Selasa, 24 Februari 2009


Ribuan BKS SD Jiplakan Kurikulum Lama Beredar Luas
Dindik dan Dosen Unej Diduga Terlibat


JEMBER- Ribuan siswa sekolah dasar jadi korban kurikulum pembelajaran. Itu menyusul temuan Asosiasi Penerbit, Pedagang, dan Pengusaha Kecil (AP3K) Jember yang menyebutkan adanya ribuan buku kerja siswa (BKS) untuk siswa SD ternyata palsu alias jiplakan. BKS yang asli dikekuarkan oleh salah satu penerbit asal Surabaya dengan menggunakan kurikulum terbaru tahun ini. Seluruh isi pembelajaran siswa itu teryata dijiplak penuh bukan oleh penerbit namun mengatasnamakan BKS Jember Intelektual dan Bermutu (Jitu). Pada BKS Jitu itu ditemukan pada buku mata pelajaran Matematika dan PPKn. BKS Jitu itu ternyata masih menggunakan kurikulum lama tahun 2006 lalu.
"Kita melihat ada kasus penjiplakan dalam BKS ini dan jelas melanggar undang-undag hak cipta," kata Ketua AP3K Jember E Raharjo, kemarin. Dalam BKS Jitu itu diduga kuat juga melibatkan petinggi Dinas Pendidikan Jember dan dosen Universitas Jember. Mereka antara lain Kepala Bagian TK/SD Jumari yang dalam Buku Jitu sebagai Tim Penyusun dan Konsultannya yakni Hobri salah satu dosen FKIP Universitas Jember.
"Dalam penyelidikan kami tidak hanya BKS Matematika dan PPKn, namun juga ada BKS mata pelajaran lain. Itu jelas merugikan asosiasi penerbit dan siswa," katanya. Dengan munculnya BKS Jitu yang ditengarai disusun oleh Tim Kabupaten Jember itu bisa menurunkan omset penerbit dari 40 persen hingga 80 persen. Selain itu dampaknya juga membuka peluang mark up atau penyimpangan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD. Apalagi menurut dia dalam BKS Jitu tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena tidak memuat daftar pustaka seperti BKS penerbit pada umumnya. "BKS Jitu ini kita temukan sejak 1 semester ini dan akibatnya penerbit lainnya terpaksa menjual ke sekolah-sekolah swasta dan madrash ibtidaiyah," Namun demikian kasus ini masih belum dilaporkan ke pihak kepolisian sebab AP3K Jember menyerahkan tuntuan atau pelaporan itu pada pihak penerbit.
Dikonfirmasi persoalan itu, Kepala Dinas Pendidikan Jember Achmad Sudiyono bungkam dan melemparkan kepada Kepala Bidang TK/SD Jumari. Namun saat akan ditemui di kantornya, Jumari mengaku masih berada di Kecamatan Kalisat. "Sudah sejak awal saya mewanti-wanti agar penyusunan BKS itu sesuai aturan. Kini sudah muncul persoalan dan kita sedang mengusut ini dan mencari siapa dalangnya," kata Jumari dengan nada tinggi. Dia juga mengatakan kalau sebelum penyusunan BKS Jitu itu dirinya pernah disodori oleh Tim Penyusun untuk mengkoreksi, namun tidak ada hasilnya. "Saya punya atasan untuk mempertanggungjawabkan sebagai tim penyusun. Itu yang saya sesalkan sampai saat ini hingga bisa muncul bentuk seperti BKS Jitu," kilahnya. Soal penarikan BKS Jitu tersebut, Jumari belum ada rencana namun pihaknya berjanji akan menuntaskan persoalan itu agar tidak mengorbankan pembelajaran ribuan siswa SD. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter