Gus Mamak Balas Tuntutan JPU Dengan "Surat Cinta"
JEMBER - Ketua DPRD Jember Madini Farouq agaknya bersikap romantis. Itu tampak dalam persidangan pembacaan pledoi atau pembelaan yang diberi judul "Surat cinta kepada yang mulia, pembelaan dari yang teraniaya". Pledoi setebal 21 halaman itu sebagai balasan atas tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntut tiga tahun penjara dalam kasus dugaan korupsi dana bantuan hukum dan dana operasional dewan tahun 2004-2005. JPU menjatuhkan tuntutan itu berdasarkan UU Tindak Pidana Korupsi Nomor 20 Tahun 2001 pasal 2 dan 3, serta pasal 55 ayat 1 dan pasal 64 ayat 1 KUHP. Dalam pledoi itu, Madini yang akrab dipanggil Gus Mamak diakhir halaman juga menyampaikan puisi yang dikemas dalam doa dengan tertanda tangan "yang hina dan teraniaya"."Yang pernah saya lakukan bukannya memperoleh pujian dan penghargaan, akan tetapi saya sebaliknya malah mendapatkan udingan sebagai koruptor yang sangat menyakitkan. Seolah-olah saya telah mengkorup uang rakyat sebagaimana dakwaan dan tuduhan," kata Gus Mamak saat membacakan pledoinya di persidangan, kemarin.Sidang yang dipimpin majelis hakim Aminal Umam itu, Gus Mamak juga membeber kesaksian Heru Santoso dalam persidangan merupakan sisa-sisa pertarungan politik menjelang pemilihan kepala daerah tahun 2005. "Tiga orang pimpinan dewan perode 2004-2009 merupakan lawan politik bagi penguasa saat itu. Laporan kasus ini oleh LSM telah bergeser substansi materinya disesuaikan dengan target bahwa pimpinan dewan harus dihabisi," belanya
Soal adanya dakwaan JPU yang akhirnya tidak menemukan pelanggaran dalam pengaraan baju batik dan pakaian khas Jember, mantan Ketua DPC PKB Jember ini menuding jaksa tidak konsisten dalam penerapan hukum. Disamping itu, soal penggunaan dana operasional dewan, dia mengatakan sudah sesuai peruntukannya karena jelas aturannya dan sudah termaktub dalam Daftar Anggaran Satuan Kerja meski tidak dirinci karena sudah masih dalam klasifikasi beban tetap. Sedangkan Machmud Sardjujono yang dituntut dua setengah tahun penjara juga membuat pledoi pribadi. Terhadap Gus Mamak dan Machmud, jaksa sebelumnya juga meminta membayar denda masing-masing Rp 50 juta bersama Wakil Ketua DPRD Jember lainnya yakni Kusen Andalas dengan menggantinya secara gandeng renteng senilai Rp 323 juta. Dikhususkan bagi Gus Mamak, jaksa menuntut uang pengganti ditambah Rp 185 juta yang merupakan uang negara yang disalahgunakan dalam penggunaan dana bantuan hukum. Sekadar diketahui, dana operasional pimpinan DPRD yang diduga digunakan korupsi Madini dan Machmud Rp 485,800 juta. JPU juga menelisik dana bantuan hukum sebesar yang mestinya tidak dibiayai oleh negara dan dipakai secara pribadi senilai Rp 185 juta. Meski Mamak mengembalikan dana bankum ke kas daerah sebesar Rp 85 juta dan Machmud telah mengembalikan Rp 50 juta, jaksa mengatakan hal itu tidak menghilangkan hukuman pidana korupsi. Sedangkan dana operasional pimpinan sebesar Rp 706 juta dan sebagian juga dicairkan sebesar Rp 134 juta untuk kepentingan fraksi dan tiga pimpinan dewan sebesar Rp 571 juta. Dana sebesar itu digunakan pimpinan yang dalam penggunaannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 18 item kegiatan dengan dana Rp 227 juta yang diberikan untuk pihak ketiga dan itu bertentangan dengan peraturan. Berkas pledoi juga dibuat dan dibacakan penasehat hukum kedua terdakwa dengan tebal mencapai 395 halaman. Pledoi itu dibacakan tim pengacara yang dipimpin Moch Kholili dan Yani Takarijanto. Usai pembacaan pledoi oleh kedua terdakwa dan tim panasehat hukum, majelis hakim memberikan kesempatan kepada jaksa penuntut umum untuk "membalas"-nya dengan agenda pembacaan replik. "Tidak ada masalah dengan pledoi yang sudah terdakwa dan pengacara sampaikan, kita akan siapkan tanggapan pada sidang berikutnya," kata ketua tim jaksa penuntut umum M Basyar Rifai. Sidang pembacaan replik tanggapan jaksa atas pledoi itu akan kembali digelar dua hari lagi. (p juliatmoko)
PKNU Janjikan Bebas Konflik
JEMBER- Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Jember unjuk gigi. Partai bernafaskan ahlusunnah wal jamaah ini mengerahkan ribuan massanya di Lapangan Talangsari Kecamatan Kaliwates. Dalam acara instighosah akbar itu fungsionaris DPP PKNU diantaranya Choirul Anam, Alwi Shihab dan sejumlah kyai khos ini hadir untuk memberikan semangat menghadapi pemilu nanti. Belajar dari konflik internal PKB, partai yang banyak didominasi sempalan kader PKB ini menjanjikan akan bebas dari konflik."Kita upayakan partai ini bebas dari yang namanya konflik. Ada tahapan dalam penyelesaian persoalan internal partai, kita punya yang namanya dewan tanfidz, dewan mustasyar dan lainnya mulai dari ranting sampai pusat, kelembagaan itulah nanti yang akan menyelesaikan dengan cepat jika ada persoalan semacam konflik," kata Ketua DPP PKNU Chorul Anam dalam orasi politiknya, kemarin. Dengan begitu, maka PKNU konflik tidak akan berimbas hingga sampai kepengurusan pusat sampai pecat-memecat tanpa melandaskan pada aturan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PKNU. "Nantinya tidak ada namanya pecat-pecatan secara sepihak. Apalagi dibawa sampai ke pengdilan, sebab kita tidak percaya pada pengadilan yang tidak menjunjung keadilan, namun keuangan," timpalnya.Pria yang akrab dipanggil Cak Anam ini juga menekankan adanya upaya penegakan hukum dan Islam yang nantinya diyakinkan akan mampu mengarahkan garis politik. "Banyak pengamat politik yang ngomong jangan dekat kyai yang berpoliik, alasannya karena politik itu kotor dan tidak baik. Padahal kita nantinya mengusung kyai yang politiknya berlandaskan Islam, jadi bisa terarah," terangnya. Soal pencalegan, PKNU meminta agar wakilnya yang berhasil duduk sebagai wakil rakyat agar tidak melakukan korupsi. Partai itu juga menyepakati para koruptor dihukum mati sesuai dengan undang-undang. "Salah satu sumpah bagi caleg PKNU diantaranya tidak akan melakukan korupsi. Kalau melanggar, ya mereka harus dipecat, kita juga tidak akan menarik biaya kepada para caleg dengan garansi harus didukung dan dekat dengan rakyat," ujarnya. Hal yang sama juga diungkapkan Sekretaris Dewan Syuro PKNU Alwi Shihab yang mengatakan pada pendukung partai itu kalau saat ini banyak orang yang takut jika menjadi partai PKNU menjadi besar. "Itu kalau PKNU besar, maka koruptor tidak akan hidup di Indonesia. PKNU tidak memerlukan uang untuk menarik dukungan rakyat Indonesia, justru rakyat yang merindukan partai yang menegakkan kebenaran, antikorupsi dan anti-amoralitas," timpal Alwi Shihab. (p juliatmoko)
Mantapkan ke Kaji
Dalam acara istighosah akbar itu, PKNU juga memantapkan dukungan politknya kepada pasangan Khofifah Indarparawansa dan Mudjiono dalam pemilihan gubernur putaran kedua mendatang. "Pilihan ke Khofifah dijatuhkan karena sesuai dengan keinginan para ulama. Namun kita meminta Khofifah tidak korupsi jika jadi terpilih nanti," ujar Ketua DPP PKNU Choirul Anam. Dia juga menambahkan, pilihan kepada Khofifah dijatuhkan karena sudah jelaskan kalau semua elemen PKNU sudah siap dan sebagai bentuk komitmen dengan PKNU sebagai partai antikorupsi, maka Khofifah diminta tidak menyimpangkaan uang rakyat jika menjadi gubernur. "Khofifah harus bisa menjadi suri tauladan, tutup semua lubang yang memungkinkan korupsi dalam pemerintahan. (p juliatmoko)
Ratusan Kayu Perhutani Ditebangi Secara Liar
JEMBER -Kasus pembalakan liar masih saja terjdi dikawasn hutan. Kali ini warga menemukan ratusan batang kayu di hutan Petung Desa Pakis Kecamatan Panti yang masih merupakan KPH Perhutani Jember. Tak tanggung-tanggung, diameter kayu yang didominasi jenis rimba itu sekitar 50 centimeter hingga 1 meter. Padahal lokasi itu terletak di kawasan Lereng Pegunungan Argopuro atau tepatnya di petak 47 dan 49 seluas 2 hektar hutan lindung milik KPH Perhutani Jember. "Kita yakin kayu-kayu itu merupakan hasil penebangan liar, entah itu dilakukan orang yang tidak bertanggungjawab atau oknum Perhutani. Anehnya, pihak Perhutani tidak ada tindakan sama sekali karena keluar atau masuk ke hutan tersebut melalui satu pintu pengawasan, kami menduga penebangan kayu memang dilakukan secara sengaja," tandas Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Jember Suharyono usai melihat lokasi pembalakan liar itu, kemarin. Dia menambahkan, warga disana merasa khawatir akan terjadi longsor seperti tahun 2006 lalu yang sampai menelan puluhan korban jiwa. Apalagi saat ini sudah musim penghujan tiba dan anehnya tidak ada satupun pelaku ditangkap dan kayu – kayu itu masih dibiarkan begitu saja. Selain itu, dari investigasi yang dia lakukan, sebagian kayu pembalakan liar itu sudah diturunkan oleh pelaku penebang liar. "Kita menduga ada keterlibatan oknum-oknum Perhutani yang bekerjasama dengan para pemain lama dalam penebangan liar ini, sebab jalan satu-satunya pintu masuk atau keluar melalui palang pintu yang dipasang oleh pihak Perhutani sendiri," ujarnya. Dia juga mengatakan, sampai kemarin sudah ada tiga karyawan teras Perhutani Jember yang bertugas di Kecamatan Panti yang sudah dimintai keterangan oleh kepolisian.Menanggapi adanya dugaan pembalakan liar yang melibatkan oknum Perhutani Jember, Kepala KPH Perhutani Jember Taufik Setyadi mengakui kalau pembalakan liar yang sudah terjadi itu masih dengan melibatkan para pelaku lama. "Di Panti sudah ada pelaku yang kita tangkap dan diadili ke pengadilan. Namun masih saja ada pelaku lama lain yang terus menebangi kayu dikawasn itu," kata Taufik Setyadi. Dia juga berjanji jika ada oknum internal Perhutani Jember terlibat, maka dirinya akan menindak tegas. "Kita berupaya mencegah pembalakan liar dengan berkoordinasi dengan pihak kecamatan, kepolisian dan koramil Panti. Operasi ilegal logging dan pendekatan kepada warga sekitar agar tidak menebang kayu di kawasan hutan lindung juga kita galakkan," tegasnya. Menurutnya, pembalakan liar itu merupakan salah satu cara untuk meluaskan lahan hutan yang dijadikan areal pertanian oleh warga. Terpisah, Pelaksana tugas Direktur Utama Perhutani Upik Rosalina Wasirin saat menjadi narasumber dalam dialog nasional penyelamatan hutan di Fakultas Ekonomi Universitas Jember, Jumat (8/8) lalu mengatakan, pembalakan liar adalah salah satu pekerjaan berat bagi Perhutani. "Pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Perhutani adalah mereboisasi lahan kritis dan pembalakan liar. Untuk menuntaskan dua soal itu harus berhadapan dengan rakyat karena terkait dengan urusan perut," kata Direktur Utama Perhutani Upik Rosalina Wasirin. Bagi warga sekitar hutan yang masih melakukan penebangan liar kata dia masih belum bisa dikatakan sadar akan pelestarian hutan. "Untuk mereboisasi kawasan hutan yang dialihfungsikan menjadi areal pertanian juga sulit. Rakyat justru lebih memilih tanaman semusim daripada menanam tanaman keras untuk reboisasi hutan, ini perlu pendekatan kultural," katanya. (p juliatmoko)
Dua Partai Nyebrang Jadi Caleg PKNU
JEMBER - Mendekatai pendaftaran pencalonan anggota legislatif (caleg), sejumlah partai saling menggodok calon yang akan diusung. Seperti yang dialami Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Jember yang dikabarkan mendapatkan limpahan dari dua kader partai yakni PPP dan PKB. Diperkirakan tidak lebih dari lima kader dari dua partai itu nyebrang ke PKNU untuk mendapatkan nomor urut jadi dalam pen-calegan tahun ini. Ketua DPC PKNU Jember Lutfi Baihaqi mengatakan meski tidak menyebut terus terang dua anggota poartai yang menyeberang tadi, namun pihaknya memastikan kalau partainya akan selalu terbuka bagi siapapun untuk maju pencalegan lewat PKNU."Yang jelas kita menargetkan 17 kursi yang sebelumnya direbut oleh PKB akan kita ambil alih. Ada sejumlah anggota dewan saat ini dari dua partai lain yang juga ikut maju caleg lewat kami, namun kita terus melakukan verifikasi internal dulu bersama tim kami," kata Lutfi Baihaqi, kemarin. Dia juga mengatakan, pencalegan itu sudah terjaring sekitar 60 orang. Rinciannya sebagain sebagai berikut, 31 orang merupakan perwakilan dari tiap pimpinan anak cabang, 7 orang yang sudah berijazah S-2, 9 orang berijazah SMA dan sisanya ijazah SMA. "Dari tiap pimpinan anak cabang memang kita ambil satu orang caleg, sebab tidak hanya dari kabupaten saja yang butuh proses eliminasi, namun juga mulai dari tingkat bawah," ujarnya. Sedangkan untuk keterwakilan perempuan, PKNU menyatakan sudah siap dengan quota 30 persen atau sekitar 18 caleg perempuan dari 60 caleg yang dipasang. Selain itu juga ada dua syarat bagi caleg perempuan yakni sudah mendapatkan izin dari suami atau keluarga dan syarakt kedua harus menutupi aurat semacam jilbab dalam berpakaian. "Kita tidak ingin memasang orang tidak memiliki kapasitas alias memble untuk duduk didewan, namun butuh kualifikasi yang memadai untuk bisa mengakomodir kepentingan umat," ujarnya. Terpisah, sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jember secera resmi mensosialisasikan nomor urut PKS dalam Pemilu 2009 yakni nomor urut 8, kemarin. "Kami memandang sosialisasi nomor urut parpol sangat penting, karena jumah parpol dala pemilu 2009 sangat banyak. Jadi supaya masyarakat tidak bingung, nomor urut 8 ini kita sosialisasikansecara serempak," Ketua DPD PKS Jember Yuli Prianto, kemarin.Dalam sosialiasi nomor urut itu diwarnai dengan pelepasan 888 balon ke udara yang disertai dengan banner berlogo PKS dan nomor urutnya. Disamping itu juga ada badut yang membawa nomor delapan serta pagar manusia berjumlah delapan orang dengan dada bertuliskan “Coblos ! 8”."Apalagi harin ini kebetulan bertepatan dengan tanggal 8 bulan 8 taun 2008. Jadi cantik sekali tanggalnya," ujarnya. PKS saat ini telah menyelesaikan proses penjaringn calon anggota dewan (CAD). Penjaringan dilakukan oleh Tim Panitia Penjaringan Mutiara Tingkat Daerah (Panjatida) dan CAD sudah disahkan DPW PKS Jatim."Secara keseluruhan ada 56 CAD kabupaten yang akan diajukan PKS dalam pemilu 2009. Mereka tersebar di 6 dapil Jember. Kita siap memenangkan PKS di Jember bersama seluruh kader dan simpatisan. Dari 50 kursi DPRD, PKS siap merebut 9 kursi yang ada. Target PKS di dapil 1, 3, dan 4 bisa menyumbang setiap dapil 2 kursi, sedangkan dapil 2, 5, 6 ditarget bisa menyumbang setiap dapil 1 kursi," ujarnya.Untuk quota caleg perempuan bahkan bisa dipasang sebanyak 37 persen. Yakni di dapil 1, 3, dan 4 menempatkan caleg perempuan di nomor urut dua. "Jadi bukan di nomor bawah, tapi di nomor jadi. Itu harus mau menandatangani kontrak politik, seperti bekerja dengan amanah dan menaati peraturan perundang-undangan dan berniat tidak korupsi," tandasnya. (p juliatmoko)
Lapter Notohadinegeoro Batal Diuji Coba
JEMBER- Meski Bupati Pemkab MZA Djalal sudah menyatakan siap mengoperasikan lapangan terbang Notohadinegeoro, namun masih saja mengalami kendala. Dalam penerbangan uji coba (proving flight) di bandara Notohadinegoro kemarin bahkan batal dilakukan. Hal itu menyusul masih adanya pembenahan di landasan pacu dan pesawat yang akan digunakan. Untuk pesawatnya saja mestinya datang kemarin, namun dikabarkan baru tiba dari Papua di Surabaya. Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Jember Sunarsono mengatakan, uji coba lapangan terbang batal dilakukan karena masih harus melakukan sejumlah pembenahan infrastruktur landasan. Diantaranta, perubahan marka yang masih harus disesuaikan dengan standar marka yang diatur oleh pemerintah. "Jarak antar masih harus ditambah yakni sekitar 20 meter dan panjang marka (center line) sekitar 30 meter. Marka merupakan patokan pilot, sedangkan runway memiliki panjang harus dihitung lagi sesuai dengan banyaknya marka," kata Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Jember Sunarsono, kemarin, Dia juga menambahkan, panjang marka jalan sebelumnya yang sudah dicat oleh Dishub Jember sudah mencapai 40 meter. Sedangkan untuk jarak antar marka kenyataanya bervariasi yakni berkisar 30 sampai 40 meter. "windsort atau penunjuk arah angin juga harus digeser dari utara ke selatan. Sedangkan untuk gedung penyedia peralatan pemadam kebakaran sesuai petunjuk lokasunya harus dibangun lebih ke selatan," ujarnya.Rencananya, Lapter Notohadinegoro dalam waktu dekat sudah bisa untuk digunakan penerbangan dengan pesawat jenis perintis. Dalam waktu dekat, lapter ini juga akan dipakai untuk even lomba Paralayang dengan mendatangkan pesawat penarik atau Towing. Even selama tiga hari itu dipastikan tidak akan menganggu jadwal beropersinya penerbangan.
"Semua syarat minimal sudah terpenuhi. Nantinya, pesawat yang akan beroperasi adalah jenis LET 410 dengan kapasitas 18 tempat duduk, milik PT Three MG Express International," ujarnya. Sedangkan untuk landasan pacu Notohadinegoro tidak ada perubahan yakni memiliki panjang 1.200 meter dan lebar 30 meter. (p juliatmoko)
Mengenal Djalal bukan bupati
Lebih 25 Tahun Jadi Pemukul Lonceng Tinju
Setiap kali lonceng berkleneng, tanda putaran dimulai, setiap kali mereka bangkit, dan mengepalkan tinju, setiap teriakan histeria, bergemuruh suaranya, aku kelu, dan merasa di pojok, sendirian.
Kutipan beberapa bait puisi petikan Taufik Ismail itu mungkin mengilhami Djalal. Kakek berparas sederhana berumur sepuh 65 tahun ini yang jelas bukan bupati Jember saat ini. Beda nasib memang. Namun kakek yang memiliki nama lengkap Muhammad Djalal Abdi ini tidak diragukan lagi dalam pengabdiannya kepada even tinju. "Sudah 26 tahun saya menekuni sebagai pemukul lonceng tinju," kata Muhammad Djalal Abdi saat ditemui dalam even tinju di Jember belum lama ini. Debut sebagai pemuluk lonceng tinju memang tidak datang tiba-tiba. Ia menuturkan kegemaran tinju itu berawal dari "profesi" bertarung dalam tinju yang ada pada setiap pasar malam keliling era tahun 1960-an. "Saat itu saya masih umur 16 tahun sudah menjadi petinju pasar malam," tuturnya. Tidak berhenti disitu, Djalal lambat laun seiring bertambahnya usia makin tinggi saja jam terbangnya. Yang paling tidak bisa dia lupakan yakni saat bertanding dengan petinju kelas berat di Banyuwangi dan Bali. Djalal sempat dinobatkan sebagai petinju terbaik meski gelar itu hanya bertahan seumur jagung. Dia kemudian menghentikan debut petinjunya pada umur 31 tahun. Katanya, saat itu makin banyak petinju yang bermain di ring-nya bagus dan dia kalah pamor. "Saat itulah saya menjadi pemukul lonceng tinju. Puluhan tahun profesi saya tidak ada orang yang bisa menggantikannya," kata kakek bercucu satu ini. Kata dia, berprofesi seperti dia tidak semudah yang dibayangkan orang pada umumnya. Kuncinya adalah konsentrasi. "Tiap akan memukul, ada dua stop watch dikedua tangan saya. Yang satu jalan dan yang satunya petunjukkapan lonceng harus dipulul untuk menghentikan pertandingan," katanya. Namun yang perlu diingat, jika ada seseorang yang mengghantikan profesinya, maka seseorang itu harus konsentrasi dan jangan terlena dengan serunya pertandingan tinju. "Kalau terlena menonton serunya tinju, bisa-bisa lupa memulul loncengnya," katanya. Begitu pula saat ada kejadian menarik seperti even tinju dua hari lalu. Ada seorang petinju dari Thailand yang sepatunga copot. Namun wasit masih saja belum menghentikan pertandingan. Tak ayal, si petinju yang diketahui bernama Kongsurin Sithsui itu bertanding hanya beralasakan kaus kaki sepatu. Kalaupun belum ada tanda-tanda perintah memukul lonceng dari wasit, Djalal tidak akan memukul menghentikan pertandingan nyeleneh itu.Salah seorang teman akrab Djalal semasa remaja, Tarigan mengatakan, memang temannya itu kalau diluar ring tidak tampak garang. "Tapi kalau sudah masuk diatas ring, watak tinju dan nafsu mengalahkan lawannya sangat besar," kata Tarigan,Sebagai pemukul lonceng tinju, Djalal tidak serta merta melepas sarung tinjunya. Ada sasana Raung Boxing Camp yang saat itu memfasiltasinya sebagai teman sparing petinju pemula. Tinju dan pernik-perniknya seakan tidak membosankan bagi kakek yang bertinggal di Jalan Sentot Prawirodirjo Gang 8 nomor 30 Jember ini. "Sekarang saya punya usaha kecil-kecilan, buat alat-alat tinju seperti guard, sarung tinju sampai sepatu tinju. Terakhir, dia menaruh harapan bagi majunya dunia per-tinju-an di Jember dan Indonesia. "Tinju memang biayanya mahal. Andai kata ada orang yang benar-benar serius dengan tinju, maka atlit tinju dan segala sesuatunya akan makin cepat berkembang," harapnya. (p juliatmoko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar