Sabtu, 16 Februari 2008

Terkait Noordin M Top ???
Perampok Berpistol Gasak Rp 75 Juta di Kantor Telisa

JEMBER- Kantor pembayaran rekening pelanggan telepon, listrik dan air (Telisa) di Jalan PB Sudirman 18 Jember dirampok sekitar pukul 13.30 WIB kemarin. Uang sekitar Rp 75 juta amblas dibawa kawanan perampok yang diperkirakan berjumlah 4 orang. Salah seorang saksi mata Tomi Soesanto yang juga petugas penyambungan PLN Jember mengatakan, perampok itu menyekap 5 orang yang berada di Kantor Telisa dengan lakban. Lima orang tenaga outsourching PLN Jember itu dua perempuan bernama Anis Rusmawati dan Sri Lestari. Sedangkan salah seorang petugas Satuan Pengamanan (Satpam) yakni Jumani dan dua petugas juru parkir yakni Anang dan Sukir juga disekap dengn lakban tidak bisa berbuat banyak. "Sekitar pukul 2 kurang seperempat siang, saya ditelpon oleh salah seorang petugas polisi dan mengabarkan kalau kantor Telisa dirampok. Saat itu saya yang masih berada di Jalan Semanggi dan langsung balik lagi ke kantor Telisa," kata Tomi Susanto. Ia kemudian melaporkan lagi kejadin itu ke Polres Jember dan sejumlah polisi langsung menuju ke tempat kejadian perkara yang saat itu sudah mulai ramai jadi tontotan warga dan pengguna jalan. Tomi Susanto yang pertama kali sampai di kantor Telisa kaget saat mendengar jeritan dua perempuan didalam. Sebab saat itu kondisi pintu dari besi sudah dalam keadaan tertutup dan perampkk sudah melarikan diri dengan menggondol uang. "Polisi langsung datang dan membuka paksa pintu kantor, selanjutnya menolong kelima korban. Salah seorang saksi Satpam mengatakan kalau perampok berjumlah 4 orang dan mereka menggunakan senjata pendek," ujarnya. Dengan keadaan dilakban itu, posisi kelima petugas Kantor Telisa itu dipaksa tengkurap dan diinjak oleh kaki si perampok. Sedangkan uang hasil pembayaran rekening ratusan pelanggan nilainya masing-masing dalam brankas Rp 50 juta dan Rp 25 juta dalam dompet Anis Rusmawati berhasil digasak perampok.Perampokan itu berawal saat loket pembayaran akan tutup. Pintu kantor itu sudah ditutup sebagian. Namun mendadak ada empat orang masuk ruangan kantor itu. Satpam dan juru parkir masuk ke ruangan itu untuk menemani kedua karyawati yang sedang menghitung uang hasil pembayaran listrik para pelangga pada saat itu. Empat orang laki-laki dengan berpakaian rapi, bahkan memakai dasi memasuki ruangan yang sudah hampir tutup itu. Tanpa curiga, Jumani menanyakan keperluan keempat orang itu. Empat orang itu berpura-pura akan membayar listrik. "Tetapi salah seorang yang membawa tas berwarna hitam malah mengeluarkan senjata api, kalau tidak salah jenis FN. Dan mengarahkannya ke wajah saya sambil berteriak 'diam semua dan jangan berteriak'," kata Satpam Kantor Telisa Jumani sebelum memberikan keterangan di Polres Jember.Dengan diancam pistol, perampok meminta Anis dan Sri Wulandari untuk membuka loker uang pembayaran rekening PLN dan membuka loker. Perampok langsung menggasak uang yang ada di dalamnya. Kemudian kedua karyawati yang telah menunjukkan uang tersebut juga diikat serta mulut dibekap. Sekitar 15 menit, perampok beraksi di kantor tersebut dan melarikan diri. Perampok kemudian mengunci para karyawan itu di dalam ruangan. Pintu kantor tersebut dikunci dari luar.Untungnya, salah seorang korban berhasil melepaskan diri dari sekapan itu dan langsung menelepon kantor PLN UPJ Jember yang bertempat di jalan Gajah Mada.Kini Personil Polres Jember memberi garis polisi warna kuning dan kantor Telisa diamankan. Sedangkan kelima orang yang menjadi korban penyekapan langsung dibawa ke kantor Polres Jember untuk dimintai keterangan. Salah seorang petugas PLN Jember Bambang Purwoko juga mengatakan, sekitar pukul 2 siang kemarin dia sempat menelpon ke Kantor Telisa dari Kantor PLN, namun tidak ada jawaban. "Biasanya kalau saya telepon langsung diangkat petugas. Setelah itu saya cek ke petugas lainnya, ternyata Telisa kena rampok," kata Bambang Purwoko. Ia mengatakan, tiap siang setelah menerima pelanggan membayar listrik biasanya uang yang nilainya puluhan juta langsung dikirimkan ke Bank Mandiri. Sampai petang kemarin polisi terus meminta keterangan kelima korban. Kasat Reserse dan Kriminal Polres Jember AKP Kholilur Rochman mengatakan, pihaknya menduga ada lima orang yang terlibat dalam perampokan itu. Salah satu pelaku diduga kuat menunggu di mobil berwarna krem yang di parkir di luar kantor itu. Perampok itu diduga kelompok perampokan bersenjata api asal dari Surabaya dan Sidoarjo yang beberapa waktu lalu sempat melakukan aksinya. "Kita berusaha untuk mengungkap kasus ini secepatnya. Bahkan koordinasi terus dengan Polda Jatim untuk membekuk mereka. Kami juga menduga salah satu pelaku perampokan baik di Surabaya, Sidoarjo adalah warga Jember," kata AKP Kholilur Rochman. Sedangkan keterlibatan orang dalam kantor Telisa, AKP Kholillur Rochman mengatakan masih menyelidiki, sebab keterangan korban masih simpang siur dan perlu diselidiki lebih dalam lagi. (p juliatmoko)
"Happy Valentine Ala Noordin M Top"
Polwil Besuki Bantah Penangkapan Noordin

(BONDOWOSO)- Kabar tertangkapnya kurir teroris Noordin M Top di Kabupaten Bondowoso oleh Densus 88 Antiteror dibantah keras oleh pihak Kepolisian Wilayah Besuki. Kepala Polisi Wilayah Besuki Kombes Suryandri Saiful saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya mengatakan, ia samasekali tidak mengetahui kalau Noordin M Top telah dibekuk diwilayah Besuki tepatnya di Bondowoso. “Saya sudah koodinasi dengan jajarn saya. Tidak benar ada penangkapan Noordin dan kurirnya," kata Kapolwil Besuki Kombespol Suryandri Saiful, kemarin. Ia juga mengaku tidak mendegar adanya kabar itu. Kalaupun ada penangkapan terotris yang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror, maka kata dia sudah ada koordinasi lebih dulu dengan pihak Polwil Besuki dan Polres Bondowoso.Hal yang sama juga dikatakan oleh salah seorang sumber SINDO di intelijen jajaran militer yang mengatakan kalau dia memang menerima kabar ditangkapnya kurir teroris bersama Noordin M top. "Iu masih kabar burung, tapi kita terus waspada dan kontak terus dengan jajaran kami. Yang jelas kita tidak akan lengah kalau ada teroris masuk wilayah timur Jawa Timur," kata sumber yang enggan menyebut identitasnya itu. Sedangkan Kepala Polisi Resort Bondowoso AKBP Alfriandi mengatakan hal sama pula. Saat dikontak melalui ponselnya, dia justru baik bertanya "Informasi dari mana itu. Kok saya baru dengar dari anda". Ia juga mengatakan akan ada koordinasi intensif jika memang kabar itu benar terkait tindak lanjut penangkapan gembong teroris diwilayah Bondowoso. (p juliatmoko)
Ketika TKI Beribadah Di Hongkong
Dihantui Najis dan Curi Waktu Untuk Beribadah
JEMBER -Hidup merantau dinegeri tetangga ternyata tidak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang. Membanting tulang dan memeras keringat untuk memburu dolar ternyata juga mengalami kendala yang tidak ringan. Seperti penuturan empat perempuan mantan TKI asal Dusun Mandigu Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo. Mereka yakni Hartati (28), Siti (29), Sutiah (31) dan Sunati (35) yang merupakan secuil suara dari ribuan TKI di Hongkong. Perempuan-perempuan tangguh ini setidaknya sudah lima tahun lebih berpengalaman menjadi pekerja kasar disana. Dikampungnya, mereka dikenal warga yang taat beragama. Namun mereka tidak bisa menyangka kalau di Hongkong justru mengalami hambatan dalam beribadah. Bayangan mereka sebelum meninggalkan kampung dan menuju Hongkong yakni bekerja mencuci dan memasak serta merawat rumah majikan ternyata tidak semuanya benar. "Rasanya saat tiga bulan pertama bekerja disana memang tertekan. Untuk ibadah saja harus mencuri-curi waktu. Sebab majikan tidak memperbolehkan melakukan hal lain selain bekerja, apalagi ibadah," tutur Hartati. Tidak hanya itu, saat ia dipaksa untuk merawat anjing kesayangan majikan, Hartati merasa jijik. Namun saat itu tidak ada pilihan lain, sebab merawat anjing juga membawa kertas koran untuk menaruh kotoran anjing. Hal yang sama juga dikatakan Siti. Ia saat bekerja di Hongkong memiliki majikan berkebangsaan India. Disana Siti tidak diperbolehkan membawa peralatan ibadah seperti mukenah. Sebab selain dilarang oleh pihak agen, majikan juga merasa takut kalau sewaktu-waktu melihat Siti tengah beribadah."Pernah suatu waktu saya ibadah, kemudian ada majikan dan anaknya melihat saya. Mereka langsung pingsan," kata Siti. Dari kejadian itu, akhirnya si majikan merampas peralatan ibadahnya yang berwarna putih. Demikian pula dengan Sutiah yang mengaku mengalami hal yang sama. Bahkan untuk bisa beribadah, dia terpaksa harus menyembunyikan mukenah dia dalam bungkusan tas dan ditumpuk dengan baju lainnya."Saya selalu berusah curi-curi waktu untuk bisa beribadah. Sebab hukumnya shalat lima waktu itu kan wajib," kata Sutiah. Ia juga tidak kehilangan akal, agar kain mukenah yang dia kenakan tidak terlalu menakutkan majikan, maka warnanya diubah."Jadi, mukenah saya tidak ada yang berwarna putih. Kalau tidak biru ya hijau," ujarnya.Meski demikian, Sutiah tetap saja tidak kapok untuk bekerja lagi di Hongkong. Sebab ia mengaku memangs sudah menjadi resiko bekerja di Hongkong, asalkan tidak menjadi korban kekerasan. Dari bekerja di Hongkong itulah, para TKI biasanya sepulang dari Hongkong mampu membeli beberapa petak sawah."Sebagian untuk membuka usaha kecil-kecilan dirumah," katanya.Sedangkan Sunati menuturkan, selama ini kewajiban beribadah selalu menjadi kendala yang dialami TKI di Hongkong. Padahal sepengetahuan dia, peraturan soal TKI yang paling rapi yakni di Hongkong. Sedangkan Khatib Syuriah PBNU KH Ahmad Syadid saat memberikan solusi atas kendala ibadah yang dialami TKI di Hongkong. Dalam diskusi yang dia lakukan di Pondok Pesantren Pesantren Nurul Anwar Padomasan Kecamatan Jombang, kalau sudah menyentuh najis maka menurut hukum Islam harus menyucikannya dengan air sebanyak tujuh kali sebelum melakukan shalat."Nah, kalau si majikan atau agen melarang ibadah wajib, itu justru yang salah. Ini sangat memalukan, sebab devisa yang didapat TKI tidak bisa digantikan dengan hak syariat Islam bagi TKI muslim," kata KH Ahmad Syadid. Ia juga menyatakan, mestinya pemerintah dan kedutaan besar segera merumuskan aturan yang membeikan keleluasaan pada TKI muslim agar mendapatkan kelonggaran dalam beribadah. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter