Minggu, 13 November 2011



JEMBER- Setelah dinonaktifkan dari jabatannya selama setahun, mulai hari ini MZA Djalal akan kembali diaktifkan sebagai Bupati Jember. Proses serah terima jabatan (sertijab) dari Pjs Bupati Zarkasi ke MZA Djalal akan dilaksanakan pada pagi hari ini di Kantor Pemprov Jatim. Juru bicara Fraksi Koalisi Pro Djalal, Yudi Hartono mengatakan, kepastian sertijab itu sudah didapatnya dari pihak Pemkab Jember dan Pemprov Jatim. "Sertijab akan dilakukan sekitar pukul 08.00 pagi. Langsung dipimpin Gubernur Jatim Soekarwo," kata politisi Partai Golkar ini, kemarin. Bahkan proses sertijab ini setidaknya lebih cepat dibanding dengan pengakifan kembali Bupati Lumajang Syahrazad Masdar dan Bupati Pasuruan Dade Angga. Menyusul kabar sertijab tersebut, Pjs Bupati Zarkasi pada Sabtu (12/11) kemarin juga langsung pamitan kepada masyarakat Jember melalui siaran live disalah satu radio swasta terkenal di Jember.
Dalam siaran itu, Zarkasi menyampaikan selamat atas diaktifkannya kembali MZA Djalal sebagai Bupati Jember. Selain itu, Zarkasi juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas beberapa kinerjanya yang tidak maksimal seperti realisasi APBD maupun proses mutasi jabatan. "Proses mutasi sebenarnya bisa berjalan, hanya saja alot karena saya dengan pak Sekda selaku Baperjakat masih belum ada titik temu," kata Zarkasi. Padahal proses mutasi itu sudah
digulirkan Zarkasi sejak setengah tahun lalu sebelum dia harus pindah jabatan mulai hari ini.
Proses mutasi itu dikabarkan memang tidak ada titik temu karena ada persoalan loyalitas pejabat yang ada masih kepada MZA Djalal. Seperti diketahui, Bupati dan Wakil Bupati Jember MZA Djalal dan Kusen Andalas, tertanggal 9 November 2010 dinonaktifkan oleh Mendagri yang dalam SK Kemendagri nomor 131.35-910/2010 dan 131.35-911/2010. Akhirnya Gubernur Jatim menunjuk Zarkasi sebagai Pjs Bupati Jember. Djalal sendiri dinonaktifkan karena
tersangkut dugaan korupsi mesin aspal senilai Rp 500 juta, namun diputus bebas oleh Pengadilan Negeri Surabaya dan dikuatkan oleh Mahkamah Agung. Mahkamah Agung dalam amar putusannya bernomor register 459 K/PID.SUS/2011 majelis hakim yang diketuai Djoko Sarwoko, Sophian Martabaya dan Mohammad Askin sebagai anggota majelis menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi (jaksa penuntut umum). Putusan tersebut telah ditempuh melalui rapat permusyawaratan 16 September 2011. Majelis hakim beralasan bahwa judex Facti tidak salah dalam menerapkan hukum dan jaksa penuntut umum tidak dapat membuktikan bahwa putusan Judex Facti bukan merupakan putusan bebas murni dan tertanggal 16 September 2011 dinyatakan inkracht. Sedangkan Wakil Bupati nonaktif Kusen Andalas masih belum aktif karena masih dalam proses hukum kasus dana operasional DPRD. Kabar kepastian adanya sertijab iyu juga disampaikan Plt Sekretaris Pemkab Jember Hamid Sudiyono. Menurutnya, undangan dari Pemprov Jatim sudah diteruskan kepada Muspida dan DPRD Jember untuk hadir dalam acara sertijab. "Nantinya yang akan hadir dalam sertijab itu Muspida dan sejumlah pimpinan DPRD. Kita berharap acara itu berjalan lancar," kata Hamid Sudiyono. Sedangkan Ketua DPRD Jember Saptono Yusuf mengatakan rencana pengaktifan kembali MZA Djalal sebagai Bupati Jember hendaknya tidak disertai dengan perayaan
yang berlebihan. Namun kata dia hendaknya lebih disyukuri dalam bentuk mendukung program pembangunan yang akan dijalankan. Pengkatifan kembali MZA Djalal itu katanya sudah merupakan keharusan karena yang bersangkutan sudah menjalani proses hukum termasuk proses administrasi yang sudah dikirim ke Gubernur Jatim dan diteruskan ke Menteri Dalam Negeri. “Secara pribadi saya mengucapkan selamat kepada MZA Djalal bisa memimpimpin kembali sebagai Bupati Jember, masyarakat pun banyak bertanya kapan MZA Djalal bisa aktif kembali dan hal itu sudah terjawab saat ini,” kata politisi Partai Demokrat itu. Menyusul diaktifkannya kembali Djalal, sejak kemarin disejumlah ruas jalan kota dan Pendopo Bupati juga sudah terpasang spanduk ucapan selamat atas setijab tersebut.


Kronologis Pengaktifan MZA Djalal :

1. 9 November 2010, MZA Djalal dinonaktifkan Mendagri lewat SK nomor 131.35-910/2010.
2. Awal Desember 2010, Gubernur Jatim tunjuk Sekda Sugiarto sebagai Plt Bupati Jember.
3. Akhir Desember 2010, Gubernut Jatim tunjuk Zarkasi sebagai Pjs Bupati Jember.
4. 2 Desember 2010, Pengadilan Negeri Surabaya vonis bebas Djalal.
5. 16 September 2011, Mahkamah Agung menguatkan vonis bebas Djalal.
6. Pertengahan November 2011, Mendagri mengaktifkan MZA Djalal aktif sebagai Bupati.

Sumber : diolah.



Selasa, 28 Juni 2011


Nama saya Samad Indra A.r. tempat tanggal lahir, Jember, 2 Agustus 1976. Saya tinggal di RT.02 RW.03 Dusun Curah Tepas Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Saya SD di SDN III Mangaran dan SMP PGRI Jenggawah, kemudian saya lanjutkan di SMT Pertanian Negeri Jubung. Lulus dari SMT Pertanian saya langsung bekerja di Kalimantan dan saya magang di BPTP Bontang Kalimantan Timur. Setelah itu saya pulang ke Jawa dan bekerja disebuah perusahaan Perkebunan yaitu PTPN XII Kebun Pancur Anggrek selama 5 tahun bagian penelitian dan panen Kopi. Tahun 2001 saya pulang ke Jember dan mulai bekerja di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, awalnya saya bekerja borongan, buat galangan bedengan dan buat bak bedengan, 7 bulan berikutnya saya bekerja honorer harian, gajinya Rp. 10.000,- /hari. Saya bekerja di Perawatan Jati, menyiram, memupuk dan menyemprot, itu saya lakukan setiap hari. Walau saya hanya seorang pekerja harian dengan gaji kecil saya kerjakan
dengan tekun, saya bekerja tidak mengenal lelah pagi, sore, malam, saya bekerja demi masa depan keluarga, tak peduli antara berat dan ringannya pekerjaan yang saya tekuni, setiap hari saya bekerja sambil selalu mencari solusi bagaimana agar pekerjaan saya sesuai harapan Pimpinan.
Satu tahun kemudian saya dipercaya memegang lokasi pembibitan jati dengan jumlah 3 juta untuk GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan). Awalnya saya di pembesaran hasil kultir jaringan. Setelah itu saya dipemeliharaan bibit jati, saya sebagai pembantu kepala unit. Selama 3 tahun saya menekuni dipembibitan jati. Karena dianggap saya ada kesalahan teknik saya di pindah di lokasi pembibitan fanili, disana saya dikembalikan pekerjaan saya sebagai pekerja biasa lagi dengan gaji biasa juga, saya setiap hari bekerja tanpa adanya perbedaan, saya tetap bekerja dengan gigih walau setiap hari harus menerima sentilan tidak enak dari teman-teman yang tidak suka dengan saya, dan saya lakukan selama 2 tahun. Dipembibitan fanili, mengingat pasarnya fanili kurang baik akhirnya saya dipindah di pembibitan kopi, saya ikut di kopi seperti halnya pekerja yang lain, ikut angkut bamboo, mencangkul, angkut bibit itu saya lakukan selama enam bulan, setelah itu saya
melayani tenaga borongan sambung kopi. Dari situ saya dipercaya lagi menangani kopi stek untuk Jambi yang kebetulan Puslit mendapat order kopi stek 1 juta. Alhamdulillah samua berjalan dengan lancer dan puslit berhasil mendapat omset cukup lumayan karena pada masa itu bibit jati sudah tidak ada yang beli, demikian pula dengan bibit fanili. Puslit pada saat itu mengalami kekurangan anggaran, untunglah pesanan bibit kopi, baik stek maupun sambung serta kakao cukup lumayan untuk menopang biaya seluruh karyawan yang waktu itu kekuangan puslit agak terseok-seok.

Tahun 2006 saya diberangkatkan ke Lombok untuk membantu kelompok tani dalam mengatasi bibit kopi cabutan, Alhamdulillah 3 bulan selesai. Sepulang dari Lombok Puslit mendapat permintaaan perkawinan silang Kakao sangat banyak + 7 juta bibit. Untuk memenuhi semua itu saya diberi tugas untuk mengawasi perkawinan silang Kakao atau Hand Polimasi, Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan. Dari tahun ke tahun saya sangat sengang terhadap puslit dan saya selalu ingin tahu dan ingin memperbanyak ilmu. Setelah itu saya ikut Pak Seno untuk memenuhi permintaan bibit Kakao Sailing untuk Dinas Perkebunan Jawa Timur, Alhamdulillah berjalan dengan baik,
Di tengah tengah agak kurangnya pembibitan saya mengadakan uji coba cabut dan packing bibit kakao karena selama ini tidak ada pustaka yang menyebutkan bahwa kakao setelah dicabut dan ditanam tingkat pertumbuhannya sangat minim sekali, 7 bulan saya menelusuri dan mengambil data cabut dan packing itu setiap waktu saya tidak bosan-bosa untuk mengukur dan mengamati perkembangan bibit cabutan dan system packing untuk kakao semuanya ada jawabnya, syukur Alhamdulillah semua sempurna, uji coba menghasilkan data yang cukup memuaskan, Puslit mendapatkan cara pengemasan yang istimewa sampai 98% daya hidup bibit hasil cabutan itu. Luar biasa sebuah prestasi tinggi untuk masa depan.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia melalui ahli-ahli yang dikirim ke Prancis menghendaki membuat bibit yang asalnya dari bunga, diproses melalui laboratorium. Uji coba aklimatisasi yang dikirim dari Prancis yang volumenya berkisar 300 batang dan hanya 2 hari perjalanan tingkat pertumbuhannya, masih lebih baik kepunyaan Puslit yang saya uji cobakan, setelah itu Puslit dapat penawaran untuk membuat bibit asal Somatik Embryogenesis dan Puslit diberi dana untuk perbaiki gedung Laboratorium dan saya diberi tugas untuk persiapan Aklimatisasi pembesaran Planlet Somatik Embryogenesis.
Hari-hari saya selalu di bedengan untuk mempersiapkan segalanya, baik dari bongkar lahan, pembuatan kerangka bedengan dan lain-lainnya. Untuk langkah awal Puslit mendapat permintaan dari Pemerintah sebanyak 1 Juta bibit, akhirnya dari team laboratorium bekerja siang dan malam untuk mencapai target yang ditentukan oleh Pemerintah. Persiapan demi persiapan saya lakukan dan percobaan demi percobaan saya kerjakan mencari jalan yang terbaik untuk kelancaran Somatik Embryogenesis, saya siapkan bak bedengan dari batako sebanyak 32 bedeng, gudang logistic, dan peralatan pendukung lainnya. Media tanam saya siapkan, mengingat semuanya baru sehingga membuat saya harus memeras otak dan keringat untuk kegiatan pembesaran somatic embryogenesis ini.
Yang ditunggu-tunggu tiba, planlet somatic embryogenesis peluncuran perdana telah dimulai, saya bangga dengan keahlian mereka yang di laboratorium, dengan bahan utama bunga dapat dijadikan bibit yang dapat menggegerkan nusantara, mengapa demikian ?. Karena dari satu (1) bunga dapat menghasilkan 3000 bibit, somatic embryogenesis cepat berbuah dan produksinya sangat tinggi dan tahan terhadap penyakit.

Ada 1500 bibit dari laboratorium, bibit-bibit tersebut kami sortasi menjadi 3 bagian, normal, sedang dan ubnormal. Setelah itu karena kami masih baru melakukan aklimatisasi planlet kakao ini, kami butuhkan pengamatan suhu dan kelembapan dengan memberikan penerangan / lampu dalam sungkup 2 x 24 jam. Saya tidak tidur untuk mendapatkan data yang akurat dari aklimatisasi planlet kakao somatic embryogenesis. Minggu kedua dikirim lagi sebanyak 3000 bibit / planlet, dalam 1 (satu) bulan hanya dapat 14 ribu planlet, mengingat planlet yang ada masih sangat kecil, sehingga belum bisa diaklimatisasi.
Dua bulan kemudian planlet yang dikirimkan laboratorium terus berkurang, kita semua jadi bingung, apa dan bagaimana itu? Mengapa planlet dari laboratorium tidak bisa terkirim banyak ?, kata mereka terjadi kontaminasi, dan belum ditemukan sumber penyebab kontaminasinya, padahal semua proses sudah diperhatikan.
Dalam kebingungan itu akhirnya kami mencari jalan alternatif bagaimana agar kita mendapat bibit yang menyamai bibit somatic embryogenesis itu. Kami mencoba membuat bibit klonal yang menyerupai bibit asal somatic embryogenesis (SE), yang asalnya dari sambung stek, setelah semua jadi bibit yang asalnya dari sambung, hasilnya kurang memuaskan, karena untuk mendapatkan bibit sejumlah 1.000.000 itu sulit.
Untuk mencapai sejumlah itu akhirnya menggunakan metode yang pernah saya uji cobakan YAITU PEMBUATAN BIJI SYSTEM GANDA yang dibuat dari tanaman asal biji. Saya mencari bibit kakao yang serupa dengan klon yang diminta. Klon ICCRI 03 itu kita cari yang menyerupai akhirnya klon itu didapat yang buahnya agak serupa yaitu TSH 858 dan ICCRI04 itu kita ambil dari klon ICS 60, semua buah kakao yang masuk THS-ICS 60-SUL 2 dipanen untuk ditanam dan diperbanyak, semua bibit kakao yang asal dari sailing dikumpulkan dan dipotong pucuknya untuk distek, dari sana sudah mulai perbanyakan tanaman dengan biji dan mulai kelihatan hasilnya.
Untuk menjaga kerahasiaan ini, maka bedengan harus diberi pagar agar semua akses masuk bisa diawasi, tidak sembarang orang bisa memasuki dalam bedengan, seluruh tenaga dan fikiran dircurahkan bagaimana caranya agar kita dapat memenuhi target tersebut maka saya menyediakan bibit sebanyak 1.400.000 bibit (untuk sumber bibit SE Palsu). Semua mata tertuju pada bibit asal somatic embryogenesis itu, akan tetapi hati saya tidak setuju dengan apa yang dilakukan semua ini, tapi bagaimana dengan saya, saya hanya orang kecil, saya hanya mengerjakan apa yang disuruh pimpinan. Untuk memenuhi kebutuhan Pesanan Pemerintah (1 juta bibit) tahun 2008, alhamdulillah bibitnya mencukupi.
Pelatihan demi pelatihan dilakukan semua media massa, universitas dan semua instansi yang ada dijawa dan diluar jawa tertuju pada puslit di kaliwining, Indonesia bangga punya Jember. Bahkan peluncuran perdana diresmikan oleh Bapak Menteri Pertanian Bapak Anton Apriantono dan sempat dikunjungi oleh Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla. Luar biasa, Pusat penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, siapa yang tidak bangga dengan puslit.

Untuk kebutuhan sertifikasi maka pihak laboratorium dan pembibitan mengatur agar dokumen yang ada harus disamakan dari pihak pembibitan diwakili oleh Bapak Ir. Sudarsianto dan dari Laboratorium diwakili olah Bapak Moh Shaleh. Data pengiriman bibit dibuat seolah-olah dari Laboratorium baik dari buku besar maupun surat pengiriman (SP) bibit dari laboratorium.
BP2MB datang ke Kebun Puslit Kopi dan kakao jember untuk mensertifikasi bibit itu, tanpa periksa bahwa bibit itu sesungguhnya dari stek yang induknya dari sailing/biji, dengan senang hati pihak BP2MB Surabaya mensertifikasi dan meloloskan bibit itu.
Sebelum bibit itu dikirim, Guru Besar dari Nestle Prancis yang menemukan somatic embryogenesis (SE) yang asalnya dari bunga itu dan melihat secara langsung SE yang di Jember, setelah memeriksa langsung dia tahu kalau itu benar-benar bukan dari laboratorium melainkan hasil dari perbanyakan tanaman yang gandakan itu. Direktur Puslit pun mengetahui, akan tetapi tidak mau meluruskan atau menjelaskan yang sebenarnya pada publik
Pengiriman bibit dilaksanakan, saya bersama dengan teman-teman dikirim diberbagai daerah, saya ditugaskan ke Sulbar untuk menangani pembesaran SE di Sulbar bersama teman saya Ikhsan, belum selesai di Sulbar saya pulang untuk malanjutkan perjalanan SE tahun 2009 karena puslit mendapat pesanan untuk GERNAS sebanyak + 70 juta.
Satu bulan saya di Sulawesi Selatan ada masalah bibitnya rusak akhirnya saya dikirim kembali ke Sulawesi Selatan untuk menggantikan teman saya yang di Sulawesi Selatan, Alhamdulillah bisa selesai, sebelum saya selesaikan di Sulawesi Selatan umur 7 bulan ditanam sudah diserang VSD akhirnya mereka mengadukan Puslit dan Puslit tidak mengirim orang. Akhirnya saya ditugaskan untuk menjelaskan kepada orang dinas dan untuk mengatasi hal itu, Alhamdulillah bisa saya atasi masalah itu dan saya pulang ke Jember.
Sepulang ke Jember saya tidak ditempatkan di aklimatisasi lag,i saya pegang handpolinasi kembali, dari segi golongan saya tetap di 1C, walaupun secara prestasi saya sudah berbuat yang terbaik buat Puslit. Teman-teman saya yang akhirnya banyak mengambil peran di kegiatan SE tersebut, dan dari hari ke hari, dari tahun ke tahun mereka menjalankan kegiatan seperti semula. Tapi saya tidak pernah berhenti untuk mencoba dan mencoba.
Untuk tahun 2009 kelompok SE menjadi 5 yaitu ICCRI 03, ICCRI 04, SUL 1, SUL 2 dan SCA 6, banyak cara yang digunakan untuk menyerupai planlet dari laboratorium dengan cara memotong dan mengecilkan tunas dan terus menerus dilakukan untuk memenuhi target yang dibutuhkan. Puluhan juta bibit telah dikirim ke berbagai wilayah Indonesia. Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Irian Jaya, Ambon, Bali dan NTT. Orang-orang di Dinas Perkebunan/Pertanian Propinsi sangat bangga, APBN nya digunakan untuk mendapatkan bibit kakao GERNAS dan petani penuh harap dengan adanya bibit SE, Petani dapat meningkatkan hasil produksi.

Saya juga merasa berdosa kepada mereka akan tetapi penemuan itu sesungguhnya bukan untuk menipu pemerintah dan menipu masyarakat. Semua telah dirugikan oleh penyalahgunaan teknologi, Puslit sekarang telah jaya, terkenal kamana-mana dan uangnya melimpah. Semua instansi memuji akan keberhasilan Puslit sampai-sampai pengeluaran anggaran tidak pernah terpikirkan, sehingga membuat keleluasaan untuk memanfaatkan semua ini.
Suatu hari ada teman yang kurang puas terhadap prestasi atau mungkin karena faktor ekonomi, ada yang mencoba untuk membocorkan rahasia Puslit, sehingga imbasnya kepada saya, karena mereka anggap saya yang paling tahu terhadap rahasia SE dari A – Z sampai-sampai saya di cap sebagai PENGKHIANAT. Bahasa itu selalu tergelontor dari arus orang yang benci pada saya sampai saya diskenariokan bermacam-macam, bahkan mereka secara langsung mengatakan bahwa saya harus mengakui perbuatan yang tidak pernah saya lakukan. Saya dituduh selingkuh dengan seseorang sampai saya di massa oleh ratusan orang, yang tak lain semua itu rekayasa, mereka bilang tak mau lagi saya di Puslit. Mengingat mereka tidak mendapatkan bukti, akhirnya mereka menuntut yang tidak-tidak. Para buruh yang demo itu menuntut kepada Puslit, mereka menuntut gaji dinaikkan, jalan diperbaiki dan minta bagian tanah Puslit . Semua itupun tak luput dari skenario belaka, agar saya bisa dituduh sumber
masalah.
Akhirnya saya dikirim ke Medan dengan alasan situasi Puslit agar tenang dan bisa damai. Sepulang dari Medan saya dikirim ke Ambon dengan alasan demikian juga agar puslit tetap kondusif. Sebenanrnya Puslit tidak perlu berbuat demikian, saya hanya orang kecil dan saya sudah ditolong puslit diberi pekerjaan. Sepulang dari Ambon saya dipanggil Puslit, mengingat hari Kamis akan ada demo masa besar-besaran karena dianggap saya pembuat onar.
Tanggal 21 Februari 2011 saya dipindah ke kebun Bondowoso agar Jember tidak ada yang mengganggu kegiatannya. Saya dimutasi ke kebun percobaan Andongsari Bondowoso Jawa Timur, sampai dikebun Andongsari saya bertemu dengan pimpinan kebun dan saya harus mengikuti semua peraturan yang ada. Saya tidak boleh menceritakan apapun yang saya ketahui tentang semua kegiatan dikebun Andongsari yang saya dengar ataupun yang saya lihat. Saya tidak boleh pulang ke rumah dan tidak boleh kerumah tenaga kerja yang ada di Andongsari, saya lakukan pekerjaan itu setiap hari dan saya selalu mengikuti peraturan. Agus Saryono mengapa berbuat demikian pada Saya, alasannya saya takut menjadi huru-hara dikebun Andongsari yang ada kaitannya dengan kegiatan Kopi Somatic Embryogenesis (SE) yang sumbernya mereka takut kalau kegiatannya saya ceritakan pada orang lain.
Pada hari Sabtu saya membeli bibit kopi milik Sanijo / Pak Arlis yang kebetulan lokasi kebunnya berdekatan dengan kebun Puslit, saya beli bibit kopi yang tumbuh sendiri milik pak Sanijo itu harganya senilai Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah).

Hari selasa bibit itu saya bawa pulangnya sore hari tanggal 13 April, saya pulang ke Jember dengan membawa bibit kopi itu, di tengah perjalanan saya dihadang oleh Yuswanto dan menyuruh bibit yang saya bawa diturunkan dan anehnya tidak lama dari itu Buser dan Kanitnya dari Polres Bondowoso ada disana beserta dengan pimpinan kebun Andongsari.
Saya dituduh mencuri bibit milik kebun Andongsari, setelah diadakan pemeriksaan, saya katakan “ saya kan sudah bilang kalau bibit itu saya beli dan asal bibitnya sudah saya jelaskan”. Mereka tetap ngotot, agar saya ditahan di Polres Bondowoso, akhirnya pagi harinya Polisi mengadakan oleh TKP, katanya saya mau diajak ke tempat yang dituduhkan itu, ternyata saya tidak diajak melihat ke TKP, saya langsung dibawa ke Polsek Pakem dan langsung ditahan di Polres Bondowoso.
Puslit yang kaya raya dan melimpah itu, ada secuil karya “hasil uji coba saya” dan saya hanya dapat gaji yang sama dengan mereka yang kerjaannya hanya biasa-biasa saja. Saya dibeginikan (ditahan), semua ini hanya rekayasa belaka mengingat saya tahu kegiatan di Puslit, Saya tahu bagaimana Agus Saryono yang mengambil bibit kopi tumbuh secara liar dan dibawa ke Jember untuk dijadikan indukan Kopi SE.
Agus Saryono, Pimpinan saya di Kebun Andongsari yang melaporkan saya kepada Polres dengan saksi Sugianto dan Yuswanto, padahal mereka hanya sebagai saksi palsu belaka, yang kompromi dengan Agus Saryono agar saya masuk Penjara. Mereka menang saya dikalahkan, saya minta proses penangguhan akan tetapi saya dipersulit.
Tiga puluh lima (35) hari sudah saya ditahan di Polres Bondowoso, mereka merasa bebas, saya dipenjara dengan harapan mereka bebas dari saya. Mengapa saya dikhawatirkan, mengapa saya ditakuti ?. Mereka akan mengirim bibit Somatic Embryogenesis (SE) yang sebenarnya Somatic Embryogenesis (SE) dari biji itu, bayangkan untuk kakao tahun ini 260 Milyar uang Negara yang dipergunakan untuk membeli produk puslit antara SE kopi dan SE kakao, semuanya palsu. Data disamakan antara pembibitan dengan laboratorium, mungkin beginilah cara mereka memberikan penghargaan terhadap orang yang berjasa pada Puslit, kerena saya banyak tahu rahasia puslit jadi harus mendekam didalam pernjara.
Tulisan saya ini saya buat dengan sebenarnya dan tiada paksaan, tiada yang lebih dan tiada yang saya kurangi tulisan, ini adalah tulisan Tahanan Polres Bondowoso yang menghendaki keadilan semoga semua ini berarti bagi Negeriku. Uang ratusan Milyar haruskan terurai begitu saja??

Bondowoso, 19 Mei 2011
Tahanan Polres Bondowoso

Samad Indra AR

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter