Kamis, 08 Januari 2009


Tragedi Air Bah Antrokan
Korban Tewas Jadi 5 Orang, Seorang Masih Hilang

JEMBER - Jumlah korban tewas tragedi air bah antrokan sejenis air terjun kecil di Dusun Sumberlangon Kelurahan Slawu Kecamatan Patrang terus bertambah. Hingga kemarin sore, korban tewas jumlahnya sudah menjadi 5 orang seumuran remaja. Mereka yakni Mega Susanti (15), Riska Amalia (15), Faridatul Mutmainah (15), M Ghofar (17), Fendik (17). Tiga korban perempuan yang ditemukan tewas terhanyut merupakan siswa kelas III SMP Nurul Islam Kelurahan Antirogo. Sedangkan dua korban pria berikutnya juga ditemukan terhanyut merupakan siswa STM Berdikari Kelas III Kecamatan Patrang. Sementara korban yang masih hilang diduga bernama Hesti Silvia yang sampai petang kemarin terus dilakukan pencairan dengan menyusuri sungai-sungai. Salah seorang korban selamat bernama Fitriana yang sekelas dengan korban perempuan yang tewas mengatakan, dirinya mengaku trauma dan shock
pasca kejadian yang tidak disangka-sangka hingga menyebabkan temannya tewas mengenaskan pada Rabu (7/1) petang. "Saat akan diajak kesana, perasaan saya sudah gak enak. Tapi Mega dan Riska terus memaksa," tutur Fitriana, kemarin. Dia menambahkan, air bah antrokan itu datang tiba-tiba dan air terjun yang sebelumnya bening berubah menjadi lumpur cokelat pekat bercampur kayu balokan dan bambu. Saat itu kata dia kondisi hujan gerimis namun dikawasan Pegunungan Argopuro hujan deras. "Antrokan airnya sangat dangkal, tapi saat datang banjir bandang itu dalamnya sudah diatas kepala," katanya. Saat air bah itu menerjang, Fitriana sempat terhanyut dan hanya bisa berpegangan dan tersangkut pada batu besar. "Saya hampir hanyut, Mega dan Riska sempat minta tolong. Tapi gimana mau nolong, kalau nolong saya mungkin ikut mati terhanyut," ujarnya. Fitriana sebelum berangkat ke antrokan sempat mendengarkan cerita mimpi dari Vera. "Vera mimpi kalau rambutnya dipotong. Esoknya poni
rambutnya dipotong oleh Mega," katanya. Mimpi potong rambut itu diyakini merupakan firasat buruk akan datangnya musibah yang akhirnya muncul tragedi antrokan. Saat berangkat ke antrokan, dia bersama sepuluh teman-temannya yang 4 orang ditemukan dalam kondisi selamat. Mereka yakni Siti Vera (15), Hendrik (19), Tris (19) dan Ali (19) yang menjadi penujuk jalan menuju antrokan. Sementara diketemukannya dua korban tewas terhanyut kemarin diakui tim SAR dan PBP medannya cukup sulit. Korban tewas terakhir diketahui identitasnya bernama Fendik alias Urip. Dia diketemukan di sungai jembatan Ajung Kecamatan Mangli atau 5 kilometer dari antrokan. Selanjutntya Ghofar yang diketemukan tewas di sungai Dusun Klanceng Desa Ajung Kecamatan Ajung atau sekitar 1 kilometer dari tempat Fendik ditemukan. "Kondisi korban mengalami luka pada bagian dada tubuh dan kepala. Keduanya masih mengenakan seragam sekolah warna cokelat Pramuka," kata Kapolsek Patrang AKP Mustamo. Sedangkan ciri-ciri Fendik masih mengenakan kalung tali warna hitam, luka di kepala karena benturan bebatuan sungai. Satlak PBP dan SAR Tagana dan Satpol PP mengerahkan 36 personil untuk melakukan pencarian para korban. Sementara pihak SMP Nurul Islam menyatakan tidak bertanggungjawab atas tragedi dan menimpa 4 muridnya yang tewas. Kepala Sekolah SMP Nuris Samak melalui Wakasek Alfan Bainofi menyatakan pihak tetap berduka dan berbela sungkawa atas kejadian itu. Bahkan sehari pasca kejadian itu ujian semesteran terpaksa ditunda karena dilangsungkan sholat ghaib bersama dan tahlil di sekolahan. "Para siswi yang ke
antrokan pasca ujian mata pelajaran Matematika pukul 12.00 WIB itu sudah pulang ke rumah masing- masing dan tanggungjawab pengawasan telah berpindah kepada orang tua masing– masing," kata Alfan Bainofi. Para siswa dan guru SMP Nurul Islam di kawasan Pondok Pesantren Nurul Islam pimpinan KH Muhyidin Abdussomad Ketua PCNU Jember ini juga melakukan tahlil bersama. (p juliatmoko)


Korban Tewas : 1. Riska Amalia, warga Jl Sultan Agung Kepatihan 2. Mega Susantri, warga Karang Tengah Kelurahan Antirogo Sumbersari3. Faridatul Mutmainah, warga Jl Slamet Riyadi 85 Patrang 4. Gofar, warga Tempurejo5. Fendik, warga Tempurejo

Korban Hilang : 1. Hesti Silvia, warga Dusun Gading Desa Rembangan Arjasa

Korban Selamat : 1. Siti Vera, warga Lingkungan Tegal Batu Kelurahan Patrang 2. Fitriana, warga Jl Slamet Riyadi Gg Tahuan 62 Patrang 3. Hendrik warga Sumberlangon Jumerto Patrang 4. Tris, warga Mojan Jumerto Patrang 5. Ali, warga Sumberlangon Jumerto Patrang

Sumber : diolah.



Merti Nusantara Galang SB X Jalur Kultural

JEMBER - Meski pemilihan presiden masih setahun lagi, namun tim sukses bakal calon sudah bermunculan. Salah satunya Merti Nusantara yang merupakan lembaga sayap pemenangan non partai politik untuk calon presiden Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X) yang kemarin dideklarasikan di Jember. "Secara nasional Metri Nusantara ini sudah terbentuk sejak Sultan deklarasi dihadapan 200 ribu warga di Yogyakarta beberapa waktu lalu, kita bakal menjembatani antara masyarakat pemilih dengan Sultan pada jalur kultural," kata Koordinator Metri Nusantara, untuk Tapal Kuda dan Madura, Achmad Wahid, kemarin. Untuk Tapal Kuda,
Merti Nusantara sudah terbentuk dan penggalangan khususnya masyarakat kultural dikonsentrasikan di Kabupaten Jember, Lumajang, Banyuwangi dan Bondowoso. Sayangnya, Wahid Achmad belum berani mematok tagret perolehan suara Sultan nantinya untuk
daerah Tapal Kuda dan Madura. Dia mengaku setelah berbicara dengan Sultan juga masih belum memiliki pandangan pasangan calon wakil presiden yang pas sebagai pendamping. "Belum ada target perolehan suara, bagi kami satu suara yang murni dan simpatik saja cukup berarti sekali," kata alumnus Pondok Pesantren Al Ayubi Pasuruan ini. Sedangkan Koordinator Metri Nusantara untuk Kabupaten Jember Achmad Afandi mengatakan, lembagannya itu secara nasional sudah terorganisir di 33 provinsi dan 139 kabupaten. "Jawa Timur sudah tersusun sekitar 78 koordinator. Gerakan pendukungan ini kita lakukan berdasarkan basis masa dan
pendekatan budaya masyarakat secara kultural. Figur Sultan maupun pemikiran dia saya kira sudah pas dengan masyarakat yang menginginkan figur bersih dari disa politik dan money politi," kata Achmad Afandi. (p juliatmoko)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya dari segenap warga pp. nurul islam juga ikut berduka cita atas meninggalnya siswi smp nurul islam....qt hidup di dunia hanya sementara & tidak tahu kpn ajal akan menjemput....oleh karena itu siapkanlah diri qt baik2....thank's

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter