Puncak Rembangan
Wisata Kebun Warisan Belanda di Lereng ArgopuroJEMBER - Kabupaten Jember akrab sekali dengan julukan Kota Tembakau. Ini tentunya tidak lepas dengan bukti sejarah yang memang sampai saat ini tetap bisa disaksikan berupa perkebunan peninggalan zaman Belanda. Salah satunya adalah obyek wisata Puncak Rembangan. Diakui, Rembangan dalam sejarahnya merupakan salah satu kebun peninggalan Belanda. Wisata alam berupa puncak pegunungan nan sejuk ini berlokasi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa atau 15 kilometer ke arah utara dari jantung kota Jember. Obyek wisata seluas 45 hektar ini memiliki hotel dan pemandian yang dibangun oleh Mr Hofstide pada tahun 1937 silam. Konon dipuncak ini merupakan tempat peristirahatan petinggi perkebunan Belanda melepas lelah usai meninjau perkebunan. Kawasan wisata berhawa segar ini masih berada pada kawasan Pegunungan Argopuro dengan ketinggian 600 sampai 700 meter diatas permukaan laut. Suhu udara segar yang masih terukur stabil itu berkisar 18 sampai 25 derajat Celcius dengan curah hujan rata-rata 4.626 milimeter per tahun. Salah seorang manajemen Wisata Rembangan, Sunardi mengatakan, obyek wisata ini memiliki akses jalan yang mudah. "Tidak pernah sepi dari pengunjung baik dari Jember maupun luar kota Jember. Rencananya tahun ini kita akan gelar even sepeda gunung internasional untuk lebih mengenalkan Rembangan dan tentunya kota Jember," kata Sunardi.Dia menambahkan, Wisata Rembangan ini memiliki hotel kelas melati lebih dari 20 kamar dan ruang rapat utama. Selain itu juga terdapat kolam renang untuk dewasa dan anak-anak. Panorama alam yang indah itu juga ditunjang dengan adanya areal kebun yang bisa digunakan untuk olahraga sepeda gunung atau berkuda untuk melihat perkebunan kopi jenis Arabica dan Robusta. Untuk buah-buahan, wisatawan bisa menikmati manisnya buah naga yang panen pada akhir tahun ini, pisang agung, durian, pepaya dan jenis flora yang dikembangkan oleh Poltek Nursery. Dalam komplek wisata ini juga terdapat minuman susu segar dari peternakan sapi unggulan. Tak ketinggalan kalau wisatawan ingin menikmati kuliner, maka teh jahe hangat yang dikemasn dalam cangkir dan pisang agung goreng keju akan menjadi menu utama membuka pagi anda. Yang menjadi khas dari bangunan induk Hotel Rembangan adalah konstruksinya yang terbuat dari kayu jati. Tidak banyak renovasi pada bangunan sebelah timur yang mirip gelombang laut, yang dilakukan. "Bahan dari kayu jati dan eternit yang asli buatan Bulgaria tetap bertahan sampai sekarang. Hanya saja pada bagian jendela ada perbaikan sedikit untuk dilebarkan, jadi tetap nampak bangunan aslinya," ujarnya. Desain tempelan kayu pada tiap dinding membuat pengunjug serasa seperti di penginapan zaman Belanda. Dinding pada bar restoran yang dihiasi ukiran dari kayu jenis jati juga menambah pesona kekhasan dan memanjakan penikmat wisata. Rembangan juga memiliki daya tarik wisata dengan memperkenakan program agrowisata dengan menggandeng Perkebunan Rayap PTPN XII yang dikenal dengan produksi kopinya. Lokasi wisata yang lumayan jauh jaraknya dengan Wisata Rembangan adalah wisata Air Terjun Tancak. Lokasi wisata ini berada di daerah perbukitan yang jaraknya sekitar 16 km arah Barat Daya jantung kota Jember. Wisata ini menawarkan terdapat air terjun tertinggi yang ada di Kabupaten Jember. Ketinggian air terjun ini mencapai 82 m dengan debit air 150 meter kubik per detik. Di sekitar air terjun ini wisatawan dapat menikmati Agro Wisata Kopi Kebun Gunung Pasang yang juga merupakan zalah satu perkebunan peninggalan zaman Belanda. (p juliatmoko)
Wisata Gunung Gambir
Satu lagi yang merupakan perkebunan peninggalan Belanda yang sebenarnya sudah menjadi lokasi wisata. Namun karena akses jalan yang jauh dan sulit ditembus, membuat lokasi ini jarang dikunjungi. Adalah Perkebunan Gunung Gambir yang berlokasi sekitar 48 km Barat Laut Kota Jember. Ini merupakan perkebunan teh peninggalan Belanda dengan ketinggian 900 m diatas permukaan laut. Wisata Gunung Gambir ini sudah memiliki kolam renang dewasa dan anak-anak serta penginapan. Kawasan ini masih termasuk lereng Argopuro yang merupakan lokasi pas untuk teh jenis bir atau beer tea yang di ekspor ke Eropa. Kondisi udara sejuk para wisatawan dapat menyaksikan langsung tanaman teh yang ditanam sejak tahun 1918, 1923 dan 1927. Melihat proses teh bir mulai dari pemetikan sampai pengeringan dan pengepakan juga bisa dilakukan. Bahkan khusus untuk wisatawan dapat menikmati beragam rasa teh dengan mencicipi 8 jenis teh produksi Gunung Gambir. Perkebunan teh ini juga dapat dijadikan sarana olahraga (tea walk). Fasilitas yang tersedia berupa areal perkemahan, akomodasi, kolam renang anak–anak dan lapangan tenis.Lokasi ini juga memiliki sejarah semacam Mitologi dengan Dewi Rengganis yang konon ceritanya pernah bertandang disepanjang lereng pegunungan Argopuro. Bukti cerita ini dapat kita jumpai dengan adanya Candi Kedaton di desa Andong Biru Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.Salah seorang staf PTPN XII Rofianto mengatakan, Perkebunan Gunung Gambir sebenarnya bisa dijadikan salah satu obyek wisata yang cukup menarik. Hanya saja, dia menungkapkan jalan akses menuju kesana masih terlalu panjang dan belum dikenal oleh masyarakat luas. "Kita masih menggodok bekas perkebunan yang memang bisa menjadi potensi wisata seperti Rembangan. Kini kita masih merancang cafe rollas di Jember dan wisata perkebunan yang dekat dengan kota dengan perhitungan bisnis yang tetap busa menguntungkan," kata Rofianto. (p juliatmoko)
Duh...Segarnya Buah Naga
JEMBER- Buah naga sudah dikenalkan kepada masyarakat Jember sejak tahun 2002 lalu. Pada awal pengenalannya sempat mengundang reaksi penolakan dari sebagian warga. Namun beberapa tahun terkahir, Buah Naga yang ditanam seluas 13 hektar di sebelah selatan Wisata Rembangan ini justru makin populer. Bahkan buah khas dengan rasanya yang anis ini menjadi produk unggulan masyarakat yang tingal di daerah dataran tinggi.Tidak hanya perkebunan khusus seperti di Rembangan saja, tetapi diberbagai pekarangan dan halaman rumah wargapun saat ini juga banyak menghampar tumbuh pohon Dragon Fruit itu. Sejarahnya, Buah Naga telah lama dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno sebagai buah yang membawa berkah. Sebab biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di altar. Orang Vietnam menyebut buah naga atau dalam bahasa Vietnam disebut dengan nama Thang Loy di Thailand diberi nama Keaw Mang Kheon, dalam istiiah Inggris diberi nama Dragon Fruit clan di Indonesia dikenal dengan nama Bum Naga. Sebenarnya tanaman ini bukan tanaman asil daratan Asia, tetapi merupakan tanaman ask Meksiko clan Amerika Selatan bagian utara atau Colombia . Pada awalnya buah naga ini dibawa kekawasan Indocina atau Vietnam oleh seorang Perancis sekitar tahun 1870. Dari Guyama Amerika Selatan buah ini dijadikan hiasan sebab sosoknya yang unik dan bunganya yang cantik dan berwarna putih. Baru sekitar tahun 1980 setelah dibawa ke Okinawa Jepang tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan. Pada tahun 1977 buah ini dibawa ke Indonesia clan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan. Buah naga kaya akan vitamin dan mineral dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet. Tanaman ini juga disebut night blooming cereus. Tanaman ini berbunga hanya semalam. Ketika panjang sekitar 30 cm, kuncup bunga biasanya akan membuka. Sekitar pukul 9 malam, mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem tampak mekar. Di tengah malam, pukul 00.00, mahkota bagian dalam yang putih dan benangsari kuning akan bermekaran dan memancarkan aroma harum. Bau ini biasanya mengundang datangnya kelelawar, yang ternyata punya tugas menyerbuki bunganya. Dari bunga lalu jadilah buah. Bulat mengerucut, berkulit tebal 2-3 cm, dan, ini yang khas, di permukaan kulit buah terdapat jambul-jambul 1-2 cm. Tanaman buah naga di kawasan Rembangan ini semakin berkembang setelah ditangani pemerintahan daerah Jember. Warga pun juga tidak ingin ketinggalan merasakn manisnya keuntungan dari buah naga ini."Perawatannya mudah sekali. Hasilnya juga lumayan menguntungkan," kata Jumari, salah seorang warga yang tinggal di sekitar Pegunungan Rembangan. Sambil menyiram beberapa pohon Naganya, Jumari menceritakan bagaimana mensosialisasikan buah naga yang telah memberikan keuntungan besar bagi perkembangan ekonomi keluarganya. Katanya, dulu banyak yang menolak tanaman ini karena dipandang tidak cocok dengan hawanya. Namun, setelah berjalan beberapa lama dan keuntungannya sudah dirasakan, maka makin banyak yang menanam. Penolakan warga awalnya dipicu tidak adanya gambaran tentang teknik penanaman buah yang berasal dari negeri Jepang itu. "Sebelum melihat bukti langsung, kami memang menanam. Maklum, buah naga ini memang benar-benar komoditas baru," katanya.Di kawasan Wisata Rembangan yang dikenal sebagai kawasan wisata dengan lereng dan tebing yang indah, komoditas ini ditanam dalam jumlah sangat banyak. Langkah itu dilakukan untuk memberikan gambaran dan contoh kepada masyarakat bahwa secara geografis arela pegunungan di sekitar Rembangan dan pada beberapa titik areal Kabupaten Jember sangat cocok ditanami buah naga. Akhirnya setelah berjalan beberapa waktu, dan kawasan rembangan sudah menjadi sentra buah naga, maka banyak masyarakat yang mengikutinya. Hingga saat ini, kawasan pegunungan Rembangan dan beberapa tempat lainnya seperti beberapa desa di Kecamatan Arjasa sudah marak dengan buah naga. Sepanjang mata melihat, dipinggir jalan yang masih bertebing juga akan nampak batang buah naga yang disanggah. Pohon yang mirip seperti kaktus batang itupun berderet dipinggir jalan, bahkan di halaman rumah warga.Buah Naga kini juga telah menjadi komoditas yang bisa diandalkan. Selain perawatannya mudah, harga jual dari buah yang dipanen juga relatif mahal. Misalnya, untuk naga jenis merah putih bisa dijual Rp 20 ribu per kilonya, naga kuning bisa mencapai Rp 75 ribu per kilonya, naga merah dan Super Red bisa Rp 60 ribu per kilogram. Kini, banyak kepala keluarga (KK) disana menjadikan lahan-lahan pekarangan menganggur di rumahnya tumbuh buah naga. Bahkan, yang hanya memiliki sedikit tanah juga tidak puas dan merancang agar buah naga ditanam di dalam pot. Meski ditempatkan di pot, buah naga diyakini bisa berbuah banyak dan rasanya cukup unik dan bisa menyembuhkan penyakit tertentu.
Ada Pula Anggrek Wangi
Di lokasi Wisata Rembangan juga dibudidayakan tanaman anggrek dengan kualitas super. Tak ayal bunga anggrek ini seakan menjadi oleh-oleh segar untuk bisa dibawa pulang. Anggrek wangi ini merupakan hasil kawin silang antara induk jantan anggrek hibrida dan Palenopsis yang ternyata mampu menghasilkan bunga anggrek yang mengeluarkan aroma khas. Bahkan anggrek yang dikenal wangi ini, jika bunganya sedang mekar maka bisa menghilangkan bau busuk ruangan. Proses budidaya tanaman anggrek ini diyakini merupakan varietas anggrek baru yang terus dikembangkan. Anggrek ini pula bisa bersaing dengan anggrek varietas lain yang kini jumlahnya mencapai ratusan jenis yang bermacam-macam lewat daya tariknya sendiri-sendiri.Lokasi budidaya anggrek ini berada di Poltek Nursery yang merupakan kawasan Wisata Rembangan Kecamatan Arjasa. Lokasi ini pula masih berada berada dalam kawasan Lereng Gunung Argopuro. Di lokasi ini ternyata memiliki suhu udara yang cocok bagi pembudidayaan tanaman hias sejenis anggrek. Selain itu, tampak juga dikebun banyaknya jenis anggrek juga membuat warna-warni bunga itu membuat suasana semakin segar. "Hampir setiap hari kami ditempat ini mengembangkan segala jenis varietas anggrek yang cocok dengan suhu udara di Indonesia khususnya di Rembangan Jember yang dikenal puncak hawa dingin," kata Lilik Dwi Sulaksni salah satu pengelola tanaman anggrek. Dia menambahkan, suhu dingin dimusim penghujan membuat perkembangan anggrek-anggrek yang ada di ruangan seluas 30 x 15 meter mulai mekar diwaktu yang sama. Wajar pula jika setiap hari banyak warga dari luar daerah yang berkunjung ke tempat ini apalagi Poltek Nursery memiliki jenis tanaman anggrek baru yang mengeluarkan aroma wangi dari saat bunga mekar. "Perpaduan antara induk jantan anggrek hibrida ini dari Negeri Taiwan serta Palenopsis untuk induk betina, ternyata mampu menarik perhatian penggemar tanaman anggrek dari sejumlah kota," ujarnya. (p juliatmoko)
Tabel Wisata Rembangan :
1. Agro Wisata Rembangan dan Perkebunan Rayap/ PTPN XII dengan hasil perkebunan, kopi Arabika dan Robusta, pisang, durian dan pepaya.2. Kolam renang terdiri dari dua unit untuk dewasa dan anak–anak.3. Panorama alam pegunungan.4. Perusahaan susu sapi rembangan.5. Buah Naga dan Anggrek Wangi.6. Down Hill track untuk sepeda gunung.
Fasilitas :
1. Jalan Aspal Hotmixed ke Lokasi2. 2 Unit Kolam Renang3. Hotel Kelas Melati – Kapasitas 27 Kamar4. Aula Kapasitas 250 Orang5. Restoran6. Playground7. Musholla8. Areal Parkir yang luas9. Lapangan Tenis10. Gazebo11. MCK12. Shelter13. Listrik / Air14. Areal Perkemahan15. Areal Sepeda Gunung dan berkuda
Sejarah :Wisata Rembangan merupakan peninggalan yang dibangun Belanda pada Tahun 1937 didirikan oleh Mr Hofstide dengan bangunan asli dapat dilihat pada Restoran.
Transportasi :Dapat menggunakan segala jenis kendaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar