
Firasat Dibalik Kecelakaan Jukung "Hikmah Farar" Lumajang
Markacong Sesumbar Gelombang Laut,
Sugeng Terpaksa Kehilangan Istri dan Anak Semata Wayangnya
LUMAJANG- Tragedi wisata maut terbaliknya perahu jukung di Pantai Mbah Drajit Desa Wotgalih Kecamatan Yowoyilangun Kab Lumajang membawa duka mendalam bagi keluarga korban. Niatan untuk sekadar wisata mengisi liburan dan menikmati indahnya pantai selatan Lumajang itu berujung cucuran air mata. Keluarga korban juga tidak menyangka sama sekali, perahu jukung milik Markacong itu menyebabkan 9 dari 15 penumpangnya tewas.
Siang itu Sugeng (30) warga Dusun Sidonganti Desa Krajan Kecamatan Kencong masih bekerja. Siang itu dalam benak perasaanya terpendam rasa gelisah dan khawatir terhadap istri Teti Sulistyowahyuningrum (23) dan Dio (4) anak semata wayangnya. Tak lama berselang, kabar menyeruak kalau perahu jukung yang ditumpangi istri dan anaknya itu mengalami kecelakaan. Kabar duka itu disampaikan oleh tetangga Sugeng.
"Mendengar kabar itu saya langsung lari ke pesisir pantai. Setelah sampai disana, tahu-tahu istri saya ditolong oleh warga. Sempat diberi pertolongan dengan mengeluarkan air diperutnya dan memberikan pernapasan, tapi itu tidak berhasil," tutur Sugeng.Ia juga menduga, awalnya istri dan anaknya memang tidak ada rencana untuk wisata naik jukung bernama lambung "Hikmah Fajar" milik Markacong. Namun kabarnya penumpang justru agak dipaksa agar mau naik jukung demi wisata kecil-kecilan ke Pantai Mbah Drajit oleh Markacong. Untuk tiap penumpang ditarik ongkos Rp 1.000 sampai Rp 2.000. Sugeng juga menuturkan, beberapa hari sebelumnya ia punya firasat dengan anak semata wayangnya yang sudah beranjak mau sekolah taman kanak-kanak itu. "Kalau tidak salah, saya pernah mimpi membelikan kue makanan kecil untuk Dio. Saat itu saya buka bungkusnya, tapi ada beberapa kue yang jatuh," katanya. Jika makanan atau kue yang akan dimakan terjatuh ditanah, biasanya Dio samasekali tidak mau makan karena sudah kotor."Tapi kue kecil yang kotor itu tetap saja dimakan terus. Ternyata itu mungkin, sebab tidak seperti biasanya," kisahnya.Kini para tetangga Sugeng terus berduyun-duyun bersilaturahmi untuk memberikan rasa belasungkawa. Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang nelayan yang selama ini dekat dengan Markacong, pemilik jukung nahas. Ia adalah Kusmadi yang sudah lebih dari lima tahun ini bekerja sebagai nelayan di Pantai Mbah Drajit. Kusmadi menuturkan, Markacong beberapa hari sbeelum kejadian kecelakaan sempat mengatakan sesumbar. Kata-kata agak sonbong itu padahal jarang sekali terucap dari bibir Markacong yang selama ini dikenal guyub dengan nelayan lainnya."Saat itu dia pernah mengatakan akan berhasil naik jukung meski cuaca sangat buruk. Biar saja kalau nelayan lain tidak berani, biar saya saja yang ke tengah laut cari ikan. Paling-paling pulangnya dibawa ambulan," tiru Kusmadi saat bersenda gurau dengan Markacong sebelumnya.Firasat demi firasat itu sepertinya merupakan pertanda kalau jukung " Hikmah Fajar" itu akan mengalami kecelakaan dan terbalik akibat gelombang laut yang ganas. Awal dibukanga air muara Sungai Bondoyudo itu tampaknya juga menjadi salah satu penyebab kendali perahu jukung tidak seimbang. Belum lagi kapasitas penumpang jukung yang sebenarnya hanya untuk 6 orag. Namun kenyataan justru ditumpangi 15 orang.Kabar terakhir kemarin Tim SAR Gabungan telah menemukan kembali satu korban tewas bernama Fran (6) warga warga Dusun Sidonganti Desa Kraton Kecamatan Kencong Kab Jember. Dua hari sebelumnya, Tim SAR juga telah menemukan empat korban tewas yakni Markacong (35) warga Dusun Meleman Desa Wotgalih yang juga pemilik jukung, Sugiantoro (40) warga Desa Grati, Kecamatan Sumbersuko, Zainul (14) Dusun Meleman Wotgalih Yosowilangun, anak Markacong dan Kiswari (27) warga Dusun Meleman Wotgalih Yosowilangun.Sementara Kepala Polisi Resort Lumajang AKBP Edy Sukaryo saat dihubungi lewat ponsel mengatakan, pihaknya kini terus melakukan pencarian dengan dibantu oleh Tim Search and Rescue Kabupaten Lumajang. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, diperkirakan kata dia kapasitas penumpang perahu jukung itu ternyata melebihi daya tampung. Untuk perahu jenis jukung tersebut sebenarnya hanya cukup untuk sekitar 6 penumpang. Namun penumpang nahas yang mengakibatkan kecelakaan itu didalamnya justru memuat sekitar 14 penumpang. Dia juga menambahkan, pada kedalaman laut sekitar 50 meter itu masih terus dilakukan penyisiran sambil menunggu personil penyelam untuk mencari korban didasar laut. Dalam kecelakaan itu dia belum mengidentifikasi penyebab utama berasal dari gelombang laut yang besar."Personil kami sudah diterjunkan dan dibantu SAR bersama nelayan setempat terus melakukan pencarian sampai ketemu. Yang jelas tidak ada batas waktu dalam penyelamatan korban serta evakuasi," kata AKBP Edy Sukaryo. (p juliatmoko)
Siang itu Sugeng (30) warga Dusun Sidonganti Desa Krajan Kecamatan Kencong masih bekerja. Siang itu dalam benak perasaanya terpendam rasa gelisah dan khawatir terhadap istri Teti Sulistyowahyuningrum (23) dan Dio (4) anak semata wayangnya. Tak lama berselang, kabar menyeruak kalau perahu jukung yang ditumpangi istri dan anaknya itu mengalami kecelakaan. Kabar duka itu disampaikan oleh tetangga Sugeng.
"Mendengar kabar itu saya langsung lari ke pesisir pantai. Setelah sampai disana, tahu-tahu istri saya ditolong oleh warga. Sempat diberi pertolongan dengan mengeluarkan air diperutnya dan memberikan pernapasan, tapi itu tidak berhasil," tutur Sugeng.Ia juga menduga, awalnya istri dan anaknya memang tidak ada rencana untuk wisata naik jukung bernama lambung "Hikmah Fajar" milik Markacong. Namun kabarnya penumpang justru agak dipaksa agar mau naik jukung demi wisata kecil-kecilan ke Pantai Mbah Drajit oleh Markacong. Untuk tiap penumpang ditarik ongkos Rp 1.000 sampai Rp 2.000. Sugeng juga menuturkan, beberapa hari sebelumnya ia punya firasat dengan anak semata wayangnya yang sudah beranjak mau sekolah taman kanak-kanak itu. "Kalau tidak salah, saya pernah mimpi membelikan kue makanan kecil untuk Dio. Saat itu saya buka bungkusnya, tapi ada beberapa kue yang jatuh," katanya. Jika makanan atau kue yang akan dimakan terjatuh ditanah, biasanya Dio samasekali tidak mau makan karena sudah kotor."Tapi kue kecil yang kotor itu tetap saja dimakan terus. Ternyata itu mungkin, sebab tidak seperti biasanya," kisahnya.Kini para tetangga Sugeng terus berduyun-duyun bersilaturahmi untuk memberikan rasa belasungkawa. Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang nelayan yang selama ini dekat dengan Markacong, pemilik jukung nahas. Ia adalah Kusmadi yang sudah lebih dari lima tahun ini bekerja sebagai nelayan di Pantai Mbah Drajit. Kusmadi menuturkan, Markacong beberapa hari sbeelum kejadian kecelakaan sempat mengatakan sesumbar. Kata-kata agak sonbong itu padahal jarang sekali terucap dari bibir Markacong yang selama ini dikenal guyub dengan nelayan lainnya."Saat itu dia pernah mengatakan akan berhasil naik jukung meski cuaca sangat buruk. Biar saja kalau nelayan lain tidak berani, biar saya saja yang ke tengah laut cari ikan. Paling-paling pulangnya dibawa ambulan," tiru Kusmadi saat bersenda gurau dengan Markacong sebelumnya.Firasat demi firasat itu sepertinya merupakan pertanda kalau jukung " Hikmah Fajar" itu akan mengalami kecelakaan dan terbalik akibat gelombang laut yang ganas. Awal dibukanga air muara Sungai Bondoyudo itu tampaknya juga menjadi salah satu penyebab kendali perahu jukung tidak seimbang. Belum lagi kapasitas penumpang jukung yang sebenarnya hanya untuk 6 orag. Namun kenyataan justru ditumpangi 15 orang.Kabar terakhir kemarin Tim SAR Gabungan telah menemukan kembali satu korban tewas bernama Fran (6) warga warga Dusun Sidonganti Desa Kraton Kecamatan Kencong Kab Jember. Dua hari sebelumnya, Tim SAR juga telah menemukan empat korban tewas yakni Markacong (35) warga Dusun Meleman Desa Wotgalih yang juga pemilik jukung, Sugiantoro (40) warga Desa Grati, Kecamatan Sumbersuko, Zainul (14) Dusun Meleman Wotgalih Yosowilangun, anak Markacong dan Kiswari (27) warga Dusun Meleman Wotgalih Yosowilangun.Sementara Kepala Polisi Resort Lumajang AKBP Edy Sukaryo saat dihubungi lewat ponsel mengatakan, pihaknya kini terus melakukan pencarian dengan dibantu oleh Tim Search and Rescue Kabupaten Lumajang. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, diperkirakan kata dia kapasitas penumpang perahu jukung itu ternyata melebihi daya tampung. Untuk perahu jenis jukung tersebut sebenarnya hanya cukup untuk sekitar 6 penumpang. Namun penumpang nahas yang mengakibatkan kecelakaan itu didalamnya justru memuat sekitar 14 penumpang. Dia juga menambahkan, pada kedalaman laut sekitar 50 meter itu masih terus dilakukan penyisiran sambil menunggu personil penyelam untuk mencari korban didasar laut. Dalam kecelakaan itu dia belum mengidentifikasi penyebab utama berasal dari gelombang laut yang besar."Personil kami sudah diterjunkan dan dibantu SAR bersama nelayan setempat terus melakukan pencarian sampai ketemu. Yang jelas tidak ada batas waktu dalam penyelamatan korban serta evakuasi," kata AKBP Edy Sukaryo. (p juliatmoko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar