Sabtu, 26 Juli 2008







Cabup Syalwa-Thahir Klaim Menangi Pilkada

BONDOWOSO - Ketidakpuasan cabup Syalwa-Thahir yang merasa kalah dalam hasil perhitungan quick count versi pendopo Pemkab Bondowoso terus bersikap. Setelah membakar foto kopi kertas hasil quict count, mereka juga mengklaim memenangi pilkada dengan hasil pehitungan yang dilakukan Tim Paham Syalwa-Thahir mengungguli cabup Amin-Haris. Perolehan suara yang dihembuskan dari kubu Salwa-Thahir adalah Amin-Haris mendapatkan 135.733 suara atau 33,01 %, sedangkan pasangan Salwa-Thahir berhasil meraup tertinggi dengan 136.724 suara atau 34,01 %. Disusul selanjutnya pasangan Irwan-Huzain mendapatkan 74.972 suara atau 18,67 % dan pasangan Misnan-Sobri yang hanya meraup 53.967 suara atau 13,44 %.Ratusan massa pendukung itu sebelumnya berkumpul di Posko Pemenangan Paha Jl KIS Mangunsarkoro Kelurahan Tamansari selanjutnya melakukan unjuk kekuatan dengan konvoi keliling kota. Sepanjang rute massa yang didominasi pengendara sepeda motor dan sejumlah kendaraan roda empat itu mengacung-acungkan dua jari sebagai nomor urut 2 yakni cabup Salwa-Thahir yang diusung PPP.Tim sukses ketiga cabup yakni Syalwa-Thahir, Misnan-Sobri dan Irwan-Huzaini pada pagi harinya sebelum konvoi juga sempat mendatangi kantor Panwas dan KPUD. Mereka menyampaikan keberatan atas proses Pilkada di Bondowoso yang menurut mereka tidak dilaksanakan dengan wajar. "Proses pilkada ini sudah cacat secara hukum," kata Zanurianto yang juga Sekretaris Tim Sukses cabup Salwa-Thahir, kemarin. Mereka juga menuding KPUD tidak bekerja secara profesional. Itu dibuktikan dengan beberapa tindakan KPUD yang mereka nilai telah merugikan tiga cabup antara lain, tidak diumumkannya Daftar Calon Pemilih sementara (DPT), membiarkan pihak Pemkab menjadi Tim Sukses salah satu cabup dan dugaan pengglembungan suara. "Kami menolak proses pelaksanaan pilkada dan harus dilaksanakan pilkada ulang," tandasnya.
Sedangkan salah satu anggota KPUD Bondowoso Purwanto menegaskan, pihaknya tetap akan menampung keberatan mereka. Sebab, kata dia hal itu memang merupakan hak mereka. Hanya saja persoalan itu masih akan dibahas dalam rapat pleno KPUD Bondowoso. "Pengaduan itu akan kami pelajari dulu. Setelah rapat pleno, baru kami bisa menyimpulkan atas tuntutan mereka," kata Purwanto. Hingga kemarin, pihak KPUD terus melakukan inventarisasi hasil perolehan suara dimasing-masing KPPS. Dari 23 kecamatan se-Bondowoso, hingga kemarin sore masih belum sampai separuhnya bisa diketahui hasil perolehan suaranya. Terpisah, Ketua Tim Sukses cabup Amin-Haris, Achmad Dhofir tidak terlalu menggubris klaim kemenangan yang dilakukan Tim Paham Syalwa-Thahir. "Ah, itu kan cuma klaim dan belum bisa dibuktikan secara nyata. Kita kan ada bukti quick count versi pendopo, kita tidak risau sebab kita juga menunggu hasil resmi perhitungan manual KPUD," timpal Achmad Dhofir. Dia sendiri masih terus optimis dengan kemenangan Amin-Haris yang sebelumnya dibuktikan dengan perhitungan yang dilakukan para saksi ditiap tempat pemungutan suara dari tingkat kampung, desa hingga kecamatan. (p juliatmoko)

Tiga Cabup Tak Akui Perhitungan Suara Pendopo

BONDOWOSOS - Perhitungan cepat yang dilakukan Pendopo Pemkab Bondowoso yang memenangkan pasangan cabup Amin-Haris berbuntut panjang. Tiga cabup yang merasa kalah yakni Syalwa-Thahir, Misnan-Sobri dan Irwan-Huzaini menolak hasil perhitungan itu. Dalam penolakan itu massa dari ketiga pasangan cabup itu juga melakukan pembakaran foto kopi kertas pengumuman hasil perhitungan suara tersebut. Pembakaran itu dilakukan tepat didepan pagar halaman pendopo bupati tanpa kawalan ketat pihak kepolisian Polres Bondowoso. Juru bicara tiga cabup yang tergabung dalam Tim Bondowoso Menangis dan Terjajah, Zainurianto mengatakan, ketiga cabup menyatakan menolak atas hasil perhitungan cepat yang dilakukan Pemkab Bondowoso. Dia juga menegakan menolak hasil pelaksanaan pilkada karena diketemukan banyak warga yang masih belum masuk dalam daftar pemilih tetap. "Yang jelas kita menolak pelaksanaan pilkada yang banyak pul aditemkan pengglembungan suara. Apalagi dengan hasil perhitungan cepat oleh pendopo. Apapun hasil perhitungan baik secara resmi oleh KPUD, kita menolak tegas pilkada yang dilakukan penuh kecurangan ini," kata Zainurianto, kemarin. Sekedar diketahui, perolehan suara sementara perhitungan cepat versi pendopo Pemkab Bondowoso pada Rabu (23/7) pukul 21.00 menyebutkan cabup Amin–Haris palin unggul dengan 144.616 suara, disusul cabup Syalwa-Thahir 128.484 suara, Misnan-Sobri 54.282 suara dan Irwan Bachtiar-Huzaeni dengan 74.014 suara.Zainur juga menilai dengan tidak validnya pendataan pemilih yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Bondowoso serta KPUD Bondowoso, maka terdapat sekitar 40 persen pelaksanaan pilkada cacat hukum dan harus dilakukan pilkada ulang. "Dalam waktu1 x 24 jam jika tidak ada tindakan dari Pemkab dan Kpud, kita akan menggugat secara PTUN, PTUN, dan kita akan terus melakukan advokasi dengan menerima banyak pengaduan pelanggaran dari sejumlah tempat pemungutan suara," ujar Sekretaris Tim Sukses Syalwa-Thahir ini. Sedangkan cabup Irwan Bachtiar Rachmat yang juga Ketua DPC PDIP Bondowoso menambahkan, disinyalir ada beberapa petugas tempat pemungutan suara di kecamatan seperti Binakal, Cerme, Prajekan, Jambesari, Pujer, Tapen telah meminta kertas plano secara tidak resmi pada KPUD. "Padahal dalam satu paket kotak suara sudah ada kertas plano untuk bukti hasil perhitungan suara. Perminataan kertas plano itu dilakukan oleh tim salah satu cabup dan memungkinkan merekayasa hasil perhitungan resmi," tandas Irwan Bachtiar Rachmat. Seperti dikatakan Bupati Bondowoso Mashoed sebelumnya, perhitungan cepat itu sebagai salah satu bentuk informasi yang diberikan pada masyarakat untuk mengetahui hasil pilkada. Mashoed mengatakan tidak ada kehendak apapun terkait proses dan perhitungan itu. Sedangkan Wakil Ketua KPUD Bondowoso Purwanto mengatakan, pihaknya belum mengambil sikap soal adanya tiga cabup yang menolak hasil perhitngan versi pendopo. "Kita masih belum resmi mengumukan hasil pilkada, hasilnya akan diumumkan pada akhir Juni ini," katanya. Pihak KPUD juga menyatakan tetap berhati-hati melakukan perhitungan manual di tiap tempat pemungutan suara. "Kita tidak melakukan perhitungan sementara, untuk secepatnya perhitungan suara dari KPPS akan dilakukan dan segera disetorkan ke KPUD," katanya.Terpisah, Ketua Tim Sukses Amin-Haris, Achmad Dhofir tidak terlalu menganggap menyusul sikap tiga cabup yang menolak hasil perhitungan suara versi pendopo maupun adanya dugaan penggelembungan suara. "kalau ada yang menolak hasil perhitungan, ya silahkan saja. Itu sah-sah saja. Tapi kemenangan dalam perhitungan versi pendopo itu awal membuktikan kalau kita sudah menang, apalagi nanti ketika KPUD mengumumkan secara resmi. Kita optimis tetap menang," timpa Achmad Dhofir. (p juliatmoko)
Pendukung Amin-Haris Cukur Gundul Massal
Menyusul kemenangan hasil perhitungan sementara versi pendopo, ratusan pendukung Amin-Haris yang diantaranya dari unsur kepala desa langsung melakukan syukuran berupa cukur gundul secara massal. Cukur gundul itu dilakukan di rumah dinas Ketua DPRD Bondowoso Achmad Dhofir yang juga Ketua Tim Sukses Amin-Haris. "Kami bersyukur didesa kami seperti Curah Poh, JerukSoksok, dan puluhan desa lainnya untuk suara Amin-Haris paling banyak memperoleh suara dibanding calon lain," kata Sukarno yang juga Kepala Desa Curah Poh Kecamatan Curah Dami. Cukur gundul massal itu juga diikuti oleh cawabup Haris Son Haji yang saat bercukur itu berharap dirinya bisa memulai pemerintahan Bondowoso dengan hati dan kebijakan yang bersih.Cabup Amin Said Husni mengatakan, dengan hasil pilkada yang masih sementara itu pihaknay optimis dalam pengumuman resmi oleh KPUD itu dirinya tetap unggul. "Sektor andalan kami bidang pendidikan, kesehatan dan pertanian yang akan kami garap serius untuk masyarakat Bondowoso," kata Amin yang saat itu langsung memborong bakso yang kebetulan lewat di depan wisma bersama puluhan pendukung lainnya. (p juliatomko)


SIM Micro Chip Mulai Diberlakukan

JEMBER (SINDO)- Pemalsuan Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai salah satu tindak kejahatan bakal segera dihindari. Pasalnya, sudah dua hari terakhir ini Polres Jember mulai memberlakukan SIM ber-micro chip yang sulit untuk dipalsukan. Di Jember pengguna SIM roda paling mendominasi dengan jumlah sekitar 21 ribu. "SIM ini memakai teknologi canggih. Penggunanya bisa tercatat dalam Elektronik Data Capture milik kepolisian, jadi kalau pernah melakukan pelanggaran bisa diketahui. SIM ini sulit sekali untuk dipalsukan," kata Kasat Lantas Polres Jember AKP M Agus P saat memberikan SIM micro chip kepada pengendara, kemarin.
Selain itu SIM micro chip dan berhologram itu juga bisa mencatat identitas, catatan kejahatan ataupun catatan pelanggaran lalu lintas pemegangnya. "SIM baru ini jelas memiliki beberapa perbedaan dengan yang lama. Bagian muka memang tidak ada perbedaan antara SIM lama dengan SIM baru, namun perbedaan bisa terlihat saat bagian belakang SIM," terangnya.Pada bagian belakang SIM lama polos, sedangkan SIM baru terdapat garis hologram memanjang di sisi kiri SIM. Garis hologram terdiri dari microtext, guiloche. filter image, relief matif dan hologram dan beberapa bagian yakni kinetic effect, microtext, c-tru, pearl effect dan v-reader itu memiliki fitur anti pemalsuan. "Saat difoto kopi, SIM baru itu akan nampak perbedaannya dengan SIM lama," ujarnya. Dalam SIM micro chip itu jika lima kali melakukan pelanggaran, maka SIM dicabut dan mengajukan lagi sama dengan proses pembuatan SIM sebelumnya. Sedangkan Baur SIM Lantas Polres Jember Aiptu Edi Setyo H mengatakan, dalam dua hari terakhir ini sudah ada sekitar 300 pengendara yang memiliki SIM micro chip. "Kami juga mengembalikan material SIM lama ke Polda Jatim untuk dibuat material yang baru. Rinciannya, ada 4.341 ID Card, 2.758 colour ribbon dan 5.939 hologram sheet," ujar Aipt Edi Setyo H. Dengan pemberlakuan SIM model baru itu bukan berarti yang model lama sudah tidak berlaku, namun sampai menunggu masa berlaku habis. (p juliatmoko)





1 komentar:

Anonim mengatakan...

KOMENTAR UNTUK HASIL PILKADA BONDOWOSO,mohon perkenalkan diri saya, saya termasuk Yang GOLPUT di pilbub bondowso yang baru lalu, tapi lihat perkembangan setelah Pilkada saya prihatin, terutama buat Pendukung Pasangan SALWA - THOHIR, Mbok ya kalo kalah ya yang nerima sama takdir,siapa yang BERSIH dalam Pilkada? GAK ADA, Pak Kyai!! Semua HALAL, Pak Kyai!! Pake Money,Politik,Black Campaign, apasaja dilakukan kalo pingin menang, saya yakin Semua Peserta PILKADA BONDOWOSO Kemarin Pake "Kehalalan Versi Mereka Sendiri2"!!untuk meraih suara, Tapi kalo sudah Pilkada usai Mbok ya yang Nerima sama Nasib, JANGAN SALAHKAN ORANG LAIN, Salahkan Sampean yang kalah kenapa DUITNYA DIKIT, MODALNYA NANGGUNG... Maksud saya nulis komen ini biar semua peserta pilkada yang kalah ya GENTLE nerima kekalahan, jangan nyalahkan orang lain, Bupati,KPU, ato Calon yang menang....sekali lagi Saya Tegaskan Saya Bukan pendukung Peserta Yang Menag (AMIN HARIS) Tapi saya satu dari Yang GOLPUT dalam Pilbub Bondowoso, karena saya termasuk anti Pilkada Langsung, karena menurut aku, pilkada gak Menjadikan negara lebih baik, tapi Lebih BURUK,MUBAZIR,...Yang dulu Kyai kalo dah jadi Birokrat PASTI Ikut BOBROK, apalagi yang "Orang biasa"...

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter