Kamis, 13 Maret 2008


Attack Saudi... !
Janda Tua Disekap 5 Tahun di Arab Saudi

JEMBER - Pilu tenaga kerja wanita (TKW) dinegeri Arab Saudi kembali terulang. Seorang TKW yang juga janda umur 50 tahun bernama Siti Nabawiyah warga Dusun Rejosari Desa Gumelar Kecamatan Balung Kabupaten Jember dilaporkan disekap selama 5 tahun oleh majikannya di kota Jeddah Arab Saudi. Dalam penyekapan dirumah majikan itu, Siti samasekali juga tidak diberikan bayaran atau gaji bulanan. Salah seorang anak korban, Siti Mulazima (27) bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Jember kemudian melaporkan kasus penyekapan itu ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Jember. Namun mereka kecewa atas laporan itu yang hanya ditampung tanpa ada tindak lanjut kongkrit seperti kasus yang dilaporkan sebelumnya."Kami sudah lima tahun ini menunggu kabar dari ibu. Sekitar satu setengah tahun lalu kita berusaha menelpon ke kantor di Arab melalui majikannya Ustat Ali hasan Al Aufi. Ibu saya ngomong kalau dia tidak bisa kembali ke Indonesia dan tidak bisa keluar rumah majikan," kata Siti Mulazima, kemarin. Siti Nabawiyah yang diberangkatkan oleh PT Andromeda Graha Malang melalui calo Maon Ismanto warga Semboro Jember itu, setiap ditanya keberadaan korban juga tidak memberikan kejelasan. Ia juga mengatakan, ibunya berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2003 dengan membayar pada calo bernama Mon Ismanto sebesar Rp 900 ribu. Namun saat itu tidak langsung dikirim ke Arab Saudi, namun dikirim ke Malang lewat PT Andromeda Graha dan tinggal dipenampungan selama satu bulan untuk selanjutnya berangkat ke Arab Saudi.Setelah satu bulan, korban sempat mengirim surat dan mengabarkan kalau disana sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Agaknya sudat itu merupakan surat terakhir karena pada tahun-tahun berikutnya sudah tidak mengirim surat lagi, apalagi gaji. Namun saat mencoba menghubungi penyalur tenaga kerja, Siti Mulazima selalu gagal karena Maon Ismanto meupun kantor majikannya di Arab Saudi selalu tidak ada jawaban jelas. "Kami khawatir ibu saya disana mendapat perlakuan kekerasan. Makanya kami minta pemerintah agar bisa segera memulangkan ke Indonesia dan gaji ibu saya bisa segera dibayarkan," katanya. Sedangkan Ketua SBMI Jember M kholili menyatakan, dalam tahun 2008 ini sudah ada 10 kasus TKW meliputi trafiking, kekerasan seksual, kekerasan rumah tangga dan penyekapan. "Kita minta kepada pemerintah segera menuntaskan kasus ini. Sebab Disnaker Jember selalu lamban dalam penanganan kasus TKI," kata M Kholili. Sedangkan Kepala Bidang Pelatihan dan Perekrutan Tenaga Kerja Disnaker Pemkab Jember M Hasyim mengatakan pihaknya berjanji akan menangani kasus yang menimpa keluarga Siti Muzalima. "Yang jelas, kita akan menelusuri kasus ini dan menindaklanjuti dengan meminta penjelasan, kalau perlu memanggil penyalur tenaga kerja itu," kata M Hasyim. (p juliatmoko)


Machmud Dituntut 1 Tahun 6 Bulan

JEMBER - Persidangan dengan agenda tuntutan yang menimpa seorang terdakwa yang juga fungsionaris Wakil Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) sekaligus Ketua Tim Pilkada Partai Golkar Jatim Machmud Sardjujono akhirnya terwujud. Machmud yang juga Wakil Ketua DPRD Jember ini disidang di Pengadilan Negeri Jember dengan dijatuhi tuntutan 1 tahun 6 bulan. Ia diduga tersandung kasus penipuan uang sebesar Rp 200 juta terhadap Hepi Indra Kelana. Kasus ini disidangkan setelah sekitar 2 tahun masih dalam proses penyidikan Polda Jatim. Menjelang pilkada lalu, Hepi Kelana awalnya merupakan teman dekat Machmud yang saat itu masih menjabat Ketua DPD Golkar Jember. Golkar waktu itu sudah menentukan Machmud Sardjujono sebagai calon bupati Jember dan tengah mencari pasangan calon wakil bupati. Hepi tertarik untuk melamarnya dan dijanjikan Machmud kalau dirinya dijamin bisa menjadi pasangannya asal menyediakan uang. Akhirnya Hepi menyanggupi dan mentransfer uang senilai Rp 200 juta ke rekening pibadi Machmud Sardjujono. Transfer uang itu dilakukan tiga tahap yakni pada tanggal 2 Februari 2005 sebesar Rp 75 juta, 3 Februari Rp 75 juta dan 10 Februari sebesar Rp 50 juta.Waktu terus berjalan, namun keinginan Hepi ternyata jadi isapan jempol. Machmud akhirnya melaju dengan menggandeng pasangan calon wakil bupati bersama Haryanto yang saat itu masih menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Jember. Merasa ditelikung oleh Machmud, Hepi melaporkan kasus penipuan itu ke Polda Jatim untuk dilakukan penyidikan.Dalam sidang perdana sebelumnya, jaksa penuntut umum Mahfud, Machmud Sardjujono didakwa dengan pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara. Didampingi dua pengacaranya, Machmud langsung mengajukan pledoi lisan kepada majelis hakim yang dipimpin Iswahyu yang akan digelar pekan depan."Jelas saja saya dituntut 1 tahun lebih. Wong yang salah saja dituntut, apalagi yang tidak salah. Tapi saya yakin tidak bersalah dalam kasus ini," kata Machmud, kemarin.Ia juga mengaku optimis kalau kasus yang dilaporkan Hepi Indra Kelana hanyalah kasus politis dan dianggapnya sudah tamat. Jika tuduhan kasus penipuan ini tidak benar maka ia akan menggugat balik Hepi dengan ancaman pencemaran nama baiknya.Sedangkan pengacara Machmud, Hadi Eko Yudi Yuhendi mengatakan, pihaknya tetap optimis memenangkan kasus ini. Ia juga sudah merancang pembelaan terhadap kliennya dengan menceritakan kronoligis yang sebenarnya. "Kita yakin pak Machmud lolos dari jeatan hukum," tandas Hadi Eko Yudi.Sedangkan Ketua Majelis Hakim Iswahyu tetap akan melakukan prosedur hukum yakni akan merapatkan dengan anggota majelis hakim untuk melakukan penahanan jika memamg dalam sidang selanjutnya terbukti bersalah. "Yang jelas, penahanan terhadap terdakwa itu bisa dilakukan dan memungkinkan untuk tidak dilakukan. Jadi kita lihat dulu, apakah terdakwa dengan jaminannya secara hukum bisa ditahan atau tidak," kata Iswahyu. Persidangan Machmud ini tetap dilanjutkan pekan depan dengan agenda pembacaan pledoi dari pengacara Machmud. (p juliatmoko)


Puting Beliung Hajar 58 RumahTiga Ruang SDN Rusak Berat

BONDOWOSO -Bencana angin puting beliung kembali melanda Kabupaten Bondowoso. Angin puting yang terjadi pada Senin (10/3) malam itu menghajar 58 rumah di Dusun Curah Lempet Desa Wonosari Kecamatan Grujugan dan tiga ruang kelas di SDN 2 Wonosari. Akibatnya dua rumah menhalami rusak berat, dan sisanya rusak ringan. Namun kerusakan terparah dialami tiga ruang kelas yakni kelas 4, 5 dan 6 di SDN 2 Wonosari yang kondisinya bagian atap dan beberapa dindingnya ambrol. Sekolah yang dibangun sejak tahun 1986 itu sudah tiga kali mengalami kerusakan serupa yang diakibatkan angin puting beliung. Angin puting beliung itu juga merusakkan bagian atap Masjid At Taqwa didesa itu.Kepala SDN 2 Wonosari, Slamet mengatakan, angin puting beliung itu datang dengan sangat tiba-tiba. "Saat itu hujan memang sangat deras, salah seorang saksi melihat ada gumpalan awan hitam yang lewat dan ternyata itu angin puting beliung. Tiga ruang kelas dan rumah dinas guru rusak berat," kata Slamet pada SINDO, kemarin. Ia juga mengatakan, meski Dinas Pendidikan Pemkab Bondowoso sudah melihat lokasi bangunan yang rusak, namun hingga kemarin bantuan berupa bahan bangunan masih belum diturunkan. Akibatnya, siswa kelas 4, 5 dan 6 nampak mengalami gangguan proses belajar mengajar selama dua hari. Agar siswa tidak diliburkan, maka proses belajar dijadikan satu dengan siswa kelas 2, 3 dan 4 dengan diberikan papan pembatas pada tiap ruangan kelas. Kemarin, para siswa juga nampak kerja bakti memberihkan puing-puing sisa kerusakan dan meletakkan kursi dan bangku pada ruang kelas yang aman."Siswa tetap masuk ruang kelas yang sudah kita sekat. Proses belarj agak terganggu dalam beberapa hari. Sebab bantuan dari pemerintah masih belum diberikan," kata Slamet. Ia juga menambahkan, bencana angin puting beliung itu sudah terjadi untuk ketiga kalinya dan merusakkan ruang kelas.Sedangkan salah seorang warga yang rumahnya mengalami kerusakan cukup parah, Kartini mengatakan, angin puting beliung itu memang datang dengan tiba-tiba. "Angin itu hanya numpang lewat saja sekitar beberapa detik. Kalau saja angin itu diam diperkampungan yang banyak rumah, maka kerusakan rumah akan makin banyak," kata Kartini. Dengan kerusakan rumah yang dia alami itu, ia mengaku juga belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Kerusakan rumah berupa atap dan dinding dia perbaiki dan dengan biaya sendiri. "Kalau menunggu bantuan pemerintah, mau tinggal dimana keluarga saya nanti," katanya. Kepala Desa Wonosari Bahrawi juga mengaku pihak pemerintah setempat hanya melakukan peninjauan lokasi bencana saja. Namun kata pejabat yang datang tersebut, bantuan masih diusahakan untuk diusulkan dalam anggaran Pemkab Bondowoso. "Jadi kita masih menunggu saja bantuan dari pemerintah. Namun beberapa personil Polsek Grujugan dan warga setempat sudah gotong-royong untuk memmperbaiki kerusakan rumah warga," kata Bahrawi. Sedangkan pejabat Pemkab Bondowoso melalui Kepal Dinas Pendidikan, Paiman saat dikonformasi soal bantuan bencana puting beliung, justru menyalahkan pihak korban bencana khususnya pihak SDN2 Wonosari. "Ya suruh lapor dulu apa saja kerusakannya, baru bantuan akan diberikan," kata Paiman. (p juliatmoko)


22 Balita Kena Gizi Buruk, 2 Tewas Mengenaskan

JEMBER-Jumlah penderita gizi buruk di Kabupaten Jember agaknya masih belum berkuarang. Bahkan pihak RSUD dr Subandi Jember mencatat dalam tiga bulan terakhir pasien gizi buruk yang didominasi balita sudah mencapai 22 anak. Dua diantaranya bahkan meninggal dunia karena gizi buruk yang dideritanya sudah cukup kronis dan juga terdapat komplikasi penyakit yang menyerang organ tubuh vital serta sebsis infeksi berat. Kedua balita yang tewas mengenaskan itu yakni Audio Viki Pratama warga Desa cangkring Kecamatan Jenggawah bocah berumur 3 tahun dan Aditya umur 12 bulan warga Desa Kemuningsari kecamatan Jenggawah. Hingga saat ini pihak RSUD dr Subandi Jember tengah merawat intensif dua balita gizi buruk yakni Achmad Dani umur 10 bulan warga Desa Kemuningsari Kidul Kecamatan Jenggawah dan Sely Melani Anjelita umur 10 bulan warga Desa Arjasa Kecamatan Arjasa.Kedua balita itu memiliki hanya bobot sekitar 4,5 kilogram atau separuh dari bobot normal bayi seusianya. Selain itu mereka juga terkena gizi buruk jenis marasmus kwasiorkor atau luka kulit pada bagian perut dan pantat serta sekitar alat kelamin.Pada saat awal masuk dirawat kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. Ibu angkat Sely Melani Anjelita, Tin mengatakan, gejala awal sakit bayinya itu dimulai dengan terkena diare berat dan terus menerus. "Karena tidak kuat membeli susu, sejak umur 4 bulan anak kami beri ai gula atau air kacang hijau. Namun kondisinya terus memburuk, makanya kami bawa ke rumah sakit," kata ibu Tin, kemarin.Ia juga menambahkan, pekerjaan orang tua sbagai kuli bangunan tersebut makin membuat kondisi bayi memprihatinkan. Sebab dengan kenaikan harga susu kaleng yang cukup tinggi tersebut, keluarga tidak mampu membelinya. Akibatnya, kondisi kesehatan Sely kini cukup memprihatinkan, sebab disekitar perut, pantat dan alat kelamin bayi perempuan ini kulinya nampak memerah dan gatal. Sely sudah dua hari ini terus dirawat dengan diberikan asupan gizi melalui jarum infus yang berisi cairan vitamin.Hal serupa juga dialami oleh Achmad Dani. Ia mengalami gizi buruk jenis marasmum kwarsiorkor dengan luka yang terdapat disebagian perut dan pantat.
Sedangkan salah seorang dokter anak di RSUD dr Subandi Jember dr Gebyar Tri Baskoro mengatakan, kedua balita itu memiliki hanya bobot sekitar 4,5 kilogram atau separuh dari bobot normal bayi seusianya. Selain itu mereka juga terkena gizi buruk jenis marasmus kwasiorkor. Pada saat awal masuk dirawat kata dia kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. "Kini mereka terus kita rawat dan memasuki tahap stabilisasi dan memerlukan waktu sampai seminggu," kata dr Gebyar Tri Baskoro, kemarin. Ia juga menambahkan, balita yang terkena gizi buruk yang dirawat itu kebanyakan sudah memasuki fase kritis karena asupan gizi atau air susu ibu yang kurang. Si ibu juga tidak memberikan air susu namun justru hanya diberikan air gula dan air kacang hijau karena faktor ekonomi yang dialaminya. Tampak pada kondisi fisik Seli Melani menurut diagnosa awal hanya memiliki albumen sekitar 2 poin, padahal normalnya harus 3 poin. Selain itu kadar hemoglobin hanya 7,2, padahal pada kondisi normal seusianya harus 11 sampai 12 hemboglobin. Kebanyakan balita kurang gizi itu jelas kekurangan kadar protein, karbohidrat, seng, serta vitamin A.Kategori gizi buruk sebenarnya ada dua macam yakni primer dan sekunder. Untuk gizi buruk primer cirinya dari kekurangan karbohidrat dan vitamin. Sedangkan untuk gizi buruk sekunder yakni karena penyakit pembawaan seperti penyakit ikutan yakni batuk atau gangguan jantung serta kekurangan asupan gizi. "Hampir 80 persen gizi buruk yang dirawat kategori sekunder. Sedangkan harapan hidup Sely lebih buruk dari Aditya," katanya.katanya. Kondisi gizi buruk yang terus meningkat ini kurang disikapi serius oleh Dinas Kesehatan Pemkab Jember. Saat berkali-kali dikonfirmasi melalui ponselnya Kepala Dinkes Jember dr long Fajri Maulana tidak diangkat. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter