Sabtu, 31 Januari 2009


Komnas PA Lapor ke Mabes Polri
Adopsi Ilegal di RSUD Jember


JEMBER- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) berjanji bakal melaporkan kasus dugaan adopsi bayi ilegal di RSUD Jember ke Kepolisian Republik Indonesia. Dalam kedatangannya ke Universitas Muhammadiyah Jember, usai seminar Ketua Komnas PA Kak Seto Mulyadi mengatakan, dirinya akan secepatnya melaporkan kasus itu ke Mabes Polri usai mempelajari duduk perkara yang mengorbankan bayi bernama Muhammad Adhar Gempat tersebut. "Kasus perdagangan anak merupakan masalah prioritas yang kami tangani. Sebelumnya kami berhasil membongkar perdagangan anak di Batam, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Bali, selanjutnya menyusul Jember," kata Kak Seto Mulyadi, kemarin. Dia menambahkan, dalam kasus perdagangan anak itu nantinya diminta agar pelaku yang terbukti secara hukum akan dijerat dengan UU Perlindungan anak dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara. "Tiap proses adopsi atau pegangkatan anak harus ada izin dari Menteri Sosial dan Pengadilan Negeri, kita akan lihat kasus di Jember apakah persyaratan itu dipenuhi," katanya. Komnas PA itu ditemui oleh Koordinator LSM Gempar Anshori, Ketua Komisi A DPRD Jember Abdul Ghafur serta orang tua dan bayi korban adopsi ilegal Siti Fatimah warga Kecamatan Arjasa. "Kami mendesak agar Polres Jember tidak hanya menetapkan 4 tersangka diantaranya dari staf rumah sakit, mestinya Dirut RSUD Subandi Jember harus dijadikan tersangka dan ditahan karena itu menyetujuinya. Kita berharap Komnas PA dan Polri perhatian atas kasus ini," ujarnya. Kasus ini mencuat ramai di Jember sejak dua pekan terakhir dan Polres Jember sudah menetapkan 4 tersangka dan menahannya. Mereka yakni, Empat orang yang dijadikan tersangka itu yakni, Rini Dri Retnowati Kepala Ruang Perinatologi, Riningsih Kepala Ruang Nifas, pegawai administrasi Sri Rahayu Niwidadi serta pengadopsi Syaifullah. Sekadar mengingatkan, orang tua korban adopsi ilegal Kholik Priyanto dan Siti Fatimah warga Arjasa yang bayinya merasa diadopsi secara ilegal oleh RSUD Subandi telah melaporkan kasus itu ke Polres Jember. Kholik saat itu diminta tanda tangan dengan paksa sebuah surat, sebelumnya kalau tidak diselesaikan biaya persalinan bayinya, maka diancam akan diberita acarakan atau dipolisikan oleh seorang bidan bernama Rini.Sedangkan Ketua Komisi A DPRD Jember Abdul Ghafur menyatakan, dirinya menyayangkan kepolisian yang selama ini masih hanya menahan staf RSUD Subandi Jember. "Saya waktu itu sempat menyaksikan sendiri kalau direktur utama ikut menyetujui proses adopsi itu. Mestinya penyidik polisi harus lebih teliti lagi untuk memeriksa pimpinan rumah sakit." kata Abdul Ghafur. (p juliatmoko)


Banjir Terjang 4 Kecamatan

JEMBER - Hujan deras yang mengguyur Jember lagi-lagi menyebabkan banjir di 4 kecamatan. Kecamatan itu antara lain, Panti, Kencong, Rambipuji dan Balung. Dari informasi yang berhasil dihimpun, di Kecamatan Kencong banjir meluap dari Sungai Tanggul. Luapan air sungai itu menyebabkan 1 tangkis sungai jebol dan menggenangi ratusan rumah di Desa Kraton dan Desa Paseban. Banjir itu juga menenggelamkan ratusan hektar pemukiman dan pertanian penduduk itu disebabkan karena tangkis yang ada di Sungai Tanggul Jebol. "Tangkis sungai Kraton jebol pada pagi dini hari, sedangkan untuk tangkis Paseban jebol selisih setengah jam kemudian," kata Kepala Desa Kraton Edi Winoto, kemarin. Dia menambahkan, banjir disebabkan curah hujan yang tinggi di lereng pegunungan Argopuro bagian barat. Alat pengukur hujan kata daia saat itu menunjukkan sekitar 127 ml dan hujanberlangsung tujuh jam lebih tanpa henti. Selain itu, Dam Pondok Waluh Kecamatan Jombang naik tinggi air sekitar 3,6 meter lebih. Kondisi air sungai yang sangat deras menyababkan lokasi penanganan titik bencana sulit di tempuh. Namun warga bersama dengan petugas dinas pengairan mencari jalan lain berupa karung plastik yang dijeburkan langsung hilang diterjang derasnya air. Belum tuntas penanganan terjadi lagi pada jarak 500 meter tangkis yang ada di Desa Paseban sepanjang 40 meter juga jebol. Debit air dalam jumlah yang besar, langsung masuk ke rumah penduduk.Banjir yang menenggelamkan 500 rumah dan 400 hektar lahan pertanian milik itu tercatat parah dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Hingga kini di sepanjang tangkis Sungai Tanggul ada delapan titik rawan bencana terbagi menjadi delapan ruas, delapan titik ada di kiri dan delapan lainya ada di kanan. Sedangkan di Kecamatan Panti, tangkis jembatan Dusun Mrapah jebol serta pondasi jembatan di Desa Glengseran rusak tergerus air sungai. Sementara di Kelurahan Bintoro Lingkungan Mojan Kecamatan Patrang terdapat tanah longsor dan menyebabkan 4 rumah rusak berat. Untuk Kecamatan Rambipuji, terdapat 1 tangkis jebol tepatnya di Desa Rambigundam. "Kami sudah mengambil langkah membangun tempat pengungsian untuk mengamankan warga dan dapur umum, serta alat berat berupa eskavator. Sementara nilai kerugian belum ditaksir, " kata Sekretaris Satuan Pelaksana Penanganan Bencana dan Pengungsi Pemkab Jember Edi Budi Susilo. Dia menambahkan, sekitar 50 warga masih sudah mengungsi dan ditempatkan di Balai Desa Kraton. Selain itu, pihaknya juga mengirimkan satu tangki air bersih ke tempat pengungsian tersebut.Sementara dari Kabupaten Lumajang dilaporkan sebuah bus milik PTPN XII terguling akibat diterjang lahar dingin. Bus bernopol N 7032 Y itu terguling di Desa Bago Kecamatan Pasirian. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu karena tidak ada penumpang didalamnya. Bus terguling di dekat dam penahan lahar dingin ketika berhenti untuk memberikan kesempatan orang menyeberang, Sopir bus Riyamin asal Desa Kertowono Kecamatan Gucialit dan kernetnya Muhammad Ali selamat dan hanya mengalami luka lecet di bagian lengan. Siang kemarin proses evakuasi berlangsung selama 2 jam akhirnya berhasil menyelamatkan bus dari kubangan lahar dingin. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter