Minggu, 15 Maret 2009


Magma Semeru Yang Terus Menderu
Aktivitas Vulkanik Semeru Masih Fluktuatif

LUMAJANG- Sepuluh hari selama penetapan status siaga Gunung Semeru masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang tidak mudah diprediksi. Bahkan aktivitas gunung tertinggi di Pulai Jawa ini cenderung fluktuatif. Ketua Tim Tanggap Darurat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Agus Budiyanto yang terus memantau Gunung Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipuro mengatakan, kemarin telah terjadi 13 gempa letusan
yang sebenarnya aktivitas itu dibawah normal.
"Pada Minggu ini Semeru hanya mengeluarkan 13 gempa letusan, aktivitas gempa letusan ini mengkhawatirkan karena dibawah normal yang biasanya minimal 90 gempa letusan per hari," kata Agus Budianto, kemarin. Dengan begitu, maka bisa jadi Gunung Semeru tersebut aktivitas gempanya terhambat oleh material vulkanik dibibnir kawah. Jika enegri besar dikeluarkan dalam perut gunung, maka bisa terjadi letusan dahsyat. "Pola aktivitas vulkaniknya saat ini fluktuasi dan kita akan memantaunya sampai sebulan kedepan. Saat ini masih status siaga untuk mengansitipasi akumulasi energi dalam Gunung Semeru," katanya. Selain itu, kemarin pagi gunung yang memiliki puncak tertinggi Mahameru ini pada pukul 06.10 WIB mengeluarkan asap letusan setinggi 500 meter berupa abu letusan. Bbeerapa hari sebelumnya, letusan asap bisa mencapai 800 meer. "Angin tidak kencang, mungkin radius yang terkena abu Semeru bisa mencapai 10 km dari lokasi gunung," ujarnya.
Gunung Semeru dalam tiga hari ini juga mulai terbentuk kubah lava tepatnya di puncak Joggring Saloko. Kubah lava baru itu muncul karena tekanan magma yang berada di perut gunung. Tekanan yang cukup tinggi itu akhirnya mendorong sumbatan material vulaknik hampir ke bibir kawah. Namun demikian, kubah lava baru itu belum bisa dilihat secara visual dari Pos Pantau Gunung Sawur.
Sedangkan Ketua Harian Satlak PBP Lumajang Wisu Wasono Adi mengatakan, pihak vulaknologi meminta pada warga di lereng Gunung Semeru antara lain warga yang berada di aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang dan Besuk Kembar untuk meningkatkan kewaspadaanya. Sebab guguran lava pijar serta awan panas dimungkinkan melewati ke tiga sungai jika Semeru sewaktu-waktu "batuk". "Dua desa yang memiliki jarak kurang lebih 9 Km dari puncak Gunung Semeru itu sudah kami minta meningkatkan kewaspadaannya, tapi ingat jangan panik sebab kami akan memandu lewat koordinasi perangkat kecamatan hingga desa jika terjadi kondisi darurat," kata Wisu Wasono Adi. (p juliatmoko)


Siaga Gunung Semeru
BPBN Minta Pemkab Lakukan Simulasi Bencana

LUMAJANG- Status siaga dan aktivitas vulkanik Gunung Semeru ternyata mendapat perhatian serius dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemarin, presiden menurunkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) untuk meninjau persiapan penanggulangan dini jika terjadi bencana pada gunung tertinggi di Pulai Jawa itu. Pihak Pemkab Lumajang juga diminta oleh BPBN agar memberikan simulasi dan memberikan sosialisasi sebagai bentuk tanggap darurat penanganan bencana. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Samsul Muarif disela-sela rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana Semeru di Pendopo Kabupaten mengatakan, pihaknya meminta agar Bupati Lumajang Syuahrazad Masdar memegang kontrol kesiapan penanganan jika Gunung Semeru benar-benar meletus dan menyebabkan bencana.
"Bencana Gunung Semeru harus dipersiapkan sejak dini, makanya perlu segera dilakukan sosialisasi ke masyarakat agar tahu tindakan dini yang dilakukan ketika Semeru meletus," kata Samsul Muarif, kemarin. Dia juga menambahkan, pihak Pemkab Lumajang diminta agar menyiapkan segala perlengkapan penanggulangan bencana sekaligus peralatan kelancaran komunikasi.
"Kalau perlu lakukan simulasi penanganan bencana bagi warga lereng Semeru.
Saat ini kita melihat banyak kekurangan penanganan bencana Semeru, seperti peralatan SAR yang tidak layak serta peralatan Pos Pantau Gunung Semeru yang tidak maksimal mengetahui secara dini bencana yang akan muncul," ujarnya. Pihaknya juga meminta agar personel TNI/Polri serta pengusaha dilibatkan dalam penaggulangan bencana dini oleh Pemkab Lumajang dan pihaknya mengaku siap membantu kebutuhan Pemkab Lumajang dan Pemprov Jawa Timur.
Sebelumnya peningkatan status Gunung Semeru ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 6 Maret 2009 pukul 14:00 WIB yakni dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III. Dua hari sejak status Siaga, aktivitas vulkanik gunung dengan puncak tertingginya Mahameru setinggi 3676 meter diatas permukaan laut itu cukup tinggi. PVMG mencatat telah terjadi gempa tremor secara menerus dengan amplituda maksimum 10 mm dan diiringi oleh terdengarnya suara dentuman letusan pada pukul 00:10:28 WIB. Suara mirip ledakan itu sampai terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur dengan amplituda Gempa Tremor Letusan saat itu menunjukan overscale yang berlangsung hingga pukul 03:15:57 WIB.
Sedangkan
Ketua Harian Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Lumajang, Wisu Wasono Adi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan
43 ribu masker yang sudah ditempatkan ditiap puskesmas di Lumajang. Masker itu gratis untuk dimanfaatkan warga disana yang terkena dampak langsung abu Gunung Semeru untuk mencegah penyakit Ispa (infeksi saluran pernafasan atas) maupun iritasi. "Kami minta masyarakat mewaspadai guyuran hujan abu vulkanik Semeru, sebab daerah yang paling rawan dengan bencana yang ditimbulkan Gunung Semeru sebanyak 5 kecamatan yakni, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe dan Senduro," kata Wisu Wasono Adi. Pihaknya juga menyiapkan tempat-tempat pengungsian antaa lain di balai desa, balai dusun dan sekolah yang bisa digunakan warga apabila Gunung Semeru itu mengamuk dan terjadi letusan dahsyat. "Kita tetap berharap agar Warga tidak terlalu panik jika Semeru terus meningkat, pokoknya tunggu perintah dari perangkat desa setempat jika ada kondisi darurat," ujarnya. (p juliatmoko)


Siaga Gunung Semeru
Belum Ada Kubah Lava Baru

LUMAJANG - Pemantauan terhadap status Siaga Gunung Semeru terus dilakukan, bahkan kini makin diintensifkan. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung
, Surono mengatakan, sejak lima hari berjalan status siaga tetap diberlakukan dan belum ada rencana menurunkan status. Dalam pantauan secara visual kemarin, Surono menyatakan di puncak Gunung Semeru masih belum atau tiadk ada kubah lava baru yang bisa terpantau. "Kubah lava dalam aktivitas vulkanin Smeru tidak atau belum ada berdasarkan pantauan secara visual," kata Surono saat dihubungi SINDO, tadi malam.
Dia juga memaparkan, dari catatan seismograf di Pos Pantau Gunung Sawur, aktivitas vulkanik Gunung Semeru kemarin sejak pukul 12.00 sampai pukul 18.00 WIB terdapat 12 kali gempa letusan maksimal 1 sampai 9 mm, juga terdapat 2 kali gempa tektonik maksimal 12 sampai 17 mm dengan durasi waktu 58 sampai 74 detik. Sedangkan untuk pengamatan visual, cuaca menunjukkan terang, angin tenang, suhu udara 26 derajat celcius dan terkadang hujan dan pemantauan terhalang kabut tebal.
"Kesimpulannya Gunung Semeru masih tetap Siaga dan kita minta warga waspada dan tidak panik," katanya. Sedangkan Sekretaris Satlak PBP Pemkab Lumajang A Zainul mengatakan, sejauh ini pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih belum menunjukkan hal-hal yang dapat mengkhawatirkan untuk terjadinya bencana letusan gunung merapi tertinggi di Pulau Jawa tersebut. "Sama seperti sebelumnya, belum ada yang signifikan. Tapi tetap dalam pentauan serius," kata A Zainul.
Sebelumnya peningkatan status Gunung Semeru ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 6 Maret 2009 pukul 14:00 WIB yakni dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III.
Dua hari sejak status Siaga, aktivitas vulkanik gunung dengan puncak tertingginya Mahameru setinggi 3676 meter diatas permukaan laut itu cukup tinggi. PVMG mencatat telah terjadi gempa tremor secara menerus dengan amplituda maksimum 10 mm dan diiringi oleh terdengarnya suara dentuman letusan pada pukul 00:10:28 WIB. Suara mirip ledakan itu sampai terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur dengan amplituda Gempa Tremor Letusan saat itu menunjukan overscale yang berlangsung hingga pukul 03:15:57 WIB. Menurut Surono, karakter umum letusan Gunung Semeru yakni mmeiliki letusan abu diikuti semburan lava pijar dan pertumbuhan kubah. Letusannya berlangsung dengan interval letusan 20 – 30 menit dalam kondisi waspada Level II. Sementara dampak bahaya tumpukan material abu letusan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Puncak Semeru dapat menimbulkan ancaman bahaya lahar di musim penghujan yang masih berlangsung seperti saat ini.
Sementara Bupati Lumajang Syahrazad Masdar menyatakan, perkembangan terakhir aktivitas vulkanik Gunung Semeru dalam keadaan membaik. "Kita tetap meminta warga di sekitar Semeru untuk tenang," kata Syahrazad Masdar. Terkait dengan status Semeru, dia menyerahkan sepenuhnya pada tim PVMBG Bandung yang sudah menurunkan dua personil untuk pemantauan intensifnya. "Status masih siaga dan sedang aktivitas vulkani sedang dipelajari untuk turun mennadi status waspada," ujarnya. Soal antisipasi terburuk, kata dia Pemkab Lumajang sudah menyatakan siap dengan semua keperluan diantaranya untuk pengungsian dan logistik darurat bencana. "Tapi sampai sekarang masih belum dipergunakan sebab warga disekitar Smeru masih belum memerlukannya," katanya. (p juliatmoko)


Warga Segel Pintu Masuk Tambang Mangan
"Penutupan Tambang Harga Mati !!! "

JEMBER - Penutupan dan desakan pencabutan izin tambang mangan diDesa Pace Kecamatan Silo agaknya menjadi sebuah harga mati bagi warga sekitar. Bersama nahdliyin melalui Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (GNKLH PCNU) Jember, puluhan warga, kyai dan tokoh masyarakat akhirnya menyegel pintu masih menuju tambang, Sabtu (14/3). Penyegelan itu dilakukan dengan melakukan aksi demo ratusan warga yang sebelumnya menggelar istighosah di Masjid Istiqlal Desa Pace. Warga juga melakukan teaterikal dengan membuat semacam kuburan dengan batu nisan bertuliskan "Langkahi mayat kami jika mau tambang Silo". Salah seorang warga, Syaifuddin menyesalkan kebijakan Bupati Jem,ber MZA Djalal yang pada akhirnya menerbitkan izin pertambangan mangan itu. Selain itu, dalam pertemuan dengan ulama beberapa waktu lalu, bupati sempat menjanjikan tidak akan memberikan izin pertambangan. "Kami terus dijanjikan tanpa ada bukti, bupati jangan hanya berani ngomong. Kami lelah dengan penundaan. Cabut segera izin tambang sebab penolakan tambang adalah harga mati bagi kami," kata Syaifuddin, ketika berorasi. Dalam istighosah itu ratusan warga juga membubuhkan tanda tangan kesepakatan penolakan tambang mangan tersebut. Warga juga tidak ketinggalan Sedangkan ulama Kecamatan Silo yakni KH Imam Qarumaen yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah menegaskan, pertambangan mangan di Silo tidak akan menambah manfaat, namun bisa menjadi potensi bencana alam. "Kita tidak ingin bencana banjir serupa terjadi di Silo. Biarkan petani disini berkebun dan bercocok tanam, tanpa ada pertambangan mangan," kata KH Imam Qarumaen yang didampingi Imam Ali Wafa Ketua NU Kecamatan Silo.
Sementara Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (GNKLH PCNU) Jember Abdul Qodim Manembojo menyatakan, penerbitan izin pertambangan mangan di Kecamatan Silo itu terbukti cacat hukum dan tidak prosedural. "Di Silo sama sekali tidak cocok untuk tambang, lebih baik untuk pertanian dan agrobisnis," kata Abdul Qodim Manumbojo. Dia juga mendesak agar bupati segera mencabut izin tambang tersebut. "Pada prinsipnya tambang itu harga mati harus dicabut. Saya yakin Bupati punya mata, telinga, dan hati nurani, kalau itu dia tak punya, maka dia tak akan mencabut," tandas Abdul Qodim Manembodjo. Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember Haryanto mengatakan, dia tidak mengira jika di Desa Pace bisa terjadi aksi demo penolakan dan penutupan tambang mangan. "Disana itu sudah lama warga ada yang menambang mangan, kemudian waktu berjalan hingga akhirnya ada investor yang mengajukan izin tambang seperti sekarang. Makanya disana masih pro-kontra," kata Haryanto. Saat ini disana suasana cukup memanas, beberapa pekan sebelumnya warga digegerkan dengan peledakan yang diduga dinamit dari lokasi tambang mangan di Perkebunan JA Wattie melalui penggarap CV Wahyu Sejahtera. "Karena kondisinya masih panas, maka eksplorasi dihentikan dulu, soal desakan pencabutan izin hal itu masih menunggu perkembangan," katanya. (p juliatmoko)

Tidak ada komentar:

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter