Kamis, 24 Juli 2008



Pilkad Bondowoso :
Amin-Haris Unggul, Syalwa Keok


BONDOWOSO - Diprediksikan pasangan cabup yang diusung PKB Bondowoso, Amin Said-Haris Son Haji akan menang telak ditingkat kabupaten. Hal itu didasarkan pada hasil penghitungan secara cepat sementara di Pendopo Pemkab Bondowoso hingga pukul 20.00 WIB unggul dibanding tiga calon lainnya. Pasangan cabup/cawagub Amin–Haris mendapatkan dukungan sebanyak 142.501 atau 35,81 persen. Sedangkan perolehan cabup nomor urut dua yakni Syalwa-Thahir mendapatkan suara sekitar 127.176 atau 31,88 persen, sementara pasangan nomor urut tiga Misnan-Sobri hanya berhasil meraup 54.268 suara atau 13,61 persen. Sedangkan cabup Irwan Bachtiar-Huzaeni pasangan nomor urut 4 yang diusung PDIP mendapatkan sekitar 74.149 suara atau sekitar 18,59 persen. Data diatas itu merupakan total dari tempat pemungutan suara di kecamatan yang mencapai 380.975 suara dengan daftar pemilih tetap se-Bondowoso sekitar 568.510 yang tersebar di 1.274 tempat pemungutan suara.

Melesatnya perhitungan suara tampak pada Perolehan suara sementara perhitungan cepat versi pendopo pemkab bondowoso hingga Rabu 23.7.08 pukul 21.00 WIB. Hasilnya, Amin–Haris : 144.616 suara, 2. Syalwa-Thahir : 128.484 suara, 3. Misnan-Sobri : 54.282 suara, dan
4. Irwan Bachtiar-Huzaeni : 74.014 suara.
Cabup Amin Said pun sebelum perhitungan suara melakukan potong rambut. Hal ini dilakukannya karena merasa percaya kemenangan sudah ada digenggaman. Potong rambut itu dilakukan di posko pemenangan Amin – Haris. "Awalnya potong rambut dilakukan karena saya tidak sempat potong rambut karena sibuk berkampanye. Tapi karena kini, kondisi dia santai menunggu hasil penghitungan, jadai ya saya potong rambut sebagai tanda dan firasat kemenangan," kata Amin Sid Husni, kemarin. Dia juga mengatakn, potong rambut itu juga sebagai tanda awal kalau dirinya siap mengabdi pada masyarakat BondowosoDitempat lain, Ketua Tim Sukses Amin–Haris yang juga ketua DPC PKB Bondowoso Achmad Dhofir mengatakan, dirinya siap menggundul rambutnya bersama tim sukses dan kader PKB lainnya jika calon yang diusung partainya meraih kememengan. "Semoga saja perhitungan suara itu pada akhirnya memenangkan Amin-Haris. Kita optimis Bondowoso kedepan akan lebih baik," kata Achmad Dhofir. Berbeda dengan calon PKB yang optimistis meraih kemenangan telak, pasangan KH Syalwa Arifin – Imam Thahir justru tak menunjukan rasa optimisitisnya. Dia menganggap kemenangan sementara Amin-Haris masih belum final. "Saya tak tahu menahu dan belum tahu perhitungan suara itu. Penghitungan perolehan suara masih dari kantong-kantong pendukungn ditanyakan kepada tim pemenangan. Itu akan jadi urusan tim sukses saya," kata Syalwa. Semenrara Bupati Bondowoso Mashoed yang mengikuti langsung perhitungan suara di Pendopo mengatakan, penghitungan sementara yang dilakukan di pendopo pemkab tersebut untuk membantu masyarakat agar tak bingung untuk mengetahui hasil perolehan suara sementara. "Untuk ketetapan pemenangnya tetap menjadi kewenanagan KPUD Bondowoso. Ini agar masyarakat Bondowoso tak bingung mencari informasi," tukas Mashoed yang akan lengser dua bulan lagi ini. Terpisah, anggota KPUD Bondowoso M Malik saat dikonfirmasi perolehan suara sementara pilkada Bupati mengatakan, masih belum mengetahui secara pasti. "KPUD Bondowoso tidak menggunakan quick count. Itu didasari karena tak ada aturan hukum untuk menggelar quick count. Apalagi untuk menggelar itu biayannya tidak murah," kata M Malik. Pihaknya menegaskan pada masyarakat biasa agar sabar menunggu sampai hasil rekapitulasi selesai dikerjakan dan dapat diumumkan secara final pada tanggal 30 Juli 2008 mendatang. "Pilkada Bupati Bondowoso dan Pilgub Jatim kan bersamaan, jadi pengumuman pemenang pilkada secara resmi juga akan disampaikan bebarengan," imbuhnya. (p juliatmoko)

Perolehan Suara Sementara Perhitungan Cepat Versi Pendopo Pemkab Bondowoso :

(hingga Rabu 23.7.08 pukul 21.00 WIB)


1. Amin–Haris : 144.616 suara

2. Syalwa-Thahir : 128.484 suara

3. Misnan-Sobri : 54.282 suara

4. Irwan Bachtiar-Huzaeni : 74.014 suara

Data diatas itu merupakan total dari tempat pemungutan suara di kecamatan yang mencapai 380.975 suara dengan daftar pemilih tetap se-Bondowoso sekitar 568.510 yang tersebar di 1.274 tempat pemungutan suara.

Perolehan Suara Sementara hingga pukul 20.00 WIB 1. Amin–Haris : 142.501 suara atau 35,81 persen. 2. Syalwa-Thahir : 127.176 suara atau 31,88 persen.3. Misnan-Sobri : 54.268 suara atau 13,61 persen. 4. Irwan Bachtiar-Huzaeni : 74.149 suara atau 18,59 persen.


(sumber: perhitungan suara cepat Pendopo Pemkab Bondowoso)



Pendukung PAHAM-Karsa Tertangkap Basah Sebar Amplop

BONDOWOSO - Pelaksanaan pemungutan suara pemilihan bupati Bondowoso yang bareng dngan pemilihan gubernur Jawa Timur dilaporkan terjadi praktik pelanggaran. Hal itu terjadi di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal dengan modus money politik ang diselipkan dalam amplop. Didalam amplop itu terdapat uang pecahan Rp 50 ribu yang disertai stiker pasangan cabup nomo urut 2 KH Syalwa Arifin dan Imam Thahir serta stiker bergambar pasangan cagub nomor urut 5 Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa). Tidak hanya itu, ternyata tepat dibawah stiker Karsa itu juga terdapat gambar Wakil Sekretaris DPW PAN Jawa Timur atas nama Rachman Windhiarto. Temuan pelanggaran itu dilaporkan salah seorang warga berinisial Hr warga Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal yang kemudian diteruskan ke Panwaskab Bondowoso pada Selasa (22/7) malam. Sedangkan pihak yang dilaporkan yakni Suprapto alias Parid. Ketua Panwaskab Bondowoso Saifur Rachman mengatakan hal itu sebagai salah satu bentuk pelanggaran pilkada. ”Pelanggaan itu sudah kami laporkan ke Polres Bondowoso untuk penyidikan,” kata Saifur Rachman, kemarin. Dia juga menerangkan temun itu memamakai modus dengan mengumpulkan sekitar 100 warga Desa Sumber Tengah namun dengan agenda yang tidak disebutkan secara jelas. Pemberian amplop berupa uang dan stiker secara bergantian kepada warga itu diduga untuk mengarahkan dukungan kepada salah satu cabup dan cagub. Pihak Panwaskab Bondowoso juga mengatakan kalau pelanggaran itu dikenai pasal 117 ayat 2 UU 32 Tahun 2004. Saat Panwaskab menanyakan pelanggaran itu kepada Wakil Seketaris DPW PAN Jatim Rachman Windhiarto, ternyata dijawab berkilah olehnya yakni ”Uang dalam amplop itu akan rencananya saya berikan pada anak kesil saya”.Pihak Panwaskab Bondowoso juga mendapatkan laporan dari warga Desa Sumbersari, Krocok an Panggungan Kecamatan Maesan yakni ada sekitar hampir 200 warga disana yang belum mendapatkan undangan dan belum terdaftar sebagai pemilih tetap. Sayangnya, untuk temuan kartu pemilih yang diperkirakan mencapai ratusan kartu hingga kemarin masih belum dilaporkan ke Panwaskab Bondowoso. (p juliatmoko)


Berebut Bupati Di Kota Tape


Pemilihan langsung kepala daerah atau bupati di Kabupaten Bondowoso atau akrab di sebut Kota Tape memang baru pertama kali. Apalagi bebarengan dengan pemilihan gubernur Jawa Timur. Tentu bukan sesuatu yang mudah bagi masyarakat Bondowoso untuk menentukan pilihan. Secara geografis, jumlah penduduk Bondowoso yang memiliki 23 kecamatan ada sekitar 725.571 jiwa terdiri dari laki-laki 354.425 jiwa dan perempuan 371.146 jiwa. Kepadatan penduduk sebesar 454 jiwa/km2. Kemarin sekitar 568.510 warga Bondowoso yang memiliki hak suara menyalurkannya pada satu pasangan cabup dan cagub. Namun agar lebih jauh mengetahui siapa saja yang akan berebut kursi bupati, kita simak jati diri serta janji empat calon yang bertarung itu sebagai berikut :


1. Cabup Amin Said

Calon bupati Amin Said merupakan pendatang baru di Bondowoso. Pria baya kelahiran Pamekasan ini sejak tahun 2005 sudah menjadi anggota DPR RI dari PKB lewat daerah pemilihan Bondowoso, Banyuwangi dan Situbondo. Awalnya banyak kalangan meragukan dengan munculknya figur Amin Said. Namun belakangan justru dijagokan oleh PKB Bondowoso lewat perhitungan suara yang mengungguli tiga calon lainnya. "Bagi saya, persoalan putera daerah atau bukan itu sudah tuntas. Sekarang yang lebih penting adalah memajukan Bondowoso," kata Amin Said Husni. Dalam misinya, dia menawarkan program peningkatan kualitas kehidupan keagamaan, pembangunan ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, ketersediaan infrastruktur, peningkatan kemampuan kompetensi aparatur pemerintah, peningkatan kesadaran hukum masyarakat dan perwujudan supremasi hukum, peningkatan kualitas lingkungan hidup masyarakat, peningkatan kualitas dan pemberdayaan petani, pengarusutamaan gender dan mempertahankan budaya daerah dan kearifan lokal serta meningkatkan usaha di bidang kepariwisataan.Amin Said seakan mampu melengkapi kemantapan dengan menggandeng PKB dan seorang birokrat Haris Son Haji yang juga keponakan Bupati Bondowoso Mashoed. Haris menjadi staf Dinas Bina Marga Bondowoso tahun 1999-2006 dan menjabat Kepala seksi pembangunan peningkatan jalan dan jembatan Dinas Bina Marga Kabupaten Bondowoso tahun 2006-2008. Kini ia menjabat Kabid Bina Prgram Dinas Bina Marga Kabupaten Bondowoso.Mantan Ketua PB PMII peirode 1991-an ini juga mengatakan, meski dirinya tidak memiliki hak suara di Kabupaten Bondowoso, namun dirnya tetap optimis warga disana akan memberikan suaranya untuknya. "Kita tidak akan memberikan janji saja, yang jelas akan kami buktikan ketika kita sudah mendapatkan amanah sebagai kepala daerah," ujarnya. Amin Said paling berani menargetkan perolehan suara lebih unggul dibanding cabup lainnya yakni 40 persen dari hak suara yang ada.

2. Cabup KH Salwa Arifin

Calon bupati Bondowoso ini mengundurkan diri menjadi Wakil Bupati Bondowoso mendampingi Mashoed ketika dirinya sudah mantap untuk maju dalam pilkada 2008. KH Salwa Arifin yang memiliki nomor urut 2 ini sudah lama dan menjadi sesepuh hingga menjadi Pengasuh Pondok pesantren Munbaul Ulum di Desa Tangsil Wetan Kecamatan Wonosari. KH Syalwa yang berpasangan dengan KH Imam Thahir ini merupakan rivalitas terkuat dari pasangan cabup Amin Said. Hingga kemarin petang, perolehan suara antara Amin dan Syalwa saling salip menyalip terjadi di sejumlah tempat pemungutan suara desa maupun kecamatan. "Kami ingin melakukan penataan birokrasi dan pemantapan moral dan akhlakul qarimah Islam di Bondowoso," kata Syalwa Arifin. Keinginannya untuk merebut Bondowoso 1 makin kuat tatkala didukung oleh sejumlah elemen partai seperti PAN, Pemuda Panca Marga, Kosgoro, GP Ansor, Banser, Dewan Syuro DPC PKB dan sejumlah partai gurem lainnya. Dalam visinya, KH Syalwa juga berjanji akan menekankan pendidikan agama dan adanya program murah untuk kesehatan dan pendidikan bagi warga miskin. "Pembangunan infrastruktur akan diutamakan di pedesaan untuk membuka akses perdagangan pertanian," katanya. Harapannya, jika menang dalam pilkada Bondowoso agar tidak terjadi proses jegal menjegal namun justru yang dikedepankan adalan nilai-nilai keberhasilan. Berbicara target suara, Syalwa yakin akan mampu meraup 40 persen suara dengan penguatan dukungan dari kalangan nahdliyin, birokrasi dan kalangan warag di pedesaan.KH Salwa Arifin dalam data lansir oleh KPUD Bondowoso memilkki total kekayaan mencapai Rp 596.576.500. Sedangkan KH Imam Thahir memilki total kekayaan mencapai Rp 1.134.084.659. Namun dalam kenyataan pertarungan politik dilapangan, pasangan calon ini dinilai tidak mengunakan cara kotor untuk meraup suara. "Calon yang kita perhitungkan masih Misnan yang memilkki mesin politik yang katanya bisa berjalan efektif. Kita bahkan akan mampu meraup suara 75 persen dari kalangan birokrat. Sebab pendekatan yang kita lakukan tidak setengah-setengah dari kepala desa sampai camat dan pejabat lainnya," katanya.

3. Cabup HM Misnan

Calon yang diusung Partai Golkar ini merupakan calon yang paling yakin bisa melaju untuk menduduki kursi bupati Bondowoso. Dengan mesin politik yang bisa diandalkan ditiap kecamatan, cabup yang memiliki nomor urut 3 ini saat melakukan kampanye keliling dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Kampanye mereka dipusatkan di Kecamatan Pakem Binakal dan sejumlah kecamatan di wilayah barat dan mampu menyedot warga meski tidak terlalu signifikan untuk memilihnya. Sayangnya, pada saat deklarasi ikrar damai itu yang dilaksanakan KPU Bondowoso di Aula Pemkab Bondowoso cabup/cawabup Misnan-Sobri Ghazali sempat absem. Padahal, tiga pasangan cabup/cawabup lainnya hadir dalam acara itu. Misnan juga sebelumnya mengalami persaingan dua kader Partai Golkar Bondowoso menuju bakal calon bupati Bondowoso yang sangat ketat. Ketua DPD Partai Golkar Bondowoso itu bersaing dengan Huzaini Effendi, yang duduk sebagai sekretaris dewan (Sekwan) dan ditengarai memiliki pendukung kuat di Bondowoso. Meski demikian pada akhirnya, Misnan berhasil merebut hati Golkar dan menyingkirkan Huzaini yang akhirnya berpasangan dengan Irwan Bachtiar yang merupakan cabup yang diusung PDIP. "Yang jelas, harus ada yang dibenahi dari kepemimpinan bupati sebelumnya. Perhatian untuk masyarakat miskin akan kita utamakan," kata Misnan saat berkampanye. Dirinya juga menargetkan dalam perolehan suara nantinya bisa unggul diatas 20 persen. Misnan juga mengaku memiliki basis-basis partai yang kuat disejumlah daerah pemilihan. Belum berhenti disitu, optimisme Misnan berdasarkan laporan kinerja tim suksesnya yang tersebar di 23 kecamatan di Bondowoso seakan mampu meraup target perolehan suara.

4. Cabup Irwan Bachtiar

Calon bupati yang diusung PDIP ini dikenal dengan calon tokoh muda yang progresif bisa memenang pilkada Bondowoso. Dengan slogan membangun Bondowoso yang religius dan kompetitif dan berdaya saing itu, cabup Irwan Bachtiar melaju dengan menggandeng Huzaini Effendi dengan mendapatkan nomor urut 4. "Jelas, kita akan targetkan suara diatas 30 persen. Semua elemen masyarakat mulai dari tukang becak, petani birokrat buruh, hingga mayarakat menengah kita rangkul semua," ucap Irwan Bachtiar. Baginya, kepemimpinan Bupati Mashoed selama dua periode di Bondowoso masih banyak sekali kekurangan. Untuk merayu perolehan suara, Irwan menjanjikan kesejaheraan masyarakat dibidang pendidikan, mengurangi angka kemiskinan dan membuka seluas-luasnya ruang investasi di Kota Tape. "Ada diagram triple effect yang menjadi renungan saya. Pertama adalah kesejahteraan yang jika terganggu, maka seseorang itu bisa sakit dan kelaparan. Jangan sampai ada rakyat saya yang kelaparan kalau saya jadi bupati nanti," ujarnya. Solusi yang ditawarkan Irwan agar masyarakat tidak kelaparan yakni dengan visi yang dianggapnya paling sederhana seperti, membuka kemudahan akses bagi warga miskin akan sektor kesehatan dan pendidikan. "Tidak gratis lho, tapi murah untuk program itu," janjinya. Soal pendidikan, dalam kaca mata Irwan masih banyak anak sekolah yang justru berhenti atau putus sekolah lantaran tidak memiliki biaya atau karena tuntutan oranh tua untuk segera bekerja. Irwan memang cabup yang sangat percaya diri karena menguatnya dukungan dari perolehan 6 kursi di DPRD Bondowoso. Selain itu, sejumlah kecamatan seperi Kota, Tegal Ampel, Curah Dami, Binakal, Wringin Maesan, Tenggarong dan Tamanan sudah ada ditangannya. "Pasangan saya, Huzaini, yakin dengan jaringan birokrasinya akan mampu meraup pula suara dari kalangan mereka. Soal rivalitas, semua saya anggap berat," ujarnya. Dalam debat cabup sebelumnya, Irwan paling lantang mengatakan siap mundur jika terpilih menjadi bupati dan ditengah jalan atau periode jika tidak mampu menjalankan program spektakulernya. "Saya cabup yang paling siap mundur jika gagal ditengaj jalan," ucapnya. Bagaimana dengan adanya budaya lokal ? Menurut pandangan dia, sepanjang tidak ada nilai kemudharatan maka tidak akan menjadi persoalan. (p juliatmoko)


Apa Kata Mereka ?


1. Rudi Imam B, Ketua Paguyuban Ki Ronggo Bondowoso : Konsistensi Harus Bisa Diuji !
BONDOWOSO - Ajang pemilihan kepala daerah dinilai sebagai pertaruhan untuk para calon bupati dan wakil bupati yang menang untuk bisa
merealisasikan visi dan misinya. Ketua Yayasan Paguyuban Keluarga Besar Ki Ronggo, Rudi Imam B mengatakan, secara umum visi misi yang
dipaparkan empat calon yang berlaga semuanya sangat baik. Namun Rudi yang menjadi salah satu panelis dalam debat cabup beberapa hari lalu ini
mengatakan, kalaupun visi cabup tidak mampu direalisasikan maka akan menjadi sangat percuma. "Visi itu wajib bisa diaplikasikan. Selain itu
yang sangat penting dicatat yakni sanggupkah dari calon yang ada itu jika terpilih nanti akan bersedia untuk mundur jika tidak berhasil
menjalankan programnya ditengah pemerintahannya," pungkas Rudi Imam B. Sekedar diketahui, Paguyuban Keluarga Besar Ki Ronggo merupakan
keluarga yang kental dengan sejarah babat Bondowoso yang juga menjadi cikal bakal dan sesepuh Bondowoso. Paguyuban ini secara kelembagaan
dikenal masyarakat Kota Tape tidak memihak pada salah satu cabup manapun. "Kita hanya ingin bupati yang jadi nanti memiliki nuansa merah
putih. Merah artinya berani menjalan kebijakan merakyat dan putih saya artikan bersih dari praktik kotor saat pemerintahan," tandasnya. Dia
juga menambahkan, dengan visi dan misi yang ada itulah, tingkat konsistensi juga harus bisa dipegang dan bisa dipertanggungjawabkan. Dia juga
sangat berharap dengan munculnya bupati yang baru nanti bisa memberikan angin perubahan kebijakan ke arah yang lebih baik. "Kebijakan bupati
terpilih harus aplikatif, konsep pengembangan yang jelas seperti di sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan" ujarnya. Dia mencontohkan,
untuk sektor pendidikan, jangan sampai ada pertambahan angka anak putus sekolah dan selain itu juga harus ditambah dengan peningkatan
kualitas guru. Tidak hanya itu, budaya birokrasi "asal bapak senang" juga sudah saatnya dikikis dari pemerintahan di Bondowoso. "Bidang
pariwisata, perlu ada ikon yang menarik selain yang saat ini sudah ada, seperti Ijen, Arak-arak dan Tasnan. Jangan lupakan budaya lokal yang
asli Bondowoso," ujarnya. Kata dia, budaya lokal seperti Aduan Sapi yang hampir mirip dengan Karapan Sapi sangat disayangkan punah karena
stigmatisasi kental dengan perjudian dan kriminal. Rudi Imam B yang juga menjadi pejabat penting di RSUD dr Kusnadi Bondowoso ini menambahkan, pilkada langsung ini merupakan era awal bagi
masyarakat Bondowoso. "Macam-macam anggapan warga, ada yang apatis, adem ayem dan tidak tahu soal pilkada langsung. Secara umum perkiraan
saya banyak yang tidak memberikan suaranya," ujarnya. (p juliatmoko)

2. Tukang Kopi : Bupati Terpilih Harus Mengayomi
Bagi Suwarno atau pria yang akrab dipanggil Pak No, ajang pilkada seakan menjadi ajang hajatan besar. Betapa tidak, dia yang selama ini
menjadi pembantu di wisma pimpinan dewan harus bergadang semalam suntuk bahkan menjelang Subuh untuk menyuguhkan kopi hangat. Minuman kopi
merupakan teman akrab penhilang rasa mengantuk dikala obrolan penyuksesan calon bupati. "Pokoknya bupati yang jadi nanti harus bisa
mengayomi. Terutama bagi warga yang tidak selama ini butuh uluran tangan," ucap Suwarno. Dia juga menambahkan, tidak banyak sebenarnya yang
dia ketahui soal pemilihan kepala daerah langsung. Tapi orang-orang yang sering menyapa dia dan mengajak ngobrol selau memberikan arahan agar
menyalurkan suara itu butuh pertimbangan dan tidak asal coblos. "Saya tidak ngerti apa-apa dulu, tapi sekarang harus berusaha agar bupati
terpilih nanti tidak melupakan orang kecil," tuturnya. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter