Tengoklah Dusan Mandiri Listrik
Terhindar Dari Krisis Listrik Lewat Pemanfaatan Air Sungai
JEMBER - Ditengah krisis listrik yang menghantui pulau Jawa dan Bali, ada sebuah dusun di Jember yang ternyata tidak merasa takut kalau tempat tinggalnya akan mengalami pemadaman listrik. Lokasi itu berada di Dusun Mojan Desa Jumerto Kecamatan Patrang yang jaraknya hanya sekitar 4 kilometer dari jantung kota. Dusun Mojan yang dihuni puluhan kepala keluarga seakan tidak pernah padam karena memiliki energi listrik alternatif. Ada sebuah aliran sungai Sumberlangon Klungkung yang mengalir deras dan kemudian dimanfaatkan menjadi tenaga listrik. Infrastruktur itu dibangun dengan sangat sederhana meliputi turbin yang digerakkan dengan aliran air yang selanjutnya menjadi tenaga listrik mikro hidro. Soal lokasi air dan turbin yang diletakkan, memang sangat sulit. Untuk sampai dirumah turbin air, seseorang harus melewati jalan setapak yang licin sekitar 1 kilometer dari jalan utama di dusun itu. Selain jalan yang naik dan turun, lokasi sungai kalau dilihat mirip dengan lokasi air terjun. Salah seorang petugas operasional turbin air mengatakan, dengan adanya turbin air itu maka sekitar 60 rumah kepala keluarga bisa teraliri listrik"Harga listrik ini sangat murah sekali.eparuh dari harga yang dipatok PLN," kata Riyan. Melalui bantuan tenaga ahli dari salah satu perguruan tinggi di Jember, akhirnya tubrin itu bisa beroparasi sejak tahun 2001 silam. Saat itu aliran listrik dari PLN belum bisa menjangkau Dusun Mojan. Beberapa tahun kemudian, kata Toha yang juga teman Riyan, listrik mulai masuk pada kurun waktu 2004. Namun warga disana jarang sekali memesan aliran listrik karena harga yang terlampau mahal."Listrik swadaya ini perbulan ada yang bayar 3 ribu sampai 5 ribu saja. Sebagian untuk biaya operasional dan sumbangan pondok pesantren," katanya.Sedangkan salah seroang pengasuh Pondok Pesantren Al Baitul Rohman, M Roi Yasin mengatakan, kebutuh listrik bagi warga sangat diperlukan. M Roi Yasin yang turut merintis pembangunan turbin air itu merasa tenang jika ditiap rumah warganya bisa dialiri listrik. "Dengan begitu, anak-anak kalau malam hari bisa belajar," kata M Roi Yasin. Ia juga mengatakan, ada suka dan duka dalam mengelola turbin air itu. "Kalau hujan pada tengah malam hari, petugas jaga langsung turun mengecek turbin. Kalau aliran air deras, maka dihentikan sementara agar kapasitas turbin tidak jebol," terangnya.Sedangkan salah satu insinyur ahli yang merintis turbin pembangkit listrik mikro hindro dari Politeknik Negeri Jember Joko Wibowo mengatakan, sebenarnya turbin Mojan itu berkapasitas 50 ribu watt. "Kini aliran listrik yang bisa diolah sekitar 23 ribu watt. Sedangkan kapasitas yang terpakai oleh warga hanya 40 persen saja," terang Joko Wibowo. Ia juga menambahkan, berdasarkan survei yang dia lakukan, di Jember sebenarnya ada sekitar 10 titik potensi yang tersebar di sejumlah kecamatan yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik mikro hidro."Kendala yang sering dialami disini, persoalan lagher dan dan saringan air untuk memutar turbin yang terkadang masih tercampur kotoran daun dan ranting. Kita berencana untuk menambah daya dengan mengganti komponen tertentu agar kapasitas listrik yang dihasilkan lebih besar lagi," ujar pria tamatan Institut Teknologi Bandung ini. (p juliatmoko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar