Selasa, 31 Maret 2009


Japer dan Caleg PAN Bakar "DPT" !!!

JEMBER- Kekacauan dan manipulasi daftar pemilih tetap tetap tak terhindarkan dan memancing emoi warga. Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember dan seorang caleg PAN Sudarsono mendemo kantor Bapenduk dan KPU Jember. Dalam aksinya mereka membakar simbol DPT sebagai bentuk ancaman dalam pemilu tahun ini. "Ada indikasi KPU telah sengaja menghilangkan hak pilih warga," timpal Sekretaris Japer Jember Kustiono Musri, kemarin. Dia juga menuding validasi data yang dilakukan KPUD dan Bpenduk tidak dapat memberika kejelasan DPT. Salah satunya ditunjukkand engan banyaknya temuan nama ganda, hak pilih belum cukup umur, orang meninggal dunia masuk DPT, serta lainnya. "Ini jelas ada kesengajaan sistematis untuk merekayasa penggelembungan suara salah satunya membuat DPT semrawut, saya kira ada pelanggaran lain yang juga dilakukan penyelenggara pemilu itu," tandas Sudarsono. Japer juga mendesak agar badan keuangan melakukan audit penggunaan dana validasi DPT yang tidak membuahkan hasil memuaskan warga. Di Kantor Bapenduk mereka ditemui Kabid Informasi dan Data Penduduk Syaiful Bahri yang menyatakan, pihaknya hanya menyerahkan DP4 yang kemudian divalidasi sendiri oleh KPUD. Dalam aksi unjuk rasa di Kantor KPUD itu nyaris berujung ricuh. Pendemo emosi karena tidak ditemui anggota KPUD Jember satupun, mereka langsung menerobos pintu gerbang KPU menuju ke ruang ketua. Di tempat itu, mereka hanya ditemui oleh salah satu anggota KPU Kabupaten Jember Supandri. Aksi mereka semakin memanas ketika anggota KPUD Divisi Pemutakhiran Data, Hanan Kukuh Ratmono yang datang menemui mereka. Tidak puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Hanan, salah
satu peserta aksi sempat melayangkan sebuah jap ke arah anggota KPU tadi. Beruntung tidak mengenai muka Hanan Kukuh sebab petugas kepolisian sigap menghalangi aksi itu. Sedangkan Hanan Kukuh Ratmono menyatakan, pemutakhiran data pemilih hingga kini masih terus dilakukan oleh KPU meski tanpa ada protes pemantau pemilu dari Japer. "Peraturan KPU pusat sudah turun dan ada waktu sampai H-1 sebelum pemilu bagi kami untuk melakukan validasi DPT. Kalau ada yang tidak sesuai ya kita coret, beres kan...," tandas Hanan Kukuh. Selain itu, validasi juga dibantu oleh PPS dan PPK sampai ketingkat paling bawah. (p juliatmoko)


Perampok Spesialis Nasabah Bank Diriungkus
Beroperasi di 19 TKP, Omset Rp 1,2 Miliar

JEMBER- Nasabah bank kini boleh agak tenang. Pasalnya Polres Jember kemarin berhasil meringkus sindikat perampok kelas kakap spesialis nasabah bank. Para tersangka itu yakni M Imron warga Blitar, M Mujur warga Malang dan Iwan Adityawan warga Nganjuk. Kapolres Jember AKBP Nasri saat gelar perkara dan barang bukti di kantornya menerangkan, modus operandi yang dilakukan tiga tersangka itu cukup rapi."Satu orang memantau nasabah yang mengambil uang di kantor bank, sedangkan dua lainnya menunggu untuk mendapatkan korban," kata AKBP Nasri,kemarin. Selanjutnya, kata dia setelah nasabah bank sudah mengambil uang cash, tersangka kemudian dengan pura-pura meletakkan sandal di jalanyang sudah dipasngi paku tajam. Saat lokasi yang sudah ditentukan seperti trafick light, maka ban kendaraan korban yang sudah kempes dihampirinya. "Mereka langsung merampok uang dan tidak segan untuk mengancam membunuh korban jika tidak menyerahkan uang yang diambil dari bank. Sedikitnya itu sudah mereka lakukan di 19 tempat kejadian perkara yang semuanya kota Jember, dua TKP lainnya ada di Banyuwangi," ujarmantan Kapolres Surabaya Selatan ini.
Sedangkan kerugian korban hasil perampokan ditaksir mencapai Rpo 1,2 miliar. Untuk barang bukti yangdiamankan antara lain, mobil Avanza rental nopol B 1329 OQ, sepeda motor Scorpion plat nomor AG 5808 KS, 13 slip setoran sejumlah bank, kunciT, 11 buah paku tajam, sebilah pisau dan celurit serta 4 ponsel. Dia menambahkan, penangkapan tiga tersangka itu saat mereka makan di warungikan bakar Kahyangan. Mereka dibuntuti setelah menerima laporan dari satpam Bank Jatim tentang gerak-gerik mereka yang mencurigakan. Parapelaku dijerat dengan pasal 365 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara. AKBP Nasri menambahkan, dari keterangan tersangka,pihaknya masih terus mengincar sindikat diatasnya yang lebih besar. "Ada dua kelompok lagi yang masih kami incar," katanya. Sedangkan
berdasarkan pengakuan salah seorang tersangka, M Imron mengakui dalam operasi perampokan itu dia lakukan sangat rapi. Selain itu dirinyamengincar nasabah bank yang cukup "basah" diantaranya etnis Tionghoa. "Hasil rampokan kita bagi bertiga," kata M Imron. (p juliatmoko)

Virus Flu Burung Serang Gebang
Ratusan Ayam Mati Mendadak

JEMBER- Virus flu burung diduga telah menyerang lingkungan Gebang Poreng Kecamatan Patrang. Itu tampak pada ayam kampung peliharaanwarga disana yang mati mendadak dalam sepekan terakhir. Sayangnya meski kasus itu sudah dilaporkan, namun belum ada respon dari dinasterkait. Salah seorang warga, Atik mengatakan, di sekitar rumahnya saja diperkirakan ayam yang mati mencapai lebih dari 50 ekor. Kalauditotal dengan ayam yang mati di daerah lain, jumlahnya bahkan bisa mencapai ratusan ekor. "Padahal kondisi ayamnya sehat saja, tidak tampakngiler seperti kena flu burung. Tapi ketika diberi makan sore, langsung paginya sudah mati," kata Atik, kemarin. Beruntung tidak ada wargayang tertular akibat unggas yang kena flu burung tersebut. Dia menambahkan, baru kemarin warga melaporkan ke ketua rukun warga agar DinasPeternakan dan Dinas Kesehatan turun tangan. Namun karena tidak sabar dan tidak berhasilo menemukan lokasi ayam yang mati itu, akhirnyapetugas tak jadi mendatanginya. Ayam-ayam yang mati itu kemudian oleh warga ada yang sebagian dibakar sendiri di pekarangan rumah dekatkandang. Selain itu juga ad ayang langsung dibuang ke sungai Jompo yang letaknya tidak jauh dari pemukiman warga.Terpisah, Kepala DinasPeternakan Jember Dalhar saat dikontak melalui ponselnya mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya ayam-ayam yang mati mendadak darikalangan wartawan."Wah, nanti kita turunkan tim dan dilakukan langkah-langkah survei untuk sterilisasi kandang ayam," janji Dalhar. Dia juga
mengatakan akan terus memantai lokasi tersebut selama dua minggu. "Jika masih ada ayam yang mati, maka bisa jadi itu kena flu burung dan unggas disana harus dimusnahkan agar tidak menyebar," katanya. (p juliatmoko)


Belasan Balita Keracunan Nasi Bungkus
Usai Kampanye PKS

JEMBER - Kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merenggut korban. Sekitar 18 warga usai ikut kampanye di Lapangan Kecamatan Gumukmas pada Minggu (29/3) petang terpaksa dilarikan ke Puskesmas setempat karena keracunan. Diduga kuat warga yang didominasi balita itu keracunan setelah melahap nasi bungkus yang dibagikan kader PKS saat kampanye.
Menurut ibu korban, Sumiarsih warga Desa Ngetean Gumukmas mengatakan anaknya yang bernama Ahmad Maulana Sidig umur setahun tiba-tiba saja mengalami muntah dan mencret setelah makan nasi bungkus dalam kampanye. "Saat itu makan nasi sekitar sekitar jam 3 sore pas kampanye PKS, setelah itu muntah, badan lemas dan mencret," kata Sumiarsih pada SI saat berada di Puskesmas Gumukmas, kemarin. Tidak ingin kondisi kesehatan makin parah, dia langsung membawanya ke Puskesmas Gumukmas untuk diberi infus. Makanan nasi bungkus itu katanya berupa nasi putih dengan lauk pauk berupa ikan ayam. Dari pantauan, para korban masih yang menjalani rawat inap ada tiga balita. Sedangkan 16 warga lainnya sudah dipulangkan. "Yang ikut keracunan saat itu banyak, mas. Ada yang kebagian dan tidak," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Asih warga Kecamatan Gumukmas yang ponakannya yakni Puput umur 2 tahun. Kemarin kondisinya sudah agak mendingan namun pada lengan kanannya masih tersuntik infus. "Pada pagi kemarin masih muntah-muntah lagi. Setelah makan nasi, masih muntah lagi. Saat kampanye ibunya yang membawa dan ikut naik kereta kelinci gratis yang saat itu dikasih makan dari piring," kata Asih.
Sedangkan Kepala Puskesmas Gumukmas dr Erlina Hadi mengatakan, saat pasien datang gejalanya merasa ada keluhan mencret, muntah dan pusing. "Dugaan karena makanan, tapi yang pastinya kita belum tahu. Ada sampel berupa muntah dari korban dan makanan dari tempat memasak sudah dicek ke laboratorium," kata dr Erlina Hadi. Menurutnya jumlah pasien antara lain 3 orang dewasa dan 15 anak balita. "Tidak ada yang parah, sebab pengobatan dan perawatan sudah diberikan infus. Tiap pasien kita beri dua sampai tiga kantong infus," katanya. Dia menambahkan, 16 orang pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang karena sudah agak mendingan," katanya.
Sedangkan caleg PKS Jember di Dapil 6 selaku panitia kampanye, Nur Hasan mengatakan, kejadian sebenrnya dia tidak tahu persis. "Pembagian konsumsi saat itu ada 3.000 paket. Ada 700 piring dan 2.300 nasi bungkus dengan lauk ayam dan telur," kata Nur Hasan. Selain itu, yang kena dugaan keracunan ada 17 dan dari 700 piring yang dibagikan hanya ada 1 korban saja. "Sebenarnya tidak hany satu titik, tapi dari Kencong, Gumukmas, Puger dan Jombang. Dugaan sementara masih belum tahu, kita masih menunggu hasil tes laboratorium Dinkes," ujarnya. Dia sendiri juga tidak ingin timbul konflik pasca kejadian itu."Karena ibu ikut maka anaknya juga ikut. Intinya ada 200 orang dari 4 kecamatan, dibagi petugas lapangan dan yang kena warga dari satu titik saja yakni desa perbatasan Gumukmas," katanya.Sementara Sekretaris DPD PKS Jember Sudiyanto menyatakan, pihaknya bertanggungjawab dengan menanggung seluruh biaya pengobatan warga di Puskesmas Gumukmas. "Kita masih menunggu laporan dari Dinkes soal penyebab keracunan. PKS juga membentuk tim investigasi untuk menelusuri penyebab keracunan itu," kata Sudiyanto. Soal pelibatan anak-anak dalam kampanye PKS, dirinya mengaku diluar kemampuannya sebab sebelumnya orang tua sudah diingatkan agar tidak membawa anak-anaknya.Terpisah, Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, soal kasus dugaan keracunan itu pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada Polres Jember. "Kita sudah tahu itu, tapi soal kaus keracunan sudah ditangani polisi. Yang kita tangani soal laporan pelanggaran saja," kata Agung Purwanto. (p juliatmoko)


Polisi Selidiki Dua Caleg PKS

JEMBER-Kepolisian Resor Jember akhirnya menindaklanjuti kasus kampanye PKS yang berbuntut keracunan balita di Kecamatan Gumukmas,Kapolres Jember AKBP Nasri menyatakan, pihaknya sudah memanggil dua caleg PKS yang diduga mengetahui asal-muasal makanan nasi bungkus yangdibagikan saat kampanye. Dua orang yang diperiksa itu yakni Nur Hasan yang juga ketua panitia yang juga calon anggota legislatif nomor urut 1Daerah Pemilihan IV dan Hisbullah Huda caleg nomor 2 dapil yang sama. "Kami masih melakukan penyelidikan dengan koordinasi bersama DinasKesehatan untuk mengetahui penyebab keracunan," kata AKBP Nasri, kemarin. Korban menurutnya diduga kuat sebelum keracunan, makan tempe, mi,
dan ayam. "Kami belum melihat adanya unsur kesengajaan dalam insiden keracunan atau kelalaian panitia, polisi masih terus melakukanpendalaman," katanya. Sedangkan Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, soal pelibatan balita dalam PKS masih belum ada laporan."Kalau untuk kasus keracunan kita serahkan sepenuhnya ke polisi," kata Agung Purwanto. (p juliatmoko)

Jumat, 27 Maret 2009


Jika Caleg Bentuk Koalisi Anti Suap

JEMBER - Sebanyak 31 caleg di Jember membentuk koalisi caleg anti suap dan money politik. Koalisi itu lucunya terbentuk dalam diskusi ringan di sebuah Pasar Tanjung Jember. Caleg tersebut diantaranya berasal dari Partai Demokrat, PMB, Partai Hanura, PAN, PDIP, Barnas dan PKNU. Mereka sepakat menandatangani pakta integritas untuk berkampanye tidak menggunakan cara-cara kotor politik uang dalam banner yang kemudian diarak keliling pasar. Sejumlah caleg dalam diskusinya menuturkan, ada yan sudah menghabiskan dana dari Rp 3 juta sampai 500 juta hanya untuk merebut kursi di dewan. "Saya bahkan sudah habis sampai Rp 500 juta dan membuat mobil ambulan untuk meraup masa. Itu duit yang tidak besar bagi saya," kata Subagyo salah seorang caleg DPR RI dari Partai Demokrat, kemarin. Sebagian caleg yang lain juga mengakui kalau untuk maju caleg memang dananya habis untuk membuat atribut termasuk dana akomidasi penggalangan calon pemilih. "Saya sudah mengahbiskan uang Rp 40 juta untuk menyediakan kopi, rokok dan itu belum termasuk akomodasi anggota," kata Heru Nugroho caleg DPRD Jember dari PMB. Dalam penandatanganan koalisi caleg anti suap itu tak ayal menjadi perhatian warga dan sempat memacetkan ruas jalan Pasar Tanjung.
Meski demikian, ada seorang caleg dari Partai Demokrat yang walk out karena tidak sepakat dengan beberapa redaksional pakta integritas. Sekretaris Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember Kustiono Musri sebagai penyelenggara mengatakan, selama ini caleg yang memiliki uang banyak selalu menggunakan uangnya untuk menggalang massa. "Itu bentuk pembodohan dan tidak memberikan pendidikan politik pada masyarakat," kata Kustiono Musri. Banner itu nantinya akan dipasang di dekat Kantor DPRD Jember sebagai fasilitas warga pemilih untuk menagih janji politik jika si caleg tidak menepatinya. Dalam kolaisi itu M Ekhsan anggota KPUD Jember Bidang Soaialisasi menyambut positif kesediaan para cakeg yang bersedia berkoalisi menolak politik uang. "Saya dengar dari panitia sudah mengundang seluruh caleg dari 38 partai, namun yang datang memang tidak semua, itulah kondisinya. Saya sangat sepakat format itu dalam mendidik masyarakat agar tidak tergiur politik uang," kata M Ekhsan. (p juliatmoko)


Tim Kejagung Masuki Tahap Penelitian

JEMBER- Tim Kejagung terus melakukan pemeriksaan dugaan tindak pidana korupsi APBD Jember 2002-2007. Kepala Kejaksaan Negeri Jember Irdham mengatakan, saat ini Tim Kejagung yang dipimpin M Anwar masih melakukan penelitian dan pengecekan hasil data pemeriksan pejabat yang telah dipanggil. "Baru saja pekan ini Tim Kejagung memeriksa fisik sejumlah proyek. Kini masih tahap penelitian," kata Irdham, kemarin. Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar lima dinas diantaranya, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial dan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Sejauh ini kata dia masih belum ada penetapan calon tersangka dalam pemeriksaan APBD tersebut. Untuk pekan ini Tim Kejagung masih berada di Jakarta untuk pengolahan data. "Dipastikan pekan depan Tim Kejagung akan datang lagi, Kalau siapa yang diperiksa, kita masih belum ada konfirmasi," ujarnya. Sedangkan Kepala Bagian Hukum Mudjoko mengatakan, dengan pemeriksaan sejumlah pejabat itu diharapkan tidak mempengaruhi kinerja kedinasan. Meski kabar di luar berhembus jika kinerja pejabat dinas sempat kelimpungan dan kebingungan, namun hal itu ditampik. "Tidak berpengaruh kok. Saya saja cuma mendampingi yang diperiksa, jadi kinerja tetap jangan sampai terganggu," kata Mudjoko. (p juliatmoko)

TKW Hilang Misterius di Arab Saudi

JEMBER - Kasus tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja di Arab Saudi kembali terjadi. Kali ini dialami kroban bernama Yayuh W, 34, warga Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo. Menurut pengakuan mertua Yayuk W, Muhyi, 58 mengatakan, pada awalnya pada Juli 2008 mantunya itu direkrut oleh seorang calo PJTKI bernama Kajud. "Sampai sekarang kami tidak ada informasi yang jelas tentang keberadaan Yayuk," kata Muhyi, kemarin. Dia juga mengatakan, menurut keterangan Kajud, Yayu sudah dibawa PT Kemuning Bunga Sejati yang beralamat Jal Rawamangun Muka Selatan 15 Jakarta Timur. Di penampungan itu, dia tinggal selama 2 pekan dan sempat menjalani tes kesehatan. Namun hasilnya, Yayuk tidak sehat dan tidak bisa diberangkatkan oleh PT Kemuning Bunga Sejati. "Tapi selanjutnya Yayuk dipindak ke PT Ifan Margataman di Jakarta Timur dan setelah ditampung 18 hari kemudian diberangkatkan ke Arab Saudi kepada seorang majikan. Tapi tidak jelas alamat dan kepastiannya," katanya. Hal yang sama juga diungkapkan kakak Yayuk, Mudrikah yang menuturkan kalau pihak keluarga sudah menanyakan ke Kajud dan majikan di Arab. "Jawabannya selalu tidak jelas. Makanya kami mengadu ke Disnakertrans Jember, namun tidak ditanggapi serius," kata Mudrikah. Pengaduan itu didampingi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jember. Melalui ketuanya, M Mufti mengatakan, Yayuk sebenarnya telah menjadi korban prekrutan TKI secara tidak sah karena PJTKI diduga tidak terdaftar di Disnakertrans Jember. "Kami mendesak agar Disnakertrans bertanggungjawab mencari keberadaan Yayukdan memnuhi hak-haknya agar bisa kembali ke Indonesia," kata M Mufti. Dia juga menyesalkan pelayanan Disnakertrans Jember yang samasekali tidak menindalanjuti pengaduan TKI yang hilang misterius di Arab Saudi. Dengan tidak adanya tanggapan serius dia juga bakal mengadukan kasus itu ke Disnakertrans Jatim dan Badan Penempatan, Perlindungan Nasional TKI (BP2NTKI). Pihak SBMI Jember juga meminta agar Disnakertrans Jember menindak tegas tekong Kajud yang telah melakukan rekrutmen tidak sah.
Saat dikonfirmasi, Kepala Disnakertrans Jember M Thamrin tidak bersedia memberikan jawaban memuaskan. Melalui Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans, Widiartomo mengatakan kalau pihaknya belum bisa memproses pengaduan yang dilaporkan keluarga korban TKI Yayuk. Dia beralasan Kepala Disnakertrans sedang tidak berada di kantor. Terpisah anggota Komisi D DRPD Jember Agus Hadi Santoso menyayangkan sikap Kepala Disnakertrans Jember tersebut. "Lho gimana sih, kok dinas itu tidak ada respon. Yang jelas kita akan minta penjelasan agar TKI yang hilang itu diperhatikan," timpal Agus Hadi Santoso. (p juliatmoko)

Ratusan Surat Suara Salah Kirim

JEMBER- Kesalahan distribusi surat suara terjadi di Jember. Salah satunya yakni sekitar 100 surat suara salah kirim ke daerah pemilihan yang bukan semestinya. Surat suara untuk DPRD Jember yang mestinya harus didistribuskan ke daerah pemilihan I, ternyata dikirim ke daerah pemilihan II. Anggota KPUD Jember Hanan Kukuh mengatakan, kesalahan itu hanya teknis pengiriman saja. "Ada 4 kota surat suara yang mestinya dikirim ke Dapil I, namun hanya 1 kotak berisi surat suara DPRD Jember yang keliru dikirim ke Dapil II. Tapi itu sudah kami selesaikan," kata Hanan Kukuh, kemarin. Smentara pemilu legislatif yang tinggal 12 hari ternyata distribusi logistik pemilu belum juga rampung. Keruwetan distribusi logistik pemilu itu sebagai dampak tarik ulur pengadaan logistik pemilu, antara KPU propinsi dan KPU pusat.
Akibatnya distribusi logistik di tingkat kabupaten molor, sehingga berdampak pada distribusi logistik di tingkat kecamatan dan TPS.
Sedangkan Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan adanya distribusi surat suara yang nyasar tersebut. "Kita minta agar KPU dan petugas distribusi tidak gegabag dalam pengiriman surat suara. Kalau perlu harus dicek lagi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," kata Agung Purwanto. Menurutnya H-7 nanti semua posisi logisktik pemilu dari PPK ke PPS sudah harus didistribusikan. "Saat ini masih ada laporan isi kotak, form dan surat suara masihn ada kekurangan jumlahnya sekitar ribuan," katanya. Soal kekacauan DPT, menurutnya saat ini menjadi fokus dalam pelaksanaan pemilu. Dalam kasus DPT Jember, pihaknya mendalami dan terus berkoordinasi adanya ketidakjelasan DPT itu. "Sekarang kami minta agar ada solusi jika ada wrga yang tidak masuk dalam DPT," katanya. Jika ada DPT yang perlu dicoret karena fiktif, maka KPU diminta tidak ragu untuk langsung mencoretnya. (p juliatmoko)

Baleho Dicopot, Caleg Gugat Bupati Rp 1 Miliar

JEMBER - Merasa dirugikan karena atribut atau baleho caleg diturunkan paksa sepihak, Hadiyanto seorang caleg Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia berang. Bahkan caleg untuk DPR-RI daerah pemilihan IV Jember-Lumajang ini menuntut dengan menggugat perdata Bupati Jember MZA Djalal Rp 1 miliar. Hadiyanto yang juga jurnalis foto Antara ini mengatakan, setidaknya ada 3 titik balehonya di Kecamatan Tempurejo yang dicopot paksa Satpol PP dan Panwascam. "Padahal penempatan balehos saya tidak menyalahi aturan, yang jelas saya dirugikan atas pencopotan baleho itu sebab potensi suara saya bisa hilang," kata Hadiyanto, kemarin. Secara serius, pria kelahiran Jember ini bakalmendaftarkan gugatan perdata itu ke Pengadilan Negeri Jember dalam waktu dekat. Dia juga melaporkan Panwaskab Jember ke Polres Jember karena Panwascam salah dalam melakukan tindakan pencopotan baleho tersebut. Sayangnya seorang penyidik menolaknya laporan itu dengan memintanya untuk melapor ke Panwaskab. "Saya sangat kecewa sekali, saya sudah datangi Panwascam dan Panwaskab mau mencopot baleho kok pakai aturan Perda, mestinya pakai undang-undang pemilu dong," ujarnya. Sedangkan anggota Panwaskab Jember Devisi Pengawasan M Syaifudin mengatakan, penurunan baleho sebenarnya dilakukan petugasnya bersama Satpol PP pada lokasi tertentu misalnya, segitiga emas perkotaan, tempat peribadatan dan pendidikan. "Kita masih memproses laporan itu nanti akan kita bahas apakah pelanggaran perda atau bukan. Contoh barang buktinya sudah kami amankan," kata M Syaifudin usai adu mulut dengan Hadiyanto. Berdasarkan data yang masuk ke Panwaskab Jember, laporan tidak terima atas pencopotan baleho caleg masih baru pertama terjadi. Sedangkan laporan masyarakat lainnya yakni pelibatan anak-anak dibawah umur dalam kampanye salah satunya PDIP Jember saat mendatangkan Megawati pekan lalu. (p juliatmoko)

Puluhan Warga Misterius Masuk DPT

JEMBER - Persoalan daftar pemilih tetap (DPT) belum juga usai. Kemarin Panwascam Sumbersari bahkan menemukan ada puluhan warga tidak dikenal alias misterius terdaftar dalam DPT. Ketua Panwascam Sumbersari Siswoyo mengatakan, di salah satu kelurahan di 2 TPS Kelurahan Kranjingan, terdapat sekitar 80 orang yang samasekali tidak dikenal namun bisa masuk DPT. "Kita menerima DPT final dari KPU baru sehari lalu, namun setelah kami cek untuk sementara di 11 tempat pemungutan suara, ada sekitar 80 orang tidak dikenal masuk DPT dan itu sangat rawan ketika pemilu berlangsung," kata Siswoyo, kemarin
Selain itu dia juga menemukan ribuan nomor induk kependudukan (NIK) yang tertera di DPT tidak sesuai dengan standar NIK KTP. "Kami menduga kesalahan itu dilakukan sistematis. Kemungkinan data di DPT itu tidak pernah dicek atau dicocokkan," katanya. Dia mencontohkan, DPT di TPS 22 Karangrejo terdapat 379 pemilih tidak mencantumkan NIK secara benar. Mestinya NIK yang sesiau adalah 16 digit, namun pada lembar itu hanya ditulis 6 digit dan seluruhnya sama ber-NIK 350921.
Hal serupa juga terdapat di TPS 2 Karangrejo yang menyebutkan hanya 111 dari 397 pemilih dalam DPT yang memiliki NIK lengkap 16 digit. Sedangkan di TPS 56 Gumuk Kerang, NIK pada angka terakhir diurutkan begitu saja mulai dari pemilih nomor 1 sampai 428. Salah seorang anggota Panwascam Bagus Barlian mengatakan, dengan munculnya persoalan DPT itu maka memungkinkan jika pemilu berlangsung bisa saja muncul nama yang sebenarnya tidak ada menjadi ada. "Itu berpotensi pengglembungan suara," kata Bagus. Dia juga menambahkan, di TPS 18 Antirogo sebagian besar NIK pemilih diakhiri dengan huruf T yang tidak diketahui maksudnya. "Kami merekomendasikan ini ke Panwaslu dan KPU untuk disikapi agar tidak muncul masalah yang lebih besar," ujarnya. Sedangkan Ketua PPK Sumbersari Ahmad Hairosi mengatakan, pihaknya mendapatkan data itu dari Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (P2DP). Soal adanya perbedaan NIK dalam DPT menurutnya merupakan kesalahan teknis dan sebenarnya nama-nama itu memang sudah ada orangnya secara riil. "Bagaimana lagi ada 82 ribu pemilih lebih, kemungkinan kesalahan itu hanya salah entri data saja.Sebab komputer kami hanya 1 dan sebagian ada yang entri di-rentalan komputer," kata Ahmad Hairosi.
Belum lama ini, Kantor Imigrasi Jember menangkap Muhammad Tobi imigran gelap asal Banglades yang tinggal 7 tahun tanpa dokumen resmi di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Setelah ditelusuri, Tobi ternyata masuk DPT dan mengikuti pemilu tahun 2004, pilkada Jember tahun 2005, pilgub Jatim tahun 2008 dan nyaris akan mengikuti pemilu April nanti. Sedangkan Ketua KPUD Jember Sudarisman mengaku baru kali ini dirinya menerima informasi WNA masuk dalam DPT. "Yang jelas itu tidak benar. Ya, harus dicoret dia dari DPT," kata Sudarisman. Dia menambahkan, pemutakhiran data DPT itu berasal dari data mentah Bapenduk melalui data sistem adminsitrasi kependudukan (SIAK). Hal itu diduga juga memungkinkan kesalahan entri NIK pada DPT. Ketika masuk daftar agregat sudah masuk data kependudukan, maka itu yang dipakai patokan. "KPU tinggal mevalidasi saja yang penting sudah diatas 13 tahun keatas dan sudah menikah, kalau ada data lain dan bertentangand engan data Bapenduk, maka itu secara otomatis akan dicoret," tandasnya. (p juliatmoko)

Minggu, 15 Maret 2009


Magma Semeru Yang Terus Menderu
Aktivitas Vulkanik Semeru Masih Fluktuatif

LUMAJANG- Sepuluh hari selama penetapan status siaga Gunung Semeru masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang tidak mudah diprediksi. Bahkan aktivitas gunung tertinggi di Pulai Jawa ini cenderung fluktuatif. Ketua Tim Tanggap Darurat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Agus Budiyanto yang terus memantau Gunung Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipuro mengatakan, kemarin telah terjadi 13 gempa letusan
yang sebenarnya aktivitas itu dibawah normal.
"Pada Minggu ini Semeru hanya mengeluarkan 13 gempa letusan, aktivitas gempa letusan ini mengkhawatirkan karena dibawah normal yang biasanya minimal 90 gempa letusan per hari," kata Agus Budianto, kemarin. Dengan begitu, maka bisa jadi Gunung Semeru tersebut aktivitas gempanya terhambat oleh material vulkanik dibibnir kawah. Jika enegri besar dikeluarkan dalam perut gunung, maka bisa terjadi letusan dahsyat. "Pola aktivitas vulkaniknya saat ini fluktuasi dan kita akan memantaunya sampai sebulan kedepan. Saat ini masih status siaga untuk mengansitipasi akumulasi energi dalam Gunung Semeru," katanya. Selain itu, kemarin pagi gunung yang memiliki puncak tertinggi Mahameru ini pada pukul 06.10 WIB mengeluarkan asap letusan setinggi 500 meter berupa abu letusan. Bbeerapa hari sebelumnya, letusan asap bisa mencapai 800 meer. "Angin tidak kencang, mungkin radius yang terkena abu Semeru bisa mencapai 10 km dari lokasi gunung," ujarnya.
Gunung Semeru dalam tiga hari ini juga mulai terbentuk kubah lava tepatnya di puncak Joggring Saloko. Kubah lava baru itu muncul karena tekanan magma yang berada di perut gunung. Tekanan yang cukup tinggi itu akhirnya mendorong sumbatan material vulaknik hampir ke bibir kawah. Namun demikian, kubah lava baru itu belum bisa dilihat secara visual dari Pos Pantau Gunung Sawur.
Sedangkan Ketua Harian Satlak PBP Lumajang Wisu Wasono Adi mengatakan, pihak vulaknologi meminta pada warga di lereng Gunung Semeru antara lain warga yang berada di aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang dan Besuk Kembar untuk meningkatkan kewaspadaanya. Sebab guguran lava pijar serta awan panas dimungkinkan melewati ke tiga sungai jika Semeru sewaktu-waktu "batuk". "Dua desa yang memiliki jarak kurang lebih 9 Km dari puncak Gunung Semeru itu sudah kami minta meningkatkan kewaspadaannya, tapi ingat jangan panik sebab kami akan memandu lewat koordinasi perangkat kecamatan hingga desa jika terjadi kondisi darurat," kata Wisu Wasono Adi. (p juliatmoko)


Siaga Gunung Semeru
BPBN Minta Pemkab Lakukan Simulasi Bencana

LUMAJANG- Status siaga dan aktivitas vulkanik Gunung Semeru ternyata mendapat perhatian serius dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemarin, presiden menurunkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) untuk meninjau persiapan penanggulangan dini jika terjadi bencana pada gunung tertinggi di Pulai Jawa itu. Pihak Pemkab Lumajang juga diminta oleh BPBN agar memberikan simulasi dan memberikan sosialisasi sebagai bentuk tanggap darurat penanganan bencana. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Samsul Muarif disela-sela rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana Semeru di Pendopo Kabupaten mengatakan, pihaknya meminta agar Bupati Lumajang Syuahrazad Masdar memegang kontrol kesiapan penanganan jika Gunung Semeru benar-benar meletus dan menyebabkan bencana.
"Bencana Gunung Semeru harus dipersiapkan sejak dini, makanya perlu segera dilakukan sosialisasi ke masyarakat agar tahu tindakan dini yang dilakukan ketika Semeru meletus," kata Samsul Muarif, kemarin. Dia juga menambahkan, pihak Pemkab Lumajang diminta agar menyiapkan segala perlengkapan penanggulangan bencana sekaligus peralatan kelancaran komunikasi.
"Kalau perlu lakukan simulasi penanganan bencana bagi warga lereng Semeru.
Saat ini kita melihat banyak kekurangan penanganan bencana Semeru, seperti peralatan SAR yang tidak layak serta peralatan Pos Pantau Gunung Semeru yang tidak maksimal mengetahui secara dini bencana yang akan muncul," ujarnya. Pihaknya juga meminta agar personel TNI/Polri serta pengusaha dilibatkan dalam penaggulangan bencana dini oleh Pemkab Lumajang dan pihaknya mengaku siap membantu kebutuhan Pemkab Lumajang dan Pemprov Jawa Timur.
Sebelumnya peningkatan status Gunung Semeru ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 6 Maret 2009 pukul 14:00 WIB yakni dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III. Dua hari sejak status Siaga, aktivitas vulkanik gunung dengan puncak tertingginya Mahameru setinggi 3676 meter diatas permukaan laut itu cukup tinggi. PVMG mencatat telah terjadi gempa tremor secara menerus dengan amplituda maksimum 10 mm dan diiringi oleh terdengarnya suara dentuman letusan pada pukul 00:10:28 WIB. Suara mirip ledakan itu sampai terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur dengan amplituda Gempa Tremor Letusan saat itu menunjukan overscale yang berlangsung hingga pukul 03:15:57 WIB.
Sedangkan
Ketua Harian Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Lumajang, Wisu Wasono Adi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan
43 ribu masker yang sudah ditempatkan ditiap puskesmas di Lumajang. Masker itu gratis untuk dimanfaatkan warga disana yang terkena dampak langsung abu Gunung Semeru untuk mencegah penyakit Ispa (infeksi saluran pernafasan atas) maupun iritasi. "Kami minta masyarakat mewaspadai guyuran hujan abu vulkanik Semeru, sebab daerah yang paling rawan dengan bencana yang ditimbulkan Gunung Semeru sebanyak 5 kecamatan yakni, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe dan Senduro," kata Wisu Wasono Adi. Pihaknya juga menyiapkan tempat-tempat pengungsian antaa lain di balai desa, balai dusun dan sekolah yang bisa digunakan warga apabila Gunung Semeru itu mengamuk dan terjadi letusan dahsyat. "Kita tetap berharap agar Warga tidak terlalu panik jika Semeru terus meningkat, pokoknya tunggu perintah dari perangkat desa setempat jika ada kondisi darurat," ujarnya. (p juliatmoko)


Siaga Gunung Semeru
Belum Ada Kubah Lava Baru

LUMAJANG - Pemantauan terhadap status Siaga Gunung Semeru terus dilakukan, bahkan kini makin diintensifkan. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung
, Surono mengatakan, sejak lima hari berjalan status siaga tetap diberlakukan dan belum ada rencana menurunkan status. Dalam pantauan secara visual kemarin, Surono menyatakan di puncak Gunung Semeru masih belum atau tiadk ada kubah lava baru yang bisa terpantau. "Kubah lava dalam aktivitas vulkanin Smeru tidak atau belum ada berdasarkan pantauan secara visual," kata Surono saat dihubungi SINDO, tadi malam.
Dia juga memaparkan, dari catatan seismograf di Pos Pantau Gunung Sawur, aktivitas vulkanik Gunung Semeru kemarin sejak pukul 12.00 sampai pukul 18.00 WIB terdapat 12 kali gempa letusan maksimal 1 sampai 9 mm, juga terdapat 2 kali gempa tektonik maksimal 12 sampai 17 mm dengan durasi waktu 58 sampai 74 detik. Sedangkan untuk pengamatan visual, cuaca menunjukkan terang, angin tenang, suhu udara 26 derajat celcius dan terkadang hujan dan pemantauan terhalang kabut tebal.
"Kesimpulannya Gunung Semeru masih tetap Siaga dan kita minta warga waspada dan tidak panik," katanya. Sedangkan Sekretaris Satlak PBP Pemkab Lumajang A Zainul mengatakan, sejauh ini pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih belum menunjukkan hal-hal yang dapat mengkhawatirkan untuk terjadinya bencana letusan gunung merapi tertinggi di Pulau Jawa tersebut. "Sama seperti sebelumnya, belum ada yang signifikan. Tapi tetap dalam pentauan serius," kata A Zainul.
Sebelumnya peningkatan status Gunung Semeru ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 6 Maret 2009 pukul 14:00 WIB yakni dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III.
Dua hari sejak status Siaga, aktivitas vulkanik gunung dengan puncak tertingginya Mahameru setinggi 3676 meter diatas permukaan laut itu cukup tinggi. PVMG mencatat telah terjadi gempa tremor secara menerus dengan amplituda maksimum 10 mm dan diiringi oleh terdengarnya suara dentuman letusan pada pukul 00:10:28 WIB. Suara mirip ledakan itu sampai terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur dengan amplituda Gempa Tremor Letusan saat itu menunjukan overscale yang berlangsung hingga pukul 03:15:57 WIB. Menurut Surono, karakter umum letusan Gunung Semeru yakni mmeiliki letusan abu diikuti semburan lava pijar dan pertumbuhan kubah. Letusannya berlangsung dengan interval letusan 20 – 30 menit dalam kondisi waspada Level II. Sementara dampak bahaya tumpukan material abu letusan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Puncak Semeru dapat menimbulkan ancaman bahaya lahar di musim penghujan yang masih berlangsung seperti saat ini.
Sementara Bupati Lumajang Syahrazad Masdar menyatakan, perkembangan terakhir aktivitas vulkanik Gunung Semeru dalam keadaan membaik. "Kita tetap meminta warga di sekitar Semeru untuk tenang," kata Syahrazad Masdar. Terkait dengan status Semeru, dia menyerahkan sepenuhnya pada tim PVMBG Bandung yang sudah menurunkan dua personil untuk pemantauan intensifnya. "Status masih siaga dan sedang aktivitas vulkani sedang dipelajari untuk turun mennadi status waspada," ujarnya. Soal antisipasi terburuk, kata dia Pemkab Lumajang sudah menyatakan siap dengan semua keperluan diantaranya untuk pengungsian dan logistik darurat bencana. "Tapi sampai sekarang masih belum dipergunakan sebab warga disekitar Smeru masih belum memerlukannya," katanya. (p juliatmoko)


Warga Segel Pintu Masuk Tambang Mangan
"Penutupan Tambang Harga Mati !!! "

JEMBER - Penutupan dan desakan pencabutan izin tambang mangan diDesa Pace Kecamatan Silo agaknya menjadi sebuah harga mati bagi warga sekitar. Bersama nahdliyin melalui Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (GNKLH PCNU) Jember, puluhan warga, kyai dan tokoh masyarakat akhirnya menyegel pintu masih menuju tambang, Sabtu (14/3). Penyegelan itu dilakukan dengan melakukan aksi demo ratusan warga yang sebelumnya menggelar istighosah di Masjid Istiqlal Desa Pace. Warga juga melakukan teaterikal dengan membuat semacam kuburan dengan batu nisan bertuliskan "Langkahi mayat kami jika mau tambang Silo". Salah seorang warga, Syaifuddin menyesalkan kebijakan Bupati Jem,ber MZA Djalal yang pada akhirnya menerbitkan izin pertambangan mangan itu. Selain itu, dalam pertemuan dengan ulama beberapa waktu lalu, bupati sempat menjanjikan tidak akan memberikan izin pertambangan. "Kami terus dijanjikan tanpa ada bukti, bupati jangan hanya berani ngomong. Kami lelah dengan penundaan. Cabut segera izin tambang sebab penolakan tambang adalah harga mati bagi kami," kata Syaifuddin, ketika berorasi. Dalam istighosah itu ratusan warga juga membubuhkan tanda tangan kesepakatan penolakan tambang mangan tersebut. Warga juga tidak ketinggalan Sedangkan ulama Kecamatan Silo yakni KH Imam Qarumaen yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah menegaskan, pertambangan mangan di Silo tidak akan menambah manfaat, namun bisa menjadi potensi bencana alam. "Kita tidak ingin bencana banjir serupa terjadi di Silo. Biarkan petani disini berkebun dan bercocok tanam, tanpa ada pertambangan mangan," kata KH Imam Qarumaen yang didampingi Imam Ali Wafa Ketua NU Kecamatan Silo.
Sementara Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (GNKLH PCNU) Jember Abdul Qodim Manembojo menyatakan, penerbitan izin pertambangan mangan di Kecamatan Silo itu terbukti cacat hukum dan tidak prosedural. "Di Silo sama sekali tidak cocok untuk tambang, lebih baik untuk pertanian dan agrobisnis," kata Abdul Qodim Manumbojo. Dia juga mendesak agar bupati segera mencabut izin tambang tersebut. "Pada prinsipnya tambang itu harga mati harus dicabut. Saya yakin Bupati punya mata, telinga, dan hati nurani, kalau itu dia tak punya, maka dia tak akan mencabut," tandas Abdul Qodim Manembodjo. Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember Haryanto mengatakan, dia tidak mengira jika di Desa Pace bisa terjadi aksi demo penolakan dan penutupan tambang mangan. "Disana itu sudah lama warga ada yang menambang mangan, kemudian waktu berjalan hingga akhirnya ada investor yang mengajukan izin tambang seperti sekarang. Makanya disana masih pro-kontra," kata Haryanto. Saat ini disana suasana cukup memanas, beberapa pekan sebelumnya warga digegerkan dengan peledakan yang diduga dinamit dari lokasi tambang mangan di Perkebunan JA Wattie melalui penggarap CV Wahyu Sejahtera. "Karena kondisinya masih panas, maka eksplorasi dihentikan dulu, soal desakan pencabutan izin hal itu masih menunggu perkembangan," katanya. (p juliatmoko)

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter