Selasa, 25 November 2008


Siswa Ditempeleng Kepsek Sampai Gigi Perotol

JEMBER - Peringatan hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tercoreng-moreng. Hal itu menyusul adanya kasus penganiayaan terhadap lima siswa SMPN 2 Arjasa Jember. Penganiayaan berupa tempeleng atau penamparan pada bagian pipi itu dilakukan oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Arjasa bernama M Jais. Seorang siswa yang menjadi korban diantaranya bernama Saiful Rochman kelas 8 B bahkan sampai mengalami gigi copot alias perotol. Menurut pengakuannya, dia pada hari Senin (24/11) membolos pada jam pelajaran Bahasa Inggris dan bermain play station bersama sejumlah temannya. Jarak dari tempat permainan play station itu hanya 100 meter dari sekolahnya. Para guru yang mengetahui membolos, akhirnya menjemput siswa itu. "Kami dibawa ke ruangan kepala sekolah dan ditempeleng beberapa kali sampai gigi bagian kiri atas saya lepas. Saat itu saya sempat pusing dan orang tua saya minta visum ke rumah sakit, untuk selanjutnya lapor ke polisi," kata Saiful Rochman, kemarin. Menurut dia, tidak hanya dirinya saja yang menjadi korban penempelengan. Siswa lain yang turut menjadi korban yakni Yogi Pradana P, Wanda, Junaidi, Alimudin serta dua lagi siswa yang juga teman sekelasnya. Dua siswa lainnya yang melompat pagar dan ketahuan gurunya juga sempat mendapat sanksi tamparan dari guru. Namun yang berani melaporkan kasus penganiayaan ini hanya Syaiful dan Yogi Pradana P. Sedangkan siswa lainnya tidak berani alasan takut tidak dinaikkan kelas. Kasus ini selanjutnya ditangani oleh Kepolisian Sektor Arjasa Resor Jember. Berdasarkan pantauan kemarin, beberapa petugas Polsek Arjasa sempat mencari M Jais di SMP 2 Arjasa. Namun tidak berhasil menemuinya karena jam sekolah sudah habis. Sedangkan ayah Syaiful, Ansori Holib yang juga anggota Persatuan Peduli Hak Asasi Manusia (PP HAM) Arjasa mengaku tidak terima dengan perlakuan kepala sekolahnya itu. Setelah melaporkan kejadian ke polisi, dia berencana untuk menggugat secara hukum lewat pengadilan. "Memang anak saya salah, tapi kalau membimbing jangan dengan memukul atau menempeleng. Saya saja mendidik anak saya sendiri tidak pernah main tangan, kok," kata Ansori Holib. Dengan kejadian ini dia juga meminta pihak kepala sekolah tidak melakukan perbuatan serupa dan meminta maaf pada siswa yang jadi korban pemukulan. Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMPN 2 Arjasa M Jais mnampik jika dirinya melakukan penganiayaan berupa penempelangan terhadap siswa yang bolos sekolah tersebut. "Saya hanya mencubit mereka dibagian paha, tidak menempeleng. Saya sudah bilang kejadian ini pada atasan saya di Dinas Pendidikan," kata M Jais. Menurut dia, sejumlah siswa yang dipanggil itu sudah diketahui seringkali membolos dan mendapatkan pembinaan khusus. M Jais juga sudah mendatangi orang tua siswa untuk komunikasi agar siswa itu tidak membolos lagi. Kasus kekerasan pada siswa disekolah tidak hanya sekali ini terjadi. Sejumlah siswa SMPN 4 Tanggul beberapa pekan lalu mendapat perlakuan tidak semestinya dari salah seorang gurunya. Setidaknya terdapat belasan siswa pada sekolah itu yang menjadi korban kekerasan berupa tamparan, pukulan dan hukuman tidak senonoh dari seorang guru mata pelajaran Matematika berinsial SH. Dalam kasus ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Jember Achmad Sudiyono mengaku sudah menerjunkan tim untuk menyelidiki kasus kekerasan di SMPN 4 Tanggul itu. "Guru itu tidak hanya mengajar saja, tapi juga mendidik, mendampingi dalam proses pembelajaran. Marah dalam artian mendidik boleh, tapi yang jelas jangan sampai menyakiti secara fisik," timpal Achmad Sudiyono. (p juliatmoko)

UMK Jember Hanya Naik 20 Persen

JEMBER - Kabar baik bagi para buruh. Upah Minimun Kabupaten (UMK) Jember tahun depan dipatok oleh Pemprov Jatim senilai Rp 770 ribu. Angka itu meningkat sekitar 20 persen dari UMK sebelumnya yang dipatok Rp Rp 645 ribu. UMK ini dinilai bisa melebihi ketentuan dari surat kesepakatan bersama 4 Menteri. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Jember M Thamrin mengatakan, penetapan UMK Jember tidak ada maksud untuk menetang kebijakan pemerintah pusat. "Usulan itu ada satu angka dengan perusahaan dan buruh sebelum SKB 4 Menteri dipublikasikan, jadi akhirnya kami tetap mengacu pada angka tersebut. Kami tidak berani merubah angka itu lebih rendah lagi, karena bisa diprotes oleh buruh," kata M THamrin. Namun demikian, jika dihitung dari Kebutuhan Hidup LAyak (KHL) Jember, mestinya UMK Jember ditetapkan Rp 800 ribu.Dalam SKB 4 Menteri sendiri, diharapkan penetapan UMK tidak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional sebanyak 6,7 persen. Terpisah, Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Jember malah merasa keberatan dengan UMK Jember tahun 2009 tersebut. PDP tidak akan minta penangguhan kepada gubernur Jawa Timur. "UMK itu masih berat bagi kami. Untuk gaji saja, kalau Rp 645 ribu dilaksanakan, kita satu bulan saja keluar Rp 1,6 miliar untuk 2.000 sampai 3.000 pekerja, kita dan serikat pekerja akan membicarakan kemampuan perusahaan dulu," kata Direktur Utama PDP Jember Syafril Jaya. Pada tahun 2008 ini dengan UMK Jember Rp 645 ribu, PDP membayar buruhnya dengan Rp 535 ribu per bulan berdasarkan kesepakatan dengan pekerja. "Kita punya beberapa KHL yang kadang oleh mereka tidak diperhitungkan sebagai pelayanan perusahaan. Itu memang kewajiban perusahaan," ujarnya. Sedangkan Ketua Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Jember Iswinarso mengatakan, sektor perkebunan di Jember memang seratus persen tidak pernah mampu melaksanakan UMK. "Kesepakatan UMK masih jauh di bawah norma hukum, batal demi hukum. Perusahaan kebun berani melawan, karena pelaksanaan norma ketenagakerjaan di Jember tidak tegas," timpal Iswinarso. Untuk itu dia mendesak agar Disnakertrans Pemkab Jember berani memberikan sanksi pada perusahaan disektor manapun kalau perusahaan secara keuangan mampu namun tidak memenuhi UMK. (p juliatmoko)

Ayo Polisi, Buru Terus Preman !

JEMBER -Razia preman ternyata tidak hanya dilakukan sekali oleh Polres Jember. Bahkan kini razia preman ditambah jajaran dari personil Kepolian Wilayah Besuki. Setidaknya ada empat lokasi yang dirazia oleh dua peleton polisi pengendali massa dan jajaran reserse kriminal serta intelijen Kepolisian Wilayah Besuki. Lokasi itu antara lain, Terminal Tawang Alun, Terminal Pakusari, Terminal Arjasa, dan Stasiun kereta api Jember. Dalam razia preman dengan sandi Sikat Raung 2008 itu polisi mengamankan 39 preman, pengamen dan pengemis. Selain itu, 7 unit sepeda motor dari berbagai merek. yang tidak dilengkapi surat surat dan plat nomor juga ikut diamankan. Polisi mensinyalir, para preman menarget sopir dan pemilik toko disekitar lokasi mereka mangkal. Jika keinginannnya pelaku untuk meminta uang ditolak, mereka akan melakukan intimidasi terhadap pemilik toko atau sopir angkutan umum. "Intimidasi itulah dengan terpaksa korban akhirnya memberinya sesuatu kepada pelaku. Cara seperti itu menimbulkan keresahan dimasyarakat. Kalau dibiarkan, lama-lama preman akan tumbuh subur," kata Kanitresmob Polres Jember Ipda Wahyu Sulistyo, kemarin. Razia itu lanjutnya merupakan atensi Kapolri yang harus ditindaklanjuti jajaran dibawah. "Operasi ini akan terus disinergikan dalam menciptakan kondisi nyaman dan aman di masyarakat. Kita lihat nanti, kondisi kedepan hasilnya agar lebih baik," imbuh Komisaris Sugianto dari Bagian Operasi Polwil Besuki. (p juliatmoko)

Senin, 24 November 2008








Puncak Rembangan
Wisata Kebun Warisan Belanda di Lereng Argopuro

JEMBER - Kabupaten Jember akrab sekali dengan julukan Kota Tembakau. Ini tentunya tidak lepas dengan bukti sejarah yang memang sampai saat ini tetap bisa disaksikan berupa perkebunan peninggalan zaman Belanda. Salah satunya adalah obyek wisata Puncak Rembangan. Diakui, Rembangan dalam sejarahnya merupakan salah satu kebun peninggalan Belanda. Wisata alam berupa puncak pegunungan nan sejuk ini berlokasi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa atau 15 kilometer ke arah utara dari jantung kota Jember. Obyek wisata seluas 45 hektar ini memiliki hotel dan pemandian yang dibangun oleh Mr Hofstide pada tahun 1937 silam. Konon dipuncak ini merupakan tempat peristirahatan petinggi perkebunan Belanda melepas lelah usai meninjau perkebunan. Kawasan wisata berhawa segar ini masih berada pada kawasan Pegunungan Argopuro dengan ketinggian 600 sampai 700 meter diatas permukaan laut. Suhu udara segar yang masih terukur stabil itu berkisar 18 sampai 25 derajat Celcius dengan curah hujan rata-rata 4.626 milimeter per tahun. Salah seorang manajemen Wisata Rembangan, Sunardi mengatakan, obyek wisata ini memiliki akses jalan yang mudah. "Tidak pernah sepi dari pengunjung baik dari Jember maupun luar kota Jember. Rencananya tahun ini kita akan gelar even sepeda gunung internasional untuk lebih mengenalkan Rembangan dan tentunya kota Jember," kata Sunardi.Dia menambahkan, Wisata Rembangan ini memiliki hotel kelas melati lebih dari 20 kamar dan ruang rapat utama. Selain itu juga terdapat kolam renang untuk dewasa dan anak-anak. Panorama alam yang indah itu juga ditunjang dengan adanya areal kebun yang bisa digunakan untuk olahraga sepeda gunung atau berkuda untuk melihat perkebunan kopi jenis Arabica dan Robusta. Untuk buah-buahan, wisatawan bisa menikmati manisnya buah naga yang panen pada akhir tahun ini, pisang agung, durian, pepaya dan jenis flora yang dikembangkan oleh Poltek Nursery. Dalam komplek wisata ini juga terdapat minuman susu segar dari peternakan sapi unggulan. Tak ketinggalan kalau wisatawan ingin menikmati kuliner, maka teh jahe hangat yang dikemasn dalam cangkir dan pisang agung goreng keju akan menjadi menu utama membuka pagi anda. Yang menjadi khas dari bangunan induk Hotel Rembangan adalah konstruksinya yang terbuat dari kayu jati. Tidak banyak renovasi pada bangunan sebelah timur yang mirip gelombang laut, yang dilakukan. "Bahan dari kayu jati dan eternit yang asli buatan Bulgaria tetap bertahan sampai sekarang. Hanya saja pada bagian jendela ada perbaikan sedikit untuk dilebarkan, jadi tetap nampak bangunan aslinya," ujarnya. Desain tempelan kayu pada tiap dinding membuat pengunjug serasa seperti di penginapan zaman Belanda. Dinding pada bar restoran yang dihiasi ukiran dari kayu jenis jati juga menambah pesona kekhasan dan memanjakan penikmat wisata. Rembangan juga memiliki daya tarik wisata dengan memperkenakan program agrowisata dengan menggandeng Perkebunan Rayap PTPN XII yang dikenal dengan produksi kopinya. Lokasi wisata yang lumayan jauh jaraknya dengan Wisata Rembangan adalah wisata Air Terjun Tancak. Lokasi wisata ini berada di daerah perbukitan yang jaraknya sekitar 16 km arah Barat Daya jantung kota Jember. Wisata ini menawarkan terdapat air terjun tertinggi yang ada di Kabupaten Jember. Ketinggian air terjun ini mencapai 82 m dengan debit air 150 meter kubik per detik. Di sekitar air terjun ini wisatawan dapat menikmati Agro Wisata Kopi Kebun Gunung Pasang yang juga merupakan zalah satu perkebunan peninggalan zaman Belanda. (p juliatmoko)
Wisata Gunung Gambir
Satu lagi yang merupakan perkebunan peninggalan Belanda yang sebenarnya sudah menjadi lokasi wisata. Namun karena akses jalan yang jauh dan sulit ditembus, membuat lokasi ini jarang dikunjungi. Adalah Perkebunan Gunung Gambir yang berlokasi sekitar 48 km Barat Laut Kota Jember. Ini merupakan perkebunan teh peninggalan Belanda dengan ketinggian 900 m diatas permukaan laut. Wisata Gunung Gambir ini sudah memiliki kolam renang dewasa dan anak-anak serta penginapan. Kawasan ini masih termasuk lereng Argopuro yang merupakan lokasi pas untuk teh jenis bir atau beer tea yang di ekspor ke Eropa. Kondisi udara sejuk para wisatawan dapat menyaksikan langsung tanaman teh yang ditanam sejak tahun 1918, 1923 dan 1927. Melihat proses teh bir mulai dari pemetikan sampai pengeringan dan pengepakan juga bisa dilakukan. Bahkan khusus untuk wisatawan dapat menikmati beragam rasa teh dengan mencicipi 8 jenis teh produksi Gunung Gambir. Perkebunan teh ini juga dapat dijadikan sarana olahraga (tea walk). Fasilitas yang tersedia berupa areal perkemahan, akomodasi, kolam renang anak–anak dan lapangan tenis.Lokasi ini juga memiliki sejarah semacam Mitologi dengan Dewi Rengganis yang konon ceritanya pernah bertandang disepanjang lereng pegunungan Argopuro. Bukti cerita ini dapat kita jumpai dengan adanya Candi Kedaton di desa Andong Biru Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.Salah seorang staf PTPN XII Rofianto mengatakan, Perkebunan Gunung Gambir sebenarnya bisa dijadikan salah satu obyek wisata yang cukup menarik. Hanya saja, dia menungkapkan jalan akses menuju kesana masih terlalu panjang dan belum dikenal oleh masyarakat luas. "Kita masih menggodok bekas perkebunan yang memang bisa menjadi potensi wisata seperti Rembangan. Kini kita masih merancang cafe rollas di Jember dan wisata perkebunan yang dekat dengan kota dengan perhitungan bisnis yang tetap busa menguntungkan," kata Rofianto. (p juliatmoko)

Duh...Segarnya Buah Naga
JEMBER- Buah naga sudah dikenalkan kepada masyarakat Jember sejak tahun 2002 lalu. Pada awal pengenalannya sempat mengundang reaksi penolakan dari sebagian warga. Namun beberapa tahun terkahir, Buah Naga yang ditanam seluas 13 hektar di sebelah selatan Wisata Rembangan ini justru makin populer. Bahkan buah khas dengan rasanya yang anis ini menjadi produk unggulan masyarakat yang tingal di daerah dataran tinggi.Tidak hanya perkebunan khusus seperti di Rembangan saja, tetapi diberbagai pekarangan dan halaman rumah wargapun saat ini juga banyak menghampar tumbuh pohon Dragon Fruit itu. Sejarahnya, Buah Naga telah lama dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno sebagai buah yang membawa berkah. Sebab biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di altar. Orang Vietnam menyebut buah naga atau dalam bahasa Vietnam disebut dengan nama Thang Loy di Thailand diberi nama Keaw Mang Kheon, dalam istiiah Inggris diberi nama Dragon Fruit clan di Indonesia dikenal dengan nama Bum Naga. Sebenarnya tanaman ini bukan tanaman asil daratan Asia, tetapi merupakan tanaman ask Meksiko clan Amerika Selatan bagian utara atau Colombia . Pada awalnya buah naga ini dibawa kekawasan Indocina atau Vietnam oleh seorang Perancis sekitar tahun 1870. Dari Guyama Amerika Selatan buah ini dijadikan hiasan sebab sosoknya yang unik dan bunganya yang cantik dan berwarna putih. Baru sekitar tahun 1980 setelah dibawa ke Okinawa Jepang tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan. Pada tahun 1977 buah ini dibawa ke Indonesia clan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan. Buah naga kaya akan vitamin dan mineral dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet. Tanaman ini juga disebut night blooming cereus. Tanaman ini berbunga hanya semalam. Ketika panjang sekitar 30 cm, kuncup bunga biasanya akan membuka. Sekitar pukul 9 malam, mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem tampak mekar. Di tengah malam, pukul 00.00, mahkota bagian dalam yang putih dan benangsari kuning akan bermekaran dan memancarkan aroma harum. Bau ini biasanya mengundang datangnya kelelawar, yang ternyata punya tugas menyerbuki bunganya. Dari bunga lalu jadilah buah. Bulat mengerucut, berkulit tebal 2-3 cm, dan, ini yang khas, di permukaan kulit buah terdapat jambul-jambul 1-2 cm. Tanaman buah naga di kawasan Rembangan ini semakin berkembang setelah ditangani pemerintahan daerah Jember. Warga pun juga tidak ingin ketinggalan merasakn manisnya keuntungan dari buah naga ini."Perawatannya mudah sekali. Hasilnya juga lumayan menguntungkan," kata Jumari, salah seorang warga yang tinggal di sekitar Pegunungan Rembangan. Sambil menyiram beberapa pohon Naganya, Jumari menceritakan bagaimana mensosialisasikan buah naga yang telah memberikan keuntungan besar bagi perkembangan ekonomi keluarganya. Katanya, dulu banyak yang menolak tanaman ini karena dipandang tidak cocok dengan hawanya. Namun, setelah berjalan beberapa lama dan keuntungannya sudah dirasakan, maka makin banyak yang menanam. Penolakan warga awalnya dipicu tidak adanya gambaran tentang teknik penanaman buah yang berasal dari negeri Jepang itu. "Sebelum melihat bukti langsung, kami memang menanam. Maklum, buah naga ini memang benar-benar komoditas baru," katanya.Di kawasan Wisata Rembangan yang dikenal sebagai kawasan wisata dengan lereng dan tebing yang indah, komoditas ini ditanam dalam jumlah sangat banyak. Langkah itu dilakukan untuk memberikan gambaran dan contoh kepada masyarakat bahwa secara geografis arela pegunungan di sekitar Rembangan dan pada beberapa titik areal Kabupaten Jember sangat cocok ditanami buah naga. Akhirnya setelah berjalan beberapa waktu, dan kawasan rembangan sudah menjadi sentra buah naga, maka banyak masyarakat yang mengikutinya. Hingga saat ini, kawasan pegunungan Rembangan dan beberapa tempat lainnya seperti beberapa desa di Kecamatan Arjasa sudah marak dengan buah naga. Sepanjang mata melihat, dipinggir jalan yang masih bertebing juga akan nampak batang buah naga yang disanggah. Pohon yang mirip seperti kaktus batang itupun berderet dipinggir jalan, bahkan di halaman rumah warga.Buah Naga kini juga telah menjadi komoditas yang bisa diandalkan. Selain perawatannya mudah, harga jual dari buah yang dipanen juga relatif mahal. Misalnya, untuk naga jenis merah putih bisa dijual Rp 20 ribu per kilonya, naga kuning bisa mencapai Rp 75 ribu per kilonya, naga merah dan Super Red bisa Rp 60 ribu per kilogram. Kini, banyak kepala keluarga (KK) disana menjadikan lahan-lahan pekarangan menganggur di rumahnya tumbuh buah naga. Bahkan, yang hanya memiliki sedikit tanah juga tidak puas dan merancang agar buah naga ditanam di dalam pot. Meski ditempatkan di pot, buah naga diyakini bisa berbuah banyak dan rasanya cukup unik dan bisa menyembuhkan penyakit tertentu.
Ada Pula Anggrek Wangi
Di lokasi Wisata Rembangan juga dibudidayakan tanaman anggrek dengan kualitas super. Tak ayal bunga anggrek ini seakan menjadi oleh-oleh segar untuk bisa dibawa pulang. Anggrek wangi ini merupakan hasil kawin silang antara induk jantan anggrek hibrida dan Palenopsis yang ternyata mampu menghasilkan bunga anggrek yang mengeluarkan aroma khas. Bahkan anggrek yang dikenal wangi ini, jika bunganya sedang mekar maka bisa menghilangkan bau busuk ruangan. Proses budidaya tanaman anggrek ini diyakini merupakan varietas anggrek baru yang terus dikembangkan. Anggrek ini pula bisa bersaing dengan anggrek varietas lain yang kini jumlahnya mencapai ratusan jenis yang bermacam-macam lewat daya tariknya sendiri-sendiri.Lokasi budidaya anggrek ini berada di Poltek Nursery yang merupakan kawasan Wisata Rembangan Kecamatan Arjasa. Lokasi ini pula masih berada berada dalam kawasan Lereng Gunung Argopuro. Di lokasi ini ternyata memiliki suhu udara yang cocok bagi pembudidayaan tanaman hias sejenis anggrek. Selain itu, tampak juga dikebun banyaknya jenis anggrek juga membuat warna-warni bunga itu membuat suasana semakin segar. "Hampir setiap hari kami ditempat ini mengembangkan segala jenis varietas anggrek yang cocok dengan suhu udara di Indonesia khususnya di Rembangan Jember yang dikenal puncak hawa dingin," kata Lilik Dwi Sulaksni salah satu pengelola tanaman anggrek. Dia menambahkan, suhu dingin dimusim penghujan membuat perkembangan anggrek-anggrek yang ada di ruangan seluas 30 x 15 meter mulai mekar diwaktu yang sama. Wajar pula jika setiap hari banyak warga dari luar daerah yang berkunjung ke tempat ini apalagi Poltek Nursery memiliki jenis tanaman anggrek baru yang mengeluarkan aroma wangi dari saat bunga mekar. "Perpaduan antara induk jantan anggrek hibrida ini dari Negeri Taiwan serta Palenopsis untuk induk betina, ternyata mampu menarik perhatian penggemar tanaman anggrek dari sejumlah kota," ujarnya. (p juliatmoko)
Tabel Wisata Rembangan :
1. Agro Wisata Rembangan dan Perkebunan Rayap/ PTPN XII dengan hasil perkebunan, kopi Arabika dan Robusta, pisang, durian dan pepaya.2. Kolam renang terdiri dari dua unit untuk dewasa dan anak–anak.3. Panorama alam pegunungan.4. Perusahaan susu sapi rembangan.5. Buah Naga dan Anggrek Wangi.6. Down Hill track untuk sepeda gunung.
Fasilitas :
1. Jalan Aspal Hotmixed ke Lokasi2. 2 Unit Kolam Renang3. Hotel Kelas Melati – Kapasitas 27 Kamar4. Aula Kapasitas 250 Orang5. Restoran6. Playground7. Musholla8. Areal Parkir yang luas9. Lapangan Tenis10. Gazebo11. MCK12. Shelter13. Listrik / Air14. Areal Perkemahan15. Areal Sepeda Gunung dan berkuda
Sejarah :Wisata Rembangan merupakan peninggalan yang dibangun Belanda pada Tahun 1937 didirikan oleh Mr Hofstide dengan bangunan asli dapat dilihat pada Restoran.
Transportasi :Dapat menggunakan segala jenis kendaraan.
PJU Andalan Djalal Rp 82 M Diduga Bermasalah
BPK Curiga Selisih Rp 18 M


JEMBER -Lama tak terdengar kabar proyek penerangan jalan umum (PJU), ternyata Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Perwakilan Surabaya menengarai pengerjaan proyek itu bermasalah. Berdasar laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK Semester I Tahun 2008 atas laporan keuangan tahun anggaran tahun 2007 menyebutkan, kontrak pekerjaan penataan dan pembangunan lampu PJU sebesar Rp 82,7 miliar tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam LHP BPK Nomor 122/R/XVIII.SBY/06/2008 tertanggal 19 Juni 2008itu juga disebutkan pekerjaan PJU oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Pemkab Jember terdapat selisih Rp 18 miliar.BPK menemukan selisih itu berdasarkan perhitungan harga pokok satuan (HPS) terlalu tinggi. Dalam hasil pemeriksaan atas HPS yang disusun oleh Panitia Pengadaan dan Pejabat Pembuat Komitmen, serta diketahui oleh Kepala DKLH diketahui bahwa harga satuan bahan, upah, alat dan jaminan instalasi dalam HPS dibuat dengan cara mengalikan harga satuan tahun 2007 dengan faktor pengali 1,2 atau harga satuan dalam HPS yakni harga tahun 2007 dikalikan 1,2. Sedangkan untuk harga satuan biaya penyambungan listrik tidak diubah. Dengan demikian LHP BPK yang ditandatangani penanggung jawab pemeriksaan Ambar Wahyuniharga menyebutkan, satuan bahan, upah, alat dan jaminan instalasi lebih tinggi sebesar 0,282432. Atas kelebihan harga tersebut maka, mengakibatkan nilai HPS terlalu tinggi sebesar Rp 18.1 miliar. Jika dirinci, sebenarnya penetapan HPS yakni Rp 84,8 miliar dan HPS berdasarkan harga satuan tahun 2007 yakni Rp 66,6 miliar. Pekerjaan PJU itu dilaksanakan oleh PT Sarana Dwi Makmur dengan kontrak nomor 602.1/851/KTR/436.312/2007 tanggal 14 Desember 2007. Sedangkan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 300 hari, terhitung sejak tanggal 14 Desember 2007 sampai dengan13 Oktober 2008. Untuk pembayaran pekerjaan dibagi dalam tiga tahun anggaran.Menyikapi hal itu, Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Jember Suharyono mengaku menyesal dengan adanya pekerjaan PJU yang telah diperiksa BPK namun kenyataan penggunaan anggarannya muncul selisih. "PJU ini kan proyek mercusuar andalan bupati, kalau LHP BPK menyebutkan demikian maka bisa mencederai kepercayaan masyarakat pada eksekutif," kata Suharyono, kemarin. Dia juga menambahkan, selama pengerjaan PJU sebelumnya menuai kendala belum cukupnya daya listrik yang ada Jember. Kondisinya sampai sekarang bahkan menurutnya masih belum semuanya menyala alias byar-pet. "LHP BPK itu bisa dimajukan dalam audit investigatif. Kalau sudah begitu, maka biasanya rekomendasi BPK meminta agar anggaran yang terdapat selisih itu harus dikembalikan. Kalau tidak maka akan ada sanksi hukumnya," tandasnya. Sementara Kepala DKLH Jember Chavid Setyadi mengatakan, LHP BPK yang memunculkan selisih itu meminta pihaknya untuk memperbaiki anggaran. "Kita sudah kembalikan selisih itu atas rekomendasi BPK," kata Chavid Setyadi saat dikonfimasi lewat ponselnya. Namun demikian dia tidak menyebutkan sudah berapa miliar dari nilai selisih itu yang sudah dikembalikan seperti yang direkomendasikan BPK. "Rinciannya saya lupa, pokoknya sudah kita usahakan untuk dikembalikan," katanya seraya cepat-cepat menutup pembicaraan. Selain adanya selisih, BPK juga menyebutkan penyusunan HPS untuk biaya penyambungan listrik tidak memperhitungkanPajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan HPS, diketahui bahwa PPN dihitung untuk pekerjaan konstruksi, sedangkan untuk biaya penyambungan listrik tidak dikenakan PPN. Dengan begitu, maka rekanan dianggap tidak memperhitungkan PPN atas biayapenyambungan listrik. Seperti diketahui, APBD Jember tahun 2007 kemarin menganggarkan pengadaan PJU senilai Rp 85 miliar yang nantinya akan dipasang sekitar 9.718 titik dengan total panjang jalan sekitar 485,9 kilometer. Jalan itu meliputi jalan negara atau provinsi di 1.580 titik atau 79 kilometer, jalan kabupaten di 5.20 titik atau 261 kilometer, jalan kecamatan di 2.390 titik atau 117 kilometer dan jalan kota di 528 titik atau 28,87 kilometer. Untuk jumlah lampu sodium dengan daya 250 watt ada 7.598 buah, sodium 150 watt ada 740 watt dan sodium 70 watt ada 1.380 buah. Namun melihat kondisi daya terpasang PJU ada 4,4 ribu KVA dengan pemakaian daya riil 2,7 ribu KVA maka listrik yang dimiliki PLN Jember agaknya belum menjangkau besarnya daya listrik tersebut. (p juliatmoko)
FKAB : Penegak Hukum Bisa Lakukan Penyidikan
Temuan BPK Selisih PJU Rp 18 M

JEMBER - Kabar laporan hasil pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Perwakilan Surabaya soal selisih proyek penerangan jalan umum (PJU) senilai Rp 18 miliar terus menggelinding. Bahkan Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Jember memperkirakan temuan BPK tersebut bisa berpotensi menyeret kasus itu kejalur hukum. "Dalam rekomendasi BPK pasti ada permintaan untuk perbaikan dan pengembalian selisih keuangan. Kalau itu tidak dilakukan, jelas jaksa bisa langsung melakukan penyidikan," kata Ketua FKAB Jember Suharyono, kemarin. Dia juga menambahkan, dengan temuan BPK itu pihak Dinas Kebersihan dan Lingkungan (DKLH) Pemkab Jember seharusnya bisa bersikap terbuka. Artinya, soal kesanggupan pengembalian atas selisih pekerjaan PJU yang mestinya Rp 84,8 miliar namun HPS berdasarkan harga satuan tahun 2007 yakni Rp 66,6 miliar, bisa diketahu masyarakat. "Bolehlah DKLH menyatakn sanggup mengembalikan selisih dan itu sudah dilakukan. Tapi sampai kini belum ada kejelasan sudah berapa miliar yang dikembalikan," katanya. Padal kata dia BPK Perwakilan Surabaya itu memiliki waktu sekitar 6 ulan untuk memantau dan melakukan audit investigatif jika selisih atau rekomendasi BPK itu tidak ada tindak lanjutnya. Sepengetahua dia, BPK Perwakilan Surabaya melakukan audit investigatif di proyek sejumlah instansi Pemkab Jember antara lain Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, RSUD dr Subandi, Dinas Pendidikan dan DKLH. Namun dari temuan BPK itu yang paling tampak fantastis adalah temuan selisih RP 18 miliar pada proyek PJU yang pada pertengahan tahun lalu nilainya dikabarkan mencapai Rp 85 miliar. Proyek ini diketahui masyarakat Jember sebagai salah satu proyek mercusuar Bupati Jember MZA Djalal setelah bupati sebelumnya juga membuat proyek mercusuar yang sama yakni Lapangan terbang Notohadinegoro dan sekarang mengalami kendala. Seperti diketahui, Berdasar laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK Semester I Tahun 2008 atas laporan keuangan tahun anggaran tahun 2007 menyebutkan, kontrak pekerjaan penataan dan pembangunan lampu PJU sebesar Rp 82,7 miliar tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam LHP BPK Nomor 122/R/XVIII.SBY/06/2008 tertanggal 19 Juni 2008itu juga disebutkan pekerjaan PJU oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Pemkab Jember terdapat selisih Rp 18 miliar. BPK menemukan selisih itu berdasarkan perhitungan harga pokok satuan (HPS) terlalu tinggi.Sedangkan Kepala DKLH Pemkab Jember Chavid Setyadi saat dikonfirmasi masih mengaku sibuk rapat dengan Perhutani Jember. Dia menjanjikan dalam waktu dekat akan memberikan keterangan soal temuan BPK tersebut. Persoalan PJU ini tampaknya juga direaksi oleh Komisi D DRPD Jember yang sejak kemarin melakukan kunjungan kerja ke Bali. Belum diketahui jelas apa agenda disana pasca persetujuan APBD 2009 kemarin. Salah seorang anggota Komisi D Sanusi mengatakan, dengan temuan BPK itu mestinya DKLH Pemkab Jember langsung melaksanakan rekomendasi yang diminta. "Kalau rekomendasinya diminta mengembalikan, ya harus segera dilakukan. Kita yakin DKLH masih punya kesempatan untuk itu," kata Sanusi. Dia juga mengatakan pesimis kalau persoalan PJU ini akan menggelinding dan akan berimbas pada proses penyidikan oleh kejaksaan. Proyek PJU senilai Rp 85 miliar itu sebagian sudah dipasang sekitar 9.718 titik dengan total panjang jalan sekitar 485,9 kilometer. Jalan itu meliputi jalan negara atau provinsi di 1.580 titik atau 79 kilometer, jalan kabupaten di 5.20 titik atau 261 kilometer, jalan kecamatan di 2.390 titik atau 117 kilometer dan jalan kota di 528 titik atau 28,87 kilometer. Namun melihat kondisi daya terpasang PJU ada 4,4 ribu KVA dengan pemakaian daya riil 2,7 ribu KVA maka listrik yang dimiliki PLN Jember agaknya belum menjangkau besarnya daya listrik tersebut.(p juliatmoko)

Tamatan SMP Curi HP Demi Tebus Ijazah

JEMBER - Dunia pendidikan kembali mengelus dada. Seorang pemuda bernama Andi, 20, asal Lingkungan Condro Kecamatan Kaliwates babak belur dihajar massa karena mencuri ponsel. Menurut pengakuan Andi, dia rela mencuri handphone karena untuk biaya menebus ijazahnya yang sampai sekarang nyantol di sekolahnya SMP Jubung. "Ya untuk ambil ijazah karena belum bayar, terpaksa curi HP," kata Andi yang juga tamatan SMP tahun 2006, kemarin. Dia melakukan aksinya setelah berembug dengan temannya, Andri, 21, yang kemudian meminjam motor tetangganya dengan alasan ke rumah teman. Keduanya lalu mencari sasaran ke konter-konter ponsel. Setelah berkeliling beberapa jam, mereka menemukan sasaran. Tepatnya di konter ponsel milik Agus di Jl Imam Bonjol dekat lampu merah Tegal Besar, mereka berlagak sebagai pembeli. Sedangkan Andi bertugas sebagai pencuri dan Andri berjaga-jaga di atas motor. Tanpa melepas helm, Andi masuk ke konter berpura-pura hendak membeli HP. Agus, pemilik konter itu tak curiga didatangi Andi, yang terus bertanya-tanya soal harga HP yang dipajang di etalase. Andi menunjuk HP Nokia 6600, dan ditunjukkan dikeluarkan dari etelase. Sambil terus bertanya, Andi mencari kelengahan Agus. Namun saat Agus menoleh kebelakang, Andi langsung membawa lari HP itu dan siap kabur dengan motornya. Namun ternyata apes menimpanya, pemilik konter lebih cepat bereaksi. Keduanya dilempar gembok besi, namun meleset. Agus berhasil memegang baju Andi sambil berteriak maling dan warga yang lewat melihatnya dan turut membantu. Agus kemudian melaporkan keduanya ke polisi. Kasat Reksrim Polres Jember AKP Kholilur Rochman mengatakn, kedua pelaku kini masih dalam penyelidikan. "Mereka jelas-jelas sudah ada niatan untuk mencuri. Itu bisa dijerat pasal 363 KUHP dengan ancaman 5 tahun penjara," kata AKP Kholilur Rochman. (p juliatmoko)

Rabu, 05 November 2008



(Juangkrik) Pengadilan Tinggi Putus Bebas Mamak-Machmud
Tak Kapok Berpolitik Lagi


JEMBER - Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya akhirnya memutus bebas terdakwa Ketua dan Wakil Ketua DPRD Jember Madini Farouq alias Gus Mamak dan Machmud Sardjujono. Dalam sidang banding atas putusan Pengadilan Negeri Jember keduanya pada awal
September lalu itu sempat divonis 1 tahun penjara dan denda Rp 50 juta. Putusan PT Surabaya bernomor 486/Pen.Pid/2008/PT.Sby tertanggal 3 November 2008 itu akhirnya sejak kemarin membuat kedua terdakwa bisa menghirup udara bebas setelah 6 bulan mendekam di Lembaga Pemsyarakatan (Lapas) Kelas II A Jember. Suasana haru dan hujan tangis mengiringi detik-detik keluarnya dua mantan terdakwa itu dari pintu hotel prodeo. Selain itu mereka disambut sanak keluarga serta loyalis dari para pengasuh pondok pesantren, Partai Golkar, PKNU dan Sarbumusi. Saat keluar dari tahanan, keduanya masih mengenakan songkok putih. Gus
Mamak masih mengenakan sarung dan Machmud mengenakan celana kain panjang langsung sujud syukur dikelilingi pendukungnya sambil menangis sesenggukan. Dalam kasus itu mereka dilaporkan atas dugaan kasus korupsi dana operasional dewan dan bantuan hukum periode 2000-2005 senilai Rp 1,1 miliar.Gus Mamak saat diwawancari usai keluar dari ruangan tahanan Lapas mengatakan, dirinya merasa bersykur setelah PT Surabaya memutus bebas. "Saya bersyukur kepada Allah, akhirnya kebenaran ditampakkan, dan mudah-mudahan ini adalah kebenaran sejati dan tidak akan berubah lagi," kata Gus Mamak sambil berkaca-kaca, kemarin.Soal gugatan balik dia belum ada komentar maupun rencana. Meski demikian, dia juga masih berpikir untuk kembali ngantor ke gedung wakil rakyat. "Ya, akan menyesuaikan diri dulu," ujarnya.Saat proses administrasi di Lapas Jember, Gus Mamak sempat guyon ketika akan melakukan tanda tangan. "Waduh tan Sedangkan mantan terdakwa Machmud Sardjujono merasa memetik pelajaran yang berharga dari kasus tersebut. "Istilah seperti
dulu yang disampaikan Gus Mamak. Kita mondok disini. Kita ditahan pada awal April terus momdok. Setelah diputus setahun kita nambah mondoknya dan keprihatinannya bertambah pula. Rencana ngantor mudah-mmudahan pada Senin pekan depan," kata Machmud
Sardjujono. Meski demikian dia mengaku tidak kapok untuk terus berprofesi dalam panggung politik. "Saya akan merenung dulu, tidak nyaleg. Dan perenungan diluar tetap dilanjutkan. Masalah politik dan kenegaraan tidak bisa lepas secara langsung. Tidak kapok, ini resiko politik, ada lawan politik dan ada bisa masuk penjara," ujarnya. Menurutnya, saat diputus setahun itu sebenarnya belum inkracht. Di partai dirinya lebih memilih aman, sebab partai lebih baik
tidak dicalonkan, daripada dihapus di DCS. "Hikmahnya, kita ini sebagian kecil dari masyarakat banyak, masih banyak kekurangan, masih butuh orang laiu, masih butuh hati-hati. Tentunya besok lebih hati-hati lagi," katanya.Dengan putusan bebas itu, kata dia secara itomatis langsung rehabilitasi nama baik. "Saya tidak ada gugat balik maupun akan dendam pada si pelapor dugaan korupsi. Ini patut menjadi pedoman untuk melangkah kedepan. Misalkan, dirumah dulu shalat
bolong-bolong, disini tidak usah pakai alarm, bisa bangun sendiri dan perlu menghadap pada yang kuasa. Keluarga sendiri dengar baru tadi pagi. Ada rencana menggelar syukuran dirumah," ujarnya. Sedangkan pengacara kedua mantan terdakwa, Yani Takarijanto mengatakanm, dirinya baru kemarin pagi dirinya diberikan indormasi oleh jaksa pidana soal perkara banding Gus Mamak sudah turun. "Salah satu amar putusannya adalah segera membebaskan
para terdakwa dari Lapas. Itu hak dari terdakwa kalau ada putusan bebas. Belum ada denda hukuman. Kerugian negara tidak dijelaskan secara rinci. Ada sebagian yang dikembalikan dokumen negara dan ada yang tidak," kata Yani Takarijanto. Sementara tiga hakim yang mengambil keputusan kata dia yakni Basuki, Sri Nur Wahyuni, dan Mohammad Mas'od Halim. Sementara Kepala Kejaksaan Negeri Jember yang baru Irdham mengatakan, dengan putusan bebas itu pihaknya langsung memerintahkan jaksa pidana khusu untuk mengeksekusi bebas kedua terdakwa. "Jaksa masih pikir-pikir dulu 14 hari untuk melakukan kasasi. Kita tunggu saja," ujar Irdham. Meski demikian, belum ada kejelasan jawaban jika jaksa melakukan kasasi
apakah kedua mantan terdakwa itu akan masuk penjara lagi atau tidak. (p juliatmoko)

Jejak Kasus Dua Politisi :


1. Menjabat Ketua dan Wakil Ketua DPRD Jember periode 2004-2009
2. Dilaporkan kasus dana operasional dewan dan bantuan hukum senilai Rp 1,1 miliar tahun 2005.3. 10 April 2008 ditahan Kejati Jatim di Lapas Jember.
4. 24 April 2008 jaksa mendakwa 20 tahun penjara
5. 6 Agustus 2008 dituntut jaksa penunut umum 3 tahun dan 2,5 Tahun.
6. 2 September 2008 Gus Mamak-Machmud divonis Pengadilan Negeri Jember masing 1 tahun denda 50 juta.
7. Jaksa Kejaksaan Negeri Jember ajukan upaya banding.
8. 3 November 2008 PT Surabaya mevonis bebas Gus mamak-Machmud.
9. Jaksa penuntut umum masih pikir-pikir untuk upaya kasasi.

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter