki beberapa perbedaan dengan yang lama. Bagian muka memang tidak ada perbedaan antara SIM lama dengan SIM baru, namun perbedaan bisa terlihat saat bagian belakang SIM," terangnya.Pada bagian belakang SIM lama polos, sedangkan SIM baru terdapat garis hologram memanjang di sisi kiri SIM. Garis hologram terdiri dari microtext, guiloche. filter image, relief matif dan hologram dan beberapa bagian yakni kinetic effect, microtext, c-tru, pearl effect dan v-reader itu memiliki fitur anti pemalsuan. "Saat difoto kopi, SIM baru itu akan nampak perbedaannya dengan SIM lama," ujarnya. Dalam SIM micro chip itu jika lima kali melakukan pelanggaran, maka SIM dicabut dan mengajukan lagi sama dengan proses pembuatan SIM sebelumnya. Sedangkan Baur SIM Lantas Polres Jember Aiptu Edi Setyo H mengatakan, dalam dua hari terakhir ini sudah ada sekitar 300 pengendara yang memiliki SIM micro chip. "Kami juga mengembalikan material SIM lama ke Polda Jatim untuk dibuat material yang baru. Rinciannya, ada 4.341 ID Card, 2.758 colour ribbon dan 5.939 hologram sheet," ujar Aipt Edi Setyo H. Dengan pemberlakuan SIM model baru itu bukan berarti yang model lama sudah tidak berlaku, namun sampai menunggu masa berlaku habis. (p juliatmoko)





Kamis, 24 Juli 2008



Pilkad Bondowoso :
Amin-Haris Unggul, Syalwa Keok


BONDOWOSO - Diprediksikan pasangan cabup yang diusung PKB Bondowoso, Amin Said-Haris Son Haji akan menang telak ditingkat kabupaten. Hal itu didasarkan pada hasil penghitungan secara cepat sementara di Pendopo Pemkab Bondowoso hingga pukul 20.00 WIB unggul dibanding tiga calon lainnya. Pasangan cabup/cawagub Amin–Haris mendapatkan dukungan sebanyak 142.501 atau 35,81 persen. Sedangkan perolehan cabup nomor urut dua yakni Syalwa-Thahir mendapatkan suara sekitar 127.176 atau 31,88 persen, sementara pasangan nomor urut tiga Misnan-Sobri hanya berhasil meraup 54.268 suara atau 13,61 persen. Sedangkan cabup Irwan Bachtiar-Huzaeni pasangan nomor urut 4 yang diusung PDIP mendapatkan sekitar 74.149 suara atau sekitar 18,59 persen. Data diatas itu merupakan total dari tempat pemungutan suara di kecamatan yang mencapai 380.975 suara dengan daftar pemilih tetap se-Bondowoso sekitar 568.510 yang tersebar di 1.274 tempat pemungutan suara.

Melesatnya perhitungan suara tampak pada Perolehan suara sementara perhitungan cepat versi pendopo pemkab bondowoso hingga Rabu 23.7.08 pukul 21.00 WIB. Hasilnya, Amin–Haris : 144.616 suara, 2. Syalwa-Thahir : 128.484 suara, 3. Misnan-Sobri : 54.282 suara, dan
4. Irwan Bachtiar-Huzaeni : 74.014 suara.
Cabup Amin Said pun sebelum perhitungan suara melakukan potong rambut. Hal ini dilakukannya karena merasa percaya kemenangan sudah ada digenggaman. Potong rambut itu dilakukan di posko pemenangan Amin – Haris. "Awalnya potong rambut dilakukan karena saya tidak sempat potong rambut karena sibuk berkampanye. Tapi karena kini, kondisi dia santai menunggu hasil penghitungan, jadai ya saya potong rambut sebagai tanda dan firasat kemenangan," kata Amin Sid Husni, kemarin. Dia juga mengatakn, potong rambut itu juga sebagai tanda awal kalau dirinya siap mengabdi pada masyarakat BondowosoDitempat lain, Ketua Tim Sukses Amin–Haris yang juga ketua DPC PKB Bondowoso Achmad Dhofir mengatakan, dirinya siap menggundul rambutnya bersama tim sukses dan kader PKB lainnya jika calon yang diusung partainya meraih kememengan. "Semoga saja perhitungan suara itu pada akhirnya memenangkan Amin-Haris. Kita optimis Bondowoso kedepan akan lebih baik," kata Achmad Dhofir. Berbeda dengan calon PKB yang optimistis meraih kemenangan telak, pasangan KH Syalwa Arifin – Imam Thahir justru tak menunjukan rasa optimisitisnya. Dia menganggap kemenangan sementara Amin-Haris masih belum final. "Saya tak tahu menahu dan belum tahu perhitungan suara itu. Penghitungan perolehan suara masih dari kantong-kantong pendukungn ditanyakan kepada tim pemenangan. Itu akan jadi urusan tim sukses saya," kata Syalwa. Semenrara Bupati Bondowoso Mashoed yang mengikuti langsung perhitungan suara di Pendopo mengatakan, penghitungan sementara yang dilakukan di pendopo pemkab tersebut untuk membantu masyarakat agar tak bingung untuk mengetahui hasil perolehan suara sementara. "Untuk ketetapan pemenangnya tetap menjadi kewenanagan KPUD Bondowoso. Ini agar masyarakat Bondowoso tak bingung mencari informasi," tukas Mashoed yang akan lengser dua bulan lagi ini. Terpisah, anggota KPUD Bondowoso M Malik saat dikonfirmasi perolehan suara sementara pilkada Bupati mengatakan, masih belum mengetahui secara pasti. "KPUD Bondowoso tidak menggunakan quick count. Itu didasari karena tak ada aturan hukum untuk menggelar quick count. Apalagi untuk menggelar itu biayannya tidak murah," kata M Malik. Pihaknya menegaskan pada masyarakat biasa agar sabar menunggu sampai hasil rekapitulasi selesai dikerjakan dan dapat diumumkan secara final pada tanggal 30 Juli 2008 mendatang. "Pilkada Bupati Bondowoso dan Pilgub Jatim kan bersamaan, jadi pengumuman pemenang pilkada secara resmi juga akan disampaikan bebarengan," imbuhnya. (p juliatmoko)

Perolehan Suara Sementara Perhitungan Cepat Versi Pendopo Pemkab Bondowoso :

(hingga Rabu 23.7.08 pukul 21.00 WIB)


1. Amin–Haris : 144.616 suara

2. Syalwa-Thahir : 128.484 suara

3. Misnan-Sobri : 54.282 suara

4. Irwan Bachtiar-Huzaeni : 74.014 suara

Data diatas itu merupakan total dari tempat pemungutan suara di kecamatan yang mencapai 380.975 suara dengan daftar pemilih tetap se-Bondowoso sekitar 568.510 yang tersebar di 1.274 tempat pemungutan suara.

Perolehan Suara Sementara hingga pukul 20.00 WIB 1. Amin–Haris : 142.501 suara atau 35,81 persen. 2. Syalwa-Thahir : 127.176 suara atau 31,88 persen.3. Misnan-Sobri : 54.268 suara atau 13,61 persen. 4. Irwan Bachtiar-Huzaeni : 74.149 suara atau 18,59 persen.


(sumber: perhitungan suara cepat Pendopo Pemkab Bondowoso)



Pendukung PAHAM-Karsa Tertangkap Basah Sebar Amplop

BONDOWOSO - Pelaksanaan pemungutan suara pemilihan bupati Bondowoso yang bareng dngan pemilihan gubernur Jawa Timur dilaporkan terjadi praktik pelanggaran. Hal itu terjadi di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal dengan modus money politik ang diselipkan dalam amplop. Didalam amplop itu terdapat uang pecahan Rp 50 ribu yang disertai stiker pasangan cabup nomo urut 2 KH Syalwa Arifin dan Imam Thahir serta stiker bergambar pasangan cagub nomor urut 5 Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa). Tidak hanya itu, ternyata tepat dibawah stiker Karsa itu juga terdapat gambar Wakil Sekretaris DPW PAN Jawa Timur atas nama Rachman Windhiarto. Temuan pelanggaran itu dilaporkan salah seorang warga berinisial Hr warga Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal yang kemudian diteruskan ke Panwaskab Bondowoso pada Selasa (22/7) malam. Sedangkan pihak yang dilaporkan yakni Suprapto alias Parid. Ketua Panwaskab Bondowoso Saifur Rachman mengatakan hal itu sebagai salah satu bentuk pelanggaran pilkada. ”Pelanggaan itu sudah kami laporkan ke Polres Bondowoso untuk penyidikan,” kata Saifur Rachman, kemarin. Dia juga menerangkan temun itu memamakai modus dengan mengumpulkan sekitar 100 warga Desa Sumber Tengah namun dengan agenda yang tidak disebutkan secara jelas. Pemberian amplop berupa uang dan stiker secara bergantian kepada warga itu diduga untuk mengarahkan dukungan kepada salah satu cabup dan cagub. Pihak Panwaskab Bondowoso juga mengatakan kalau pelanggaran itu dikenai pasal 117 ayat 2 UU 32 Tahun 2004. Saat Panwaskab menanyakan pelanggaran itu kepada Wakil Seketaris DPW PAN Jatim Rachman Windhiarto, ternyata dijawab berkilah olehnya yakni ”Uang dalam amplop itu akan rencananya saya berikan pada anak kesil saya”.Pihak Panwaskab Bondowoso juga mendapatkan laporan dari warga Desa Sumbersari, Krocok an Panggungan Kecamatan Maesan yakni ada sekitar hampir 200 warga disana yang belum mendapatkan undangan dan belum terdaftar sebagai pemilih tetap. Sayangnya, untuk temuan kartu pemilih yang diperkirakan mencapai ratusan kartu hingga kemarin masih belum dilaporkan ke Panwaskab Bondowoso. (p juliatmoko)


Berebut Bupati Di Kota Tape


Pemilihan langsung kepala daerah atau bupati di Kabupaten Bondowoso atau akrab di sebut Kota Tape memang baru pertama kali. Apalagi bebarengan dengan pemilihan gubernur Jawa Timur. Tentu bukan sesuatu yang mudah bagi masyarakat Bondowoso untuk menentukan pilihan. Secara geografis, jumlah penduduk Bondowoso yang memiliki 23 kecamatan ada sekitar 725.571 jiwa terdiri dari laki-laki 354.425 jiwa dan perempuan 371.146 jiwa. Kepadatan penduduk sebesar 454 jiwa/km2. Kemarin sekitar 568.510 warga Bondowoso yang memiliki hak suara menyalurkannya pada satu pasangan cabup dan cagub. Namun agar lebih jauh mengetahui siapa saja yang akan berebut kursi bupati, kita simak jati diri serta janji empat calon yang bertarung itu sebagai berikut :


1. Cabup Amin Said

Calon bupati Amin Said merupakan pendatang baru di Bondowoso. Pria baya kelahiran Pamekasan ini sejak tahun 2005 sudah menjadi anggota DPR RI dari PKB lewat daerah pemilihan Bondowoso, Banyuwangi dan Situbondo. Awalnya banyak kalangan meragukan dengan munculknya figur Amin Said. Namun belakangan justru dijagokan oleh PKB Bondowoso lewat perhitungan suara yang mengungguli tiga calon lainnya. "Bagi saya, persoalan putera daerah atau bukan itu sudah tuntas. Sekarang yang lebih penting adalah memajukan Bondowoso," kata Amin Said Husni. Dalam misinya, dia menawarkan program peningkatan kualitas kehidupan keagamaan, pembangunan ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, ketersediaan infrastruktur, peningkatan kemampuan kompetensi aparatur pemerintah, peningkatan kesadaran hukum masyarakat dan perwujudan supremasi hukum, peningkatan kualitas lingkungan hidup masyarakat, peningkatan kualitas dan pemberdayaan petani, pengarusutamaan gender dan mempertahankan budaya daerah dan kearifan lokal serta meningkatkan usaha di bidang kepariwisataan.Amin Said seakan mampu melengkapi kemantapan dengan menggandeng PKB dan seorang birokrat Haris Son Haji yang juga keponakan Bupati Bondowoso Mashoed. Haris menjadi staf Dinas Bina Marga Bondowoso tahun 1999-2006 dan menjabat Kepala seksi pembangunan peningkatan jalan dan jembatan Dinas Bina Marga Kabupaten Bondowoso tahun 2006-2008. Kini ia menjabat Kabid Bina Prgram Dinas Bina Marga Kabupaten Bondowoso.Mantan Ketua PB PMII peirode 1991-an ini juga mengatakan, meski dirinya tidak memiliki hak suara di Kabupaten Bondowoso, namun dirnya tetap optimis warga disana akan memberikan suaranya untuknya. "Kita tidak akan memberikan janji saja, yang jelas akan kami buktikan ketika kita sudah mendapatkan amanah sebagai kepala daerah," ujarnya. Amin Said paling berani menargetkan perolehan suara lebih unggul dibanding cabup lainnya yakni 40 persen dari hak suara yang ada.

2. Cabup KH Salwa Arifin

Calon bupati Bondowoso ini mengundurkan diri menjadi Wakil Bupati Bondowoso mendampingi Mashoed ketika dirinya sudah mantap untuk maju dalam pilkada 2008. KH Salwa Arifin yang memiliki nomor urut 2 ini sudah lama dan menjadi sesepuh hingga menjadi Pengasuh Pondok pesantren Munbaul Ulum di Desa Tangsil Wetan Kecamatan Wonosari. KH Syalwa yang berpasangan dengan KH Imam Thahir ini merupakan rivalitas terkuat dari pasangan cabup Amin Said. Hingga kemarin petang, perolehan suara antara Amin dan Syalwa saling salip menyalip terjadi di sejumlah tempat pemungutan suara desa maupun kecamatan. "Kami ingin melakukan penataan birokrasi dan pemantapan moral dan akhlakul qarimah Islam di Bondowoso," kata Syalwa Arifin. Keinginannya untuk merebut Bondowoso 1 makin kuat tatkala didukung oleh sejumlah elemen partai seperti PAN, Pemuda Panca Marga, Kosgoro, GP Ansor, Banser, Dewan Syuro DPC PKB dan sejumlah partai gurem lainnya. Dalam visinya, KH Syalwa juga berjanji akan menekankan pendidikan agama dan adanya program murah untuk kesehatan dan pendidikan bagi warga miskin. "Pembangunan infrastruktur akan diutamakan di pedesaan untuk membuka akses perdagangan pertanian," katanya. Harapannya, jika menang dalam pilkada Bondowoso agar tidak terjadi proses jegal menjegal namun justru yang dikedepankan adalan nilai-nilai keberhasilan. Berbicara target suara, Syalwa yakin akan mampu meraup 40 persen suara dengan penguatan dukungan dari kalangan nahdliyin, birokrasi dan kalangan warag di pedesaan.KH Salwa Arifin dalam data lansir oleh KPUD Bondowoso memilkki total kekayaan mencapai Rp 596.576.500. Sedangkan KH Imam Thahir memilki total kekayaan mencapai Rp 1.134.084.659. Namun dalam kenyataan pertarungan politik dilapangan, pasangan calon ini dinilai tidak mengunakan cara kotor untuk meraup suara. "Calon yang kita perhitungkan masih Misnan yang memilkki mesin politik yang katanya bisa berjalan efektif. Kita bahkan akan mampu meraup suara 75 persen dari kalangan birokrat. Sebab pendekatan yang kita lakukan tidak setengah-setengah dari kepala desa sampai camat dan pejabat lainnya," katanya.

3. Cabup HM Misnan

Calon yang diusung Partai Golkar ini merupakan calon yang paling yakin bisa melaju untuk menduduki kursi bupati Bondowoso. Dengan mesin politik yang bisa diandalkan ditiap kecamatan, cabup yang memiliki nomor urut 3 ini saat melakukan kampanye keliling dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Kampanye mereka dipusatkan di Kecamatan Pakem Binakal dan sejumlah kecamatan di wilayah barat dan mampu menyedot warga meski tidak terlalu signifikan untuk memilihnya. Sayangnya, pada saat deklarasi ikrar damai itu yang dilaksanakan KPU Bondowoso di Aula Pemkab Bondowoso cabup/cawabup Misnan-Sobri Ghazali sempat absem. Padahal, tiga pasangan cabup/cawabup lainnya hadir dalam acara itu. Misnan juga sebelumnya mengalami persaingan dua kader Partai Golkar Bondowoso menuju bakal calon bupati Bondowoso yang sangat ketat. Ketua DPD Partai Golkar Bondowoso itu bersaing dengan Huzaini Effendi, yang duduk sebagai sekretaris dewan (Sekwan) dan ditengarai memiliki pendukung kuat di Bondowoso. Meski demikian pada akhirnya, Misnan berhasil merebut hati Golkar dan menyingkirkan Huzaini yang akhirnya berpasangan dengan Irwan Bachtiar yang merupakan cabup yang diusung PDIP. "Yang jelas, harus ada yang dibenahi dari kepemimpinan bupati sebelumnya. Perhatian untuk masyarakat miskin akan kita utamakan," kata Misnan saat berkampanye. Dirinya juga menargetkan dalam perolehan suara nantinya bisa unggul diatas 20 persen. Misnan juga mengaku memiliki basis-basis partai yang kuat disejumlah daerah pemilihan. Belum berhenti disitu, optimisme Misnan berdasarkan laporan kinerja tim suksesnya yang tersebar di 23 kecamatan di Bondowoso seakan mampu meraup target perolehan suara.

4. Cabup Irwan Bachtiar

Calon bupati yang diusung PDIP ini dikenal dengan calon tokoh muda yang progresif bisa memenang pilkada Bondowoso. Dengan slogan membangun Bondowoso yang religius dan kompetitif dan berdaya saing itu, cabup Irwan Bachtiar melaju dengan menggandeng Huzaini Effendi dengan mendapatkan nomor urut 4. "Jelas, kita akan targetkan suara diatas 30 persen. Semua elemen masyarakat mulai dari tukang becak, petani birokrat buruh, hingga mayarakat menengah kita rangkul semua," ucap Irwan Bachtiar. Baginya, kepemimpinan Bupati Mashoed selama dua periode di Bondowoso masih banyak sekali kekurangan. Untuk merayu perolehan suara, Irwan menjanjikan kesejaheraan masyarakat dibidang pendidikan, mengurangi angka kemiskinan dan membuka seluas-luasnya ruang investasi di Kota Tape. "Ada diagram triple effect yang menjadi renungan saya. Pertama adalah kesejahteraan yang jika terganggu, maka seseorang itu bisa sakit dan kelaparan. Jangan sampai ada rakyat saya yang kelaparan kalau saya jadi bupati nanti," ujarnya. Solusi yang ditawarkan Irwan agar masyarakat tidak kelaparan yakni dengan visi yang dianggapnya paling sederhana seperti, membuka kemudahan akses bagi warga miskin akan sektor kesehatan dan pendidikan. "Tidak gratis lho, tapi murah untuk program itu," janjinya. Soal pendidikan, dalam kaca mata Irwan masih banyak anak sekolah yang justru berhenti atau putus sekolah lantaran tidak memiliki biaya atau karena tuntutan oranh tua untuk segera bekerja. Irwan memang cabup yang sangat percaya diri karena menguatnya dukungan dari perolehan 6 kursi di DPRD Bondowoso. Selain itu, sejumlah kecamatan seperi Kota, Tegal Ampel, Curah Dami, Binakal, Wringin Maesan, Tenggarong dan Tamanan sudah ada ditangannya. "Pasangan saya, Huzaini, yakin dengan jaringan birokrasinya akan mampu meraup pula suara dari kalangan mereka. Soal rivalitas, semua saya anggap berat," ujarnya. Dalam debat cabup sebelumnya, Irwan paling lantang mengatakan siap mundur jika terpilih menjadi bupati dan ditengah jalan atau periode jika tidak mampu menjalankan program spektakulernya. "Saya cabup yang paling siap mundur jika gagal ditengaj jalan," ucapnya. Bagaimana dengan adanya budaya lokal ? Menurut pandangan dia, sepanjang tidak ada nilai kemudharatan maka tidak akan menjadi persoalan. (p juliatmoko)


Apa Kata Mereka ?


1. Rudi Imam B, Ketua Paguyuban Ki Ronggo Bondowoso : Konsistensi Harus Bisa Diuji !
BONDOWOSO - Ajang pemilihan kepala daerah dinilai sebagai pertaruhan untuk para calon bupati dan wakil bupati yang menang untuk bisa
merealisasikan visi dan misinya. Ketua Yayasan Paguyuban Keluarga Besar Ki Ronggo, Rudi Imam B mengatakan, secara umum visi misi yang
dipaparkan empat calon yang berlaga semuanya sangat baik. Namun Rudi yang menjadi salah satu panelis dalam debat cabup beberapa hari lalu ini
mengatakan, kalaupun visi cabup tidak mampu direalisasikan maka akan menjadi sangat percuma. "Visi itu wajib bisa diaplikasikan. Selain itu
yang sangat penting dicatat yakni sanggupkah dari calon yang ada itu jika terpilih nanti akan bersedia untuk mundur jika tidak berhasil
menjalankan programnya ditengah pemerintahannya," pungkas Rudi Imam B. Sekedar diketahui, Paguyuban Keluarga Besar Ki Ronggo merupakan
keluarga yang kental dengan sejarah babat Bondowoso yang juga menjadi cikal bakal dan sesepuh Bondowoso. Paguyuban ini secara kelembagaan
dikenal masyarakat Kota Tape tidak memihak pada salah satu cabup manapun. "Kita hanya ingin bupati yang jadi nanti memiliki nuansa merah
putih. Merah artinya berani menjalan kebijakan merakyat dan putih saya artikan bersih dari praktik kotor saat pemerintahan," tandasnya. Dia
juga menambahkan, dengan visi dan misi yang ada itulah, tingkat konsistensi juga harus bisa dipegang dan bisa dipertanggungjawabkan. Dia juga
sangat berharap dengan munculnya bupati yang baru nanti bisa memberikan angin perubahan kebijakan ke arah yang lebih baik. "Kebijakan bupati
terpilih harus aplikatif, konsep pengembangan yang jelas seperti di sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan" ujarnya. Dia mencontohkan,
untuk sektor pendidikan, jangan sampai ada pertambahan angka anak putus sekolah dan selain itu juga harus ditambah dengan peningkatan
kualitas guru. Tidak hanya itu, budaya birokrasi "asal bapak senang" juga sudah saatnya dikikis dari pemerintahan di Bondowoso. "Bidang
pariwisata, perlu ada ikon yang menarik selain yang saat ini sudah ada, seperti Ijen, Arak-arak dan Tasnan. Jangan lupakan budaya lokal yang
asli Bondowoso," ujarnya. Kata dia, budaya lokal seperti Aduan Sapi yang hampir mirip dengan Karapan Sapi sangat disayangkan punah karena
stigmatisasi kental dengan perjudian dan kriminal. Rudi Imam B yang juga menjadi pejabat penting di RSUD dr Kusnadi Bondowoso ini menambahkan, pilkada langsung ini merupakan era awal bagi
masyarakat Bondowoso. "Macam-macam anggapan warga, ada yang apatis, adem ayem dan tidak tahu soal pilkada langsung. Secara umum perkiraan
saya banyak yang tidak memberikan suaranya," ujarnya. (p juliatmoko)

2. Tukang Kopi : Bupati Terpilih Harus Mengayomi
Bagi Suwarno atau pria yang akrab dipanggil Pak No, ajang pilkada seakan menjadi ajang hajatan besar. Betapa tidak, dia yang selama ini
menjadi pembantu di wisma pimpinan dewan harus bergadang semalam suntuk bahkan menjelang Subuh untuk menyuguhkan kopi hangat. Minuman kopi
merupakan teman akrab penhilang rasa mengantuk dikala obrolan penyuksesan calon bupati. "Pokoknya bupati yang jadi nanti harus bisa
mengayomi. Terutama bagi warga yang tidak selama ini butuh uluran tangan," ucap Suwarno. Dia juga menambahkan, tidak banyak sebenarnya yang
dia ketahui soal pemilihan kepala daerah langsung. Tapi orang-orang yang sering menyapa dia dan mengajak ngobrol selau memberikan arahan agar
menyalurkan suara itu butuh pertimbangan dan tidak asal coblos. "Saya tidak ngerti apa-apa dulu, tapi sekarang harus berusaha agar bupati
terpilih nanti tidak melupakan orang kecil," tuturnya. (p juliatmoko)

Minggu, 20 Juli 2008


Harta Cabup-cawabup Diumumkan
Cabup Irwan Terkaya, Cawabup Sobri Termiskin
(SIAPAKAH TERPELIT bagi si miskin ?)


BONDOWOSO - Setelah lama menunggu, akhirnya Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bondowoso mengumumkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) masing-masing cabup dan cawabup, kemarin. Laporan itu diumumkan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengirimkan naskah ke kantor KPUD beberapa hari lalu. Dari laporan itu diharapkan kepada KPUD untuk segera menindaklanjutinya dengan melakukan jumpa pers dan dimuat di media massa. Ketua KPUD Bondowoso Muniri mengatakan, pengumuman LHKPN para calon bupati maupun wakilnya itu memang agak terlambat dari jadwal semula. Sebab laporan harta kekayaan para calon tidak semuanya lengkap dan masih perlu direvisi. "Yang paling lama adalah revisi harta kekayaan salah satu cabup," terang Muniri tanpa menyebut nama cabup yang dimaksud, kemarin. Data KPUD menyebutkan dalam daftar kekayaan itu Irwan Bahtiar Rahmat cabup yang disung PDIP dan partai gurem sebagai cabup terkaya dengan nilai total kekayaan Rp 6.706.000.000. Kekayaan itu meliputi harta bergerak dan tak bergerak, serta surat-surat berharga, giro dan setara kas lainnya. Kemudian disusul Huzaini Efendi yang juga pasangannya sebagai cawabup yang disung PDIP dengan kekayaan pribadi mencapai Rp 2.896.200.000. Sedangkan cabup yang diusung PKB Amin Said Husni berada pada posisi keempat dengan nilai kekayaan mencapai Rp 1.823.522.406 yang juga meliputi harta bergerak dan tidak bergerak dan lainnya. "Pada posisi juru kunci dalam daftar kekayaan ini adalah Sobri Wasil Ghazali. Dia mendampingi cabup Misnan kekayaannya mencapai Rp 347 613.471 yang juga meliputi harta bergerak dan tidak bergerak lainnya," ujarnya. Terpisah, cabup Amin Said dan Haris Sonhaji mendadak melaporkan tiga orang lelaki yang diduga telah menyebarkan selebaran gelap di Desa Patemon Kecamatan Pakem. Tiga orang yang dilaporkan oleh Amin ini adalah Sayadi, Heri dan P. Syaiful. Mereka dilaporkan dengan tudingan telah menyebarkan selebaran gelap yang mendiskreditkan dirinya. Amin Haris didampingi pengacaranya Eko Saputro. Kepada wartawan cabup yang diusung PKB ini mengatakan jika dirinya merasa difitnah dengan selebaran itu. Ia menilai, selebaran yang disebarkan itu merupakan bagian dari black campaign atau kampanye hitam yang ingin menjatuhkan dirinya.Dalam laporan dengan nomor LP/166/VII/2008 disebutkan, ketiga orang tersebut dituding telah melakukan tindak pidana penistaan sebagaimana diatur dalam KUHP Pasal 310, tentang pencemaran nama baik."Selebaran itu berisi fitnah yang mungkin ada salah satu cabup berniat menjegal saya dalam pilbub ini. Makanya, kami minta kepada polisi untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut," kata Amin Said Husni.Sedangkan Wakapolres Bondowoso Kompol Heru Cahyo Wibowo berjanji tetap akan menindaklanjuti laporan itu. Kata dia, polisi akan segera memintai keterangan sejumlah saksi dalam kasus ini. "Persoalan ini sebenarnya sudah diadukan oleh pengacaranya beberapa hari yang lalu. Namun karena kasus ini merupakan delik aduan maka pelapor harus datang sendiri," Kompol Heru Cahyo Wibowo. Sementara memasuki hari tenang masa kampanye, Bondowoso dihebohkan dengan beredarnya rokok yang didalamnya berisi salah satu pasangan cabup dan cawabup. Namun rokok itu tidak dilengkapi dengan bea cukai sehingga dipastikan negara mengalami kerugian puluhan juta. Rokok dengan merek Raja Gading dan MTR serta Dua Putra Sejati yang disebarkan ke sejumlah tempat di wilayah itu menyebabkan salah satu warga harus dirawat di rumah sakit karena pada saat dihisap, rokok itu terasa menyesakkan dada.Kapolwil Besuki Kombes Pol Sad Harunantyo membenarkan adanya peredaran rokok yang tidak ada cukai yang itu adalah urusan bea can cukai. Namun pihaknya juga akan menangani kasus tersebut. "Kita pernah menangani kasus ini. kita tetap akan menangani jika ada hal ini terjadi lagi," Kombes Pol Sad Harunantyo. (p juliatmoko)

Inilah Kekayaan Cabup-Cawabup Bondowoso :
1. Cabup Cawabup yang diusung oleh PKB, PKS, Demokrat dan PatriotAmin Said Husni total kekayaan mencapai Rp 1.823.522.406A Haris Sonhaji total kekayaan mencapai Rp 1.070.426.278
2. Cabup Cawabup yang diusung oleh PPP dan sejumlah partai guremKH Salwa Arifin total kekayaan mencapai Rp 596.576.500KH Imam Thahir total kekayaan mencapai Rp 1.134.084.659
3. Cabup Cawabup dari Partai GolkarHM Misnan MH total kekayaan mencapai Rp 2.652.700.000H Sobri W Ghazali total kekayaan mencapai Rp 347.613.471
4. Cabup Cawabup dari PDI-P dan Koalisi Merah PutihIrwan Bahtiar Rahmat total kekayaan mencapai Rp 6.706.000.000Huzaini Efendi total kekayaan mencapai Rp 2.896.200.000
Sumber: KPUD Bondowoso



Dituduh Dukun Santet, Rumah Dibakar
JEMBER - Kecurigaan memiliki ilmu santet kembali memicu konflik. Itu terjadi di Dusun Sumbercandi Desa Panduman kecamatan Jelbuk, kemarin dini hari. Warga mengamuk dan membakar rumah milik Atma, 54, karena kecurigaan warga sekitar atas kemepilikan ilmu santet. Akhirnya yang menjadi korban luka bakar yakni Atma dan suaminya, Jamal alias Rosid serta dua cucunya yakni Sohib umur 7 tahun dan Milda 8 tahun yang mengalami luka bakar ringan dibagian kaki. Luka bakar terparah dialami Atma yang kini dirawat serius di RSUD dr Subandi Jember mengenai bagian wajah dan dadanya. Sedangkan Jamal mengalami luka bakar bagian kaki kirinya. "Semalam saya didatangi puluhan massa dan membakar rumah saya," aku Jamal, kemarin. Dia juga menuturkan kalau massa yang belum diketahui identitasnya itu datang sekitar pukul 02.00 dini hari dengan dugaan membawa 2 jiriken berisi bensin dan dua karung batu. Mereka juga meletakkan batu-batu besar dipintu depan dan belakang rumahnya agar penghuni rumah tidak bisa leluas keluar rumah. Tak berselang lama, mereka menyiramkan bensin di atas genting rumah dan dalam sekejap saja rumah yang berdinding bambu seluas sekitar 4x 6 meter itu ludes terbakar. "Saya tidur di kamar depan bersama dua cucu yang terkejut karena tubuhnyakejatuhan genting yang sudah terbakar. Saya langsung mengambil kedua cucu saya dan lari menembus api sambil berteriakminta tolong," tuturnya. Sedangkan Atma yang kebetulan menderita sakit dan tidak bisa jalan hanya bisa berteriak. Kemudian seluruh atap kamarnya yang dipenuhi api itu roboh menimpa tubuhnya. Dia saat itu sudah dalam kondisi terbakar akhirnya merangkak keluar rumah menembus api. Begitu sampai di diluar, Atma pingsan. Awalnya para tetangganya yang semula tidak berani menolongnya, namun merasa iba selanjutnya mereka bersama-sama menolongnya dan membawanya ke rumah sakit. Tetangga juga melaporkan kejadian ini ke Polsek Jelbuk. Setelah kejadian itu, polisi mencari pelakunya, meski sampai kemarin mereka belum berhasil menangkapnya. Jamal juga mengatakan, sebelum kejadian keluarganya pernah diancam oleh sebagian warganya karena dituduh memiliki ilmu santet, sehingga dia melaporkannya ke polisi. "Ada sekitar dua belas orang yang dipanggil dan diperiksa polisi karena mau membakar rumah saya. Saya berani sumpah tidak memiliki ilmu santet. Makanya saya heran banyak orang datang ke rumah minta obat agar bisa menyembuhkan beberapa orang yang sakit mendadak, padahal saya tidak bisa memberikan obat," ujarnya. Sayangnya warga yang pernah berobat itu memaksa dan malamnya diduga kuat melakukan pembakaran rumah Jamal. Sayangnya Kasat Reskrim Polres Jember AKP Khoirurrahman saat dikonfrimasi melalui ponselnya tidak bisa diangkat. Sedangkan Kapolsek Jelbuk AKP Nico Demus Taekas mengaku tengah melakukan penelidikan di tempat kejadian perkara. Hingga kemarin, pihaknya belum mengetahui secara pasti motif terbakarnya rumah dan penghuninya."Kami belum bisa memberikan keterangan terkait motifnya, sebab penyilidikan secara intensif terus dilakukan," kata AKP Nico Demus Taekas. Meski demikian, dia menduga api yang membakar rumsh Jamal itu berasal dari lampu teplok. Namun dugaan itu masih belum dipastikan karena upaya penyelidikan masih berlangsung. (p juliatmoko)


Kebakaran Terus, APBD Ngadat
Lagi, Pabrik Spirtus Dan Sumpit Ludes Dilalap Api

Bondowoso - Kebakaran kembali terjadi di Bondowoso. Setelah pasar Induk Wonosari rata dengan tanah, kini giliran gudang spirtus dan sumpit di sepanjang jalan Jember - Bondowoso Desa Grujugan Kecamatan Grujugan terbakar. Diduga kuat, terbakarnya gudang tersebut disebabkan karena cuaca yang cukup panas sehingga menyebabkan spirtus yang ada di dalam mudah terbakar. Hingga pukul 15.00 WIB api masih masih belum padam. Petugas pemadam kebakaran yang datang ke lokasi masih terus berupaya memadamkan api. Namun karena api terlalu besar, pemadam kebakaran masih belum mampu memadamkan api yang terus membakar setiap benda lunak yang ada di dekat gudang. Sedangkan warga yang berusaha memadamkan api tidak mampu memadamkan api. Malahan, api terus membubung tinggi. Petugas kepolisian baik dari Polsek maupun Polres masih berada di lokasi. Demikian pula petugas dari Bakesbanglinmas Pemkab Bondowoso. Kepala Bakesbanglinmas Sigit Purnomo saat dikonfirmasi di lokasi kejadian mengatakan belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran tersebut. Namun berdasarkan dugaan sementara kuat dugaan kebakaran disebabkan karena cuaca yang cukup panas sehingga spirtus atau etanol yang ada di dalam gudang meledak dan membakar benda lunak yang ada di dalam gudang. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut, namun kerugian yang ditimbulkan dipastikan ratusan juta. "Kami masih belum mengetahui secara pasti penyebab k bakaran ini. Kami sekarang masih terus berupaya memadamkan api," Sigit Purnomo, kemarin.Dia juga menambahkan, gudang tersebut adalah perusahaan PT Banindo Abadi yang memproduksi bahan etanol atau spirtus dan juga sumpit untuk diekspor ke luar negeri. Selama ini Pabrik ini tidak pernah mengalami kebakaran. Hanya saja, terjadi banyak kasus terhadap para buruhnya. Banyak buruh yang bekerja di perusahaan tersebut mengalami kecelakaan kerja. Namun pihak perusahaan kurang memperhatikan nasib mereka. Bahkan upah mereka jauh berada di bawah standar kabupaten. Sementara pembangun pasar Wonosari yang terbakar ditaksir menelan kerugian lebih dari Rp 15 M dan masih terganjal dengan minimnya dana APBD Bondowoso. "Anggaran sudah dimasukkan dalam unit kerja dan tidak ada dana khusus untuk renovasi Pasar Wonosari, kami minta pdagang pasar untuk bersabar dulu sebab kita akan carikan dana pinjaman dari provinsi," kata Bupati Bondowoso Mashoed. Namun realisasi pembangunan kembali Pasar Wonosari itu butuh waktu yang tidak pendek. Kebakaran itu sama dengan kebakaran SMKN 2 beberapa waktu lalu, dan lagi-lagi pemkab tidak punya dana untuk membangun sekolah itu. (p juliatmoko)



Karsa Yakin Menang Satu Putaran, asal...
JEMBER - Makin banyak cara untuk menggaet suara menjelang lima hari pencoblosan pilgub Jatim. Salah satunya dilakukan pasangan cagub Karsa saat kampanye di Jember. Mereka menggelar acara jalan-jalan sehat bersama sejumlah artis dan petinggi partai dengan iming-iming hadiah umroh dan sepeda motor. Kampanye Karsa sayangnya hanya dihadiri cawagub saja Syaifullah Yusuf. Pasalnya cagub Soekarwo melakukan kampanye di Situbondo. Kampanye itu dipusatkan didepan Gedung Olah Raga Kaliwates. Deretan artis yang datang pagi kemarin antara lain, pelawak Eko Patrio, Wulan Guritno, Adjie Massaid dan Komar. Selain itu juga ada petinggi PAN seperti Soetrisno Bachir dan fungsionaris Partai Demokrat Luhut Sitompul. Dalam orasinya dihadapan ratusan warga Jember, Syaifulah Yusuf berharap agar peserta jalan sehat yang hadir mencoblos cagub nomor 5 Karsa dengan menjanjikan perbaikan taraf seluruh lapisan masyarakat Jawa Timur."Mudah-mudahan saya dan pak de Karwo didukung panjenengan. Disini juga sudah ada kyai yang siap memberikan dorongan doa untuk kita bisa menjadi pemimpin Jawa Timur," kata Syaifulah Yusuf, kemarin. Orasi itu main semarak tatkala para artis melantunkan Munajat Cinta ciptaan Dhani Dewa yang intinya menginginkan Karsa berhasil memenangi pilkada Jatim.Sedangkan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir yang menjadi motivator Tik Sukses Karsa mengaku optimis dengan adanya beberapa lembaga survei yang mengunggulkan pasangan Karsa. "Syukurlah dari lembaga survei yang ada, pasangan Karsa masih unggul teratas sekitar 34 persen dan pasangan berikutnya masih dibawah 30 persen. Semoga saja itu menjadi kenyataan pada saat masyarakat Jatim mencoblos cagub nomor 5," kata Soetrisno Bachir. Dia juga menambahkan, dalam beberapa hari kedepan dengan kerja keras Tim Karwo dan Syaifullah, kampanye yang dilakukan membuahkan hasil. Soetrisno juga minta para cagub untuk tidak bermain politik yang berimbas pada kemenangan Karsa. Soal rivalitas, Soetrisno mengatakan kalau empat calon lainnya memiliki peluang yang sama. "Jawa Timur dikenal daerah yang keras, tapi ternyata sampai hari terakhir kampanye tidak terjadi kekerasan apapun. Kalau Karsa dipercaya menjadi gubernur, maka kita minta calon lain legowo sebab kita akan rangkul cagub lain yang kalah," katanya. Pria yang digadang-gadang menjadi calon presiden 2010 oleh PAN ini berharap agar pilgub Jatim berlangsung satu putaran. Meski demikian dirinya juga sudah menyiapkan strategi selanjutnya jika memang pilgub akan dilakukan dalam dua putaran. (p juliatmoko)

Jumat, 18 Juli 2008



Saksi Ahli BPKP Jatim : Mereka Memang Korupsi Bankum !

JEMBER - Persidangan kasus korupsi dana operasional dewan dan bantuan hukum (Bankum) makin menemui titik terang. Tadi, jaksa penuntut umum menghadirkan seorang saksi ahli bernama Suryani yang juga anggota tim audit dari Badan Pengawasn Keuangan dan Pembangunan Jawa Timur. Suryani pada tahun 2005 sampai tahun 2007 pernah menjadi anggota tim auditor BPKP untuk kasus dana bantuan hukum. Dia bersama penyidik
dari Polda Jatim kemudian mengobok-obok data berupa dokumen keuangans selama rentang waktu penggunaan dana bankum"Dalam temuan audit investigatif itu, jelas dana yang digunakan APBD bukan untuk kepentingan sifatnya personal. Dana bankum telah digunakan
itu menyalahi, karena untuk kepentingan pendampingan kasus korupsi. Itu sudah tindak pidana korupsi," kata Suryani dihadapan persidangan, kemarin.Dia juga menambahkan, pada walnya dana bankum yang dianggarkan oleh APBD senilai Rp 1 miliar lebih yang rencananya digunakan untuk pendampingan gugatan PTUN dan perdata. Dalam kenyataannya berdasarkan audit BPKP, terdapat dana sekitar Rp 450 juta yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Dana itu akhirnya dinilai sebagai penggunaan yang bisa merugikan keuangan negara. "Rincian Rp 450 juta itu tidak benar penggunaannya, ada dana untuk asisten sampai Rp 25 juta, pengeluaran untuk koordinasi senilai Rp 50 juta. Itu sumbernya dari APBD dan dana itu tidak boleh untuk bankum bagi anggota dewan yang tersangkut korupsi," terangnya.Suryani juga membeber, sepanjang dana negara untuk kepentingan kedinasan itu memang diperbolehkan, Namun tidak diperuntukkan kasus korupsi yang termasuk kepentingan pribadi bukan kedinasan. Saat melakukan audit itu, Suryani menyita dan menjadikan barang bukti berupa kwitansi dan
dokumen bankum yang salah sasaran. Selain itu, dia juga membuktikan dengan wawancara kepada Kepala Bagian Hukum Pemkab Jember serta pejabat terkait lainnya. "Saat itu antara pihak teraudit dengan yang mengaudit tikda ada kata sepakat terhadap hasil audit yang dinilai menyimpang," ungkapnya. Menanggapi hal itu, Yani Takarijanto yang juga pengacara terdakwa Ketua DPRD Jember Madini Farouq dan wakilnya Machmud Sadjujono mengatakan,
soal penggunaan bantuan hukum itu sudah sesuai prosedur dan sudah dipayungi hukum berupa peraturan pemerintah dan peraturan daerah. "Jadi tidak ada yang menyimpang dalam penggunaan bankum untuk pimpinan dewan," timpal Yani Takarijanto. Dia juga mengatakan, kesaksian BPKP jatim tidak konsisten karena tidak bisa menyebutkan dasar hukum timbulnya kerugian negara. "Saksi menyatakan tidak siap diperiksasehubungan dengan adanya dana operasional sehingga sidang sempat diskorsing. Saksi ahli hanya mendasarkan audit pada surat edaran Mendagri 161," ujarnya.Dalam sidang sesuai agenda kemarin seharusnya mantan Penjabat (Pj) Bupati Jember, Syahrazad Masdar dijadwalkan hadir untuk memberikan
kesaksiannya. Tetapi, panggilan majelis hakim yang diketuai Aminal Umam telah ketiga kalinya dilayangkan inipun tak dihiraukan Syahrazad Masdar. Sehingga yang bersangkutan kembali mangkir dari persidangan. Ditemui seusai pelaksanaan sidang, Ketua Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) M Basyar Rifai mengatakan, fakta di persidangan sangat mendukung
dakwaannya, terutama dalam kasus dugaan korupsi dana bantuan hukum. "Kesaksian ahli dari BPKP Jatim itu semakin menguatkan rencana tuntutan yang akan diberikan kepada kedua terdakwa selanjutanya," tandas M Basyari Rifai. (p juliatmoko)




Kampanye di Lapas, Tim SR dan Kaji Absen

JEMBER - Perolehan suara di Lembaga Pemasyarakatan Jember kurang dimanfaatkan tim sukses calon gubernur. Buktinya, kampanye bergantian atau hanya diberikan waktu 7 menitan tersebut hanya dihadiri tiga tim sukses cagub yakni tim sukses Salam, Karsa dan Achsan. Tim sukses SR dan Kaji absen tanpa ada pemberitahuan kepada KPUD Jember.Dalam kampanye dihadapan sekitar 800 tahanan itu, tiga tim sukses mengumbar janji antara lain bidang pendidikan, kesehatan dan BBM murah. Namun dalam pantauan SINDO, hanya Tim Karsa yang cukup siap saat kampanye dengam membagi-bagikan stiker, air mineral kemasan dan ratusan pak rokok. Saat kampanye singkat yang difasilitasi KPUD Jember itu makin meriah saat ada dua penyanyi yang turut meramaikan suasana. Ada yang berjoget dan berjingkrak sambil menempelkan stiker salah satu cagub dikepala tahanan. Wakil Ketua KPUD Jember Ketty Setyorini mengatakan, soal dua tim sukses cagub yang tidak hadir pihaknay sudah melakukan pemberitahuan soal kampanye bersama. Namun kenyataanya dua tim sukses absen. "Dengan kampanye di Lapas bisa menekan angka golput dengan mengetahui visi-misi calon gubernur. Pada pilkada bupati tahun lalu, golput di Lapas sangat kecil dan hampir semua tahanan menggunakan hak suaranya," kata Ketty Setyorini. Sedangkan Ketua Tim Sukses Sutjipto-Ridwan, Yusuf Iskandar menyatakan, ajakan kampanye bersama oleh KPUD dianggap tidak berguna. "Buat apa kampanye bersama di Lapas yang cuma 400 orang, padahal yang ratusan ribu sudah menunggu. Lebih baik kampanye bersama itu di kampus sepertri
Unej yang suaranya signifikan, KPUD kurang kerjaan," timpal Yusuf Iskandar. Sedangkan puluhan kader PKS Jember melakukan aksi pasang topeng Soekarwo diperempatan jalan dengan membagi-bagikan visi-misi dan stiker.Terpisah, dari Kabupaten Bondowoso dilaporkan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul disambut antusias calom pemilihnya. Gus Ipul juga mengumpulkan ratusan para saksi di Aula Hotel Palm Jl A Yani Bondowoso. Kemudian rombongan Gus Ipol menemui KH Imam Pengasuh Ponpes AL-Latifi Kauman, Kecamatan Kota.Dalam pertemuannya dengan KH Imam, Gus Ipul mengaku bahwa duet antara dirinya dengan Pak De Karwo adalah sebuah perjodohan. Dia juga meminta doa restu KH Imam agar diberi kekuatan untuk maju dalam Pilgub 23 Juli mendatang. "Kami meminta dukungan seluruh masyarakat Jawa Timur dalam Pilkada nanti," kata Gus Ipul.Gus Ipul juga sempat menyentil Partai Demokrat di Bondowoso sudah menyatakan dukungannya kepada pasangan Amin Haris yang diusung oleh PKB, PKS dan Patriot, sedangkan PAN di Bondowoso mendukung pasangan Salwa Tahir atau lebih dikenal dengan sebutan PAHAM. Keduanya ini awalnya tidak membicarakan soal Pilkada Bondowoso, namun tiba-tiba dalam pembicaraan itu Supatno selalu dikatakan tidak PAHAM oleh Djanur. Akhirnya, pembicaraan itu membuat Gus Ipul tertarik untuk menanyakan kekuatan PAHAM.Secara spontan, Djanur mengatakan bahwa PAHAM akan terpilih dalam Pilkada nanti. Namun sebelum Djanur selesai memberikan komentarnya, H.
Supatno menyela, " Ah, itu kan versi dia, Gus. Tidak ada rumusnya, PAHAM menang, apalagi PAN tidak mempunyai kursi di DPRD. Mending Demokrat meski hanya satu," timpal Djanur.Usai pertemuan tersebut, rombongan Gus Ipul langsung tancap Gas menuju Kecamatan Maesan dan sholat Jum'at di sana. Gus Ipul mengaku akan meneruskan perjalannya ke Banyuwangi. Sedangkan pada pagi ini dipastikan Karsa kampanye massal jalan sehat dangan hadiah umroh. Jalan-jalan Sehat dengan masyarakat Jember diperkirakan akan di ikuti sekitar 40 ribu orang massa pendukung Karsa pada putaran akhir kampanye Pilkada Jatim. Direncanakan pula, turut hadir Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir serta beberapa artis ibukota seperti Eko Patrio dan Wulan Guritno. Menurut penjelasan salah seorang ketua Panitian jalan sehat Karsa, Agus Fathurahman, panitia menyediakan kumpon undian sekitar 50 ribu yang sudah di ambil oleh para peserta yang berasal dari luar kota, seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo,sekitar 18 ribu kupon. (p juliatmoko)


5.000 Surat Suara Rusak, Bukan Tercoblos !

BONDOWOSO - KPUD Bondowoso menemukan sekitar 5.000 surat suara untuk pemilihan gubernur mengalami kerusakan. Pihak penyelenggara pemilihan kepala daerah tingkat kabupaten itu membantah soal temuan ribuan surat suara tercoblos seperti yang ditayangkan dimedia televisi.Wakil Ketua KPUD Bondowoso Purwanto mengatakan, temuan ribuan surat suara itu diketahui tiga hari terakhir lalu. "Ribuan kertas suara itu bukan tercoblos, namun hanya cacat fisik saja," kata Purwanto, kemarin.Dia menambahkan, kecacatan secara fisik itu antara lain seperti garis potong yang kurang presisi dan hal itu mengenai mengenai baju pasangan cagub nomnor 1 dan nomor 5. Selain itu juga diketemukan ada sejumlah surat suara yang tekena percikan tinta pada salah satu atau beberapa pasangan cagub. "Surat suara juga ada yang tercetak secara tebal dan tipis tidak merata, jadi kalau diterawang dengan sinar nampak seperti telah tercoblos, padahal belum," katanya.Meski demikian, sampai kemarin ribuan surat suara yang rusak itu sudah diganti oleh pihak percetakan. Selanjutnya pihak KPUD Bondowoso telah mendistribusikan logistik antara lain surat suara, tinta, kotak suara ke seluruh tempat pemungutan suara dan disimpan dikantor desa.Seperti diketahui, jumlah total surat suara yang dibutuhkan ada sekitar 582.180 yang dari jumlah itu sudah termasuk surat suara cadangan dengan persentase sekitar 2,5 persen."Total pemilih di Bondowoso ada sekitar 568.510 orang. Kami berharap tingkat golput atau tidak menentukan saat pilkada nanti kecil. Sebab Bondowoso sendiri bebarengan antara pemilihan gubernur dan pemilihan bupati," terangnya.Sedangkan anggota KPUD Bondowoso lain Malik mengatakan, hingga saat ini pendistribusian logistik itu sudah berjalan sekitar 70 persen untuk logistik pilgub. Sedangkan untuk logistik pilbup sudah sekitar 80 persen yang sudah didistribusikan ke masing-masing TPS. "Logistik untuk pilgub memang agak terlambat, sebab memang baru dikirim dari KPUD Provinsi," kata Malik, kemarin.Selain itu, khusus surat suara untuk pilgub, sebelum didistribusikan ke TPS, maka pihaknya terlebih dulu menyortir surat suara tersebut. Sebab, kata dia, ini untuk menghindari adanya surat suara yang rusak. "Sempat ada tudingan jika surat suara itu telah tercoblos terlebih dulu. Padahal, saat ini kami masih melakukan penyortiran," ujarnya. Pihaknya tinggal menunggu sisa kartu pemilih yang bakal segera dikirim dari KPU Provinsi yang akan segera disusulkanSedangkan dri KPUD Jember dilaporkan baru menerima 1,7 juta lebih kartu pemilih untuk ajang Pilgub Jatim. Keterlambatan itu dipastikan berimbas pada keterlambatan pendistribusian kartu pemilih ke masing-masing pemilih. Bahkan, karena waktu yang sangat sempit, ratusan warga Jember terancam melakukan pemungutan suara tanpa dilengkapi kartu pemilih. Anggota KPUD Jember Ketty Tri Setyorini mengatakan, pihaknya baru menerima logistik berupa kartu pemilih kemarin. Dia mengatakan keterlambatan itu diduga dipicu oleh amburadulnya entry data ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). "Kami sudah menerima semua logistik yang diperlukan. Khusus untuk kartu pemilih, idealnya, KPUD Jember sudah menerimanya, dua pekan silam. Tetapi, baru pagi kemarin dan keterlambatan akan menimbulkan terganggunya pendistribusian kartu pemilih," kata Ketty Setyorini. (p juliatmoko)

Senin, 14 Juli 2008


Poster Karsa Dibakar, Tim Sukses Nyantai


JEMBER - Beberapa pekan menjelang pemungutan suara pilkada Jatim, agaknya perang poster makin memanas. Bahkan di Perumahan Taman Gading Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember sejumlah poster cagub Karsa dibakar. Belum
diketahui siapa pelaku pembakaran poster yang jumlahnya mencapai belasan itu. Poster Karsa dipaku disetiap pohon kelapa itu berukuran kurang lebih satu meter persegi dan tampak dibakar dengan disulut api dan gambar bagian tengahnya menjadi berlubang. Gambar wajah cagub Soekarwo itu hanya tampak bagian samping kanan saja. Sedangkan pasangan cagub nomor 5 ini,
Syaifullah Yusuf gambar wajahnya sudah hilang. Beberapa hari sebelumnya, poster Karsa yang bertuliskan "Brengose" juga dicoret dan diganti dengan "Brengsek".Salah seorang warga yang dekat dengan lokasi yang tidak ingin disebutkan namanya menduga, dua malam sebelumnya ada sekumpulan anak muda bukan warga perumahan nampak berkumpul. Namun lama-kelamaan mereka membakar sesuatu. "Saya kira mengambil buah kelapa, eh ternyata pada pagi harinya saya lihat poster Karsa sudah terbakar," kata ibu tersebut. Namun anehnya, poster yang penempatannya bersebelahan dengan Karsa yakni poster Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR) ternyata tidak mengalami kerusakan apapun. Salah seorang tuakng becak yang biasa melintas di perumahan itu, Suladin mengatakan, sekitar tiga hari sebelumnya poster Karsa tidak mengalami kerusakan. "Tahu-tahu poster itu sudah dibakar dan gambarnya rusak berlubang.
Kita tidak tahu siapa yang membakarnya," ucap Suladin.Sedangkan Wakil Ketua Panitia Pengawas Pemili Kabupaten Jember Abdul Muis mengatakan, pembakaran sejumlah atribut Karsa itu sudah tergolong perusakan bisa dibilang sebagai tindakan pidana. "Kita akan laporkan kasus ini ke polisi karena ini sudah termasuk perbuatan perusakan dan kita minta kasus ini disidik oleh kepolisian," kata Abdul Muis. Dia juga akan melaporkan kasus ini kepada Panwas Provinsi Jawa Timur. Kasus pembakaran poster Karsa ini merupakan kasus pertama kali di Jember. Untuk itu, pihak Pawaskab Jember berharap agar kejadin itu tidak terulang hingga menyebabkan potensi konflik horisontal.Terpisah, Ketua Tim Sukses Karsa Kabupaten Jember Babun Sugiarto tidak menanggapi reaktif atas kasus pembakaran poster Karsa tersebut. Dia juga tidak akan berbuat apa-apa untuk membalas pelaku pembakaran poster yang disung Partai PAN dan GP Ansor itu. "Mungkin yang membakar itu orang yang ingin mencoblos Karsa, sampai-sampai saking emosinya senang ke Karsa hingga menyulutnya dengan api," ujar Babun Sugiarto dengan enteng. Selain dibakar, Babun juga mengungkapkan kalau sejumlah poster
dan baleho ada yang dirusak dengan berbagai cara dibeberapa wilayah. (p juliatmoko)

Jumat, 11 Juli 2008


Rasain loh... Kampanye Bagi Sembako, Salam Disemprit Panwaskab

JEMBER - Kampanye cagub Soenarjo yang diusung Partai Golkar di Jember mendapat reaksi keras dari Panitia Pengawas Kabupaten (Panwaskab) Jember. Pasalnya, kampanye yang dilakukannya di Desa Slawu Kecamatan Patrang dengan cara membagi-bagikan paket sembako pada ratusan warga. Saat pembagian sembako berisi dua mi goreng, 1 kilogram gula dan 1 kilogram beras itu terdapat sejumlah warga yang sempat jatuh pingsan karena kelelahan antre. Paket sembako sebanyak satu truk itu dibagikan dengan menunjukkan kupon warna kuning bergambar Soenarjo.Dalam orasi kampanye politiknya, cagub Soenarjo datang tanpa pasangannya cawagub Ali Maschan Moesa. Namun dia datang bersama salah seorang anggota DPRD Jatim Ali Sebo dan seorang anggota DPR RI Taufik serta pengawa lainnya.Kampanye itu dilakukan tidak dilapangan terbuka. Namun diselenggarakan dalam halaman gudang penjualan barang bangunan dan kayu. Tidak sedikit simpatisan yang datang. Tampak ratusan warga antusias untuk menyaksikan langsung Soenarjo sekaligus mendapatkan bagian paket sembako usai mantan Wagub Jatim itu meninggalkan arena kampanye."Saya lebih senang kampanye bertemu warga tidak di hotel-hotel, tapi lebih gayeng langsung ketemu warga disini. Kalau ngomong pengentasan kemiskinan yang bersama warga, bukan ditempat yang mewah," timpal cagub Soenarjo, kemarin. Dia juga menambahkan, dirinya akan berusaha mengentaskan kemiskinan dengan menganggarkan dana pengentasan kemiskinan se-Jatim. Tidak hanya itu, Seonarjo juga berjanji akan membangun Jawa Timur dengan prinsip pemerataan serta perbaikan pendidikan dan hasil produksi pertanian.Kampanye yang dilakukan Soenarjo tidak lebh dari satu jam dan dia melanjutkan kampanye ke Kabupaten Bondowoso. Beberapa jam sebelummya, dia juga menyapa masyarakat Kabupaten Lumajang dengan mengingatkan warga untuk mencoblos nomor tiga.Sedangkan Ketua Panwaskab Jember Abdul Qodim mengatakan, kampanye yang dilakukan cagub Seonarjo merupakan salah satu bentuk pelanggaran karena membagi-bagikan sembako."Berdasarkan pasal 82 ayat 1 dan 2 UU no 32 tahun 2005, pasangan calon ketika berkampanye dilarang memberikan sesuatu materi antara lain intinya berupa uang atau barang berbentuk sembako. Soenarjo terbukti membagi-bagikan paket sembako," kata Abdul Qodim. Dengan adanya pelanggaran yang dilakukan cagub Seonarjo itu, Panwaskab juga menilai merupakan pelanggaran pasal 117 ayat 2 UU yang mengatur pengangkatan dan poemberhentian kepala daerah. Ancaman hukuman atas pelanggaran pasal itu yakni hukuman penjara 2 bulan sampai 1 tahun atau denda Rp 1 juta sampai Rp 10 juta. "Temuan ini akan kami teruskan ke Panwas Provinsi agar dijatuhkan sanksi," katanya. (p juliatmoko)


Atribut Karsa Diusili

BONDOWOSO- Sementara dari Kabupaten Bondowoso tepatnya disepanjang jalan Situbondo-Bondowoso dilaporkan sejumlah gambar cagub Karsa dirusak oleh orang misterius. Dalam poster Karsa itu wajah gambar Soekarwo dilubangi dan kemudian ditulisi PKI. Akibatnya, sejumlah tokoh tak terima atas peristiwa tersebut. Bahkan sejumlah kiai di wilayah Situbondo sempat mengerahkan ratusan santrinya untuk mengamankan dan menjaga gambar Pak De Karwo agar tidak dicoret lagi. Selain itu, puluhan petugas yang mengaku dari kalangan NU dan Ansor juga tidak terima atas perusakan mencapai puluhan atribut Karsa tersebut. Tim Pemenangan Karsa kemdudian segera mengganti poster-poster tersebut dengan poster yang baru. "Kita minta agar Panwas menelusuri perusakan poster Karsa. Kita tidak ingin kasus ini berlanjut, makanya kami segera mengganti gambar yang baru," kata Ahmad Thohir Yudiarson yang juga salah satu Tim Sukses di Pondok KarSa Kecamatan Tenggarang, Rabu (9/7).Pihak Tim Sukses KarSa juga melaporkan kejadian tersebut kepada Panwaskab melalui Panwascam Wonosari. Kejadian itu diduga dilakukan sekitar Selasa (8/7) sekitar pukul 18.00 hingga jam 00.00 WIB. "Gambar Karsa yang dicoret ada sekitar 62 buah dengan ukuran besar. Setelah kami mengetahui ada sejumlah baleho karsa di robek, kami bersama tim langsung menggantinya dengan yang baru. Tapi sekitar 5 jam kemudian, baleho pengganti tersebut ditulisi kata PKI. Kami masih tetap bersabar dengan memperbaiki kata PKI berwarna merah dengan cat putih," ujarnya. (p juliatmoko)




Kasus Korupsi KasdaBerkas Tersangka Herwan Dilimpahkan

JEMBER -Dua minggu pasca dibui di Lapas Kelas II A Jember, berkas tersangka kasus korupsi Kasda yakni Camat Patrang Herwan Agus Darwanto akhirnya diserahkan. Penyerahan berkas itu dilakukan Kasi Pidsus Kejari Jember M Basyar Rifai kepada staf Panitera Pengadilan Negeri Jember. Tersangka yang diduga merugikan uang negara senilai Rp 7,9 miliar itu dalam waktu dekat akan segera disidangkan. ini tinggal selangkah lagi disidangkan.
Sejumlah barang bukti yang ikut disertakan antara lain, 1 bundel kerdus berisi bukti surat, arsip kegiatan, kuitansi, dan beberapa bukti lain terkait pembukuan semasa menjabat Kasubag Keuangan Pemkab Jember. Selain itu, jaksa juga menyerahkan 1 unit sepeda motor yang diduga hasil korupsi yakni honda Impressa bernomor polisi P 5752 MC warna hitam. Barang bukti itu langsung disimpan dibrankas perkara untuk diajukan ke majelis hakim. Ketua Tim Jaksa Penuntut Umum dalam kasus ini, M Basyar Rifai mengatakan, dengan penyerahan berkas perkara dan tersangka serta alat bukti, maka selanjutnya menjadi wewenang penuh Pengadilan Negeri untuk segera mengadili tersangka Herwan. "Kita sudah mempersiapkan nota dakwaan yang akan dibacakan dalam sidang perdana. Jadwalnya masih belum kita ketahui, nanti diberitahukan oleh majelis hakim yang sudah ditunjuk," kata M Basyar Rifai, kemarin.Tersangka Herwan sebelumnya diduga terlibat kasus pencairan uang tak sesuai prosedur sebesar Rp 7,9 milliar. Dana itu diduga dimasukkan ke Deposito on Call (DOC) yang diingkari atas perintah Bupati Jember saat itu Samsul Hadi Siswoyo di Bank Jatim. Diduga ada beberapa keterkaitan antara Soenardi dalam kasus kasda ini. Pada sidang perkara mantan Bupati Samsul sebelumnya, semua keterangan Soenardi dan Herwan yang mengaku diperintah oleh Bupati secara lisan itu akan dibuktikan di pengadilan. Dugaan kuat, para staf turut melakukan pencairan anggaran itu tanpa sepengetahuan bupati atau nota dinas dari bupati.Sedangkan Ketua Pengadilan Negeri Charis Madriyanto langsung menggelar rapat untuk menentukan majelis hakim yang akan mengadili perkara korupsi itu."Kita masih menentukan majelis hakim. Selain itu juga perlu mempelajari berkas itu dan menentukan jadwal persidangannya, karena perkara korupsi yang ditangani masih ada sekitar 3 kasus yang belum diputus," kata Charis Mardiyanto.Sekadar diketahui, sesuai janji Kejari Jember Elvis Jhonny pada saat pelimpahan tahap II kasus Kasda babak II dengan tersangka Herwan Agus D dilakukan dengan penahanan terhadap tersangka. Tapi sayangnya masih ada seorang tersangka lain yang belum ditahan yakni Soenardi karena alasan masih sakit. (p juliatmoko)





BBJ 2008 Dilaunching Pagi Ini

JEMBER- Pagi hari ini Pemkab Jember dipastikan akan meresmikan Bulan Berkunjung ke Jember alias melaunching bulan penuh acara atraktif itu. Dalam acara serangkaian dengan HUT RI ke 63 itu digelar di Alun-alun Kota Jember. Penanggungjawab Panitia BBJ 2008 yakni Seketaris Kabupaten Jember yang disampaikan melalui Asisten II Edi Budi Susilo mengatakan, launching BBJ dikemas lewat jalan sehat yang bersama Bupati Jember MZA Djalal dengan melibatkan masyarakat sekitar 15 ribu peserta. Seluruh pengusaha serta kalangan pendidik turut serta dalam pemembukaan BBJ ini. "Bupati akan memencet tombol sirine dan kemudian melepas balon serta burung merpati menandai BBJ dalam rangka memperingati HUT RI secara resmi dibuka," kata Edi Budi Susilo, kemarin. BBJ kali kedua ini katanya digelar semeriah mungkin dengan menampilkan berbagai penyanyi milik etertainer terkenal Jember. Panitia juga menyajikan berbagai hadiah yang diperuntukkan kepada masyarakat yang telah mengikuti jalan sehat dari mulai ponsel sampai sepeda motor. Jalan sehat yang digelar itu kata Asisiten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan ini menempuh jalan yang telah ditentukan oleh panitia yakni mulai Jalan Sudarman, Jalan A Yani, Jalan Trunojoyo, Jalan Cokroaminoto, berputar ke Jalan Gajah Mada dan Jalan Raya Sultan Agung berakhir ke Alon-alon kembali.
"Kita sebagai tuan rumah diharapkan menyiapkan diri dengan mengecat pagar dan rumah kita, memasang umbul-umbul, mengecat pohon, memasang umbul-umbul dan penjor dan sebagainya sebagai wujud, kita siap menjamu tamu jika datang ke Jember," ujarnya. Selain itu, peran aktif masyarakat Jember tidak hanya ditandai dengan pembenahan diri di rumah serta lingkungan, namun juga saat mengendarai sepeda motor disiang hari dengan menyalakan lampunya simbol kemeriahan BBJ 2008 yang dihelat Agustus nanti. Sedangkan Kepala Badan Infokom Pemkab Jember Agus Slameto mengatakan, Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) tahun 2008 maknanya sama seperti tahun lalu yakni mengusung 3 dimensi."Dimensi itu yakni dimensi ekonomi kerakyatan, demensi kreatif atau pretasi dan dimensi historis yang akan digelar tepat pada bulan Agustus mendatang. Dengan BBJ ini diharapkan investasi pembangunan kabupaten bisa masuk dengan mudah," kata Agus Slameto. (p juliatmoko)





Tiga Pelaku Kampanye Hitam Ditangkap

BONDOWOSO - Lima hari berlangsungnya masa kampanye pemihan bupati Bondowoso, ternyata memicu perang isu. Salah satunya melakukan kampanye hitam yang diarahkan pada salah satu pasangan cabup/cawabup Amien Said-Haris Sonhaji. Kemarin Polres Bondowoso menangkap tiga orang yang diduga menyebarkan selebaran Amin Said yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Tiga orang tersebut adalah Sayadi, Heri dan Pak Saiful yang merupakan warga Desa Patemon Kecamatan Pakem. Mereka nyaris dihakimi massa karena dianggap menyebarkan fitnah dan menjelek-jelekkan Amin Said Husni. Beruntung Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Kecamatan Pakem segera bertindak cepat dan langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Pakem. Selanjutnya, tiga orang ini diamankan di Polres untuk dimintai keterangan lebih lanjut.Kejadian itu diketahui ketika salah satu Panwascam tengah berjalan-jalan di Desa Patemon Kecamatan Pakem. Kemudian ia didatangi oleh salah satu dari para pelaku dan menyerahkan selebaran foto copy-an yang berisi tentang skandal korupsi yang dilakukan Amin Said Husni. "Foto Copy itu akhirnya saya ambil," kata salah seorang angota Panwascam, kemarin.Dia menilai foto copy-an itu berisi menjelek-jelekkan cabup Amien Said. Petugas Panwascam itu langsung menegur dan melaporakn hal itu ke Panwascam. Sedangkan sejumlah warga yang mengetahui kejadian itu langsung mendekat dan ingin menghakimi tiga pelaku kampanye hitam itu.
Sementara kuasa hukum cabup Amin Haris, Eko Saputro mengatakan, yang dilakukan tiga orang itu termasuk kampanye hitam danb dia meminta agar Panitia Pengawas Kabupaten Bondowoso bertindak secara hukum. "Ini menyangkut kridibilitas cabup, jadi polisi harus bertindak tegas dan mengusut kasus ini sampai tuntas. Menurut kami, ini tidak hanya persoalan kridibilitas, tapi juga masalah pendukung Pak Amin. Amin merasa difitnah," tandas Eko Saputro. Sedangkan Polres Bondowoso melalui Kepala Satuan Reserse dan Kriminal AKP Samuel mengatakan, proses pemeriksaan tiga pelaku itu masih dilakukan oleh Panitia Pengawas Pilkada Bondowoso. "Kalau memang Panwas memerlukan untuk melaporkan pelanggaran dan perlu untuk disidik dengan pidana, kita sudah siap. Kita tunggu saja hasil pemeriksaan Panwas," kata AKP Samuel. (p juliatmoko)



Dongkrak Pelanggan Esia, Bakrie Telecom dan BPKPM Gandeng APTRI

JEMBER- Bakrie Telecom melalui perusahaan selulernya Esia terus melakukan terobosan untuk menggaet jutaan calon pelanggan. Salah satunya Esia dan Badan Pengembangan Kelompok Kelompok Profesi Masyarakat (BPKPM) sepakat untuk menggandeng usaha kecil menengah di wilayah Jawa Timur. Esia yang dalam promosinya "Pake Gratis Rame-rame" itu menjatuhkan pilihan kepada ratusan anggota Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.Dalam acara meriah itu diikuti ratusan petani dan mendapatkan voucher perdana gratis dari Esia itu turut hadir antara lain, Ketua APTRI H Arum Sabil, Vice President Direct Sales PT Bakrie Telecom Tbk Martini Soejatno, Ketua BPKPM Ade Komarudin dan salah seorang anggota DPR-RI Fatahilah."Dengan komunikasi menggunakan Esia, maka banyak sekali petani yang akan mendapatkan keuntungan dari murahnya harga komunikasi. Apalagi saat ini harga BBM dan bahan pokok sedang mahal-mahalnya," kata H Arum Sabil, kemarin. Dia juga berharap agar Esia di Kabupaten Jember dan sekitarnya bisa memenuhi fasilitas sinyal yang memadai.Sedangkan Vice President Direct Sales PT Bakrie Telecom Tbk Martini Soejatno mengatakan, Esia menggaet pelanggan tidak hanya lewat masyarakat umum, namun juga melalui masyarakat yang sudah terbentuk komunitas. "Salah satunya APTRI, untuk masyarakat komunitas di Jawa Timur saja kita bisa berharap bisa mendapat sekitar lebih 1 juta pelanggan dalam tahun ini," kata Vice President Direct Sales PT Bakrie Telecom Tbk Martini Soejatno. Sampai bulan Desember tahun ini, Esia manargetkan sekitar 7 juta pelanggan sudah ditangan dengan penambahan gerai di lebnih dari 50 kota se-Indonesia dan fasilitas BTS. Sementara Ketua BPKPM Ade Komarudin menilai jalinan kerjasama dengan Esia dan APTRI diharapkan bisa membantu komunikasi agar bisnis usaha mikro, kecil, menengah bisa lancar. "Kalau ada anggota BPKPM ikut menjadi pelanggan Esia secara kelompok, maka akan mendapatkan fasilitas khusus diantaranya discount card dan mendapatkan kucuran kredit mikro kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 5 juta," kata Ketua BPKPM Ade Komarudin seraya menambahkan ppertumbuhan target 1 juta pelanggan untuk Esia melalui usaha mikro. (PJ)





KPUD Jember Cemaskan Logistik Pilgub

JEMBER -Masih banyaknya logistik untuk pemilihan gubernur Jawa Timur yang belum turun, disesalkan oleh KPDU Jember. Dari sekitar 30 item macam logistik pilgub, ternyata yang baru datang ke Kantor KPUD Jember masih 3 item. Tiga item itu diantaranya, gembok kotak suara, surat suara dan formulir C-6 atau kertas undangan bagi pemilih. Wakil Ketua KPUD Jember Divisi Logisktik dan Personil Ketty Setyorini menyesalkan lambannya distribusi logisktik pilgub ke Kabupaten Jember."Kenapa Jember kok dianak tirikan dengan masih banyaknya logistik pilgub yang belum datang, padahal Jember termasuk rangking kedua dengan jumlah pemilih terbesar se-Jatim," kata Ketty Setyorini, kemarin.Ketty menduga, KPUD Jember merupakan kabupaten yang paling akhir dibanding kabupaten lain yang telah menyerahkan daftar pemilih tetap (DPT) ke KPU Jatim dan membuat distribusi logisktik menjadi agak lambat. Seperti diketahui, DPT di Kabupaten Jember berjumlah sekitar 1.709.222 pemilih. Namun demikian dengan datangnya logistik seperti surat suara ternyata masih kekurangan sekitar 2,5 persen yang diperlukan untuk kertas suara cadangan. Begitupula dengan jumlah formulir C-6 yang sampai kemarin masih kekurangan sekitar 250 ribu lembar. Sedangkan logisktik lainnya seperti surat pemilih, tinta, bantalan, paku coblos serta lainnya hingga kemarin masih belum ada kejelasan kapan akan dikirim ke Jember. "Mestinya distribusi logistik kan sudah dimulai sejak 18 Juni kemarin. Di kabupaten lain logistik sudah hampir lengkap, namun di Jember justru sangat kekurangan banyak. Pokoknya sampai H-2 nanti logistik harus lengkap agar pilgub bisa dilaksanakan dengan lancar," katanya. (p juliatmoko)
Beda Data DPT
Sementara DPT yang sudah ditetapkan KPUD Jember ternyata memiliki perbedaan dengan DP4 yang berdasarkan data Badan Kependudukan dan Catatan Sipil serta Keluarga Berencana Jember. Jika KPUD Jember menetapkan ada sekitar 1.709.222 DPT, namun badan kependudukan terdapat selisih lebih besar sekitar 150 pemilih. Artinya DP4 yang disusun badan kependudukan hanya menyebutkan sekitar 1,5 juta pemilih saja."Nantinya saksi pasangan calon kepala daerah di TPS akan mendapatkan salinan DPT. Sehingga, salinan DPT itu dibuat cukup banyak, rangkap 8 dan 3 diantaranya dipegang penyelenggara pilkada. Begitu DPT ditetapkan, warga yang tidak tercantum namanya, tidak bisa menggunakan hak pilihnya dalam pilgub," kata Ketty Setyorini. DPT yang diterbitkan KPUD Jember katanya sudah final dan tidak mungkin akan mengalami perubahan. Jika DPT dengan DP4 yang disusun badan kependudukan terdapat selisih cukup banyak lebih dari 150 ribu jiwa, itu dimungkinkan banyak pemilih pemula atau mahasiswa luar kota yang tidak terdaftar namanya sebagai pemilih. "Selama sudah tinggal selama 6 bulan berturut-turut di Jember, mahasiswa luar kota itu sebenarnya berhak didata sebagai pemilih di tempat tinggalnya," ujarnya. (p juliatmoko)


Ayu Utami : Taufik Ismail Seperti PKI Saja


Iin Yumiyanti - detikNews
Jakarta - Penyair Taufik Ismail belum lama ini kembali menegaskankeresahannya akan Gerakan Syahwat Merdeka. Gerakan ini salah satunyamuncul lewat sastra. Mereka yang masuk dalam barisan yang ditudingTaufik adalah para penulis fiksi yang suka mencabul-cabulkan karya. Salah satunya yang kena tuding adalah Ayu Utami, si pemenang SayembaraRoman Dewan Kesenian Jakarta 1998 lewat novel fenomenal 'Saman'.Taufik menyebut si Parasit Lajang ini sebagai pelopor angkatan sastraFraksi Alat Kelamin (FAK). Itu gara-gara novel 'Saman' yang ditulisAyu yang menabrak tabu seks menjadi trend dan banyak diikuti penulislainnya.
Bagaimana pandangan Ayu atas tudingan yang dilontarkan Taufik Ismail?Di sela-sela memenuhi permintaan penggemar untuk menandatangani novel'Bilangan Fu' dan foto bersama, Ayu menjawab semua tudingan itu.
Perempuan kelahiran Bogor itu mengaku surprise, karena meskipun iadituding sebagai pelopor angkatan sastra Fraksi Alat Kelamin, ternyatasejumlah penggemarnya yang datang adalah dari kalangan perempuanberkerudung.
Berikut wawancara Ayu Utami dengan Iin Yumiyanti dari detikcom:
Apa pandangan anda terhadap sastra Indonesia kini? Taufik Ismail belumlama ini kembali menegaskan munculnya Gerakan Syahwat Merdeka. Apapendapat anda?
Pernyataan Pak Taufik Ismail itu kurang baik karena ia suka memberistigma. Itu sama seperti orang-orang PKI saja. Cara-cara seperti itukurang sehat. Menurut saya itu terjadi karena pemikiran Pak Taufikterlalu sederhana, picik.
Saya merasa Pak Taufik seperti ini, seumpama melihat perempuan, diakan punya mata, tangan, kaki, tapi Pak Taufik melihatnya kok hanyadari alat kelaminnya saja. Mengapa yang dia pikir hanya itu? Fokus diahanya melihat pada syahwat dan kelamin. Saya pikir ada masalah denganfokus Pak Taufik.
Menurut saya, kita boleh saja tidak setuju dengan sesuatu, tapi tidakboleh dengan memberikan stigma.
Tapi kalau diamati, setelah novel Saman yang anda buat, di duniasastra memang seperti kebanjiran tema yang mengangkat masalah sekssecara berani dan kebanyakan ini dilakukan para penulis perempuan.Tanggapan anda?
Sekarang soal sastra, atau baiklah soal novel. Kalau kita lihatsetelah Saman atau tepatnya setelah reformasi, tiba-tiba novel ataufiksi yang mengangkat masalah seks meningkat. Ini kita harusmelihatnya secara menyeluruh dan rileks. Jangan dilihat hanyasepotong-sepotong.
Harus diketahui masa itu kita baru saja mendobrak zaman yang represif.Situasi chaos dan terjadi euforia kebebasan setelah rezim Orba yangrepresif tumbang. Pada masa itu memang terjadi euforia kebebasan,termasuk masalah seks.
Euforia seks tidak hanya dilakukan sastrawan perempuan, ada jugalaki-laki, Moammar Emka yang membuat Jakarta Undercover, itu kan larisluar biasa.
Tapi sekarang, setelah 10 tahun, pendulum beralih lagi. Sekarangpendulumnya pada agama. Setelah masa chaos, orang rindu pada hal-halyang berbau spiritual, maka novel seperti Ayat Ayat Cinta pun laris.
Jadi apapun sebenarnya bisa jadi pasar bagi industri, penerbit jugafilm. Seks bisa jadi pasar, agama juga bisa.
Jadi menurut anda tidak ada Gerakan Syahwat Merdeka dalam sastra?
Saya tidak setuju dengan tudingan soal Gerakan Syahwat Merdeka. Yangdituduh itu kan salah satunya saya. Itu pandangan yang picik. Adabanyak hal dalam tulisan-tulisan saya, mengapa yang dilihat kok hanyaseksnya?.
Maksudnya kalau ada syahwat merdeka, lawannya apa sih? Syahwatterikat? Itu sadomasokis namanya. Kalau mau menyalurkan syahwat harusdiikat-ikat dulu.
Menurut anda, sebaiknya bagaimana memandang seks?
Seks harus diakui sebagai bagian dari kekuatan manusia. Maka harusdiregulasi dengan baik. Diberi tempat aman, diberi ruang untukberfantasi. Silakan mau syahwat merdeka, syahwat terikat, tapi janganmemberi gembok pada tukang pijat. Silakan saja liar dalam berfantasi,tapi dalam bertindak tetap dibatasi.
Saya sebetulnya mengajak orang untuk terbuka. Jangan membuat peraturankarena ketakutan. Kita takut begini lantas kita larang. Di negeri yangbanyak VCD porno tidak semua terjadi perkosaan. Tidak ada relevansiantara pornografi dengan perkosaan. Kita ambil contoh di Jepang. Disana, di restoran yang juga dikunjungi anak-anak , banyak disediakankomik yang isinya mengerikan sekali, seksnya kasar. Tapi di sana,jumlah perkosaan tidak tinggi.
Tingkat perkosaan tinggi, justru di mana perempuan sebagai individutidak dihargai, dimana perempuan dianggap sebagai obyek.
Saya kira banyak kok laki-laki beradab yang merasa gengsi untuk memerkosa.
Kesimpulannya sastra masih aman-aman saja dan tidak perlu terlaludikhawatirkan?
Tidak perlu takut dengan seks. Aku heran, kenapa sih takut pada seks?Kalau mau tahu, data IKAPI justru memperlihatkan buku yang laku ituadalah buku pendidikan dan buku agama. Jadi tidak usah takut atautakut berlebih-lebihan pada seks. Nanti malah jadi neurotis.
============ ========= ========= =

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter