Selasa, 31 Maret 2009


Japer dan Caleg PAN Bakar "DPT" !!!

JEMBER- Kekacauan dan manipulasi daftar pemilih tetap tetap tak terhindarkan dan memancing emoi warga. Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember dan seorang caleg PAN Sudarsono mendemo kantor Bapenduk dan KPU Jember. Dalam aksinya mereka membakar simbol DPT sebagai bentuk ancaman dalam pemilu tahun ini. "Ada indikasi KPU telah sengaja menghilangkan hak pilih warga," timpal Sekretaris Japer Jember Kustiono Musri, kemarin. Dia juga menuding validasi data yang dilakukan KPUD dan Bpenduk tidak dapat memberika kejelasan DPT. Salah satunya ditunjukkand engan banyaknya temuan nama ganda, hak pilih belum cukup umur, orang meninggal dunia masuk DPT, serta lainnya. "Ini jelas ada kesengajaan sistematis untuk merekayasa penggelembungan suara salah satunya membuat DPT semrawut, saya kira ada pelanggaran lain yang juga dilakukan penyelenggara pemilu itu," tandas Sudarsono. Japer juga mendesak agar badan keuangan melakukan audit penggunaan dana validasi DPT yang tidak membuahkan hasil memuaskan warga. Di Kantor Bapenduk mereka ditemui Kabid Informasi dan Data Penduduk Syaiful Bahri yang menyatakan, pihaknya hanya menyerahkan DP4 yang kemudian divalidasi sendiri oleh KPUD. Dalam aksi unjuk rasa di Kantor KPUD itu nyaris berujung ricuh. Pendemo emosi karena tidak ditemui anggota KPUD Jember satupun, mereka langsung menerobos pintu gerbang KPU menuju ke ruang ketua. Di tempat itu, mereka hanya ditemui oleh salah satu anggota KPU Kabupaten Jember Supandri. Aksi mereka semakin memanas ketika anggota KPUD Divisi Pemutakhiran Data, Hanan Kukuh Ratmono yang datang menemui mereka. Tidak puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Hanan, salah
satu peserta aksi sempat melayangkan sebuah jap ke arah anggota KPU tadi. Beruntung tidak mengenai muka Hanan Kukuh sebab petugas kepolisian sigap menghalangi aksi itu. Sedangkan Hanan Kukuh Ratmono menyatakan, pemutakhiran data pemilih hingga kini masih terus dilakukan oleh KPU meski tanpa ada protes pemantau pemilu dari Japer. "Peraturan KPU pusat sudah turun dan ada waktu sampai H-1 sebelum pemilu bagi kami untuk melakukan validasi DPT. Kalau ada yang tidak sesuai ya kita coret, beres kan...," tandas Hanan Kukuh. Selain itu, validasi juga dibantu oleh PPS dan PPK sampai ketingkat paling bawah. (p juliatmoko)


Perampok Spesialis Nasabah Bank Diriungkus
Beroperasi di 19 TKP, Omset Rp 1,2 Miliar

JEMBER- Nasabah bank kini boleh agak tenang. Pasalnya Polres Jember kemarin berhasil meringkus sindikat perampok kelas kakap spesialis nasabah bank. Para tersangka itu yakni M Imron warga Blitar, M Mujur warga Malang dan Iwan Adityawan warga Nganjuk. Kapolres Jember AKBP Nasri saat gelar perkara dan barang bukti di kantornya menerangkan, modus operandi yang dilakukan tiga tersangka itu cukup rapi."Satu orang memantau nasabah yang mengambil uang di kantor bank, sedangkan dua lainnya menunggu untuk mendapatkan korban," kata AKBP Nasri,kemarin. Selanjutnya, kata dia setelah nasabah bank sudah mengambil uang cash, tersangka kemudian dengan pura-pura meletakkan sandal di jalanyang sudah dipasngi paku tajam. Saat lokasi yang sudah ditentukan seperti trafick light, maka ban kendaraan korban yang sudah kempes dihampirinya. "Mereka langsung merampok uang dan tidak segan untuk mengancam membunuh korban jika tidak menyerahkan uang yang diambil dari bank. Sedikitnya itu sudah mereka lakukan di 19 tempat kejadian perkara yang semuanya kota Jember, dua TKP lainnya ada di Banyuwangi," ujarmantan Kapolres Surabaya Selatan ini.
Sedangkan kerugian korban hasil perampokan ditaksir mencapai Rpo 1,2 miliar. Untuk barang bukti yangdiamankan antara lain, mobil Avanza rental nopol B 1329 OQ, sepeda motor Scorpion plat nomor AG 5808 KS, 13 slip setoran sejumlah bank, kunciT, 11 buah paku tajam, sebilah pisau dan celurit serta 4 ponsel. Dia menambahkan, penangkapan tiga tersangka itu saat mereka makan di warungikan bakar Kahyangan. Mereka dibuntuti setelah menerima laporan dari satpam Bank Jatim tentang gerak-gerik mereka yang mencurigakan. Parapelaku dijerat dengan pasal 365 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara. AKBP Nasri menambahkan, dari keterangan tersangka,pihaknya masih terus mengincar sindikat diatasnya yang lebih besar. "Ada dua kelompok lagi yang masih kami incar," katanya. Sedangkan
berdasarkan pengakuan salah seorang tersangka, M Imron mengakui dalam operasi perampokan itu dia lakukan sangat rapi. Selain itu dirinyamengincar nasabah bank yang cukup "basah" diantaranya etnis Tionghoa. "Hasil rampokan kita bagi bertiga," kata M Imron. (p juliatmoko)

Virus Flu Burung Serang Gebang
Ratusan Ayam Mati Mendadak

JEMBER- Virus flu burung diduga telah menyerang lingkungan Gebang Poreng Kecamatan Patrang. Itu tampak pada ayam kampung peliharaanwarga disana yang mati mendadak dalam sepekan terakhir. Sayangnya meski kasus itu sudah dilaporkan, namun belum ada respon dari dinasterkait. Salah seorang warga, Atik mengatakan, di sekitar rumahnya saja diperkirakan ayam yang mati mencapai lebih dari 50 ekor. Kalauditotal dengan ayam yang mati di daerah lain, jumlahnya bahkan bisa mencapai ratusan ekor. "Padahal kondisi ayamnya sehat saja, tidak tampakngiler seperti kena flu burung. Tapi ketika diberi makan sore, langsung paginya sudah mati," kata Atik, kemarin. Beruntung tidak ada wargayang tertular akibat unggas yang kena flu burung tersebut. Dia menambahkan, baru kemarin warga melaporkan ke ketua rukun warga agar DinasPeternakan dan Dinas Kesehatan turun tangan. Namun karena tidak sabar dan tidak berhasilo menemukan lokasi ayam yang mati itu, akhirnyapetugas tak jadi mendatanginya. Ayam-ayam yang mati itu kemudian oleh warga ada yang sebagian dibakar sendiri di pekarangan rumah dekatkandang. Selain itu juga ad ayang langsung dibuang ke sungai Jompo yang letaknya tidak jauh dari pemukiman warga.Terpisah, Kepala DinasPeternakan Jember Dalhar saat dikontak melalui ponselnya mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya ayam-ayam yang mati mendadak darikalangan wartawan."Wah, nanti kita turunkan tim dan dilakukan langkah-langkah survei untuk sterilisasi kandang ayam," janji Dalhar. Dia juga
mengatakan akan terus memantai lokasi tersebut selama dua minggu. "Jika masih ada ayam yang mati, maka bisa jadi itu kena flu burung dan unggas disana harus dimusnahkan agar tidak menyebar," katanya. (p juliatmoko)


Belasan Balita Keracunan Nasi Bungkus
Usai Kampanye PKS

JEMBER - Kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merenggut korban. Sekitar 18 warga usai ikut kampanye di Lapangan Kecamatan Gumukmas pada Minggu (29/3) petang terpaksa dilarikan ke Puskesmas setempat karena keracunan. Diduga kuat warga yang didominasi balita itu keracunan setelah melahap nasi bungkus yang dibagikan kader PKS saat kampanye.
Menurut ibu korban, Sumiarsih warga Desa Ngetean Gumukmas mengatakan anaknya yang bernama Ahmad Maulana Sidig umur setahun tiba-tiba saja mengalami muntah dan mencret setelah makan nasi bungkus dalam kampanye. "Saat itu makan nasi sekitar sekitar jam 3 sore pas kampanye PKS, setelah itu muntah, badan lemas dan mencret," kata Sumiarsih pada SI saat berada di Puskesmas Gumukmas, kemarin. Tidak ingin kondisi kesehatan makin parah, dia langsung membawanya ke Puskesmas Gumukmas untuk diberi infus. Makanan nasi bungkus itu katanya berupa nasi putih dengan lauk pauk berupa ikan ayam. Dari pantauan, para korban masih yang menjalani rawat inap ada tiga balita. Sedangkan 16 warga lainnya sudah dipulangkan. "Yang ikut keracunan saat itu banyak, mas. Ada yang kebagian dan tidak," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Asih warga Kecamatan Gumukmas yang ponakannya yakni Puput umur 2 tahun. Kemarin kondisinya sudah agak mendingan namun pada lengan kanannya masih tersuntik infus. "Pada pagi kemarin masih muntah-muntah lagi. Setelah makan nasi, masih muntah lagi. Saat kampanye ibunya yang membawa dan ikut naik kereta kelinci gratis yang saat itu dikasih makan dari piring," kata Asih.
Sedangkan Kepala Puskesmas Gumukmas dr Erlina Hadi mengatakan, saat pasien datang gejalanya merasa ada keluhan mencret, muntah dan pusing. "Dugaan karena makanan, tapi yang pastinya kita belum tahu. Ada sampel berupa muntah dari korban dan makanan dari tempat memasak sudah dicek ke laboratorium," kata dr Erlina Hadi. Menurutnya jumlah pasien antara lain 3 orang dewasa dan 15 anak balita. "Tidak ada yang parah, sebab pengobatan dan perawatan sudah diberikan infus. Tiap pasien kita beri dua sampai tiga kantong infus," katanya. Dia menambahkan, 16 orang pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang karena sudah agak mendingan," katanya.
Sedangkan caleg PKS Jember di Dapil 6 selaku panitia kampanye, Nur Hasan mengatakan, kejadian sebenrnya dia tidak tahu persis. "Pembagian konsumsi saat itu ada 3.000 paket. Ada 700 piring dan 2.300 nasi bungkus dengan lauk ayam dan telur," kata Nur Hasan. Selain itu, yang kena dugaan keracunan ada 17 dan dari 700 piring yang dibagikan hanya ada 1 korban saja. "Sebenarnya tidak hany satu titik, tapi dari Kencong, Gumukmas, Puger dan Jombang. Dugaan sementara masih belum tahu, kita masih menunggu hasil tes laboratorium Dinkes," ujarnya. Dia sendiri juga tidak ingin timbul konflik pasca kejadian itu."Karena ibu ikut maka anaknya juga ikut. Intinya ada 200 orang dari 4 kecamatan, dibagi petugas lapangan dan yang kena warga dari satu titik saja yakni desa perbatasan Gumukmas," katanya.Sementara Sekretaris DPD PKS Jember Sudiyanto menyatakan, pihaknya bertanggungjawab dengan menanggung seluruh biaya pengobatan warga di Puskesmas Gumukmas. "Kita masih menunggu laporan dari Dinkes soal penyebab keracunan. PKS juga membentuk tim investigasi untuk menelusuri penyebab keracunan itu," kata Sudiyanto. Soal pelibatan anak-anak dalam kampanye PKS, dirinya mengaku diluar kemampuannya sebab sebelumnya orang tua sudah diingatkan agar tidak membawa anak-anaknya.Terpisah, Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, soal kasus dugaan keracunan itu pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada Polres Jember. "Kita sudah tahu itu, tapi soal kaus keracunan sudah ditangani polisi. Yang kita tangani soal laporan pelanggaran saja," kata Agung Purwanto. (p juliatmoko)


Polisi Selidiki Dua Caleg PKS

JEMBER-Kepolisian Resor Jember akhirnya menindaklanjuti kasus kampanye PKS yang berbuntut keracunan balita di Kecamatan Gumukmas,Kapolres Jember AKBP Nasri menyatakan, pihaknya sudah memanggil dua caleg PKS yang diduga mengetahui asal-muasal makanan nasi bungkus yangdibagikan saat kampanye. Dua orang yang diperiksa itu yakni Nur Hasan yang juga ketua panitia yang juga calon anggota legislatif nomor urut 1Daerah Pemilihan IV dan Hisbullah Huda caleg nomor 2 dapil yang sama. "Kami masih melakukan penyelidikan dengan koordinasi bersama DinasKesehatan untuk mengetahui penyebab keracunan," kata AKBP Nasri, kemarin. Korban menurutnya diduga kuat sebelum keracunan, makan tempe, mi,
dan ayam. "Kami belum melihat adanya unsur kesengajaan dalam insiden keracunan atau kelalaian panitia, polisi masih terus melakukanpendalaman," katanya. Sedangkan Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, soal pelibatan balita dalam PKS masih belum ada laporan."Kalau untuk kasus keracunan kita serahkan sepenuhnya ke polisi," kata Agung Purwanto. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter