Senin, 23 Februari 2009


Kedatangan Prabowo di Jember Semrawut dan Kisruh !

JEMBER - Kedatangan calon presiden dari Partai Gerindra semrawut. Itu tampak pada saat Prabowo Subianto yang juga Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra turun dari helikopter yang mendarat di Lapangan Sukorejo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Jawa Timur. Jadal yang mestinya pukul 2.00 WIB, ternyata molor dua jam. Warga disana saling berebut salaman dengan Prabowo ketika datang. Namun oleh oknum Satgas Gerindra justru dihalang-halangi bermaksud untuk mengamankan. Tak ayal salah seorang warga itu tak terima dan terlibat adu jotos dengan Satgas. Beruntung Prabowo yang tahu itu langsung melerai dan mendamaikannya. Selanjutnya dengan lapang dada Prabowo memberikan salaman pada warga dan meluncur ke Ponpes An Nuris. Apalagi kekecewaan itu kembali muncul dengan batalnya Prabowo di Pondok Pesantren Al Qodiri di Kecamatan Kaliwates. Ribuan warga asal Jember dan Lumajang dan santri disana kecewa karena sudah menunggu namun batal mengunjungi pondok pesantren tersebut. Pengasuh Pondok Pesantren Al Qodiri Kyai Achmad Muzakki mengaku meski dirinya tidak kecewa, namun warga dan juga santrinya yang justru merasa kecewa. "Kami sudah menyiapkan drum band untuk menyambut Prabowo, saya sendiri tidak kecewa namun warga dan santri saya yang kaget kok Prabowo tidak datang," kata Kyai Achmad Muzakki, Senin (23/3). Dia menambahkan, batalnya kedatangan Prabowo itu juga belum ada pemberitahuan dari pengurus Gerindra. "Saya dapat kabar Prabowo tidak datang dari santri saya, pengurusnya malah belum beri tahu,' ujarnya. Menurut informasi, kedatangan Prabowo ke Jember sedianya akan melaukan peletakan batu pertama Gedung Perpustakaan yang diberi nama Prof dr Sumitro Joyohadikusumo di Pondok Pesantren An Nuris. Pondok pesantren itu diasuh oleh Kyai Muchyidin Abdushomad yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Jember. Dalam sambutannya Prabowo mengatakan akan memperjuangkan visi misinya jika dia menjadi presiden nanti. "Saya jugab tetap akan mencalonkan presiden lewat Gerindra, soal adanya capres lain itu tidak masalah," kata Prabowo. Namun demikian agaknya kunjungan ke Pondok Pesantren An Nuris itu merupakan kunjungan terakhir di Jember dan batal untuk berkunjung ke Pondok Pesantren Al Qodiri. Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Jember Suhardjito saat dikonfirmasi soal batalnya kunjungan Prabowo ke Ponpes Al Qodiri, ponselnya tidak aktif. Namun dalam wawancara beberapa jam sebelumnya, dia mengaku memastikan datang ke Ponpes Al Qodiri meski pada akhirnya batal juga. (p julaitmoko)


Istri Kiai Ditebas Santrinya

JEMBER- Tragedi berdarah kembali terulang. Kali ini menimpa keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Faizin Dusun Ulu Desa Suren Kecamatan Ledokombo, lusa malam. Istri pengasuh ponpes yang bernama Mardiyah (39) mengalami luka bacok disebagian tubuhnya. Bahkan, tulang tangan kanan korban nyaris putus setelah diparang santri yang mondok ditempat itui. Hingga kini, kasus tersebut masih belum diketahui secara pasti apa motif yang melatarbelakangi santri itu berbuat kalap. Bahkan, dalam tragedi itu tak hanya membawa satu korban luka parah, namun ada satu santri yang bernama Bahri (20) warga warga Desa Suren Kecamatan Ledokombo juga mengalami nasib serupa seperti Mardiyah.
Dalam tragedi itu, Mardiyah mengalami luka serius dibagian hidung, kepala, tangan dan pelipis serta tulang tangan kanan nyaris putus. Luka parah itu dialami Mardiyah setelah diparang oleh Bahar Mario.
Ketika itu, Mardiyah bermaksud melerai perselisihan antara Bahar dan Bahri. Sebagai, orangtua diponpes itu, Mardiyah tidak ingin ditempatnya ada keributan. Namun, usaha yang dilakukan Mardiyah untuk meredam perselisihan santrinya itu malah membawa petaka. Mardiyah terkena sabetan parang yang disabet sabetkan oleh Bahar. Sabetan itulah yang mengakibatkan tubuh Mardiyah seperti disayat sayat.
Dalam kondisi luka parah itu, Mardiyah berusah meninggalkan lokasi berdarah itu. Akhirnya, Mardiyah ditolong oleh warga sekitar dengan kondisi tubuh berlumuran darah. Bahkan, di tempat kejadian perkara masih terlihat jelas darah mengering didinding tembok dan lantai.
Aksi itu terjadi menurut informasi Memo yang di gali di lokasi menyebutkan, sekitar pukul 20.30, terjadi perselisihan antara Bahar Mario dengan Bahri. Perselisihan itu diduga dipicu oleh ulah Bahri. Ketika itu Bahri menghampiri Bahar diruang tamu.
Entah karena apa Bahri langsung memukul leher belakang Bahar. Pukulan yang diayunkan oleh Bahri membuat Bahar mengeluh kesakitan. Dalam kondisi menahan sakit itu Bahar bak orang kemasukan setan langsung mareh besar. Parang yang ada didekatnya langsung diraih dan diayunkan ke tubuh Bahar.
Akibat ayunan parang itu, Bahri mengalami luka. Karena luka tersebut rintihan Bahri terdengar Mardiyah. Saat itu juga, Mardiyah mendatangi asal suara keributan tersebut. Belum sampai mendekat, Mardiyah langsung diserang oleh Bahar. Tentu saja serangan yang datangnya secara mendadak itu, tak mampu dihindari Mardiyah.
Sabetan parang dengan membabi buta itu yang dilakukan oleh Bahar mengakibatkan Mardiyah dan Bahri terluka. Karena dalam kondisi terdesak, Mardiyah dan Bahri memilih kabur menyelamatkan diri. Untung, teriakan mitna tolong kedua korban ini mampu didengar warga setempat.
Korban langsung diselamatkan dan dilarikan ke RSUD dr Subandi Jember. Kini korban tengah mendapatkan peanngganan serius diruang oservasi UGD setempat. Pada tragedi berdarah itu Mardiyah yang mengalami luka paling serius. Meski, Bahri juga mengalami luka tapi tak separah yang dialami Mardiyah.
Saat itu juga, Bahar diamankan di Polsek Ledokombo. Kini kasus itu tengah ditangani Polsek Ledokombo dengan barang bukti parang, lampu senter dan baju yang berlumuran darah. "Kami masih memeriksa tersangka. Apa yang melatar belakangi terjadinya pembacokan itu belum kami diketahui," kata Kapolsek Ledokombo AKP Bambang Poerwo, kemarin. Dalam kasus ini, pihaknya akan memadukan keterangan antara pelaku dan korban. Selain itu juga akan meminta keterangan saksi yang lain untuk mengungkap motif dibalik kasus pembacokan ini. (p juliatmoko)


Divonis 4 Bulan, Dosen Unibo Langsung Nangis

BONDOWOSO - Pengadilan Negeri (PN) Bondowoso akhirnya menjatuhklan vonis pada Dosen Fakultas Pertanian Uneversitas Bondowoso (Unibo) Adi Ismanto selama 4 bulan penjara. Selain itu terpidana juga dipotong masa tahan 3 bulan karena terbukti dengan meyakinkan bahwa terpidana telah melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap Vidhya yang juga putri mantan Wakapolres Bondowoso Kombes Polisi Djoko Soesetyo.
Vonis tersebut nampaknya lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ruslaili Purba yang menuntut 1 tahun penjara. Meski demikian, terpidana setelah hakim yang diketuai oleh Sudiatna usai ketuk palu, langsung menangis dan keluar dari ruang sidang dalam keadan jongkok. Akibatnya, sejumlah wartawan dan keluarga korban serta sejumlah pengunjung yang datang menertawainya. Bahkan, salah seorang jaksa sempat meminta hendaknya dia tidak menangis di depan umum.Dalam amar putusan yang dibacakan oleh majlis Hakim, Adi Ismanto telah melanggar pasal 351 tentang penganiayaan yang mengakibatkan Vidhya, memar dipipi kirinya. Atas vonis tersebut Adi menerima dan tidak melakukan upayan banding. Sementara itu, orang tua korban Kombes Polisi (Purn) Djoko Soesetyo, juga menerima atas putusan tersebut. "Itu memang pantas bagi orang yang suka ringan tangan," kata Kombes Polisi (Purn) Djoko Soesetyo, kemarin.Namun demikian, pihak keluarga korban masih berencana untuk melakukan tuntun lagi terhadap Adi Ismanto, karena ada beberapa pelanggaran pidana yang harus dipertanggung jawabkan oleh terpidana. "Mungkin menjelang dia bebas dari penjara saya akan melaporkan lagi kasus pidana yang lain," ujarnya. Kasus penganiayaan tersebut dilakukan oleh terpidan terhadap korban pad saat korban baru pulang dari Surabaya. Korban ditampar oleh terdakwa dan menyebabkan korban mengalami kesakitan dan terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Korban kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolres Bondowoso. Kasus tersebut lalu ditindaklanjuti polisi dengan melakukan pemeriksaan terhadap korban dan terpidana. Akhirnya setelah berkasnya sempurna polisi menyerahkannya ke Kejaksan dan kemudian disidang di PN Bondowoso. Terpidana lalu ditahan. Terpisah, tetangga Adi Ismanto di Kelurahan Kademangan juga menyatakan bahwa terpidana memang tergolong orang yang bertempramen tinggi dan tidak mau bermasyrakat. Bahkan apabila melihat istrinya keluar rumah Ismanto tidak segan-segan menyeret istrinya dari jalan sampai dirumahnya."saya hanya kasihan melihat bu Sri, karena tidak bisa berkomunikasi dengan tetangga yang lain" kata warga yang tidak ingin disebutkan namanya itu. (p juliatmoko)


Caleg DPR RI Fatahillah Ramli
Sosialisasi Contreng Hingga Blusukan ke Pasar Tanjung

JEMBER - Ada cara jitu yang bisa dilakukan caleg untuk mendulang suara. Salah satunya dilakukan calon legislatif DPR RI Dapil IV Jember-Lumajang nomor urut 2 dari Partai Golkar Fatahillah Ramli. Pria kelahiran Madura yang juga Sekretaris Jenderal (sekjen) Badan Pengembangan Kelompok Profesi Masyarakat (BPKPM) Pusat ini melakukan pendekatan kepada basis Partai Golkar dan masyarakat umum. "Saat ini masih banyak masyarakat calon pemilih yang salah cara dalam melakukan cobolosan. Saya tidak ingin itu, makanya pada kader Golkar Jember-Lumajang saya berikan pengetahuan yang benar, salah satunya juga pada warga di Pasar Tanjung," kata Fatahillah Ramli, kemarin. Didampingi Ketua DPRD Partai Golkar Jember Yantit Budihartono dan Satgas Golkar serta Tim Suksesnya, kedatangan Fatahillah disambut meriah di pasar induk terbesar Jember itu. "Oh, begitu ya caranya memilihnya, ternyata mudah sekali menemukan dan memilih pak Fatah," ujar salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Tanjung yang sudah memahami cara memilih setelah diberi penjelasan Fatahillah. Menurut dia, dipastikan tata cara memilih caleg itu baru pertama kali dilakukan. Sebab dengan kertas suara yang hampir mirip dengan kertas suara aslinya, Fatahillah menunjukkan ulai dari cara membuka kertas suara hingga sampai mencontreng namanya. "Saya yakin ini pertama kali di Indonesia, saya beber contoh kertas suara pada warga mirip aslinya dan nama dalam dapil saya juga ditunjukkan," kata Fatahillah yang optimis bisa duduk di DPR RI ini. Sejauh ini, dia sudah melakukan pendekatan pada warga Jember-Lumajang dengan membangun komunitas komunikasi murah diseluruah lapisan masyarakat dengan menggandeng salah satu perusahaan seluler Esia. Selian itu dia menyalurkan kredit usaha rakyat yang secara langsung bisa dirasakan penerimanya. "Orang sakit pun di Sumber Jamber Jember juga kita beri bantuan, ini salah satu bentuk kerja riil kita dan Golkar agar bisa dipercaya masyarakat" ujarnya. (*)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter