Memptihatinkan !!!
Sebulan, 4 Balita Terkena Gizi Buruk
JEMBER -Kasus gizi buruk di Jember masih saja terjadi. Berdasarkan catatan RSUD dr Subandi Jember dalam sebulan terakhir ini sudah ada sekitar 4 balita yang terkena kasus gizi buruk. Kebanyakan penderita ini adalah keluarga dengan tingkat ekonomi rendah. RSUD Subandi Jember kemarin merawat dua pasien usia balita yang dikategorikan gizi buruk. Keduanya yakni Ahmad Noval yang masih umur 15 bulan warga Desa Ponjen Kec Kencong dan Zanuba Arifah Kafsoh umur 2 tahun warga Desa Patemon Kec Pakusari.
Khotim (35) yang juga ibu kandung Ahmad Noval menuturkan, kata diagnosa medis dokter anaknya terkena kelainan penyakit jantung dan juga terkena gizi buruk. Ahmad Noval sudah sejak berumur empat bulan lalu sudah tidak mau minum air susu ibunya."Karena tidak kuat untuk membeli susu, maka kami terpaksa hanya mampu memberikan air gula," kata Khotim, kemarin.Kini bobot Ahmad Noval sudah beranjak beberapa kilogram dan menjadi 5,3 kilogram. Namun saat menjalani pengobatan di rumah sakit, Ahmad diberikan asupan gizi melalui suntikan kantong infus untuk beberapa hari. Kondisi yang mengenaskan justru dialami Zanuba Arifah Kafsoh yang kondisi badaannya gemuk namun tidak bergizi. Hal itu nampak pada pipi Zanuba yang gemuk namun keadaan kulit tubuhnya mengelupas dan perutnya agat membusung. Zanuba sudah 8 hari ini dirawat di rumah sakit dan pengobatannya masih pemulihan gizi. Anak kedua dari pasangan Mustofa dan Sri Mulyani yang bermata pencaharian buruh tani ini ini juga tidak sanggup membelikan susu bergizi untuk pertumbuhan anaknya. Sebelum terkena gizi buruk itu, keluarganya hanya mampu memberikan makanan tahu dan tempe atau ikan laut itu pun kalau ada uang. Pernah sebelumnya diperiksakan ke Puskesmas, namun kondisinya masih memperihatinkan karena tidak mau makan dan minum susu. "Zanuba juga pernah sakit pada lehernya dan sempat lumpuh tidak bisa berjalan normal. Dari Puskesmas akhirnya dirujuk ke rumah sakit dengan jaminan asuransi kesehatan untuk warga miskin," kata Sri Mulyani.Kalau sebelumnya bobot badan Zanuba hanya 8,2 kilogram, kini sudah mulai nampak ada penambahan bobot menjadi sekitar 8,6 kilogram. Selain infus, bocah mungil itu juga dipaksakan agar mau minum susu agar gizi buruk yang dideritanya segera membaik.Sedangkan dokter RSUD Subandi Jember yang biasa menangani gizi buruk dr Achmad Nuri mengatakan, pada minggu pertama pola penanganan pada kedua balit itu yakni menstabilkan kesehatannya."Kalau pasien kedinginan akan hangatkan. Kalau terinfeksi harus segera ditangani. Jika Hb kurang harus ditranfusi," kata dr Achmad Nuri.
Kata dia, penanganan pada pekan pertama merupakan masa kritis. Pasien gizi buruk yang berada dalam kondisi parah mudah tertular pernyakit, karena kekebalannya menurun. Jika terlewati dengan baik, maka harapan untuk sembuh cukup besar. Setelah masa kritis dan penyembuhan lewat, masuk fase rehabilitasi. Dalam fase ini, pasien harus mendapat makanan dengan asupan gizi yang cukup. "Saat ini yang penting bagi kedua balita itu yakni memberikan kecukupan gizi berupa protein, lemak, dan karbohidrat," ujarnya.Ia juga menambahkan, faktor penyebab gizi buruk kata dia selama ini adalah karena faktor sosio ekonomi di masyarakat. Selain itu, kondisi pasien yang dipulangkan ke rumah nantinya diharapkan tetap terjaga dan rumah sakit akan mengirimkan resume medis ke puskesmas terdekat. "Puskesmas itu nantinya yang bertanggungjawab memantau kondisi pasien. Harapannya, gizi pasien bisa dipantau dan tidak kembali lagi masuk rumah sakit," ujarnya.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Jember dr Olong Fajri mengakui masih adanya kasus gizi buruk yang ada di sejumlah titik masyarakat.Berdasarkan penelitian oleh dinas, setidaknya ada sejumlah kantong yang terdapat masih adanya kasus gizi buruk yakni Kecamatan Jelbuk, Sumberbaru dan Mumbulsari."Kesadaran akan asupan gizi pada anak balita mereka masih rendah. Makanya ditiap Posyandu dan Puskesmas, petugasnya akan kita minta untuk datang langsung ke rumah-rumah warga memiliki balita yang kedapatan potensi gizi buruk," kata dr Olong Fajri.Ia juga mengatakan, para warga yang sudah didatangi petugas itu diharapkan memiliki kesadaran untuk memeriksakan balitanya dengan waktu yang teratur agar asupan gizi balita tercukupi. (p juliatmoko)
Tabel Kasus Gizi Buruk :
Tahun Balita Gizi Buruk Meningal
2004 260 -
2005 217 -
2006 181 -
2007 (Jan-Nov) 340 10
2008 4 -
(Sumber RSUD dr Subandi dan Dinas Kesehatan Jember)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar