Siswa SMK Jadi Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual
Dihajar, Ditelanjangi Terus Diambil Gambar Lewat Ponsel
JEMBER -Dunia pendidikan kembali tercoreng. Salah seorang siswa kelas 1 Sekolah Menengak Katolik (SMK) Santo Paulus Jember, Dani Sugiarto yang masih berumur 17 tahun mengalami pelecehan seksual dan kekerasan fisik. Pelecehan itu dilakukan dengan menelanjangi korban dan kekerasan fisik saat korban dipukuli oleh sekitar 8 orang temannya. Saat berada dirumahnya di Jalan Mastrip 7 Kecamatan Kota Kab Bondowoso, korban mengaku kalau kekerasan dan pelecehan itu karena ia dituduh salah seorang temannya bernama Roki mengintip teman perempuannya. "Saya dituduh Roki telah mengintip Stella dikamar mandi saat acara di PantaI Watu Ulo. Padahal saya tidak melakukan itu," ungkap Dani Sugiarto yang juga warga keturunan Tionghoa beragama muslim ini, kemarin. Akhirnya Roki yang menyebar kabar itu dengan mengontak teman-temannya dan menggiring Dani ke sebuah rumah kosong di belakang Kantor Polres Jember. Rumah itu tidak jauh dan berlokasi tepat di belakang SMK Santo Paulus. Di rumah kosong bekas studio radio swasta itu, pada Rabu (30/2) usai pulang sekolah sekitar pukul 1.45 WIB, Dani dipukuli dan sempat diancam untuk mengakui perbuatannya oleh sekitar 8 teman Stela dan seorang diantaranya bernama Stevi yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya."Saya tidak berani melawan, kalau melawan saya malah babak belur," ujarnya. Setelah dipukuli, ponsel berkamera milik Dani dirampas dan digunakan temannya untuk mengambil Dani ketika ditelanjangi. Selain itu, ternyata teman yang menghajar Dani sampai mukanya babak belur dan mengeluarkan darah itu juga mengambil gambar Dani telanjang bulat dengan ponsel berkamera. Setelah kejadian kekerasan itu, Dani merasa tertekan secara psikologis dan ia tidak mau masuk sekolah karena masih trauma. Sepulang kejadian tragis itu, ayah Dani yakni Haji Alim merasa tidak terima dengan apa yang diperbuat teman putera keduanya itu."Jelas kami tidak bisa menerima. Anak saya sampai sekarang masih trauma dan sudah seminggu ini tidak masuk sekolah. Saya juga sudah lapor ke polisi untuk minta diselesaikan secara hukum," kata H Alim.Ia juga mengatakan, Dani telah dipanggil dan diperiksa penyidik Polres Jember beberapa hari lalu untuk dimintai keterangan. Syangnya penyidik masih lamban untuk mengusut kasus ini. "Kami juga sudah bertemu dengan guru bimbingan dan konseling Dani disekolahnya. Malah Dani disuruh untuk mengakui kalau telah mengintip Stella, padahal itu tidak pernah terjadi," ujarnya. Dari ingatan Dani, ada sejumlah nama yang dikira sebagai pelaku kekerasan dan pelecehan seksual pada dirinya. Mereka diantaranya siswa SMK Santo Paulus Jember yakni bernama Dedi alias Ipin, Johan Paus, Yohan, Tomi Pandu. Sedangkan dua diantaranya bernama Toni dan Yudha merupakan pelaku yang berasal dari siswa SMA Setya Candika.Sementara pihak Kepala Kepala Sekolah Santo Paulus Antonius Sumardi merasa prihatin dengan adanya kasus kekerasan dan pelecehan seksual disekolahnya. Namun ia berjanji akan menindaklanjuti masalah itu secara kekeluargaan dulu. "Itu kan terjadi diluar jam sekolah. Sebab ada pelaku yang masih aktif sekolah dan ada yang sudah lulus sekolah. Kita saat ini masih mengumpulkan data siapa saja pelaku," ujar Antonius Sumardi. Ia juga menambahkan pihaknya sudah mengetahui kalau Dani beserta orang tuanya telah melaporkan ke polisi. Meski demikian, ia masih belum mengetahui kalau pelaku kekerasan dan pelecehan seksual itu berjumlah 8 orang. (p juliatmoko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar