Sabtu, 29 Maret 2008

Proyek PJU Rp 85 M Dinilai Gagal
Daya Listrik Tak Terpenuhi, PLN-Pemkab Tak Koordinasi

JEMBER -Satu lagi proyek mercusuar era Bupati Jember MZA Djalal berupa penerangan jalan umum (PJU) senilai Rp 85 miliar, oleh DPRD Jember dinilai gagal total. Hal itu dikatakan salah seorang anggota Komisi D DPRD Jember Sanusi saat membahas kelanjutan PJU yang berlangsung panas dengan PLN Jember serta Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Pemkab Jember, kemarin. Sanusi menganggap kalau PJU yang seharusnya memiliki daya listrik sebesar 2,7 ribu KVA dan ditargetkan terpasang tahun ini, ternyata tidak bisa dipenuhi oleh pihak PLN Jember.
"Kita harus akui kalau proyek PJU ini sudah gagal total. Kami juga mengakui ini kesalahan dewan juga saat voting pengesahan anggaran PJU yang kami kira saat itu sudah matang ditingkat eksekutif. Namun kenyataanya tidak," kata Sanusi, kemarin.
Seperti diketahui, APBD Jember tahun 2007 kemarin menganggarkan pengadaan PJU senilai Rp 85 miliar yang nantinya akan dipasang sekitar 9.718 titik dengan total panjang jalan sekitar 485,9 kilometer. Jalan itu meliputi jalan negara atau provinsi di 1.580 titik atau 79 kilometer, jalan kabupaten di 5.20 titik atau 261 kilometer, jalan kecamatan di 2.390 titik atau 117 kilometer dan jalan kota di 528 titik atau 28,87 kilometer. Untuk jumlah lampu sodium dengan daya 250 watt ada 7.598 buah, sodium 150 watt ada 740 watt dan sodium 70 watt ada 1.380 buah. Namun melihat
kondisi daya terpasang PJU ada 4,4 ribu KVA dengan pemakaian daya riil 2,7 ribu KVA maka listrik yang dimiliki PLN Jember belum menjangkau besarnya daya listrik tersebut. Sekretaris Komisi D DPRD Jember Baharuddin Nur juga menilai tidak ada koordinasi antara PLN dengan DKLH Pemkab Jember saat akan memprogramkan PJU. "Ide awalnya kan listrik itu untuk orang-orang desa yang ingin belajar mengaji namun perlu penerangan listrik. Namun penerangan listrik kok justru tidak di rumah-rumah warga, tapi di jalan raya," timpal Baharuddin Nur. Ia mengatakan kalau program PJU ini masih bersifat acak-acakan, maka poyek ini akan terancam muspro atau tidak menghasilkan sesuatu. Sedangkan perwakilan DKLH Pemkab Jember melalui Kepala Bagian Pertamanan, Kamto menampik kalau pihaknya tidak ada koordinasi dengan PLN
terkait rencana PJU yang akan dipasang sampai pelosok desa. Pemasangan PJU kata dia yang sudah berjalan sekitar 30 persen itu nantinya akan memiliki tinggi tiang 9,5 meter, dipasang untuk lebar jalan 8 meter dan jarak antar tiang yakni 50 meter.
"Kita sudah koordinasikan PJU sejak tahun 2006 lalu tentang pemasangan lampu baru. Saat itu sudah dilakukan survei dan warga yang sudah membayar pajak minta agar di jalan strategis dibuatkan lampu penerangan. Namun ternyata pada tahun 2007-2008 pemerintah pusat ada program penghematan listrik," kata Kamto.
Sementara Manajer PLN Area Jember-Lumajang Bambang Setyohadi memaparkan, pihaknya akan merasa keberatan dengan proyek PJU dan kalau dipaksakan seluruh lampu harus menyala maka PLN akan terus merugi."Perhitungan kemampuan gardu induk kita tidak masalah dengan PJU. Namun kalau semua lampu PJU itu menyala, maka dengan kemampuan pembangkit terbatas dan biaya operasional meningkat, terus terang kerugian kami juga ikut meningkat. Saat ini saja kita jual listrik untuk PJU Rp 635 per KWH, padahal beban kerugian yang harus ditanggung Rp 1.900 per KWH," Bambang Setyohadi.
Dalam kesempatan dialog itu diperkirakan lampu PJU bisa menyala dengan catatan ada beberapa lampu ada yang harus dimatikan dan memakai variasi jarak, maka tahun 2010 baru PJU itu baru bisa dilaksanakan. Ia juga menambahkan, PLN saat ini terbebani oleh 5.400 PJU liar yang mengakibatkan kerugian hingga ratusan miliar per tahun. Sedangkan trafo PLN juga akan mengalami kelebihan beban alias overload karena dari
2.000 trafo, ternyata ada sekitar 300 unit sudah mengalami over load. "Yang jelas PLN merupakan satu sistem, yakni meliputi interkoneksi listrik Jawa-Bali, jadi tidak hanya Jember. Tahun ini pertumbuhan kita dibatasi sampai 0,23 persen saja. Kalau PJU liar ditertibkan dan satu lampu nyala dua lampu mati, bisa saja program PJU berjalan," katanya. Ia juga menerangkan jika Pemkab dalam perkembangannya bisa membayar tidak Rp 635 per KWH namun Rp 1.380 per KWH atau tanpa insentif, maka PLN
bisa mengakomodasi program PJU itu. "Dilematisnya, kita masih saja belum dapat keuntungan, tapi hanya mengurangi tingkat kerugian keuangannya saja," ujarnya. (p juliatmoko)

Tabel Proyek PJU di Jember

Nilai : APBD 2007 Rp 85 miliar
Pemasangan : 485,9 kilometer
Meliputi :
1. jalan negara atau provinsi di 1.580 titik, 79 kilometer
2. jalan kabupaten di 5.20 titik, 261 kilometer
3. jalan kecamatan di 2.390 titik, 117 kilometer
4. jalan kota di 528 titik atau 28,87 kilometer.

Jumlah lampu sodium
1. daya 250 watt ada 7.598 buah,
2. sodium 150 watt ada 740 watt
3. sodium 70 watt ada 1.380 buah.

Daya :
1. kondisi daya terpasang PJU ada 4,4 ribu KVA
2. pemakaian daya riil 2,7 ribu KVA

(Sumber : DKLH Pemkab Jember)


Ratusan Warga Ditipu Iming-iming Harta Soeharto

JEMBER -Ratusan warga di Jember ditengarai akan menjadi korban penipuan oleh orang tidak bertanggung jawab. Tak tanggung-tanggung kabar yang dihembuskan dari orang tersebut yakni meminta foto kopi KTP warga dengan iming-iming pembagian harta Soeharto. Seperti yang dialami warga di lingkungan Krajan Timur, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, puluhan orang telah menyerahkan fotokopi KTP kepada beberapa pengepul sejak dua bulan lalu. "Ada kabar kalau KTP kita bisa difoto kopi, maka pembagian harta pak Soeharto akan diberikan kepada warga yang tiap orangnya akan mendapat Rp 5,5 juta. Tapi untuk foto kopi KTP itu kita dimintai biaya uang sribu rupiah," kata Saleh, warga setempat, kemarin.
Hal yang sama juga dialami Hadi Santoso. Ia menyerahkan KTP-nya untuk difotokopi kepada seseorang bernama Bu Mistia. Menurut mereka, Mistia adalah warga Karangrejo, Kecamatan Sumbersari. Mistia berjanji uangnya turun sekitar bulan April atau Juni. Mistia juga sempat membawa kaset VCD pengajian soal pembagian harta Soeharto tersebut. Sedangkan kepala kampung Lingkungan Krajan Timur, Miskali merasa curiga karena warganya kena penipuan modus baru. "Saya sendiri tidak percaya kalau ada orang yang mau membagikan harta Soeharto. Lha wong Anak saya juga menyerahkan KTP buat difotokopi dan dijanjikan uang Rp 5 juta," Miskali. Kata dia setidaknya ada empat nama pengepul, yakni Pak Wahyun, Pak Ju, Mustia, dan Pak Lem yang bertugas meminta foto kopi KTP kepada warga di Kecaatan Sumbersari dan Kecamatan Kaliwates.
Sementara salah satu tokoh masyarakat Abdul Kadar mencurigai adanya partai politik tertentu di balik pengumpulan foto kopi KTP itu. "Sebentar lagi ada verifikasi faktual partai politik oleh Komisi Pemilihan Umum. Maka dibutuhkan bukti jumlah anggota yang diambilkan dari foto kopi KTP warga, Bisa juga seorang calon independen untuk pemilihan presiden tahun 2009. Namun yang jelas, ini bentuk pemboidohan pada masyarakat miskin," kata Abdul Kadar. (p juliatmoko)


Perut Rohanah Membuncit, Maksum Disumpah Pocong

JEMBER -Hanya diterpa kabar kalau perut Rohanah (40) terkena penyakit aneh dan perutnya terus membuncit, akhirnya Maksum (45) diminta sumpah pocong oleh pamannya sendiri bernama Pandi (55). Ritual di kalangan warga Madura ini menyusul kabar kalau Maksum dituduh sebagai dukun santet atau menyentet Rohanah. Tidak terima dengan kabar yang beredar dimasyarakat, maka Pandi memastikan kalau Rohanah sakit karena disantet Maksum melalui sumpah pocong yang digelar di Masjid Nurul Taqwa di Kelurahan Tegalgede Kecamatan Sumbersari yang lokasinya tidak jauh dari perkampungan mereka tinggal. Sumpah pocong yang dipimpin Kyai Ali Wafa itu praktis memncing perhatian ratusan warga sekitar yang berduyun-duyun datang ke masjid yang masih belum kelar dibangun itu.
Perut Rohanah yang sakit aneh sebelumnya juga sudah dicek oleh dokter, namun tidak ada hasilnya. Mnurut pengakuan Rohanah, ia pernah memimpikan Maksum berkali-kali dan pernah minta air kepada Maksum untuk diminum Rohanah.
"Air itu diminumkan kepada Rohanah. Hasilnya, Rohanah tak juga sembuh. Sebenarnya tidak ada masalah apa-apa setelah itu di antara Pandi dan Maksum. Namun kabarnya Maksum punya ilmu santet," kata Pandi, kemarin. Seperti biasanya, kedua orang yang masih kerabat yakni Maksum dan Pandi dibungkus dengan kain kafan mirip jenasah dan bersumpah di bawah Al quran kalau tidak pernah beritikad jelek. Setelah itu, mereka namoak berdamai, saling berpelukan dan bersalam-salaman. "Saya samasekali tidak terima dengan tuduhan dukun santet. Tapi nanti sumpah pocong yang akan membuktikannya," kata Maksum usai disumpah pocong.
Sedangkan imam sumpah pocong, Kyai Ali Wafa meminta agar Maksum dan Pandi tidak meneruskan pertengkaran menyusul tudingan dukun santet tersebut. "Mestinya kebenaran diserahkan kepada Allah. Sumpah pocong itu tadi nantinya kalau ada barang siapa yang berucap dusta, akan terkena ganjaran yang mengerikan seperti tidak mendapat rezeki seumur hidup," terang Kyai Ali Wafa.
Ia juga mengatakan, sumpah pocong itu sebenarnya untuk mencegah konflik sosial dan sudah diatur dalam hukum agama Islam.
"Dari 300 kali saya memimpin sumpah pocong, ada 9 orang mengalami musibah setelah dilakukannya sumpah pocong. Ada beberapa menderita sakit keras lalu meninggal, ada yang bunuh diri dan ada juga yang dibunuh orang," katanya. Untuk Maksum dan Pandi, hasil sumpah pocong itu masih terus proses dan sekitar beberapa hari akan bisa dilihat bagaimana kondisi kehidupan usai sumpah pocong. (p juliatmoko)

Jumat, 14 Maret 2008




Tingginya Gizi Buruk, SBY Harus Minta Maaf

JAKARTA - Direktur LBH Kesehatan Iskandar Sitorus mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk meminta maaf kepada masyarakat Indonesia terkait tingginya gizi buruk. "Presiden harus meminta maaf kepada masyarakat karena banyaknya gizi buruk," kata Iskandar kepada Okezone, Jumat (14/3/2008).
Dia menjelaskan, pemerintah tidak usah saling menyalahkan atas meningkatnya kasus ini. "Tetapi meminta maaf, dan kita akan mencari jalan keluar," tandasnya.
Ke depan, lanjut Iskandar, pemerintah harus bisa mengubah tatanan regulasi yang ada saat ini seperti pencarian data yang akurat. "Yang terpenting juga, pemerintah harus mempunyai kriteria yang jelas. Jangan tidak ada kriteria namun tiba-tiba membuat kebijakan. Nanti seperti memilih tebu, malah dapat yang busuk," tegasnya.
Sebelumnya, RSUD dr Subandi Jember mencatat dalam tiga bulan terakhir pasien gizi buruk yang didominasi balita sudah mencapai 22 orang. Dua di antaranya meninggal dunia karena gizi buruk yang dideritanya sudah cukup kronis, juga terdapat komplikasi penyakit yang menyerang organ tubuh vital. (kem)

Berita Terkait 'Gizi Buruk'
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/14/1/91510/lbh-kesehatan-sayangkan-tingginya-gizi-buruk

Kamis, 13 Maret 2008


Attack Saudi... !
Janda Tua Disekap 5 Tahun di Arab Saudi

JEMBER - Pilu tenaga kerja wanita (TKW) dinegeri Arab Saudi kembali terulang. Seorang TKW yang juga janda umur 50 tahun bernama Siti Nabawiyah warga Dusun Rejosari Desa Gumelar Kecamatan Balung Kabupaten Jember dilaporkan disekap selama 5 tahun oleh majikannya di kota Jeddah Arab Saudi. Dalam penyekapan dirumah majikan itu, Siti samasekali juga tidak diberikan bayaran atau gaji bulanan. Salah seorang anak korban, Siti Mulazima (27) bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Jember kemudian melaporkan kasus penyekapan itu ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Jember. Namun mereka kecewa atas laporan itu yang hanya ditampung tanpa ada tindak lanjut kongkrit seperti kasus yang dilaporkan sebelumnya."Kami sudah lima tahun ini menunggu kabar dari ibu. Sekitar satu setengah tahun lalu kita berusaha menelpon ke kantor di Arab melalui majikannya Ustat Ali hasan Al Aufi. Ibu saya ngomong kalau dia tidak bisa kembali ke Indonesia dan tidak bisa keluar rumah majikan," kata Siti Mulazima, kemarin. Siti Nabawiyah yang diberangkatkan oleh PT Andromeda Graha Malang melalui calo Maon Ismanto warga Semboro Jember itu, setiap ditanya keberadaan korban juga tidak memberikan kejelasan. Ia juga mengatakan, ibunya berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2003 dengan membayar pada calo bernama Mon Ismanto sebesar Rp 900 ribu. Namun saat itu tidak langsung dikirim ke Arab Saudi, namun dikirim ke Malang lewat PT Andromeda Graha dan tinggal dipenampungan selama satu bulan untuk selanjutnya berangkat ke Arab Saudi.Setelah satu bulan, korban sempat mengirim surat dan mengabarkan kalau disana sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Agaknya sudat itu merupakan surat terakhir karena pada tahun-tahun berikutnya sudah tidak mengirim surat lagi, apalagi gaji. Namun saat mencoba menghubungi penyalur tenaga kerja, Siti Mulazima selalu gagal karena Maon Ismanto meupun kantor majikannya di Arab Saudi selalu tidak ada jawaban jelas. "Kami khawatir ibu saya disana mendapat perlakuan kekerasan. Makanya kami minta pemerintah agar bisa segera memulangkan ke Indonesia dan gaji ibu saya bisa segera dibayarkan," katanya. Sedangkan Ketua SBMI Jember M kholili menyatakan, dalam tahun 2008 ini sudah ada 10 kasus TKW meliputi trafiking, kekerasan seksual, kekerasan rumah tangga dan penyekapan. "Kita minta kepada pemerintah segera menuntaskan kasus ini. Sebab Disnaker Jember selalu lamban dalam penanganan kasus TKI," kata M Kholili. Sedangkan Kepala Bidang Pelatihan dan Perekrutan Tenaga Kerja Disnaker Pemkab Jember M Hasyim mengatakan pihaknya berjanji akan menangani kasus yang menimpa keluarga Siti Muzalima. "Yang jelas, kita akan menelusuri kasus ini dan menindaklanjuti dengan meminta penjelasan, kalau perlu memanggil penyalur tenaga kerja itu," kata M Hasyim. (p juliatmoko)


Machmud Dituntut 1 Tahun 6 Bulan

JEMBER - Persidangan dengan agenda tuntutan yang menimpa seorang terdakwa yang juga fungsionaris Wakil Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) sekaligus Ketua Tim Pilkada Partai Golkar Jatim Machmud Sardjujono akhirnya terwujud. Machmud yang juga Wakil Ketua DPRD Jember ini disidang di Pengadilan Negeri Jember dengan dijatuhi tuntutan 1 tahun 6 bulan. Ia diduga tersandung kasus penipuan uang sebesar Rp 200 juta terhadap Hepi Indra Kelana. Kasus ini disidangkan setelah sekitar 2 tahun masih dalam proses penyidikan Polda Jatim. Menjelang pilkada lalu, Hepi Kelana awalnya merupakan teman dekat Machmud yang saat itu masih menjabat Ketua DPD Golkar Jember. Golkar waktu itu sudah menentukan Machmud Sardjujono sebagai calon bupati Jember dan tengah mencari pasangan calon wakil bupati. Hepi tertarik untuk melamarnya dan dijanjikan Machmud kalau dirinya dijamin bisa menjadi pasangannya asal menyediakan uang. Akhirnya Hepi menyanggupi dan mentransfer uang senilai Rp 200 juta ke rekening pibadi Machmud Sardjujono. Transfer uang itu dilakukan tiga tahap yakni pada tanggal 2 Februari 2005 sebesar Rp 75 juta, 3 Februari Rp 75 juta dan 10 Februari sebesar Rp 50 juta.Waktu terus berjalan, namun keinginan Hepi ternyata jadi isapan jempol. Machmud akhirnya melaju dengan menggandeng pasangan calon wakil bupati bersama Haryanto yang saat itu masih menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Jember. Merasa ditelikung oleh Machmud, Hepi melaporkan kasus penipuan itu ke Polda Jatim untuk dilakukan penyidikan.Dalam sidang perdana sebelumnya, jaksa penuntut umum Mahfud, Machmud Sardjujono didakwa dengan pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara. Didampingi dua pengacaranya, Machmud langsung mengajukan pledoi lisan kepada majelis hakim yang dipimpin Iswahyu yang akan digelar pekan depan."Jelas saja saya dituntut 1 tahun lebih. Wong yang salah saja dituntut, apalagi yang tidak salah. Tapi saya yakin tidak bersalah dalam kasus ini," kata Machmud, kemarin.Ia juga mengaku optimis kalau kasus yang dilaporkan Hepi Indra Kelana hanyalah kasus politis dan dianggapnya sudah tamat. Jika tuduhan kasus penipuan ini tidak benar maka ia akan menggugat balik Hepi dengan ancaman pencemaran nama baiknya.Sedangkan pengacara Machmud, Hadi Eko Yudi Yuhendi mengatakan, pihaknya tetap optimis memenangkan kasus ini. Ia juga sudah merancang pembelaan terhadap kliennya dengan menceritakan kronoligis yang sebenarnya. "Kita yakin pak Machmud lolos dari jeatan hukum," tandas Hadi Eko Yudi.Sedangkan Ketua Majelis Hakim Iswahyu tetap akan melakukan prosedur hukum yakni akan merapatkan dengan anggota majelis hakim untuk melakukan penahanan jika memamg dalam sidang selanjutnya terbukti bersalah. "Yang jelas, penahanan terhadap terdakwa itu bisa dilakukan dan memungkinkan untuk tidak dilakukan. Jadi kita lihat dulu, apakah terdakwa dengan jaminannya secara hukum bisa ditahan atau tidak," kata Iswahyu. Persidangan Machmud ini tetap dilanjutkan pekan depan dengan agenda pembacaan pledoi dari pengacara Machmud. (p juliatmoko)


Puting Beliung Hajar 58 RumahTiga Ruang SDN Rusak Berat

BONDOWOSO -Bencana angin puting beliung kembali melanda Kabupaten Bondowoso. Angin puting yang terjadi pada Senin (10/3) malam itu menghajar 58 rumah di Dusun Curah Lempet Desa Wonosari Kecamatan Grujugan dan tiga ruang kelas di SDN 2 Wonosari. Akibatnya dua rumah menhalami rusak berat, dan sisanya rusak ringan. Namun kerusakan terparah dialami tiga ruang kelas yakni kelas 4, 5 dan 6 di SDN 2 Wonosari yang kondisinya bagian atap dan beberapa dindingnya ambrol. Sekolah yang dibangun sejak tahun 1986 itu sudah tiga kali mengalami kerusakan serupa yang diakibatkan angin puting beliung. Angin puting beliung itu juga merusakkan bagian atap Masjid At Taqwa didesa itu.Kepala SDN 2 Wonosari, Slamet mengatakan, angin puting beliung itu datang dengan sangat tiba-tiba. "Saat itu hujan memang sangat deras, salah seorang saksi melihat ada gumpalan awan hitam yang lewat dan ternyata itu angin puting beliung. Tiga ruang kelas dan rumah dinas guru rusak berat," kata Slamet pada SINDO, kemarin. Ia juga mengatakan, meski Dinas Pendidikan Pemkab Bondowoso sudah melihat lokasi bangunan yang rusak, namun hingga kemarin bantuan berupa bahan bangunan masih belum diturunkan. Akibatnya, siswa kelas 4, 5 dan 6 nampak mengalami gangguan proses belajar mengajar selama dua hari. Agar siswa tidak diliburkan, maka proses belajar dijadikan satu dengan siswa kelas 2, 3 dan 4 dengan diberikan papan pembatas pada tiap ruangan kelas. Kemarin, para siswa juga nampak kerja bakti memberihkan puing-puing sisa kerusakan dan meletakkan kursi dan bangku pada ruang kelas yang aman."Siswa tetap masuk ruang kelas yang sudah kita sekat. Proses belarj agak terganggu dalam beberapa hari. Sebab bantuan dari pemerintah masih belum diberikan," kata Slamet. Ia juga menambahkan, bencana angin puting beliung itu sudah terjadi untuk ketiga kalinya dan merusakkan ruang kelas.Sedangkan salah seorang warga yang rumahnya mengalami kerusakan cukup parah, Kartini mengatakan, angin puting beliung itu memang datang dengan tiba-tiba. "Angin itu hanya numpang lewat saja sekitar beberapa detik. Kalau saja angin itu diam diperkampungan yang banyak rumah, maka kerusakan rumah akan makin banyak," kata Kartini. Dengan kerusakan rumah yang dia alami itu, ia mengaku juga belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Kerusakan rumah berupa atap dan dinding dia perbaiki dan dengan biaya sendiri. "Kalau menunggu bantuan pemerintah, mau tinggal dimana keluarga saya nanti," katanya. Kepala Desa Wonosari Bahrawi juga mengaku pihak pemerintah setempat hanya melakukan peninjauan lokasi bencana saja. Namun kata pejabat yang datang tersebut, bantuan masih diusahakan untuk diusulkan dalam anggaran Pemkab Bondowoso. "Jadi kita masih menunggu saja bantuan dari pemerintah. Namun beberapa personil Polsek Grujugan dan warga setempat sudah gotong-royong untuk memmperbaiki kerusakan rumah warga," kata Bahrawi. Sedangkan pejabat Pemkab Bondowoso melalui Kepal Dinas Pendidikan, Paiman saat dikonformasi soal bantuan bencana puting beliung, justru menyalahkan pihak korban bencana khususnya pihak SDN2 Wonosari. "Ya suruh lapor dulu apa saja kerusakannya, baru bantuan akan diberikan," kata Paiman. (p juliatmoko)


22 Balita Kena Gizi Buruk, 2 Tewas Mengenaskan

JEMBER-Jumlah penderita gizi buruk di Kabupaten Jember agaknya masih belum berkuarang. Bahkan pihak RSUD dr Subandi Jember mencatat dalam tiga bulan terakhir pasien gizi buruk yang didominasi balita sudah mencapai 22 anak. Dua diantaranya bahkan meninggal dunia karena gizi buruk yang dideritanya sudah cukup kronis dan juga terdapat komplikasi penyakit yang menyerang organ tubuh vital serta sebsis infeksi berat. Kedua balita yang tewas mengenaskan itu yakni Audio Viki Pratama warga Desa cangkring Kecamatan Jenggawah bocah berumur 3 tahun dan Aditya umur 12 bulan warga Desa Kemuningsari kecamatan Jenggawah. Hingga saat ini pihak RSUD dr Subandi Jember tengah merawat intensif dua balita gizi buruk yakni Achmad Dani umur 10 bulan warga Desa Kemuningsari Kidul Kecamatan Jenggawah dan Sely Melani Anjelita umur 10 bulan warga Desa Arjasa Kecamatan Arjasa.Kedua balita itu memiliki hanya bobot sekitar 4,5 kilogram atau separuh dari bobot normal bayi seusianya. Selain itu mereka juga terkena gizi buruk jenis marasmus kwasiorkor atau luka kulit pada bagian perut dan pantat serta sekitar alat kelamin.Pada saat awal masuk dirawat kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. Ibu angkat Sely Melani Anjelita, Tin mengatakan, gejala awal sakit bayinya itu dimulai dengan terkena diare berat dan terus menerus. "Karena tidak kuat membeli susu, sejak umur 4 bulan anak kami beri ai gula atau air kacang hijau. Namun kondisinya terus memburuk, makanya kami bawa ke rumah sakit," kata ibu Tin, kemarin.Ia juga menambahkan, pekerjaan orang tua sbagai kuli bangunan tersebut makin membuat kondisi bayi memprihatinkan. Sebab dengan kenaikan harga susu kaleng yang cukup tinggi tersebut, keluarga tidak mampu membelinya. Akibatnya, kondisi kesehatan Sely kini cukup memprihatinkan, sebab disekitar perut, pantat dan alat kelamin bayi perempuan ini kulinya nampak memerah dan gatal. Sely sudah dua hari ini terus dirawat dengan diberikan asupan gizi melalui jarum infus yang berisi cairan vitamin.Hal serupa juga dialami oleh Achmad Dani. Ia mengalami gizi buruk jenis marasmum kwarsiorkor dengan luka yang terdapat disebagian perut dan pantat.
Sedangkan salah seorang dokter anak di RSUD dr Subandi Jember dr Gebyar Tri Baskoro mengatakan, kedua balita itu memiliki hanya bobot sekitar 4,5 kilogram atau separuh dari bobot normal bayi seusianya. Selain itu mereka juga terkena gizi buruk jenis marasmus kwasiorkor. Pada saat awal masuk dirawat kata dia kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. "Kini mereka terus kita rawat dan memasuki tahap stabilisasi dan memerlukan waktu sampai seminggu," kata dr Gebyar Tri Baskoro, kemarin. Ia juga menambahkan, balita yang terkena gizi buruk yang dirawat itu kebanyakan sudah memasuki fase kritis karena asupan gizi atau air susu ibu yang kurang. Si ibu juga tidak memberikan air susu namun justru hanya diberikan air gula dan air kacang hijau karena faktor ekonomi yang dialaminya. Tampak pada kondisi fisik Seli Melani menurut diagnosa awal hanya memiliki albumen sekitar 2 poin, padahal normalnya harus 3 poin. Selain itu kadar hemoglobin hanya 7,2, padahal pada kondisi normal seusianya harus 11 sampai 12 hemboglobin. Kebanyakan balita kurang gizi itu jelas kekurangan kadar protein, karbohidrat, seng, serta vitamin A.Kategori gizi buruk sebenarnya ada dua macam yakni primer dan sekunder. Untuk gizi buruk primer cirinya dari kekurangan karbohidrat dan vitamin. Sedangkan untuk gizi buruk sekunder yakni karena penyakit pembawaan seperti penyakit ikutan yakni batuk atau gangguan jantung serta kekurangan asupan gizi. "Hampir 80 persen gizi buruk yang dirawat kategori sekunder. Sedangkan harapan hidup Sely lebih buruk dari Aditya," katanya.katanya. Kondisi gizi buruk yang terus meningkat ini kurang disikapi serius oleh Dinas Kesehatan Pemkab Jember. Saat berkali-kali dikonfirmasi melalui ponselnya Kepala Dinkes Jember dr long Fajri Maulana tidak diangkat. (p juliatmoko)

Jumat, 07 Maret 2008


BPSDA Harus Tanggung Jawab

BONDOWOSO - Ratusan warga korban banjir mendatangi Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA). Para korban banjir itu merasa kalau bencana banjir yang menerjang dan sempat melumpuhkan wilayah Situbondo, disebabkan pengelolaan pintu air di Bendungan Sampean Baru Tapen,Bondowoso, yang salah. Bencana banjir yang terjadi baru-baru ini telah menewaskan sekitar 15 jiwa. Ratusan warga tersebut berang dan berunjuk rasa di Kantor BPSDA Provinsi Jatim wilayah Sungai Sampeyan Baru,Kab Bondowoso. Dalam aksi itu sempat diwarnai dorong-mendorong antara ratusan warga dan sekitar 500 aparat kepolisian yang berjaga di depan pintu BPSDA. Pengunjuk rasa juga berorasi dan membentangkan sejumlah spanduk bernada hujatan, seperti ‘Gusur Dam Sampeyan Baru’, ‘Dam Sampeyan Baru Mesin Pembunuh’,” Sampeyan Baru Dzolim dan Mudhorat’, dan ‘Bongkar dan Gusur Dam Sampeyan Baru’. Mereka juga menggelar aksi teatrikal sambil bertahlil, dengan membawa lumpur bekas banjir bandang,kambing, dan keranda mayat. Salah seorang koordinator aksi lapangan Sayonara menyatakan, penyebab banjir bandang itu akibat tidak profesionalnya pengelolaan air di Bendungan Sampeyan Baru Tapen. ”Hingga kami,warga Situbondo, yang menjadi korban dan untuk kedua kalinya kembali tergenang banjir bandang akibat luapan Bendungan Tapen,” kata Sayonara yang saat itu berorasi di atas truk kemarin. Salah seorang warga, Armito, memaparkan, dirinya sempat mendatangi Dam Sampeyan Baru saat air sungai tengah pasang. ”Saat itu saya disuruh membuka pintu dam, tapi ternyata malah masih harus lari cari bensin untuk diisikan ke genset.Ini kanartinya tidak antisipasi,” kataArmito. Sementara itu, Kepala BPSDA Provinsi Jatim Wahyu Pribowo,menyangkal banjir bandang Situbondo disebabkan oleh keberadaan Dam Sampeyan Baru.Namun disebabkan oleh banyak faktor,di antaranya terutama berkurangnya daerah serapan air di sekitar sungai. ”Dam Sampeyan Baru di Bondowoso dan Dam Sampeyan Lama di Situbondo berfungsi untuk irigasi.Dam Sampeyan Baru melayani 8.145 hektare sawah,6.269 hektare di antaranya beradadiSitubondo. Sementara dam Sampeyan Lama untuk mengaliri 10.200 hektare sawah di Situbondo,” ujarWahyu Prabowo. Wahyu menambahkan, Dam Sampeyan Lama dan Baru berada di sungai Sampeyan Baru sepanjang 65 kilometer. Kondisinya terdapat kemiringan sungai sekitar 40 derajat dan vegetasi untuk tangkapan air di sekitar sungai lumayan parah. Vegetasi daerah tangkapan air beralih fungsi menjadi tanaman semusim, sehingga pada saat hujan turun, air sulit untuk ditahan dan meluncur deras ke sungai. Apalagi saat itu curah hujan sangat tinggi dan merata di daerah aliran Sungai Sampeyan Baru, termasuk di anak sungai. Pada posisi di atas hulu, ada sekitar 35 anak sungai dan di bawahnya ada ratusan anak sungai dengan panjang variatif. Sedangkan di salah satu stasiun dari 32 stasiun hujan, ukuran air mencapai 382 milimeter. (p juliatmoko)

Bupati Ditodong Menangkan Cabup PKB

BONDOWOSO – Musyawarah Kebangkitan (Muskit) DPC PKB Bondowoso yang diikuti sekitar enam calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) berlangsung panas.
Ketua DPW PKB Jawa Timur Hasan Aminuddin, sempat menodong Bupati Bondowoso Mashoed untuk mendukung pemenangan cabup dan cawabup yang akan direkomendasi DPC PKB.
”Mumpung di sini juga ada Bupati Bondowoso, ya kalau nanti sudah ada nama cabupcawabup yang diusung PKB, setidaknya bupati bisa memberikan dukungan untuk pemenangan pilkada ini,” kata Hasan Aminuddin yang disambut gelak tawa dan tepuk riuh ratusan kader PKB kemarin. Bupati Bondowoso Mashoed yang juga hadir dalam Muskit PKB itu,hanya melempar senyum kepada fungsionaris DPC PKB saat Hasan Aminuddin menyampaikan permintaan pemenangan cabup- cawabup PKB itu. Mashoed selanjutnya dalam pidato kehadirannya menyampaikan, ia menaruh harapan besar,bupati selanjutnya bisa makin memperbaiki jalannya roda pemerintahan. ”Sekiranya ada evaluasi atas 10 tahun atau dua periode saya memimpin Kota Bondowoso.Siapa pun calonnya, saya berharap bisa meneruskan pembangunan Bondowoso ke depan,” kata Mashoed. Muskit DPC PKB Bondowoso berlangsung meriah.
Meski tidak diperbolehkan saling menghujat calon lain, namun para calon tersebut berlomba untuk menarik simpati lewat penyampaian visi dan misi mereka. Enam calon itu yakni Syamsul Hadi Merdeka yang juga Ketua Dewan Syura DPC PKB Bondowoso Amin Said Husni anggota DPR RI dari PKB,H Zainul Fauzan,AS Hodari untuk posisi cabup.
Sedangkan untuk posisi cawabup, yakni Tohari dari PKB dan HA Haris Sonhaji dari birokrat yang juga keponakan Bupati Bondowoso Mashoed. Hasan Aminuddin menyampaikan sinyalemen tidak perlunya ada rencana koalisi dengan partai lain.Sebab jika dipandang PKB mampu sendiri untuk mengusung calonnya,maka koalisi dengan partai lain akan menjadi tertutup.
Dia menambahkan, tidak ada kriteria tertentu untuk bisa direkomendasi oleh DPP PKB dalam cabupcawabup. Namun yang terpenting adalah mampu mengemban visi dan misi PKB, serta mampu mendulang suara terbanyak dari masyarakat Bondowoso. Soal adanya isu yang diembuskan,yakni calon putra daerah atau bukan,bagi Hasan tidak akan menjadi persoalan yang sangat mendasar. ” Isu putra daerah itu hanya sebatas isu,”pungkasnya. Sedangkan Ketua Rois Syuriah PCNU Bondowoso HM Ali Salam tetap menyatakan netralitas dalam proses Pilkada Bondowoso pada Juni mendatang.” Secara kelembagaan sudah jelas,kami akan netral. Kalau secara perseorangan, silakan menentukan pilihannya,” kata HM Ali Salam. (p juliatmoko)

Rabu, 05 Maret 2008

Masyaallah, TKW di Negeri Arab Dipaksa Suntik Payudara
Hingga Jadi Penari Striptis

JEMBER - Nasib tenaga kerja wanita diluar negeri selalu diiringi pilu dan keptihatinan mendalam. Betapa tidak, bermaksud mencari sesuap nasi dengan merantau dinegeri tetangga, eh malah menjadi siksa bulan-bulanan majikan. Apalagi siksa itu tidak hanya berupa kekerasan fisik, namun kekerasan seksual hingga menyebabkan trauma psikologis. Nasib memilukan itu dialami oleh dua TKW yakni Titik Sunjani, 36, dan Kunnainah Binti Nur Hamid Kairun, 31 yang keduanya merupakan warga Dusun Watukebo Desa Andongsari Kecamatan Ambulu. Penuturan yang paling menyedihkan diungkapkan Titik Sunjani yang menjadi TKW di Kota Al Hazm
Arab Saudi. Ia mengaku justru mendapat paksaan dijadikan penari striptis dengan mengenakan baju seksi rok mini dengan kaos you can see."Rumah majikan saat itu banyak didatangi tamu hidung belang. Setiap hari aku disuruh merawat badan dengan lulur dengan menggunakan baju
seksi, setiap kali ada tamu aku disuruh melayani dengan menyuguhkan minuman keras wiski dan berjoget didepan mereka," tutur Titik Sunjani, Rabu (5/3). Titik Sunjani pun juga dipaksa untuk melakukan suntik payudaranya oleh majikan. Sebab majikan menganggap kalau payudara Titik kempes dan tidak menarik bagi lelaki hidung belang. Ia pun juga nyaris diperkosa oleh anak majikan yang saat itu bersamaan waktu mendengar majikan perempuannya melayani tamu hidung belang. "Saat majikanku melayani tamu laki-lakinya, terdengar desahan keras hingga terdengar anak laki-lakinya. Pada waktu itu pula anak majina mulai menggodaku dan mengejar aku hingga nyaris diperkosa," ucapnya. Keluhan itu disampaikan kepada
majikan perempuannya, namun samasekali tidak digubris dan menganggap itu hal wajar, bahkan ia justru ditimpali dengan kata-kata kasar.Setelah dua bulan lebih mengalami bekejerja tidak wajar disana, Titik makin tidak betah. Ia kemudian melarikan diri namun berhasil dipergoki
lagi oleh anak majikan. Bahkan setelah ditangkap lagi, ia disekap dalam dalam gudang sambil dipukuli hingga pingsan. "Saya trauma sekali, saat disekap digudang, banyak sekali tulisan berbasah Indonesia berbunyi "jangan pernah mencoba kembali kesini, hati-hati dan sebagainya," katanya. Nasib serupa juga dialami Kunnainah Binti Nur Hamid Kairun yang mengaku menjadi korban perdagangan manusia. Ia juga mendapat perlakukan tidak
manusiawi karena tidak digaji semestinya oleh si majikan. Ia diberangkatkan PT Bin Hasan Maju Sejahtera, Jakarta Selatan, melalui calo bernama Saringati, Romlah, dan Saleh Bahanan. Dengan terpaksa ia kemudian bekerja di luar negeri karena tuntutan ekonomi. Selama di
penampungan, hanya diberi makan tiga kali sehari dengan lauk tidak memadai. Pada 17 Juni 2004, keduanya diberangkatkan ke Arab Saudi. Kunnainah dipekerjakan kepada Abdul Raheem Jabir Al Maliki. Namun, kemudian berpindah majikan kepada Ali Abdullah Al Qorni. Selama bekerja dua tahun, hingga Maret 2007, ia tak menerima gaji sebagaimana seharusnya. "Mestinya saya menerima 16.800 real. Namun oleh majikan hanya diberi gaji murni 6.500 real. Itu pun dipotong 2.200 real untuk membayar tiket pesawat pulang dan administrasi lainnya," kata Kunnainah.Serikat Buruh Migran Indonesia Jember yang mendampingi kasus mereka akhirnya melaporkan kasus itu. Setidanya dalam dua bulan diawal tahun ini sudah ada sembilan kasus pelanggaran hak asasi manusia terhadap tenaga kerja wanita Indonesia. Kasus-kasus itu terbanyak terjadi di Arab Saudi dan Malaysia."Disnakertrans Jember harus menindak tegas PJTKI yang menyalurkan mereka. Sebab pelanggaran HAM itu berupa penganiayaan, penelantaran,dan traficking seharusnya bisa dicegah. Kami minta pemerintah mengambil langkah efektif untuk melindungi para korban dan meminta pertanggungjawaban institusi yang memberangkatkan mereka," pungkas M Kholili. (p juliatmoko)

Selasa, 04 Maret 2008


Rizal Ramli : Pemerintahan SBY Prosotan !

JEMBER -Kritikan terhadap kebuijakan Presiden RI Susilo Babmang Yudhoyono tidak hanya datang dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri. Namun ekonom fiskal Rizal Ramli mengkritik kebijakan pemerintahan SBY yang tidak lagi pro rakyat tapi kini justru "prosotan" atau dalam bahasa Jawa berarti melorot terus."Saya melihat pemerintahan SBY ini tidak pro rakyat, tidak juga pro poor atau kemiskinan dan tidak pro jobs yang mampu
mengatasi jumlah angkatan pengangguran. Tapi pemerintahan SBY prosotan," kata Rizal Rami saat memberikan materi dalam Seminar Ekonomi Nasional bertema Grand Desain Manajemen Pembangunan Ekonomi di Jember, (4/3). Dalam ceramah ekonomi yang juga dihadiri mantan Panglima TNI Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dan mantan anggota Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sholahudin Wahid itu Rizal Ramli juga menyampaikan pemerintahan Indonesia memerlukan jalan baru yang anti neo kolonialisme dan imperialisme."Makanya dalam pemilihan presiden nanti jangan asal pilih. Calon presiden yang dipilih jangan asal handsome (ganteng) atau pintar menyanyi saja. Sekarang ini mestinya tidak perlu bicara pemerintahan disektor pertanian, tapi yang disentuh harus si petaninya yang perlu juga kebijakan pro petani," ucapnya dengan nada semangat dan disambut tepuk riuh hadirin.Pria kelahiran Padang Sumater Barat yang juga Presiden Komisaris PT Gresik TBK itu turut menyikapi krisis listrik yang
disebabkan karena faktor bahan batu bara. Padahal kata dia, mestinya Indonesai tidak perlu khawatir dengan bahan baku batubara untuk bahan bakar listrik. Sebab Indonesia kata dia tercatat sebagai negara nomor satu di Asia sebagai pengekspor batubara terbesar.Ketua Umum Indonesia Bangkit ini juga mempersoalkan kemiskinan yang terjadi selama ini yang diakibatkan oleh kemiskinan struktural imbas kebijakan pemerintah. "Saat ini saja barang-barang kebutuhan pokok makin naik, rakyat miskin makin menjerit. Belum lagi kelangkaan pupuk yang mengakibatkan petani harus membeli pupuk harga eceran yang naik dari Rp 120 ribu per kwintal menjadi Rp 190 ribu per kwintal. Bahkan di Magelang baru-baru ini saya dengar pupuk urea sempat menghilang," tandasnya. (p juliatmoko)

Sabtu, 01 Maret 2008


Lebih 20 Tahun Cokro Berjuang Melawan Penyakit Kutil Ganas

JEMBER - Penyakit aneh mirip tumor ganas atau seringkali disebut kutil menggerogoti badan Yustinus Cokro Hadi Kusuma. Pemuda berumur 34 tahun ini saat ditemui dirumahnya di Jalan Letjen Suprapto Gang III nomor 82 Kabupaten Jember nampak tidak kuasa menyembunyikan penyakit kulitnya. Setidaknya ada empat benjolan pada kulit Cokro yang membuat tidak betah baginya untuk meneruskan hidup. Dari empat benjolan mirip tumor itu,
ada dua benjolan sebesar buah apukat yang menggantung. Satu dibagian punggung bawah diatas pantat dan satunya lagi dibagian belakang kepala. Sedangkan dua benjolan kecil sebesar bola tenis terdapat dibagian kepala depan sebelah kanan. Satunya ada disebelah belakang bagian kiri."Penyakit ini sudah saya periksakan ke mantri, katanya diminta operasi dengan biaya gratis. Tapi saya tidak mungkin mampu menanggung biaya lain seperti obat-obatan," kata Cokro yang kini hanya membantu ibunya berjualan kelontong didepan rumahnya, Sabtu (1/3).Sedangkan ibu Cokro, Marias Sunardi mengatakan, ada keanehan penyakit yang diderita Cokro. Pada saat dia bayi umur sekitar 1,5 tahun, Cokro sempat terjatuh dan bagian jidat kepalanya terdapat luka sedalam 1 centimeter. "Tapi setelkah saya lihat kok anehnya tidak mengeluarkan darah," kata Marias Sunardi penasaran. Kejadian itu tragisnya berlanjut karena Cokro mengalami gangguan mental hingga akhirnya dia disekolahkan di Sekolah Luar Biasa di Kota Malang. Pada umur 13 tahun, Cokro mengeluh kalau ada yang aneh dibagian punggung bawah. "Sejak itulah penyakit aneh menjadi benjolan mirip tumor. Saya tidak tega karena sejak umur 13 tahun itu benjolan kecil-kecil juga mulau nampak disekujur tubuhnya," tuturnya. Sejak itulah Cokro akhirnya merasa malu dengan teman sejawatnya dan memutuskan sekolah dan kembali ke Kota
Jember untuk mengasingkan diri. Meski benjolan disekujur tubuhnya tidak pernah ia rasakan, namun keluarga sangat berharap agar Cokro bisa normal seperti pemuda lainnya. "Anak ketiga dari lima bersaudara saya itu keluar rumah cuma sekali dalam setahun. Itu pasa merayakan Hari Raya Natal saja. Kami berharap ada bantuan dari donatur agar penyakit anak saya itu bisa dioperasi," katanya. (p juliatmoko)

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter