Jumat, 09 Mei 2008




Unas, Dinka Siswa Tuna Netra Tanpa Braille

JEMBER - Semangat Dinka Yuliani patut diacungi jempol. Betapa tidak, Dinka merupakan satu-satunya siswa penyandang tuna netra di Jember yang ikut ujian nasional (Unas) tingkat SMP. Meski tanpa menggunakan huruf braille, Dinka dengan lancar mengerjakan soal yang tergolong tidak mudah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun jangan salah, dalam menyelesaikan soal unas Dinka didampingi dua gurunya. Guru pertama bertugas turut membantu membacakan soal dan guru kedua menorehkan jawaban di lembar jawaban soal setelah Dinka menentukan pilihan. Sedangkan seorang guru lagi hanya ikut mengawasi pelaksanaan ujian. Usai mengerjakan 50 soal unas, Dinka mengaku dirinya sebenarnya mengharapkan soal unas diberikan dalam lembar soal berhuruf braille. "Dengan huruf braille saya malah lebih cepat mengerjakan soalnya. Tapi kalau pakai soal unas umum, terhambat ketika guru membacakan soal dan menuliskan jawaban," kata Dinka Yuliani, kemarin. Dinka berkeinginan nantinya bisa melanjutkan sekolah di SMA Muhammadiyah. Dalam mengerjakan unas, Dinka berad di ruangan 32 SMP Inklusi Taman Pendidikan Asuhan Sub Rayon 03. Kesulitan lain yang dialami Dinka juga saat mengerjakan soal statistik, grafik, diagram serta soal menggambarkan soal cerita. Sedangkan Wali kelas Dinka, Arida Choirunnisa yang juga guru yang turut membantu membacakan soal unas mengatakan, terkadang-kadang Dinka mengalami kesulitan karena soal yang dibacakan kurang jelas atau terlalu panjang. "Sebenarnya Dinka memang lebih nyaman jika mengerjakan soal dengan huruf braille. Kalau dengan huruf braille, ia bebas berpikir," kata Arida Choirunisa. Sedangkan Kepala Sekolah SMP Inklusi Tman Pendidikan Asuhan, Bambang Wagiman mengatakan, Dinka Yuliani memiliki keinginan keras untuk melanjutkan ke jenjang SMA meski dia memiliki kekurangan fisik. "Dalam unas mata pelajaran Matematika nanti ada tanda-tanda matematika yang dibacakan khusus. Dia juga diberi kertas buram untuk menghitung. Dia punya cara sendiri kok untuk menghitung dan ada guru yang sudah pintar mendampinginya," kata Bambang Wagiman. Dalam unas kali ini SMP Inklusi Taman Pendidikan Asuhan Jember mengikutkan sekitar 23 anak didiknya. "Sebetulnya ada 25 siswa yang mau ikut unas, tapi ada tiga yang mundur. Alasannya macam-macam, ada yang menikah, mogok sekolah dan berhenti tanpa alasan jelas," katanya.Sedangkan hari pertama pelaksaan unas ternyata terdapat kerusakan lembar jawaban. Temuan itu ada di SMPN 2 dan terdapat 11 Lembar Jawaban Komputer (LJK) yang rusak. Kepala Sekolah SMPN 2 Jember Sunaryono mengatakan, kerusakan itu terdiri dari lembar jawaban sobek dan rusak saat siswa menghapus jawaban yang salah. Unas tingkat SMP itu diikuti sekitar 25.937 siswa dan sederajat dan 23 siswa SMP Inklusi."Hanya 11 lembar jawaban yang rusak. Dua lembar jawaban tidak dipakai. Sedangkan 9 lembar jawaban yang rusak setelah siswa mengerjakan ujian. Kertas jawaban itu mengelupas saat dihapus sehingga kelihatan nyaris bolong," kata Sunaryono. Ia menduga kerusakan diakibatkan kualitas kertas lembar jawaban memang tidak sebaik tahun lalu. Akibat adanya kerusakan lembar jawaban komputer itu akhirnya beberapa siswa harus mengulang mengisi lembar jawaban yang baru. (p juliatmoko)




Pesanggem Ngotot Pemetaan Ulang Hutan Konflik

JEMBER - Konflik pertanahan di lahan hutan Baban Silosansen Kecamatan Silo terus berlanjut. Bahkan sekitar 3.000 penggarap hutan atau pesanggem mendesak untuk mengajukan hal kelola hutan diatas lahan seluas 2.665 hektar serta meminta Perhutani Jember melakukan pemetaan ulang lahan konflik tersebut.Sekretaris Forum Komunikasi Lembaga Swadaya Masyarakat (FK LSM) Miftajul Rahman alias memet yang selama ini intensif untuk mendampingi penggarap hutan di Baban Silosanen. "Kita tidk meminta untuk sertifikasi lahan hutan yang selama ini diisukan Perhutani. Namun kami hanya memohon agar diperbolehkan memiliki hak kelola hutan. Hampir tiga ribu warga di 7 dusun Desa Baban Silosanen yang meminta agar Perhutani bersedia melakukan pemeraatn ulang lahan yang selama ini dipermasalahkan," kata Miftahul Rahman, kemarin.Dia juga mengatakan, selama ini kondisi hutan di Baban Silosanen rusak berat dan sudah dilakukan reboisasi dengan tanaman petai, durian dan lainnya untuk siap panen. Proses reboisasi itu dilakukan secara swadaya oleh masyarakat tanpa bantuan Perhutani. "Sayangnya, Perhutani sampai sekarang selalu menuduh perusakan bibit reboisasi dilakukan warga Baban yag tidak ikut dalam LMDH," ujarnya.Lokasi yang kini ditempati pesanggem itu kata Memet berada pada petak 18 yang merupakan bekas lahan Perkebunan Curah Wangkal yang luas totalnya sekitar 4.296 hektar yang kemudian dinasionalisasi melalui hak eigendum verponding."Lahan itu terbagi dalam tiga bagian dan status," ujarnya. Tiga lahan itu yakni pertama seluas 456 hektar yang kini dikelola lewat hak guna usaha oleh PTPN XII, kedua, lahan seluas 1.174 hektar yang kemudian oleh Pemkab Jember melalui Gubernur Jawa Timur pada tahun 1984. Lahan itu kemudian diserahkan pada masyarakat dan diterbitkan pula sertifikast kemepilikan tanah. "Lahan yang ketiga, seluas 2.665 hektar yang sebenarnya dalam proses dimohon oleh warga sekarang dan status lahan itu masih dalam pengawasn Departemen Kehutanan. Kami sendiri juga masih menyesalkan adanya intimidasi terhadap warga oleh orang yang kami sebut kelompok bersenjata," katanya. Kelompok itu kata dia sudah melakukan intimidasi kepada 10 warga yang menjadi korban hingga menyeret ke penahanan sampai ketingkat kepolsian.Sementara saatn dikonfirmasi Administratur Kelompok Pemangku Hutan Perhutani Jember Taufik Setyadi tidak percaya denga data yang dibeber oleh FK LSM yang dianggapnya ngawur itu."Kita tegaskan sekali lagi bahwa lahan eks Curah Wungkal itu adalah lahan hutan lindung yang tidak memperbolehkan ada warga yang merusak maupun yang mengajukan hak kelola hutan. Bisa rusak hutan lindung itu nantinya," tandas Taufik Setyadi.Dia juga menandaskan, berdasarkan berita acara tapal batas (BATB) Direksi Perum Perhutani tahun 2001, maka lokasi eks Curah Wangkal merupakan kawasn hutan negara yang telah didukung dokumen-dokumen otentik yang cukup kuat dan syah menurut hukum."Kita sudah menyiapkan pengacara jika ada pihak ketiga yang mempermasalahkan kawasan hutan lindung tersebut. Tanah Curah Wangkal merupakan kawasn hutan negara dan masuk pada petak 20 a, RPH Baban Silosanen atau Pace, BKPH Mayang, KPH Jember dengan luas sekitar 98,5 hektar berdasarkan SK Dirjen Kehutanan tahun 1980 serta BATB hutan Mayang Kunci pada 1934," terangnya. Taufik sendiri sudah lama sejak ia bertugas di Perhutani Jember menengarai adanya pihak pemodal tertentu untuk membiayai penguasaan lahan hutan lindung di eks lahan Curah Wungkal. Selain itu juga ada dugaan kuat politisi tigkat kabupaten yang turut memperkeruh konflik lahan kehutanan ini. "Kita terus mempersiapkan agar eks Curah Wungkal itu dilegitimasi oleh Muspida dan seluruh warga Jember kalau lahan itu merupakan hutan lindung dan perlu dilestarikan. Kalau ada yang tidak setuju, berarti akan mengancam kerusakan hutan," ujarnya. (p juliatmoko)

Eksplorasi Tambang Tembaga Terancam Distop

JEMBER - Upaya eksplorasi tembang tembaga dan mangan di blok Curah Mas desa Pace Kecamatan Silo dan masuk wilayah Perusahaan Perkebunan Daerah (PDP) terancam dihentikan. Anggota Komisi B DPRD Jember Rendra Wirawan menyatakan, penghentian eksplorasi tambang itu hingga kini belum menyampaikan hasil kajian dari Tim Independen yang sudah kami minta bersama Dinas Perindustrian Pemkab Jember."Pokoknya, dalam akhir Mei nanti, perusahaan yang mengeksplorasi tambang tidak menyampaikan hasilnya, maka akan kita stop," kata Rendra Wirawan, kemarin. Dia juga mengatakan, selain merusak ekosistem hutan, pertambangan yang dilakukan masih tradisional tersebut sangat membahayakan pekerja. Meski demikian, hingga kini belum ada rumusan jika pertambangan tersebut jadi dieksploitasi setelah melihat hasil eksplorasi. Selain itu jika memang benar ada potensi tambang tembaga atau mineral ikutan lain seperti emas, maka diharapkan bisa menyumbang pendapatan asli daerah. Seperti diketahui sudah lebih tiga bulan ini eksplorasi di perkebunan Kali Mrawan dilakukan oleh CV Assidiq Agung Putra. Perusahaan itu kabarnya menemukan adanya kadar galena 0,03 persen. Selain itu, ditemukan kandungan mineral ikutan berupa tembaga dan emas. Laporan triwulanan CV Assidiq Agung Putra kepada bupati Jember disebutkan bahwa analisis kimia dilakukan di laboratorium di Bandung. Dalam hasil analisis kimia dijelaskan bahwa pada sampel batuan terdapat unsur Au 4 ppb, Ag 3 ppm, Cu 28 ppm, Pb 0,03 persen, dan Zn 3,18 persen. Au (aurum) adalah nama latin untuk emas dan Ag (argentum) adalah nama latin untuk perak. Pb adalah timah hitam. Sementara analisis kimia terhadap logam hasil percobaan uji peleburan disebutkan kadar emas (Au) adalah 25128 ppb, kadar perak (Ag) kurang dari 0,5 ppm, Cu sebesar 44 ppm, kadar timah hitam (Pb) 91,9 persen, dan kadar seng (Zn) kurang dari 0,5 persen. Direktur CV Assidiq Agung Putra, Agus Fais menyayangkan upaya ancaman penghentian eksplorasi tambang tersebut. "Kita sudah mengagendakan hasil eksplorasi oleh tim geologi bersama Sucofindo akan dipaparkan pada bupati pada perkiraan kami tanggal 10 sampai tanggal 17 Mei nanti. Jadi lihat dulu hasilnya, jangan langsung main tutup," kata Agus Fais. Dia juga mengatakan, selama ini hasil eksplorasi didasarkan ujihorisontal maupun vertikal dengan melakukan penggalian sedalam 5 – 10 meter dengan luas lahan sekitar 12 hektar. "Kita akan bangun komitmen dulu dengan pemkab dan tidak spekulasi terkait cadangan galena yang nantinya akan memakai penggaliand engan sistem grilling yang tiap meternya membutuhkan biaya Rp 1 juta. Untuk bisa melakukan eksploitasi, biasanya kontraknya minimal sampai 10 tahun," ujarnya. (p juliatmoko)



Maskawin Rp 50 Ribu, Tahanan Menikah di Polres


JEMBER -Karena didesak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Habibullah (26) yang menjadi tersangka pemerkosa dan membawa lari Sumiyati (17) akhirnya bersedia menikahinya di Mushola Polres Jember. Habibullah warga Jalan Karimatan Kecamatan Sumbersari ini sudah sekitar tiga bulan lebih menjadi tahanan Polres Jember. Sedangkan Sumiyati warga Jalan Kalimantan Kecamatan Sumbersari dan hanya tamatan sekolah dasar ini sudah dalam kondisi hamil 9 bulan. Mereka melangsungkan pernikahannya di Mushola Al Amien Kantor Polres Jember. Dengan pengawalan tidak terlalu ketat, kedua mempelai ini melangsungkan ijab qabul yang dipimpin penghulu dari Departemen Agama Jember Abdul Hasyim. Habibullah yang masih tercatat mahasiswa Universitas Jember ini nampak terharu ketika calon istrinya menangis sesenggukan dan disaksikan kerabatnya. Sumiyati pernah mengancam akan bunuh diri jika tidak dijodohkan dengan pria idamannya itu."Saat itu hanya salah paham diantara keluarga kami. Dengan pernikahan di kantor polisi ini kami menganggap masalah sudah selesai dan saya minta polisi membebaskan saya," ujar Habibullah usai menyunting Sumiyati, kemarin. Dia juga bertekad untuk memberikan hak dan kewajiban pada isterinya dalam kondisi apapun.Kedua pasangan ini secara resmi melangsungkan pernikahannya dDengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar Rp 50 ribu yang dibungkus kertas kado warna oranye. Pernikahan ini bahkan menyatukan keluarga besar kedua mempelai yang sebelumnya tidak menyetujui pasangan ini untuk berkeluarga. Meski berstatus sebagai pengantin baru, namun Habibullah masih harus menunggu untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. "Saya kini Pasrah dan akan tetap berupaya menjadi kepala keluarga yang baik walau dipenjara," ujarnya. Sedangkan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jember AKP Kholilur Rochman tetap saja akan memproses perbuatan Habibullah dengan pasal pencabulan dan pemerkosaan. "Meski mereka menikah, proses penahanan dan penyidikan tetap lanjut," kata AKP Kholilur Rochman yang sempat menyaksikan pernikahan Habibullah itu. (p juliatmoko)

1 komentar:

Unknown mengatakan...


Mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Sri Wahyuni biasa di panggil Mba Sri, TKI tinggal di kota Pontian johor Malaysia,Saya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya, tetap ikhtiar.
pengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos pulang. sempat saya putus asa,gaji pun selalu di kirim ke indonesia untuk biaya anak sekolah,sedangkan hutang banyak, kebetulan teman saya buka-buka internet mendapatkan nomor hp Mbah Suro (+6282354640471) katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan togel dengan keadaan susah jadi saya coba beranikan diri hubungi dan berkenalan dengan beliau Mbah Suro, Dan saya menceritakan keadaan saya.Beliau menyarankan untuk mengatasi masalah perekonomian saya,baiknya melalui jalan togel saja.Dan angka yang di berikan beneran tembus ,4607 dan saya dapat 275 juta alhamdulillah terima kasih banyak ya allah atas semua rerjekimu ini. walaupun ini melalui togel



M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter