Jumat, 05 Juni 2009


Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) 2009 Didemo Pedagang Pasar, (Wkwakwakwkakwa.....)

JEMBER - Suasana demo mewarnai kirab logo Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) 2009. Usai dilepas Wakil Bupati Kusen Andalas dan tanpa kehadiran Bupati MZA Djalal, program tahunan ini disambut beragam masyarakat. Yang aneh, di kursi deretan undangan tidak terisi penuh.
Sedangkan Kepala Dinas tidak ada yang datang saat pelepasan pasukan kirab logo BBJ itu. Namun yang memalukan, rombongan kirab saat melintas di daerah Pasar Kencong justru disambut demonstrasi sejumlah pedagang pasar setempat. Mereka terdiri dari ibu–ibu pedagang, pedagang mlijo serta pedagang pasar setempat berunjuk rasa. Mereka membeber berbagai macam poster bernada protes diantaranya berbunyi, "Mana Janjimu Bupati. Bangun pasar Kencong", "Janji Bupati ditunggu Pedagang Sampai Mati, Mana Janji
Anda kapan dan Kapaaannnn" serta poster kecaman lainnya. "Kami minta janji Bupati ditepati. Jangan asal janji saja, kapan-kapan," teriak ibu ibu pedagang di pinggir jalan ketika rombongan kirab Logo BBJ melintasi Pasar Kecong dengan nada penuh kesal, Jumat (5/6). Pedagang Pasar Kencong merasa janji Bupati MZA Djalal belum direalisasikan dalam relokasi dan penataan pasar. Padahal sudah sekitar 2 tahun masyarakat dan pedagang pasar Kencong menunggu pasca kejadian kebakaran dan kini tak terurus. Beberapa kali hearing dan dengar pendapat
dengan DPRD juga tidak bisa menghasilkan keputusan memuaskan. Tidak ada reaksi maupun komentar dari panitia BBJ atas demo kirab logo tersebut. Rombongan kirab sebenarnya diberangkatkan pukul 14.00 WIB start dari Alun Alun Kota Jember Jl Sudarman, menuju ke selatan melalui Kecamatan Mumbulsari, Tempurejo, Ambulu, Wuluhan, Puger, ke Gumukmas hingga Kencong. Rombongan kirab terdiri dari 31 mobil Patroli Satpol PP dan
ratusan sepeda motor itu dengan personel 500 orang disambut beragam dari masyarakat. Di Kecamatan Wuluhan, sambutan masih bagus. Para siswa SDN setempat yang belum pulang berada di pinggir jalan mengayun ayunkan bendera merah putih kecil menyambut rombongan kirab melintasi daerah tersebut. Kirab yang diikuti sekitar 500 personel Satpol PP dan Pegawai Pemkab Jember ini bertujuan untuk sosialisasi gelar BBJ 2009 untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi masyarakat dengan berbagai program kegiatan event untuk menyedot para wisatawan domestik dan luar negeri. "Nuansa heroik dan historis HUT Proklamasi RI ke 64 tetap menyemangati BBJ kali ini," ujar Wakil Bupati Kusen Andalas saat memberi
sambutan pelepasan kirab Logo BBJ, kemarin. (p juliatmoko)


Ribuan Nelayan Ngamuk Tolak Rumponisasi

JEMBER -Ribuan nelayan Kecamatan Puger mengamuk dan merusak rumpon sebagai penolakan atas pemasangan rumponisasi di pinggir laut. Aksi spontanitas itu dilakukan sekitar 2.000 nelayan dan mengakibatkan kericuhan di Kantor Desa Puger Wetan dan rumah pemilik rumpon. Salah seorang nelayan Puger, Husein mengatakan, rumponisasi sebanyak 12 buah di pantai Puger dianggap tidak menguntungkan nelayan malah justru merugikan nelayan. Selain itu pemasangan rumpon itu dianggap tidak ada musyawarah dengan ribuan nelayan disana. "Pemasangan rumpon itu semakin mengurangi hasil tangkapan nelayan. Kita minta rumpon itu dilepas," kata Husein, kemarin. Dia mengatakan, sebenarnya para nelayan sudah meminta agar pemerintah kabupaten memasang rumpon tepatnya di 332 kilometer atau 200 mil dari bibir pantai. Namun oleh nelayan pemilik rumpon pemasangan justru diletakkan pada jarak 40 mil laut atau 40 kilometer dari bibir pantai. "Padahal itu masuk jaringan ikan cukup banyak, akhirnya nelayan tidak merata mendapatkan ikan," katanya. Kericuhan yang dilakukan nelayan itu tidak terbendung dan aparat kepolisian yang hanya dijaga dua personil dan sejumlah aparat dari tentara tidak bisa menenangkan amuk nelayan. Ricuh itu terjadi di jalan menuju kantor desa dengan merusak dan menggulingkan rumpon. Sedangkan di kantor desa membalikkan dan merusak bangku kantor.
Nelayan juga memaksa aparat kantor desa Puger Wetan untuk membubuhkan kesediaan melepas dan tidak membongkar rumpon yang telah dipasang. Kades Puger Wetan Edi Haryoko mengatakan, saat didesak tanda tangan penolakan rumpon dia tidak bisa mengelak. "Saya tidak bisa berbuat dengan banyaknya nelayan itu, kita akan membicarakan pemasangan rumpon itu dengan nelayan dan desa serta pemkab agar persoalan ini cepat selesai," kata Edi Haryoko.Sedangkan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Jember Dalhar mengataka, rumpon yang dipasang itu bukanlah bantuan pemerintah namun milik pribadi seorang nelayan. "Konflik itu sebenarnya sudah lama, kita sudah fasilitasi pertemuan namun saat itu tidak ada titik temu karena perbedaan lokasi pemasangan rumpon. Dalam waktu dekat kita akan pertemukan perangkat desa, kecamatan dan kelompok nelayan agar segera konflik ini selesai," janji Dalhar. (p juliatmoko)


Lagi, WNA Bangladesh Ilegal Dideportasi

JEMBER -Belum genap mendeportasi WNA Malaysia ilegal, kemarin Kantor Imigrasi Jember kembali mendeportasi WNA ilegal asal Bangladesh. Menurut keterangan Kepala Kantor Imigrasi Jember John Rois, WNA itu yakni MD. Faruk Hossain Biplop umur 38 tahun yang sudah 5 tahun tidak memiliki izin tinggal resmi di Indonesia. "Hossain masuk ke sini lewat Dumai Malaysia pada Februari 2004 tanpa paspor. Dia ingin menikahi Sugiani seorang gadis dari Desa Dasri Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi yang dikenalnya di Malaysia," kata John Rois, kemarin. Dia menambahkan, Hossain dua bulan sejak tinggal di Banyuwangi kemudian menikahi Sugiani dengan menyamar nama sebagai Sugeng Hariyanto. "Tiga bulan kemudian ia pindah ke Setail Genteng Banyuwangi. Dia kemudian jatuh sakit dua minggu dan hanya mengandalkan kiriman uang dari Sugiani yang kini bekerja TKI di Hiongkong," terangnya. Selanjutnya pada September 2005, Hossain pindah ke rumah sang istri di Desa Dasri."Selama 4 tahun tinggal identitas tidak jelas dan petugas imigrasi memergoki dia pada 14 Mei 2009 sebagai pendatang gelap. Imigrasi mendeportasi dia dengan maskapai penerbangan Malaysia Airlines nomor penerbangan 870 melalui Bandara Internasioanal Juanda Surabaya," ujarnya. Bagian Pengawasan Imigrasi Jember Roy Fajar menuturkan,
tahun 2009 ini sudah ada 6 WNA dideportasi dan 3 WNA terakhir yakni warga Thailand, Myanmar, Malaysia juga telah dideportasi.Sedangkan pada tahun 2006 lalu ada sekitar 30 WNA dan tahun 2008 14 WNA tak berdokumen telah dikembalikan ke negara asal. "Kami terus menindak tegas WNA yang kedapatan tanpa izin tinggal di Indonesia, masyarakat juga kami minta aktif menginformasikan kalau ada warga asing yang mencurigakan kewarganegaraannya," kata Roy Fajar. (p juliatmoko)


Polisi Ringkus Pengedar Gelap Dextro

JEMBER -Maraknya peredaran pil dextro hingga menewaskan remaja yang overdosis karena pil itu, kemarin polisi meringkus tiga pengedarnya. Tiga tersangka yang diamankan itu yakni Lutfi dan Hairul warga Kecamatan Balung dan Loyo Wirendi warga Kecamatan Kaliwates. Kasat Narkoba Polres Jember AKP Edi Sudarto mengatakan, sebelumnya polisi mengamankan enam orang namun setelah dilakukan pemeriksaan dan cukup bukti maka tiga orang saja yang ditetapkan tersangka dan ditahan. "Mereka memiliki 23 ribu pil dextro dan obat keras jenis Dobel L yang dilarang diedarkan secara bebas," kata AKP Edi Sudarto, kemarin. Selain iutu ratusan obat keras jenis Dobel L dari tiga tersangka untuk dijadikan barang bukti penangkapan. Untuk menangkap pengedar pil dextro, polisi merasa kesulitan karena tidak ada aturan yang melarang untuk menjual obat jenis yang biasa digunakan untuk obat batuk dan bebas dijual di pasaran. Tiga tersangka itu akan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 80 dan pasal 82 karena menjual obat keras tanpa izin. Sebelumnya, remaja sebanyak 11 orang tewas karena overdosis pil dextro dicampur dengan minuman keras. Korban terkhir OD dextro dicampur miras yakni Dani Trianto, 21, warga Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah tewas saat menjalani perawtaan di RSUD dr Soebandi. Dani menelan sekitar 50 butir pil, sedangkan Rudi hanya menelan 30 butir. Menurut Direktur RSUD dr Soebandi Jember Yuni Ermita, saat dibawa ke rumah sakit kondisi Dani sudah kritis. Pihak RSUD dr Soebandi merawat 20 pasien korban miras yang dioplos dengan pil dextro. Dari 20 pasien itu, 11 di antaranya meninggal. (p juliatmoko)


Sikapi Tambang, Mahasiswa Mosi Tidak Percaya Bupati !

JEMBER - Peringatan Hari Lingkungan se-dunia, polemik pertambangan mangan di Kecamatan Silo disikapi dua organisasi. Salah satunya yakni Pimpinan Cabang Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember. Dalam pernyataan sikapnya, PMII menyampaikan mosi tidak percaya pada kepemimpinan bupati Jember MZA Djalal. "Kami juga mendesak agar bupati segera mencabut surat keputusan izin tambang mangan karena telah cacat hukum, kalau tidak maka pemerintahan kabupaten kita nilai gagal dalam pemerintahan dan melakukan pelanggaran konstitusi," kata Ketua PC PMII Jember Abdurahman Bin Auf, kemarin. Dia juga mengatakan, selama ini tambang mangan sudah lama menjadi potensi konflik antara warga yang pro dan kontra. "Kembalikan fungsi lahan disana sesuai aturan yakni sebagai lahan produksi pertanian dan kehutanan, tertibkan penambangan liar," tandasnya. Seperti diketahui, polemik tambang mangan yang dilakukan CV Wahyu Sejahtera di Dusun Curah Wungkal Desa pace Kecamatan membuat ratusan wrga mengentikan paksa sebuah mobil pikap pengangkut tambang. Protes itu dilakukan karena selama ini masih belum ada keptusan kesepakatan pembukaan kembali tambang mangan, meski oleh Pmekab Jember sudah diterbitkan izin eksplorasi tambang.Sedangkan GPP Jember menilai pengalih-fungsian hutan lindung menjadi kawasan pertambangan membuat menyempitnya wilayah kelola rakyat, perempuan kehilangan wilayah kelola, tingginya beban kerja, dan menurunnya pendapatan yang berdampak pada kesehatan, pendidikan dan kekerasan.Pelaksana Harian GPP Jember Ifana Roaita mengatakan, sektor kehutanan saat ini menjadi sektor yang paling menderita akibat eksploitasi sumber daya alam. "Hutan terhimpit oleh perluasan wilayah perkebunan, pertambangan, dan eksploitasi hasil kayu glondongan serta perusakan hutan oleh industri pertambangan, daerah yang bergantung terhadap hasil tambang umumnya mempunyai problem yang mirip," kata Ifana Roaita. Dia menambahkan, ada lima bentuk kekerasan terhadap perempuan terkait perusakan lingkungan diantaranya, perempuan sebagai properti yakni menempatkan perempuan tidak dalam posisi yang penuh untuk mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri, misalnya pada pernikahan tanpa surat resmi dan dinikahkan pada usia muda, perempuan sebagai alat pelanggeng reproduksi sosial ketika perempuan keluar rumah untuk bekerja sebagian besar pendapatannya justru dipersembahkan untuk memenuhi kehidupan keluarganya. "Kita minta pemerintah kabupaten bersikap tegas dengan menutup penambangan dan pembalakan liar mengingat besarnya resiko yang ditimbulkannyaserta Melakukan rehabilitasi lingkungan rusak," katanya.
GPP Jember juga mendesak adanya alokasi khusus anggaran untuk penanggulangan bencana dan korban bencana alam dan advokasi anggaran perlu diarahkan untuk mengurangi resiko bencana. "Dana DAU dan DAK untuk lingkungan juga perlu diutamakan untuk belanja langsung pengelolaan lingkungan, bukan untuk belanja pegawai dan belanja kantor," desaknya. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember Haryanto mengatakan, izin eksplorasi tambang mangan di Silo sebenarnya masih ditutup untuk smeentara waktu sampai menunggu aspirasi berkembang di masyarakat. "Saat ini kita membentuk tim independen yang melibatkan dewan untuk melakukan studi kelayakan persoalan tambang disana, sekaligus mencari solusi terbaiknya," kata Haryanto. (p juliatmoko)

Selasa, 21 April 2009



JEMBER - Kecelakaan memakan korban jiwa kembali terjadi di tikungan tajam Gunung Kumitir dekat perbatasan Jember-Banyuwangi. Kecelakaan beruntun melibatkan dua truk dan satu minibus itu tepatnya berada di jalan raya Dusun Tanah Manis Desa Sidomulyo Kecamatan Silo. Berdasarkan pantauan dilokasi kejadian, truk pengangkut aspal hotmik milik Bina Marga Jember bernopol W 9270 UN melaju dari arah Banyuwangi menuju Jember itu tampak terlempar disebelah kanan badan jalan. Truk itu menggencet kendaraan minibus bernopol Z 1086 HE mengangkut rombongan undangan pernikahan sekitar 8 penumpang dewas dan sebagian anak-anak melaju dari Jember menuju Banyuwangi. Sedangkan satu truk lagi bernopol P 8199 UV mengangkut buah jeruk yang melaju dari arah Banyuwangi menuju Jember juga terlempar ke kanan badan jalan. Kecelakaan beruntun yang terjadi sekitar pukul 7.30 WIB itu tak ayal menyebabkan 3 penumpang minibus keluarga dari Desa Jeruk Sok-sok Kecamatan Binakal Bondowoso tewas seketika dan langsung dibawa ke kamar mayat RSUD dr Subandi Jember. Tiga korban tewas itu antara lain, Bu Wahi (50) tukang awe-awe, Edi Mulyono (40) sopir minibus dan Bu Timah (55) penumpang minibus. Sedangkan korban yang mengalami luka cukup parah ada sekitar 6 orang yang kemdian dirujuk ke RSUD dr Subandi Jember. Mereka diantaranya, Maulana Ainul Yaqi (8), Robiyah, dan Abdurahman (41) yang semuanya penumpang minibus. Jalan raya yang menghubungkan Jember-Banyuwangi itu praktis lumpuh selama 3,5 jam karena menunggu proses evakuasi korban dan truk. Saksi yang ada pada saat kejadian, Heru mengatakan, dirinya tiba-tiba mendengar suara keras dari jarak sekitar 10 meter dari lokasi tabrakan beruntun saat melintas. "Suara keras itu kemungkinan dari truk aspal yang menabrak. Saya langsung lapor Polsek Silo agar ditangani," kata Heru, kemarin.
Sedangkan si sopir truk pengangkut jeruk yang selamat dalam kecelakaan itu menuturkan, dirinya dalam posisi aman saat akan melintas tikungan. "Mendadak, saya dengar dari belakang suara keras seperti rem angin dari kendaraan truk meledak-ledak. Saya cuma nambahi gas sedikit dan kemudian tergelincir," kata Saleh. Dia menduga truk milik Bina Marga itu remnya blong dan menabrak bagian truknya. "Begitu saya seperti didorong, truk mau banting stir ke kiri tidak kesampaian dan akhirnya banting ke kanan namun justru terguling," ujarnya. Namun dirinya tidak tahu apakah truknya terguling setelah mobil minibus itu ditabrak atau sesudah ditabrak truk aspal. Sedangkan dari pihak korban minibus tampak kaget dan tidak mau memberikan keterangan karena dalam kondisi berduka kehilangan sanak saudara.
Kapolsek Silo Inspektur Satu Zainuri mengatakan, kronologis sementara dari pemeriksaan sopir yang selamat, dua truk itu melaju dari arah Banyuwangi menuju Jember. "Saat di tikungan sebelum Watu Gudang, ada salah satu truk yang remnya blong. Kemudian lalu truk yang belakang membanting ke kanan dan berpapasan dengan minibus yang akhirnya tertabrak dan tergencet," kata Iptu Zainuri. Lebih lanjut kepolisian akan terus melakukan penyidikan terhadap sopir truk Bina Marga yang bisa terancam pidana karena menghilangkan nyawa orang lain. Dalam evakuasi korban dan truk itu, polisi di kejadian meminta bantuan truk lain untuk membalikkan posisi semula truk agar korban bisa diangkat dan kendaraan lain bisa melintas. (p juliatmoko)

Tabel Korban Tikungan Kumitir :
Korban tewas : Bu Wahi (50) tukang awe-awe, Edi Mulyono (40) sopir minibus dan Bu Timah (55) penumpang minibus.
Korban luka parah : Maulana Ainul Yaqi (8), Robiyah, dan Abdurahman (41) semua penumpang minibus.


Korupsi Sewa Pesawat Dishub
Kejagung
Bakal Periksa Bupati Jember

JEMBER - Pengusutan kasus dugaan korupsi sewa pesawat pada Dinas Perhubungan Jember terus menggelincir. Kemarin Tim Kejagung yang beranggotakan sekitar 10 orang kembali memeriksa 11 pejabat termasuk Sekretaris Pemkab Jember Djoewito. Para pejabat diantaranya mantan pejabat Dishub Jember, Kabag Keuangan, Perlengkapan serta pejabat Perusahaan Daerah Perkebunan Jember itu masing-masing diberondong dengan 30 sampai 40 pertanyaan oleh Tim Kejagung soal sewa pesawat. Kepala Kejaksaan Negeri Jember Irdam disela-sela pemeriksaan pejabat tersebut mengatakan, pejabat yang diperiksa itu dalam kapasitasnya hanya sebagai saksi dalam kasus sewa peswat Dishub Jember yang sudah masuk dalam tahap penyidikan. "Pejabat itu kita periksa sebagai saksi untuk sewa pesawat sekaligus ada kaitannya atau tidak dengan 3 tersangka yang sudah ditetapkan Kejagung," kata Irdam, kemarin. Menurutnya, sampai sejauh ini masih belum ada tambahan tersangka baru dalam kasus itu. Namun demikian untuk berpotensi menambah tersangka baru, maka harus melalui evaluasi pemeriksaan para saksi dulu. Sedangkan untuk pemanggilan dan pemeriksaan kembali tiga tersangka yakni Sunarsono (Kepala Dinas Perhubungan Jember),Syafril Jaya (Direktur Perusahaan Daerah Perkebunan) dan seorang rekanan berinisial RM (Direktur Aero Ekspres Internasional), masih belum dilakukan. Dia juga mengatakan, surat resmi penetapan tersangka sudah turun dan sudah dibawah oleh masing-masing tersangka. "Untuk nilai kerugian negara masih dihitung berikut dokumen yang ada kaitan dengan sewa pesawat," ujarnya. Dijadwalkan pemeriksaan pejabat itu akan dilakukan selama dua hari sampai hari ini. Sedangkan untuk barang bukti maupun dokumen sampai saat ini masih belum dilakukan penyitaan, Irdam mengatakan penyitaan itu masih harus menunggu pemeriksaan para saksi dan tersangka.
Sementara Ketua Tim Kejagung melalui Kasubdit Tipikor Eksekusi dan Ekseminasi M Anwar mengatakan, soal keterlibatan Bupati Jember yang menerbitkan surat keputusan dalam sewa pesawat masih dalam pembahasan dan evaluasi. Ditanya apa akan memeriksa Bupati Jember MZA Djalal, M Anwar menyatakan, "Itu gampanglah". Lebih jauh soal SK Bupati Jember dalam sewa pesawat itu masih dikaji apakah dalam pelaksanaan teknisnya menyalahi aturan atau tidak, meski dalam surat perintahnya tidak akan menyalahi aturan. "Untuk memeriksa bupati itu tidak mudah, sebab harus ada prosedur dan masih perlu diuji perlu atau tidak memeriksanya sebagai saksi dalam kasus ini," kata M Anwar.
Sebelumnya, penyelidikan kasus dugaan penyimpangan dana APBD Jember 2002-2007 akhirnya membuahkan hasil. Kejaksaan Agung secara resmi menetapkan dua pejabat Pemkab Jember dan satu rekanan sebagai tersangka pada Jumat (2/4) lalu.
Ketiga tersangka itu yakni Sunarsono (Kepala Dinas Perhubungan Jember),Syafril Jaya (Direktur Perusahaan Daerah Perkebunan) dan seorang rekanan berinisial RM (Direktur Aero Ekspres Internasional). Mereka diduga terlibat dalam kasus dugaan penyimpangan perjanjian sewa pesawat yang menggunakan dana APBD tahun 2007 yang diduga menyalahi Keputusan Presiden (Keppres) No 80/2008 tentang Pedoman Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah dan perubahanya No 70/2005 dan nomor 8/2007. Perjanjian itu tidak berpedoman atas Pedoman Kerja Pelaksanaan Tugas dan Pelaksana APBD Tahun Anggaran 2007 Kabupaten Jember. Pedoman pelaksanaan tersebut No 050/024/436.022/2007 tertanggal 17 Januari 2007 hanya berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Jember MZA Djalal nomor 100/595/ 436.41/2008 tertanggal 26 Juni 2008 dan surat No 100/688/ 436.41.4/2008. Perjanjian sewa pesawat yang ditandatangani pada tanggal 4 Agustus 2008 menyebutkan sewa pesawat udara tipe LETT 410UVP-E dengan nomor kontrak 088/CA/ AEI/PPJ-04/VIII/2008 diduga dilakukan tanpa melalui proses tender seperti yang disyaratkan dalam ketentuan perundangan. Sewa pesawat digunakan untuk melayani penerbangan komersial antara Surabaya- Jember PP itu berlangsung selama 3 bulan. Jika penghitungan sewa pesawat itu USD2.100 per jam x Rp9000 x 90 jam/bulan x 3 bulan, maka jumlahnya mencapai Rp 4,8 miliar yang diduga terdapat kerugian negara.
Dalam perkembangannya, Kadishub Jember Sunarsono mengatakan kalau perjanjian sewa itu dianggap tidak menyalahi aturan. Selain itu, prosedur yang dia lakukan merupakan atas perintah bupati langsung melalui surat yang ditandatanganinya secara resmi pula.
Smentara Kepala Bagian Hukum Pemkab Jember Mudjoko membenarkan adanya pemeriksaan 11 pejabat Pemkab Jember tersebut. "Ya, mereka diperiksa sebagai saksi selama dua hari. Pejabat itu dari eselon III dan IV diantaranya mantan pejabat Dishub Jember," kata Mudjoko. Sejauh ini pihaknya masih belum menujuk penasehat hukum, meski surat penetapan tersangka sudah ditangan pejabat Dishub dan PDP Jember yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. (p juliatmoko)


Sebulan Bolos, Anggota Polisi Dihukum Kurungan

Bondowoso- Seorang oknum anggota polisi di Polres Bondowoso terkena sanksi hukuman kurungan selama 21 hari di dalam sel tahanan, kemarin. Penahanan oknum polisi yang berinisial Gnj itu pasalnya pelanggaran bolos kerja selama 30 hari alias sebulan jika waktu tersebut
dihitung dengan jumlah hari yang terakumulasi. Wakapolres Bondowoso Kompol Heru Cahyo mengatakan, seorang anggota polisi yang terkena sanksi melalui sidang disiplin yang digelar di Aula terbuka Mapolres Bondowoso. "Dia memang anggota kami yang sudah kami putuskan untuk diberikan hukuman kurungan selama 21 hari. Hukuman kurungan 21 hari ini diharapkan akan bisa mengubah pola pikir, tindaktanduk dan memperbaiki kesalahan yang selama ini dilakukannya. Kami tidak akan pilih kasih, siapapun yang bersalah tetap kami proses sebagaimana aturan," kata Kompol Heru Cahyo, kemarin. Oknum anggota polisi itu berdasarkan catatan Polres Bondowoso diduga sudah berulangkali melakukan kesalahan. Pertama pada saat bertugas di Mapolsek Cerme. Kemudian saat pindah tugas ke Mapolsek Maesan, yang bersangkutan masih tetap melakukan pelanggaran disiplin. Bahkan saat dimutasi ke Polres Bondowoso masih juga perbuatannya tidak berubah selalu saja bolos kerja dengan alasan
malas. Akhirnya, petugas P3D pun mengambil tindakan tegas dengan melakukan pemanggilan secara tertulis dengan harapan perbuatannya itu tidak diulanginya lagi. Sayangnya, hal tersebut juga tidak mempan sehingga satu-satunya jalan yang ditempuh adalah disidang kode etik.
"Pangkatnya masih Bripda. Kalau masih melakukan perbuatan dan mengulangi kesalahan yang sama sebanyak 4 kali tentu hukumannya akan menjadi lebih berat yakni bisa diberhentikan secara terhormat atau juga bisa diberhentikan secara tidak terhormat. Ya, tinggal pilih," tegasnya. Polres Bondowoso, selama tahun 2008 mencatat ada 18 anggota polisi yang terkena sanksi disiplin. Sedangkan pada tahun 2009 ada sekitar 5 orang yang juga melanggar. Bahkan dari oknum yang disanksi itu sebagian sudah menjadi seorang kapten. (p juliatmoko)


Rekapitulasi Diwarnai Ketegangan

JEMBER - Rekapitulasi suara berhasil untuk DPRD Jember akhirnya selesai dini hari kemarin. Acara itu sempat diwarnai ketegangan antara saksi, PPK dan petugas KPUD. Protes dilakukan saksi dari PDI-P, Hanura, PKB, Golkar dan PMB yang mempermasalahan perhitungan suara. Namun oleh PPK dan KPUD menyatakan rekapitulasi tidak bisa dihentikan. Salah satu saksi dari Hanura, Jumadi, menolak hasil rekapitulasi karena diduga ada penggelembungan suara yang dilakukan PPK Patrang yang akhirnya menguntungkan caleg dari PAN Abdul Ghofur.
"Seharusnya dari PPS Jember Lor, suara Ghofur PAN ini tidak sebanyak sekarang, Ghofur kami duga sudah mengambil suara Hanura, sehingga ada selisih sekitar 150-an," kata Jumadi, kemarin. Namun sayang sekali protes itu tidak dihiraukan oleh KPU. Menurut Jumadi, seharusnya yang mendapatkan kursi di dapil I adalah Hanura bukan PAN karena jumlah suara PAN tidak mencukupi. Saksi dari PKB juga mengungkap hal yang sama namun di dapil Jember II. Saksi PKB, Mahfud dan Ubaidillah menduga ada penggelembingan suara di Kecamatan Kalisat, Silo, Sumberjambe dan Ledokombo sebanyak hampir 10 ribu suara. Situasi semakin panas namun terkendali saat sejumlah anggota PPK ikut membela KPUD dan menyerang
para saksi yang. Situasi memanas itu membuat anggota pengamanan dari kepolisian memasuki ruangan sidang. Sedangkan rekapitulasi suara untuk DPRD Jember akhirnya kursi terbanyak masih direbut Partai Demokrat dengan 9 kursi. Padahal Tahun 2004, Demokrat hanya mengantongi 4 kursi. PDI Perjuangan mengantongi 8 kursi yang hasolnya sama seperti pemilu 2004. Partai Golkar mengantongi 5 kursi, artinya turun dibandingkan pemilu 2004 yang berhasil mengantongi 6 partai. Sementara Partai Keadilan Sejahtera yang pada Tahun 2004
tidak berhasil menyabet satu kursi pun akhirnya mengantongi lima kursi.
Anggota KPUD Jember Hanan Kukuh Ratmono mengatakan, hanya ada 11 orang anggota dewan yang terpilih kembali menduduki kursi panas. Mereka adalah Miftahul Ulum, Wahid Zaini (PKB), Saptono Yusuf (Demokrat), Mochamad Asir (PDIP) dan Samuji Zarkasih (PPP), A Ghofur (PAN), Sunardi (PPP), Jupriyadi (PKNU eks PKB) dan Ahmad Halim PKB yang dipastikan terpilih kembali.
"Hasil penghitungan manual ini setelah di tanda tangani para saksi parpol, maka langsung dikirim ke KPUD Jatim untuk penghitungan di tingkat propinsi. Setelah itu baru dikirim ke KPU pusat untuk ditetapkan tanggal 9 Mei mendatang," kata Hanan Kukuh. (p juliatmoko)

Sabtu, 04 April 2009

"Notohadinegoro Gate"
Kadishub dan Dirut PDP Jember Jadi Tersangka Sewa Pesawat

Saturday, 04 April 2009
JAKARTA (SI) – Penyelidikan kasus dugaan penyimpangan dana APBD Jember 2002-2007 akhirnya memakan korban.Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan dua pejabat Pemkab Jember dan satu rekanan sebagai tersangka.

Ketiga tersangka itu yakni Sunarsono (Kepala Dinas Perhubungan Jember),Syafril Jaya (Direktur Perusahaan Daerah Perkebunan) dan seorang rekanan berinisial RM (Direktur Aero Ekspres Internasional). Mereka diduga terlibat dalam kasus dugaan penyimpangan perjanjian sewa pesawat yang menggunakan dana APBD tahun 2007.

”Dari hasil penyelidikan kami temukan bukti-bukti awal keterlibatan mereka dalam kasus dugaan penyimpangan dalam perjanjian sewa pesawat yang mengunakan dana APBD,”ujar Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Arminsyah, kemarin.

Dia menjelaskan perjanjian sewa pesawat antara Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) dengan Aero Express Internasional (AEI) diduga menyalahi Keputusan Presiden (Keppres) No 80/2008 tentang Pedoman Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah dan perubahanya No 70/2005 dan nomor 8/2007.

Selain itu, perjanjian itu tidak berpedoman atas Pedoman Kerja Pelaksanaan Tugas dan Pelaksana APBD Tahun Anggaran 2007 Kabupaten Jember. Pedoman pelaksanaan tersebut No 050/024/436.022/2007 tertanggal 17 Januari 2007.

”Perjanjian itu, hanya berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Jember MZA Djalal nomor 100/595/ 436.41/2008 tertanggal 26 Juni 2008 dan surat No 100/688/ 436.41.4/2008,”ujarnya. Lebih lanjut Arminsyah mengungkapkan perjanjian sewa pesawat itu ditandatangani pada tanggal 4 Agustus 2008.

Syafril Jaya dan RM membuat perjanjian sewa pesawat udara tipe LETT 410UVP-E dengan nomor kontrak 088/CA/ AEI/PPJ-04/VIII/2008. Ironisnya, perjanjian ini dilakukan tanpa melalui proses tender seperti yang disyaratkan dalam ketentuan perundangan.

Sewa pesawat digunakan untuk melayani penerbangan komersial antara Surabaya- Jember PP. Perjanjian itu, lanjut dia, berlangsung selama 3 bulan. Penghitungan sewa pesawat itu USD2.100 per jam x Rp9000 x 90 jam/bulan x 3 bulan. ”Jumlahnya Rp4.8 miliar,” ujar Arminsyah. Dia melanjutkan, perjanjian sewa pesawat itu hanya berdasarkan kesepakatan antara PPD dan PT Aero Expres Internasional.

”Dengan begitu, kontrak sewa pesawat itu tidak sesuai dengan aturan yang berlaku,”ujarnya. Terkait pemanggilan tersangka, Arminsyah mengaku tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Menurutnya paling cepat para saksi dan tersangka akan dipanggil setelah pemilu.”Karena waktunya sangat sempit,”ujarnya.

Sementara itu Pemkab Jember mengaku kaget dengan adanya dugaan penyimpangan dalam perjanjian sewa pesawat.Pemkab melalui Kepala Bagian Hukum Mudjoko mengaku samasekali belum menerima informasi adanya penetapan tiga tersangka tersebut. ”Kami belum terima info itu dari Kejagung, malah tahunya dari sampeyan,” kata Mudjoko, kemarin saat dikonfirmasi melalui ponselnya.

Dengan penetapan tersangka itu,pihaknya masih menunggu saja dan belum melakukan langkah apapun. ”Belum ada kelanjutan apa yang harus kita lakukan.Sebab surat dari Kejagung secara resmi belum terima,”katanya. Namun demikian dalam perjalanannya jika surat resmi itu sudah diterima, maka akan langsung diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk mengambil langkah selanjutnya.

”Kalau sudah, ya kita akan beritahukan ke yang bersangkutan, kita belum belum berani sampaikan dulu sebab belum ada kepastian soal itu,”ujarnya. Sedangkan Kepala Dinas Perhubungan Jember Sunarsono saat dikonfirmasi melalui ponselnya, hanya terdengar nada tidak aktif.

Hal yang sama juga Direktur Utama PDP Jember Syafril Jaya,meski saat ditelepon ponselnya terdengar nada aktif, namun enggan untuk bersedia mengangkatnya. Terpisah,Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Jember M Basyar Rifai ternyata juga mengaku belum mengetahui penetapan tiga tersangka pejabat itu.

”Saya sendiri tidak tahu kalau Kejagung sudah menetapkan tiga tersangka. Saya juga belum tahu kasus itu apakah sudah masuk ke tahap penyidikan atau belum,”kata M Basyar Rifai. Sebelumnya, tim gabungan dari Kejaksaan Agung,Kejaksaan Tinggi Jatim dan Kejaksaan Negeri Jember, melakukan penyelidikan berbagai kasus korupsi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jember 2002 hingga 2007.

Selama dua pekan lalu mendalami pemeriksaan sampai pengecekan ke lapangan untuk mengendus dugaan adanya tindak pidana korupsi. Tim juga memfokuskan penyelidikan terhadap kasus bedah rumah tidak layak huni yang dilakukan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) dan penggunaan dana alokasi khusus (DAK) Dinas Pendidikan Nasional Jember.

Selain itu juga meminta keterangan para penerima dana dan sejumlah staf dari dinas pelaksana proyek, serta melakukan pemeriksaan di lapangan, seperti di Kecamatan Jenggawah dan Tanggul. Proyek bedah rumah menggunakan dana APBD 2006 senilai Rp40 miliar lebih untuk memperbaiki rumah kurang layak huni milik warga miskin sebanyak 20.160 rumah.

Setiap rumah mendapat bantuan Rp2 juta.Proyek tersebut telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat. Namun, dalam pelaksanaannya, terjadi penyimpangan.Dugaan penyimpangan bantuan yakni Rp1,1 juta hingga Rp1,9 juta. Untuk proyek di Dinas Pendidikan Nasional Jember juga terdapat dugaan penyimpangan senilai Rp27,665 miliar digunakan membiayai proyek perbaikan dan pembangunan ruang kelas dan gedung sekolah yang rusak.

Penggunaan itu digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi 4.698 ruang kelas di 13.64 sekolah yang meliputi sekolah dasar, sekolah dasar luar biasa, madrasah ibtidaiyah, dan madrasah tsanawiyah negeri maupun swasta. (adam prawira/p juliatmoko)


Selasa, 31 Maret 2009


Japer dan Caleg PAN Bakar "DPT" !!!

JEMBER- Kekacauan dan manipulasi daftar pemilih tetap tetap tak terhindarkan dan memancing emoi warga. Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember dan seorang caleg PAN Sudarsono mendemo kantor Bapenduk dan KPU Jember. Dalam aksinya mereka membakar simbol DPT sebagai bentuk ancaman dalam pemilu tahun ini. "Ada indikasi KPU telah sengaja menghilangkan hak pilih warga," timpal Sekretaris Japer Jember Kustiono Musri, kemarin. Dia juga menuding validasi data yang dilakukan KPUD dan Bpenduk tidak dapat memberika kejelasan DPT. Salah satunya ditunjukkand engan banyaknya temuan nama ganda, hak pilih belum cukup umur, orang meninggal dunia masuk DPT, serta lainnya. "Ini jelas ada kesengajaan sistematis untuk merekayasa penggelembungan suara salah satunya membuat DPT semrawut, saya kira ada pelanggaran lain yang juga dilakukan penyelenggara pemilu itu," tandas Sudarsono. Japer juga mendesak agar badan keuangan melakukan audit penggunaan dana validasi DPT yang tidak membuahkan hasil memuaskan warga. Di Kantor Bapenduk mereka ditemui Kabid Informasi dan Data Penduduk Syaiful Bahri yang menyatakan, pihaknya hanya menyerahkan DP4 yang kemudian divalidasi sendiri oleh KPUD. Dalam aksi unjuk rasa di Kantor KPUD itu nyaris berujung ricuh. Pendemo emosi karena tidak ditemui anggota KPUD Jember satupun, mereka langsung menerobos pintu gerbang KPU menuju ke ruang ketua. Di tempat itu, mereka hanya ditemui oleh salah satu anggota KPU Kabupaten Jember Supandri. Aksi mereka semakin memanas ketika anggota KPUD Divisi Pemutakhiran Data, Hanan Kukuh Ratmono yang datang menemui mereka. Tidak puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Hanan, salah
satu peserta aksi sempat melayangkan sebuah jap ke arah anggota KPU tadi. Beruntung tidak mengenai muka Hanan Kukuh sebab petugas kepolisian sigap menghalangi aksi itu. Sedangkan Hanan Kukuh Ratmono menyatakan, pemutakhiran data pemilih hingga kini masih terus dilakukan oleh KPU meski tanpa ada protes pemantau pemilu dari Japer. "Peraturan KPU pusat sudah turun dan ada waktu sampai H-1 sebelum pemilu bagi kami untuk melakukan validasi DPT. Kalau ada yang tidak sesuai ya kita coret, beres kan...," tandas Hanan Kukuh. Selain itu, validasi juga dibantu oleh PPS dan PPK sampai ketingkat paling bawah. (p juliatmoko)


Perampok Spesialis Nasabah Bank Diriungkus
Beroperasi di 19 TKP, Omset Rp 1,2 Miliar

JEMBER- Nasabah bank kini boleh agak tenang. Pasalnya Polres Jember kemarin berhasil meringkus sindikat perampok kelas kakap spesialis nasabah bank. Para tersangka itu yakni M Imron warga Blitar, M Mujur warga Malang dan Iwan Adityawan warga Nganjuk. Kapolres Jember AKBP Nasri saat gelar perkara dan barang bukti di kantornya menerangkan, modus operandi yang dilakukan tiga tersangka itu cukup rapi."Satu orang memantau nasabah yang mengambil uang di kantor bank, sedangkan dua lainnya menunggu untuk mendapatkan korban," kata AKBP Nasri,kemarin. Selanjutnya, kata dia setelah nasabah bank sudah mengambil uang cash, tersangka kemudian dengan pura-pura meletakkan sandal di jalanyang sudah dipasngi paku tajam. Saat lokasi yang sudah ditentukan seperti trafick light, maka ban kendaraan korban yang sudah kempes dihampirinya. "Mereka langsung merampok uang dan tidak segan untuk mengancam membunuh korban jika tidak menyerahkan uang yang diambil dari bank. Sedikitnya itu sudah mereka lakukan di 19 tempat kejadian perkara yang semuanya kota Jember, dua TKP lainnya ada di Banyuwangi," ujarmantan Kapolres Surabaya Selatan ini.
Sedangkan kerugian korban hasil perampokan ditaksir mencapai Rpo 1,2 miliar. Untuk barang bukti yangdiamankan antara lain, mobil Avanza rental nopol B 1329 OQ, sepeda motor Scorpion plat nomor AG 5808 KS, 13 slip setoran sejumlah bank, kunciT, 11 buah paku tajam, sebilah pisau dan celurit serta 4 ponsel. Dia menambahkan, penangkapan tiga tersangka itu saat mereka makan di warungikan bakar Kahyangan. Mereka dibuntuti setelah menerima laporan dari satpam Bank Jatim tentang gerak-gerik mereka yang mencurigakan. Parapelaku dijerat dengan pasal 365 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara. AKBP Nasri menambahkan, dari keterangan tersangka,pihaknya masih terus mengincar sindikat diatasnya yang lebih besar. "Ada dua kelompok lagi yang masih kami incar," katanya. Sedangkan
berdasarkan pengakuan salah seorang tersangka, M Imron mengakui dalam operasi perampokan itu dia lakukan sangat rapi. Selain itu dirinyamengincar nasabah bank yang cukup "basah" diantaranya etnis Tionghoa. "Hasil rampokan kita bagi bertiga," kata M Imron. (p juliatmoko)

Virus Flu Burung Serang Gebang
Ratusan Ayam Mati Mendadak

JEMBER- Virus flu burung diduga telah menyerang lingkungan Gebang Poreng Kecamatan Patrang. Itu tampak pada ayam kampung peliharaanwarga disana yang mati mendadak dalam sepekan terakhir. Sayangnya meski kasus itu sudah dilaporkan, namun belum ada respon dari dinasterkait. Salah seorang warga, Atik mengatakan, di sekitar rumahnya saja diperkirakan ayam yang mati mencapai lebih dari 50 ekor. Kalauditotal dengan ayam yang mati di daerah lain, jumlahnya bahkan bisa mencapai ratusan ekor. "Padahal kondisi ayamnya sehat saja, tidak tampakngiler seperti kena flu burung. Tapi ketika diberi makan sore, langsung paginya sudah mati," kata Atik, kemarin. Beruntung tidak ada wargayang tertular akibat unggas yang kena flu burung tersebut. Dia menambahkan, baru kemarin warga melaporkan ke ketua rukun warga agar DinasPeternakan dan Dinas Kesehatan turun tangan. Namun karena tidak sabar dan tidak berhasilo menemukan lokasi ayam yang mati itu, akhirnyapetugas tak jadi mendatanginya. Ayam-ayam yang mati itu kemudian oleh warga ada yang sebagian dibakar sendiri di pekarangan rumah dekatkandang. Selain itu juga ad ayang langsung dibuang ke sungai Jompo yang letaknya tidak jauh dari pemukiman warga.Terpisah, Kepala DinasPeternakan Jember Dalhar saat dikontak melalui ponselnya mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya ayam-ayam yang mati mendadak darikalangan wartawan."Wah, nanti kita turunkan tim dan dilakukan langkah-langkah survei untuk sterilisasi kandang ayam," janji Dalhar. Dia juga
mengatakan akan terus memantai lokasi tersebut selama dua minggu. "Jika masih ada ayam yang mati, maka bisa jadi itu kena flu burung dan unggas disana harus dimusnahkan agar tidak menyebar," katanya. (p juliatmoko)


Belasan Balita Keracunan Nasi Bungkus
Usai Kampanye PKS

JEMBER - Kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merenggut korban. Sekitar 18 warga usai ikut kampanye di Lapangan Kecamatan Gumukmas pada Minggu (29/3) petang terpaksa dilarikan ke Puskesmas setempat karena keracunan. Diduga kuat warga yang didominasi balita itu keracunan setelah melahap nasi bungkus yang dibagikan kader PKS saat kampanye.
Menurut ibu korban, Sumiarsih warga Desa Ngetean Gumukmas mengatakan anaknya yang bernama Ahmad Maulana Sidig umur setahun tiba-tiba saja mengalami muntah dan mencret setelah makan nasi bungkus dalam kampanye. "Saat itu makan nasi sekitar sekitar jam 3 sore pas kampanye PKS, setelah itu muntah, badan lemas dan mencret," kata Sumiarsih pada SI saat berada di Puskesmas Gumukmas, kemarin. Tidak ingin kondisi kesehatan makin parah, dia langsung membawanya ke Puskesmas Gumukmas untuk diberi infus. Makanan nasi bungkus itu katanya berupa nasi putih dengan lauk pauk berupa ikan ayam. Dari pantauan, para korban masih yang menjalani rawat inap ada tiga balita. Sedangkan 16 warga lainnya sudah dipulangkan. "Yang ikut keracunan saat itu banyak, mas. Ada yang kebagian dan tidak," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Asih warga Kecamatan Gumukmas yang ponakannya yakni Puput umur 2 tahun. Kemarin kondisinya sudah agak mendingan namun pada lengan kanannya masih tersuntik infus. "Pada pagi kemarin masih muntah-muntah lagi. Setelah makan nasi, masih muntah lagi. Saat kampanye ibunya yang membawa dan ikut naik kereta kelinci gratis yang saat itu dikasih makan dari piring," kata Asih.
Sedangkan Kepala Puskesmas Gumukmas dr Erlina Hadi mengatakan, saat pasien datang gejalanya merasa ada keluhan mencret, muntah dan pusing. "Dugaan karena makanan, tapi yang pastinya kita belum tahu. Ada sampel berupa muntah dari korban dan makanan dari tempat memasak sudah dicek ke laboratorium," kata dr Erlina Hadi. Menurutnya jumlah pasien antara lain 3 orang dewasa dan 15 anak balita. "Tidak ada yang parah, sebab pengobatan dan perawatan sudah diberikan infus. Tiap pasien kita beri dua sampai tiga kantong infus," katanya. Dia menambahkan, 16 orang pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang karena sudah agak mendingan," katanya.
Sedangkan caleg PKS Jember di Dapil 6 selaku panitia kampanye, Nur Hasan mengatakan, kejadian sebenrnya dia tidak tahu persis. "Pembagian konsumsi saat itu ada 3.000 paket. Ada 700 piring dan 2.300 nasi bungkus dengan lauk ayam dan telur," kata Nur Hasan. Selain itu, yang kena dugaan keracunan ada 17 dan dari 700 piring yang dibagikan hanya ada 1 korban saja. "Sebenarnya tidak hany satu titik, tapi dari Kencong, Gumukmas, Puger dan Jombang. Dugaan sementara masih belum tahu, kita masih menunggu hasil tes laboratorium Dinkes," ujarnya. Dia sendiri juga tidak ingin timbul konflik pasca kejadian itu."Karena ibu ikut maka anaknya juga ikut. Intinya ada 200 orang dari 4 kecamatan, dibagi petugas lapangan dan yang kena warga dari satu titik saja yakni desa perbatasan Gumukmas," katanya.Sementara Sekretaris DPD PKS Jember Sudiyanto menyatakan, pihaknya bertanggungjawab dengan menanggung seluruh biaya pengobatan warga di Puskesmas Gumukmas. "Kita masih menunggu laporan dari Dinkes soal penyebab keracunan. PKS juga membentuk tim investigasi untuk menelusuri penyebab keracunan itu," kata Sudiyanto. Soal pelibatan anak-anak dalam kampanye PKS, dirinya mengaku diluar kemampuannya sebab sebelumnya orang tua sudah diingatkan agar tidak membawa anak-anaknya.Terpisah, Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, soal kasus dugaan keracunan itu pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada Polres Jember. "Kita sudah tahu itu, tapi soal kaus keracunan sudah ditangani polisi. Yang kita tangani soal laporan pelanggaran saja," kata Agung Purwanto. (p juliatmoko)


Polisi Selidiki Dua Caleg PKS

JEMBER-Kepolisian Resor Jember akhirnya menindaklanjuti kasus kampanye PKS yang berbuntut keracunan balita di Kecamatan Gumukmas,Kapolres Jember AKBP Nasri menyatakan, pihaknya sudah memanggil dua caleg PKS yang diduga mengetahui asal-muasal makanan nasi bungkus yangdibagikan saat kampanye. Dua orang yang diperiksa itu yakni Nur Hasan yang juga ketua panitia yang juga calon anggota legislatif nomor urut 1Daerah Pemilihan IV dan Hisbullah Huda caleg nomor 2 dapil yang sama. "Kami masih melakukan penyelidikan dengan koordinasi bersama DinasKesehatan untuk mengetahui penyebab keracunan," kata AKBP Nasri, kemarin. Korban menurutnya diduga kuat sebelum keracunan, makan tempe, mi,
dan ayam. "Kami belum melihat adanya unsur kesengajaan dalam insiden keracunan atau kelalaian panitia, polisi masih terus melakukanpendalaman," katanya. Sedangkan Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, soal pelibatan balita dalam PKS masih belum ada laporan."Kalau untuk kasus keracunan kita serahkan sepenuhnya ke polisi," kata Agung Purwanto. (p juliatmoko)

Jumat, 27 Maret 2009


Jika Caleg Bentuk Koalisi Anti Suap

JEMBER - Sebanyak 31 caleg di Jember membentuk koalisi caleg anti suap dan money politik. Koalisi itu lucunya terbentuk dalam diskusi ringan di sebuah Pasar Tanjung Jember. Caleg tersebut diantaranya berasal dari Partai Demokrat, PMB, Partai Hanura, PAN, PDIP, Barnas dan PKNU. Mereka sepakat menandatangani pakta integritas untuk berkampanye tidak menggunakan cara-cara kotor politik uang dalam banner yang kemudian diarak keliling pasar. Sejumlah caleg dalam diskusinya menuturkan, ada yan sudah menghabiskan dana dari Rp 3 juta sampai 500 juta hanya untuk merebut kursi di dewan. "Saya bahkan sudah habis sampai Rp 500 juta dan membuat mobil ambulan untuk meraup masa. Itu duit yang tidak besar bagi saya," kata Subagyo salah seorang caleg DPR RI dari Partai Demokrat, kemarin. Sebagian caleg yang lain juga mengakui kalau untuk maju caleg memang dananya habis untuk membuat atribut termasuk dana akomidasi penggalangan calon pemilih. "Saya sudah mengahbiskan uang Rp 40 juta untuk menyediakan kopi, rokok dan itu belum termasuk akomodasi anggota," kata Heru Nugroho caleg DPRD Jember dari PMB. Dalam penandatanganan koalisi caleg anti suap itu tak ayal menjadi perhatian warga dan sempat memacetkan ruas jalan Pasar Tanjung.
Meski demikian, ada seorang caleg dari Partai Demokrat yang walk out karena tidak sepakat dengan beberapa redaksional pakta integritas. Sekretaris Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember Kustiono Musri sebagai penyelenggara mengatakan, selama ini caleg yang memiliki uang banyak selalu menggunakan uangnya untuk menggalang massa. "Itu bentuk pembodohan dan tidak memberikan pendidikan politik pada masyarakat," kata Kustiono Musri. Banner itu nantinya akan dipasang di dekat Kantor DPRD Jember sebagai fasilitas warga pemilih untuk menagih janji politik jika si caleg tidak menepatinya. Dalam kolaisi itu M Ekhsan anggota KPUD Jember Bidang Soaialisasi menyambut positif kesediaan para cakeg yang bersedia berkoalisi menolak politik uang. "Saya dengar dari panitia sudah mengundang seluruh caleg dari 38 partai, namun yang datang memang tidak semua, itulah kondisinya. Saya sangat sepakat format itu dalam mendidik masyarakat agar tidak tergiur politik uang," kata M Ekhsan. (p juliatmoko)


Tim Kejagung Masuki Tahap Penelitian

JEMBER- Tim Kejagung terus melakukan pemeriksaan dugaan tindak pidana korupsi APBD Jember 2002-2007. Kepala Kejaksaan Negeri Jember Irdham mengatakan, saat ini Tim Kejagung yang dipimpin M Anwar masih melakukan penelitian dan pengecekan hasil data pemeriksan pejabat yang telah dipanggil. "Baru saja pekan ini Tim Kejagung memeriksa fisik sejumlah proyek. Kini masih tahap penelitian," kata Irdham, kemarin. Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar lima dinas diantaranya, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial dan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Sejauh ini kata dia masih belum ada penetapan calon tersangka dalam pemeriksaan APBD tersebut. Untuk pekan ini Tim Kejagung masih berada di Jakarta untuk pengolahan data. "Dipastikan pekan depan Tim Kejagung akan datang lagi, Kalau siapa yang diperiksa, kita masih belum ada konfirmasi," ujarnya. Sedangkan Kepala Bagian Hukum Mudjoko mengatakan, dengan pemeriksaan sejumlah pejabat itu diharapkan tidak mempengaruhi kinerja kedinasan. Meski kabar di luar berhembus jika kinerja pejabat dinas sempat kelimpungan dan kebingungan, namun hal itu ditampik. "Tidak berpengaruh kok. Saya saja cuma mendampingi yang diperiksa, jadi kinerja tetap jangan sampai terganggu," kata Mudjoko. (p juliatmoko)

TKW Hilang Misterius di Arab Saudi

JEMBER - Kasus tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja di Arab Saudi kembali terjadi. Kali ini dialami kroban bernama Yayuh W, 34, warga Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo. Menurut pengakuan mertua Yayuk W, Muhyi, 58 mengatakan, pada awalnya pada Juli 2008 mantunya itu direkrut oleh seorang calo PJTKI bernama Kajud. "Sampai sekarang kami tidak ada informasi yang jelas tentang keberadaan Yayuk," kata Muhyi, kemarin. Dia juga mengatakan, menurut keterangan Kajud, Yayu sudah dibawa PT Kemuning Bunga Sejati yang beralamat Jal Rawamangun Muka Selatan 15 Jakarta Timur. Di penampungan itu, dia tinggal selama 2 pekan dan sempat menjalani tes kesehatan. Namun hasilnya, Yayuk tidak sehat dan tidak bisa diberangkatkan oleh PT Kemuning Bunga Sejati. "Tapi selanjutnya Yayuk dipindak ke PT Ifan Margataman di Jakarta Timur dan setelah ditampung 18 hari kemudian diberangkatkan ke Arab Saudi kepada seorang majikan. Tapi tidak jelas alamat dan kepastiannya," katanya. Hal yang sama juga diungkapkan kakak Yayuk, Mudrikah yang menuturkan kalau pihak keluarga sudah menanyakan ke Kajud dan majikan di Arab. "Jawabannya selalu tidak jelas. Makanya kami mengadu ke Disnakertrans Jember, namun tidak ditanggapi serius," kata Mudrikah. Pengaduan itu didampingi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jember. Melalui ketuanya, M Mufti mengatakan, Yayuk sebenarnya telah menjadi korban prekrutan TKI secara tidak sah karena PJTKI diduga tidak terdaftar di Disnakertrans Jember. "Kami mendesak agar Disnakertrans bertanggungjawab mencari keberadaan Yayukdan memnuhi hak-haknya agar bisa kembali ke Indonesia," kata M Mufti. Dia juga menyesalkan pelayanan Disnakertrans Jember yang samasekali tidak menindalanjuti pengaduan TKI yang hilang misterius di Arab Saudi. Dengan tidak adanya tanggapan serius dia juga bakal mengadukan kasus itu ke Disnakertrans Jatim dan Badan Penempatan, Perlindungan Nasional TKI (BP2NTKI). Pihak SBMI Jember juga meminta agar Disnakertrans Jember menindak tegas tekong Kajud yang telah melakukan rekrutmen tidak sah.
Saat dikonfirmasi, Kepala Disnakertrans Jember M Thamrin tidak bersedia memberikan jawaban memuaskan. Melalui Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans, Widiartomo mengatakan kalau pihaknya belum bisa memproses pengaduan yang dilaporkan keluarga korban TKI Yayuk. Dia beralasan Kepala Disnakertrans sedang tidak berada di kantor. Terpisah anggota Komisi D DRPD Jember Agus Hadi Santoso menyayangkan sikap Kepala Disnakertrans Jember tersebut. "Lho gimana sih, kok dinas itu tidak ada respon. Yang jelas kita akan minta penjelasan agar TKI yang hilang itu diperhatikan," timpal Agus Hadi Santoso. (p juliatmoko)

Ratusan Surat Suara Salah Kirim

JEMBER- Kesalahan distribusi surat suara terjadi di Jember. Salah satunya yakni sekitar 100 surat suara salah kirim ke daerah pemilihan yang bukan semestinya. Surat suara untuk DPRD Jember yang mestinya harus didistribuskan ke daerah pemilihan I, ternyata dikirim ke daerah pemilihan II. Anggota KPUD Jember Hanan Kukuh mengatakan, kesalahan itu hanya teknis pengiriman saja. "Ada 4 kota surat suara yang mestinya dikirim ke Dapil I, namun hanya 1 kotak berisi surat suara DPRD Jember yang keliru dikirim ke Dapil II. Tapi itu sudah kami selesaikan," kata Hanan Kukuh, kemarin. Smentara pemilu legislatif yang tinggal 12 hari ternyata distribusi logistik pemilu belum juga rampung. Keruwetan distribusi logistik pemilu itu sebagai dampak tarik ulur pengadaan logistik pemilu, antara KPU propinsi dan KPU pusat.
Akibatnya distribusi logistik di tingkat kabupaten molor, sehingga berdampak pada distribusi logistik di tingkat kecamatan dan TPS.
Sedangkan Ketua Panwaskab Jember Agung Purwanto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan adanya distribusi surat suara yang nyasar tersebut. "Kita minta agar KPU dan petugas distribusi tidak gegabag dalam pengiriman surat suara. Kalau perlu harus dicek lagi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," kata Agung Purwanto. Menurutnya H-7 nanti semua posisi logisktik pemilu dari PPK ke PPS sudah harus didistribusikan. "Saat ini masih ada laporan isi kotak, form dan surat suara masihn ada kekurangan jumlahnya sekitar ribuan," katanya. Soal kekacauan DPT, menurutnya saat ini menjadi fokus dalam pelaksanaan pemilu. Dalam kasus DPT Jember, pihaknya mendalami dan terus berkoordinasi adanya ketidakjelasan DPT itu. "Sekarang kami minta agar ada solusi jika ada wrga yang tidak masuk dalam DPT," katanya. Jika ada DPT yang perlu dicoret karena fiktif, maka KPU diminta tidak ragu untuk langsung mencoretnya. (p juliatmoko)

Baleho Dicopot, Caleg Gugat Bupati Rp 1 Miliar

JEMBER - Merasa dirugikan karena atribut atau baleho caleg diturunkan paksa sepihak, Hadiyanto seorang caleg Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia berang. Bahkan caleg untuk DPR-RI daerah pemilihan IV Jember-Lumajang ini menuntut dengan menggugat perdata Bupati Jember MZA Djalal Rp 1 miliar. Hadiyanto yang juga jurnalis foto Antara ini mengatakan, setidaknya ada 3 titik balehonya di Kecamatan Tempurejo yang dicopot paksa Satpol PP dan Panwascam. "Padahal penempatan balehos saya tidak menyalahi aturan, yang jelas saya dirugikan atas pencopotan baleho itu sebab potensi suara saya bisa hilang," kata Hadiyanto, kemarin. Secara serius, pria kelahiran Jember ini bakalmendaftarkan gugatan perdata itu ke Pengadilan Negeri Jember dalam waktu dekat. Dia juga melaporkan Panwaskab Jember ke Polres Jember karena Panwascam salah dalam melakukan tindakan pencopotan baleho tersebut. Sayangnya seorang penyidik menolaknya laporan itu dengan memintanya untuk melapor ke Panwaskab. "Saya sangat kecewa sekali, saya sudah datangi Panwascam dan Panwaskab mau mencopot baleho kok pakai aturan Perda, mestinya pakai undang-undang pemilu dong," ujarnya. Sedangkan anggota Panwaskab Jember Devisi Pengawasan M Syaifudin mengatakan, penurunan baleho sebenarnya dilakukan petugasnya bersama Satpol PP pada lokasi tertentu misalnya, segitiga emas perkotaan, tempat peribadatan dan pendidikan. "Kita masih memproses laporan itu nanti akan kita bahas apakah pelanggaran perda atau bukan. Contoh barang buktinya sudah kami amankan," kata M Syaifudin usai adu mulut dengan Hadiyanto. Berdasarkan data yang masuk ke Panwaskab Jember, laporan tidak terima atas pencopotan baleho caleg masih baru pertama terjadi. Sedangkan laporan masyarakat lainnya yakni pelibatan anak-anak dibawah umur dalam kampanye salah satunya PDIP Jember saat mendatangkan Megawati pekan lalu. (p juliatmoko)

Puluhan Warga Misterius Masuk DPT

JEMBER - Persoalan daftar pemilih tetap (DPT) belum juga usai. Kemarin Panwascam Sumbersari bahkan menemukan ada puluhan warga tidak dikenal alias misterius terdaftar dalam DPT. Ketua Panwascam Sumbersari Siswoyo mengatakan, di salah satu kelurahan di 2 TPS Kelurahan Kranjingan, terdapat sekitar 80 orang yang samasekali tidak dikenal namun bisa masuk DPT. "Kita menerima DPT final dari KPU baru sehari lalu, namun setelah kami cek untuk sementara di 11 tempat pemungutan suara, ada sekitar 80 orang tidak dikenal masuk DPT dan itu sangat rawan ketika pemilu berlangsung," kata Siswoyo, kemarin
Selain itu dia juga menemukan ribuan nomor induk kependudukan (NIK) yang tertera di DPT tidak sesuai dengan standar NIK KTP. "Kami menduga kesalahan itu dilakukan sistematis. Kemungkinan data di DPT itu tidak pernah dicek atau dicocokkan," katanya. Dia mencontohkan, DPT di TPS 22 Karangrejo terdapat 379 pemilih tidak mencantumkan NIK secara benar. Mestinya NIK yang sesiau adalah 16 digit, namun pada lembar itu hanya ditulis 6 digit dan seluruhnya sama ber-NIK 350921.
Hal serupa juga terdapat di TPS 2 Karangrejo yang menyebutkan hanya 111 dari 397 pemilih dalam DPT yang memiliki NIK lengkap 16 digit. Sedangkan di TPS 56 Gumuk Kerang, NIK pada angka terakhir diurutkan begitu saja mulai dari pemilih nomor 1 sampai 428. Salah seorang anggota Panwascam Bagus Barlian mengatakan, dengan munculnya persoalan DPT itu maka memungkinkan jika pemilu berlangsung bisa saja muncul nama yang sebenarnya tidak ada menjadi ada. "Itu berpotensi pengglembungan suara," kata Bagus. Dia juga menambahkan, di TPS 18 Antirogo sebagian besar NIK pemilih diakhiri dengan huruf T yang tidak diketahui maksudnya. "Kami merekomendasikan ini ke Panwaslu dan KPU untuk disikapi agar tidak muncul masalah yang lebih besar," ujarnya. Sedangkan Ketua PPK Sumbersari Ahmad Hairosi mengatakan, pihaknya mendapatkan data itu dari Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (P2DP). Soal adanya perbedaan NIK dalam DPT menurutnya merupakan kesalahan teknis dan sebenarnya nama-nama itu memang sudah ada orangnya secara riil. "Bagaimana lagi ada 82 ribu pemilih lebih, kemungkinan kesalahan itu hanya salah entri data saja.Sebab komputer kami hanya 1 dan sebagian ada yang entri di-rentalan komputer," kata Ahmad Hairosi.
Belum lama ini, Kantor Imigrasi Jember menangkap Muhammad Tobi imigran gelap asal Banglades yang tinggal 7 tahun tanpa dokumen resmi di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Setelah ditelusuri, Tobi ternyata masuk DPT dan mengikuti pemilu tahun 2004, pilkada Jember tahun 2005, pilgub Jatim tahun 2008 dan nyaris akan mengikuti pemilu April nanti. Sedangkan Ketua KPUD Jember Sudarisman mengaku baru kali ini dirinya menerima informasi WNA masuk dalam DPT. "Yang jelas itu tidak benar. Ya, harus dicoret dia dari DPT," kata Sudarisman. Dia menambahkan, pemutakhiran data DPT itu berasal dari data mentah Bapenduk melalui data sistem adminsitrasi kependudukan (SIAK). Hal itu diduga juga memungkinkan kesalahan entri NIK pada DPT. Ketika masuk daftar agregat sudah masuk data kependudukan, maka itu yang dipakai patokan. "KPU tinggal mevalidasi saja yang penting sudah diatas 13 tahun keatas dan sudah menikah, kalau ada data lain dan bertentangand engan data Bapenduk, maka itu secara otomatis akan dicoret," tandasnya. (p juliatmoko)

Minggu, 15 Maret 2009


Magma Semeru Yang Terus Menderu
Aktivitas Vulkanik Semeru Masih Fluktuatif

LUMAJANG- Sepuluh hari selama penetapan status siaga Gunung Semeru masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang tidak mudah diprediksi. Bahkan aktivitas gunung tertinggi di Pulai Jawa ini cenderung fluktuatif. Ketua Tim Tanggap Darurat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Agus Budiyanto yang terus memantau Gunung Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipuro mengatakan, kemarin telah terjadi 13 gempa letusan
yang sebenarnya aktivitas itu dibawah normal.
"Pada Minggu ini Semeru hanya mengeluarkan 13 gempa letusan, aktivitas gempa letusan ini mengkhawatirkan karena dibawah normal yang biasanya minimal 90 gempa letusan per hari," kata Agus Budianto, kemarin. Dengan begitu, maka bisa jadi Gunung Semeru tersebut aktivitas gempanya terhambat oleh material vulkanik dibibnir kawah. Jika enegri besar dikeluarkan dalam perut gunung, maka bisa terjadi letusan dahsyat. "Pola aktivitas vulkaniknya saat ini fluktuasi dan kita akan memantaunya sampai sebulan kedepan. Saat ini masih status siaga untuk mengansitipasi akumulasi energi dalam Gunung Semeru," katanya. Selain itu, kemarin pagi gunung yang memiliki puncak tertinggi Mahameru ini pada pukul 06.10 WIB mengeluarkan asap letusan setinggi 500 meter berupa abu letusan. Bbeerapa hari sebelumnya, letusan asap bisa mencapai 800 meer. "Angin tidak kencang, mungkin radius yang terkena abu Semeru bisa mencapai 10 km dari lokasi gunung," ujarnya.
Gunung Semeru dalam tiga hari ini juga mulai terbentuk kubah lava tepatnya di puncak Joggring Saloko. Kubah lava baru itu muncul karena tekanan magma yang berada di perut gunung. Tekanan yang cukup tinggi itu akhirnya mendorong sumbatan material vulaknik hampir ke bibir kawah. Namun demikian, kubah lava baru itu belum bisa dilihat secara visual dari Pos Pantau Gunung Sawur.
Sedangkan Ketua Harian Satlak PBP Lumajang Wisu Wasono Adi mengatakan, pihak vulaknologi meminta pada warga di lereng Gunung Semeru antara lain warga yang berada di aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang dan Besuk Kembar untuk meningkatkan kewaspadaanya. Sebab guguran lava pijar serta awan panas dimungkinkan melewati ke tiga sungai jika Semeru sewaktu-waktu "batuk". "Dua desa yang memiliki jarak kurang lebih 9 Km dari puncak Gunung Semeru itu sudah kami minta meningkatkan kewaspadaannya, tapi ingat jangan panik sebab kami akan memandu lewat koordinasi perangkat kecamatan hingga desa jika terjadi kondisi darurat," kata Wisu Wasono Adi. (p juliatmoko)


Siaga Gunung Semeru
BPBN Minta Pemkab Lakukan Simulasi Bencana

LUMAJANG- Status siaga dan aktivitas vulkanik Gunung Semeru ternyata mendapat perhatian serius dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemarin, presiden menurunkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) untuk meninjau persiapan penanggulangan dini jika terjadi bencana pada gunung tertinggi di Pulai Jawa itu. Pihak Pemkab Lumajang juga diminta oleh BPBN agar memberikan simulasi dan memberikan sosialisasi sebagai bentuk tanggap darurat penanganan bencana. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Samsul Muarif disela-sela rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana Semeru di Pendopo Kabupaten mengatakan, pihaknya meminta agar Bupati Lumajang Syuahrazad Masdar memegang kontrol kesiapan penanganan jika Gunung Semeru benar-benar meletus dan menyebabkan bencana.
"Bencana Gunung Semeru harus dipersiapkan sejak dini, makanya perlu segera dilakukan sosialisasi ke masyarakat agar tahu tindakan dini yang dilakukan ketika Semeru meletus," kata Samsul Muarif, kemarin. Dia juga menambahkan, pihak Pemkab Lumajang diminta agar menyiapkan segala perlengkapan penanggulangan bencana sekaligus peralatan kelancaran komunikasi.
"Kalau perlu lakukan simulasi penanganan bencana bagi warga lereng Semeru.
Saat ini kita melihat banyak kekurangan penanganan bencana Semeru, seperti peralatan SAR yang tidak layak serta peralatan Pos Pantau Gunung Semeru yang tidak maksimal mengetahui secara dini bencana yang akan muncul," ujarnya. Pihaknya juga meminta agar personel TNI/Polri serta pengusaha dilibatkan dalam penaggulangan bencana dini oleh Pemkab Lumajang dan pihaknya mengaku siap membantu kebutuhan Pemkab Lumajang dan Pemprov Jawa Timur.
Sebelumnya peningkatan status Gunung Semeru ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 6 Maret 2009 pukul 14:00 WIB yakni dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III. Dua hari sejak status Siaga, aktivitas vulkanik gunung dengan puncak tertingginya Mahameru setinggi 3676 meter diatas permukaan laut itu cukup tinggi. PVMG mencatat telah terjadi gempa tremor secara menerus dengan amplituda maksimum 10 mm dan diiringi oleh terdengarnya suara dentuman letusan pada pukul 00:10:28 WIB. Suara mirip ledakan itu sampai terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur dengan amplituda Gempa Tremor Letusan saat itu menunjukan overscale yang berlangsung hingga pukul 03:15:57 WIB.
Sedangkan
Ketua Harian Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Lumajang, Wisu Wasono Adi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan
43 ribu masker yang sudah ditempatkan ditiap puskesmas di Lumajang. Masker itu gratis untuk dimanfaatkan warga disana yang terkena dampak langsung abu Gunung Semeru untuk mencegah penyakit Ispa (infeksi saluran pernafasan atas) maupun iritasi. "Kami minta masyarakat mewaspadai guyuran hujan abu vulkanik Semeru, sebab daerah yang paling rawan dengan bencana yang ditimbulkan Gunung Semeru sebanyak 5 kecamatan yakni, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe dan Senduro," kata Wisu Wasono Adi. Pihaknya juga menyiapkan tempat-tempat pengungsian antaa lain di balai desa, balai dusun dan sekolah yang bisa digunakan warga apabila Gunung Semeru itu mengamuk dan terjadi letusan dahsyat. "Kita tetap berharap agar Warga tidak terlalu panik jika Semeru terus meningkat, pokoknya tunggu perintah dari perangkat desa setempat jika ada kondisi darurat," ujarnya. (p juliatmoko)


Siaga Gunung Semeru
Belum Ada Kubah Lava Baru

LUMAJANG - Pemantauan terhadap status Siaga Gunung Semeru terus dilakukan, bahkan kini makin diintensifkan. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung
, Surono mengatakan, sejak lima hari berjalan status siaga tetap diberlakukan dan belum ada rencana menurunkan status. Dalam pantauan secara visual kemarin, Surono menyatakan di puncak Gunung Semeru masih belum atau tiadk ada kubah lava baru yang bisa terpantau. "Kubah lava dalam aktivitas vulkanin Smeru tidak atau belum ada berdasarkan pantauan secara visual," kata Surono saat dihubungi SINDO, tadi malam.
Dia juga memaparkan, dari catatan seismograf di Pos Pantau Gunung Sawur, aktivitas vulkanik Gunung Semeru kemarin sejak pukul 12.00 sampai pukul 18.00 WIB terdapat 12 kali gempa letusan maksimal 1 sampai 9 mm, juga terdapat 2 kali gempa tektonik maksimal 12 sampai 17 mm dengan durasi waktu 58 sampai 74 detik. Sedangkan untuk pengamatan visual, cuaca menunjukkan terang, angin tenang, suhu udara 26 derajat celcius dan terkadang hujan dan pemantauan terhalang kabut tebal.
"Kesimpulannya Gunung Semeru masih tetap Siaga dan kita minta warga waspada dan tidak panik," katanya. Sedangkan Sekretaris Satlak PBP Pemkab Lumajang A Zainul mengatakan, sejauh ini pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih belum menunjukkan hal-hal yang dapat mengkhawatirkan untuk terjadinya bencana letusan gunung merapi tertinggi di Pulau Jawa tersebut. "Sama seperti sebelumnya, belum ada yang signifikan. Tapi tetap dalam pentauan serius," kata A Zainul.
Sebelumnya peningkatan status Gunung Semeru ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 6 Maret 2009 pukul 14:00 WIB yakni dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III.
Dua hari sejak status Siaga, aktivitas vulkanik gunung dengan puncak tertingginya Mahameru setinggi 3676 meter diatas permukaan laut itu cukup tinggi. PVMG mencatat telah terjadi gempa tremor secara menerus dengan amplituda maksimum 10 mm dan diiringi oleh terdengarnya suara dentuman letusan pada pukul 00:10:28 WIB. Suara mirip ledakan itu sampai terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur dengan amplituda Gempa Tremor Letusan saat itu menunjukan overscale yang berlangsung hingga pukul 03:15:57 WIB. Menurut Surono, karakter umum letusan Gunung Semeru yakni mmeiliki letusan abu diikuti semburan lava pijar dan pertumbuhan kubah. Letusannya berlangsung dengan interval letusan 20 – 30 menit dalam kondisi waspada Level II. Sementara dampak bahaya tumpukan material abu letusan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Puncak Semeru dapat menimbulkan ancaman bahaya lahar di musim penghujan yang masih berlangsung seperti saat ini.
Sementara Bupati Lumajang Syahrazad Masdar menyatakan, perkembangan terakhir aktivitas vulkanik Gunung Semeru dalam keadaan membaik. "Kita tetap meminta warga di sekitar Semeru untuk tenang," kata Syahrazad Masdar. Terkait dengan status Semeru, dia menyerahkan sepenuhnya pada tim PVMBG Bandung yang sudah menurunkan dua personil untuk pemantauan intensifnya. "Status masih siaga dan sedang aktivitas vulkani sedang dipelajari untuk turun mennadi status waspada," ujarnya. Soal antisipasi terburuk, kata dia Pemkab Lumajang sudah menyatakan siap dengan semua keperluan diantaranya untuk pengungsian dan logistik darurat bencana. "Tapi sampai sekarang masih belum dipergunakan sebab warga disekitar Smeru masih belum memerlukannya," katanya. (p juliatmoko)


Warga Segel Pintu Masuk Tambang Mangan
"Penutupan Tambang Harga Mati !!! "

JEMBER - Penutupan dan desakan pencabutan izin tambang mangan diDesa Pace Kecamatan Silo agaknya menjadi sebuah harga mati bagi warga sekitar. Bersama nahdliyin melalui Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (GNKLH PCNU) Jember, puluhan warga, kyai dan tokoh masyarakat akhirnya menyegel pintu masih menuju tambang, Sabtu (14/3). Penyegelan itu dilakukan dengan melakukan aksi demo ratusan warga yang sebelumnya menggelar istighosah di Masjid Istiqlal Desa Pace. Warga juga melakukan teaterikal dengan membuat semacam kuburan dengan batu nisan bertuliskan "Langkahi mayat kami jika mau tambang Silo". Salah seorang warga, Syaifuddin menyesalkan kebijakan Bupati Jem,ber MZA Djalal yang pada akhirnya menerbitkan izin pertambangan mangan itu. Selain itu, dalam pertemuan dengan ulama beberapa waktu lalu, bupati sempat menjanjikan tidak akan memberikan izin pertambangan. "Kami terus dijanjikan tanpa ada bukti, bupati jangan hanya berani ngomong. Kami lelah dengan penundaan. Cabut segera izin tambang sebab penolakan tambang adalah harga mati bagi kami," kata Syaifuddin, ketika berorasi. Dalam istighosah itu ratusan warga juga membubuhkan tanda tangan kesepakatan penolakan tambang mangan tersebut. Warga juga tidak ketinggalan Sedangkan ulama Kecamatan Silo yakni KH Imam Qarumaen yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah menegaskan, pertambangan mangan di Silo tidak akan menambah manfaat, namun bisa menjadi potensi bencana alam. "Kita tidak ingin bencana banjir serupa terjadi di Silo. Biarkan petani disini berkebun dan bercocok tanam, tanpa ada pertambangan mangan," kata KH Imam Qarumaen yang didampingi Imam Ali Wafa Ketua NU Kecamatan Silo.
Sementara Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (GNKLH PCNU) Jember Abdul Qodim Manembojo menyatakan, penerbitan izin pertambangan mangan di Kecamatan Silo itu terbukti cacat hukum dan tidak prosedural. "Di Silo sama sekali tidak cocok untuk tambang, lebih baik untuk pertanian dan agrobisnis," kata Abdul Qodim Manumbojo. Dia juga mendesak agar bupati segera mencabut izin tambang tersebut. "Pada prinsipnya tambang itu harga mati harus dicabut. Saya yakin Bupati punya mata, telinga, dan hati nurani, kalau itu dia tak punya, maka dia tak akan mencabut," tandas Abdul Qodim Manembodjo. Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember Haryanto mengatakan, dia tidak mengira jika di Desa Pace bisa terjadi aksi demo penolakan dan penutupan tambang mangan. "Disana itu sudah lama warga ada yang menambang mangan, kemudian waktu berjalan hingga akhirnya ada investor yang mengajukan izin tambang seperti sekarang. Makanya disana masih pro-kontra," kata Haryanto. Saat ini disana suasana cukup memanas, beberapa pekan sebelumnya warga digegerkan dengan peledakan yang diduga dinamit dari lokasi tambang mangan di Perkebunan JA Wattie melalui penggarap CV Wahyu Sejahtera. "Karena kondisinya masih panas, maka eksplorasi dihentikan dulu, soal desakan pencabutan izin hal itu masih menunggu perkembangan," katanya. (p juliatmoko)

Jumat, 27 Februari 2009


"Ponari" (Sweat) Baru Muncul di Jember ! ! !

JEMBER - Fenomena praktek pengobatan dengan batu Ponari asal Jombang terus bermunculan. Kali ini dari Jember Jawa Timur, salah seorang warga mengaku bisa menyembuhkan segala macam penyakit lewat sebuah batu ajaib. Si pemilik itu adalah Ali Kasim (39) warga Kelurahan Tegal Boto Lor Kecamatan Sumbersari yang bermata pencaharian sebagai tukang rongsokan. "Saya mendapat batu ini dari seorang pengemis bukan dari petir sekitar 3 tahun lalu. Pertama saya coba celupkan seperti batu Ponari, pada isteri saya yang sakit kesemutan kaki dan anak saya yang terkena penyakit sering kaget. Hasilnya alhamdulilah kini sudah sembuh," tutur Ali Kasim yang juga mantan pegawai honorer Pemkab Jember selama 19 tahun ini, Jumat (27/2). Batu itu sendiri berwarna abu-abu agak hitam berukuran panjang sekitar 5 centimeter dan lebar 2 centimeter. Belum jelas jenis batu apa yang dimilikinya, tapi Ali sempat meminta batu dari seorang pengemis itu dengan air minum dan uang Rp 26 ribu. Namun pada salah satu bagian depan batu itu ada semacam bekas telapak kaki selebar jari jempol orang dewasa. "Praktek pengobatan saya lakukan di masjid dan baru dilakukan sekali," katanya. Setidaknya pada pengobatan awal ada sekitar 10 pasien dan dikenai tarif seikhlasnya untuk membangun masjid. Warga masih terus berdatangan untuk minta pengobatan dan akhirnya membuka Ali berpraktek tiap usai Maghrib di Masjid Al Muchidin hingga pukul 20.00 malam. Pengobatan di masjid itu dia pilih untuk menghindari rasa syirik. "Saya sudah bilang pengobatan ini pada pengurus RW dan imam masjid. Ya, supaya pengobatan dengan batu ini bisa mendapatkan doa dan kesembuhan dari Allah," ujarnya. Dengan batu itu, Ali juga menuturkan kalau usaha barang rongsokan dekat Kampus Universitas Jember itu yang ditekuni baru 3 tahun itu juga berjalan lancar. "Baru saja saya dapat rezeki, membeli barang murah dan saya jual lagi harga berkali-kali lipat," katanya. Sedangkan Ketua RW 2 RT 2, Tori dan imam masjid Arifin mengatakan, kalau adanya praktik pengobatan Ali itu sudah disampaikan kepada dirinya. "Kata perangkat RT/RW dan pak Arifin tidak masalah. Yang penting tidak meresahkan masyarakat dan perbuatan syirik," ujar Tori seperti ditirukan Ali. (p juliatmoko)



SBY Grilya Dukungan Lewat Teleconference Ribuan Jamaah Manakib

JEMBER - Semenjak mendeklarasikan diri sebagai calon presiden, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) makin gencar saja berkomunikasi dengan calon pemilihnya. Namun komunikasi itu tidak harus keluar dari istana kepresidenan dan terjun langsung ke kantung-kantung massa. Namun dia melakukan teleconference dengan ribuan orang jamaah Manakib dengan di Ponpes Al Qodiri Jember yang diasuh oleh KH Ahmad Muzakki Syah. Komunikasi yang dilakukan pada Kamis (26/2) malam sekitar pukul 20.00 WIB itu juga menggunakan peralatan televisi dan didengarkan serta diperlihatkan langsung dihadapan ribuan jamaah. Tidak lama teleconference iu dilakukan, hanya sekitar 25 menit. SBY saat itu didampingi enam orang menteri kabinet Indonesia Bersatu. Mereka yakni Mensetneg Hatta Rajasa, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menkes Siti Fadillah Supari, Menteri Sekab Sudi Silalahi, Menhub Jusman Syafii Jamal, Menristek Kusmanyanto Kadiman. Sedangkan di Ponpes Al Qodiri dihadiri langsung Menkoinfo M Nuh usai memberikan meresmikan gedung teknologi informasi dan komunikasi di Politeknik Negeri Jember.KH Ahmad Muzakki Syah mengatakan, pengajian dan kirim doa itu dihadiri tidak hanya dari Jember saja. "Santri disini berasal dari seulurh Indonesia, ada dari Banjarmasin, Mataram, Lombok, Bali, Jakarta dan lainnya," kata KH Ahmad Muzakki Syah. Menurut dia, SBY merupakan santrinya berikut 7 menteri saat ini. "Sebelum menjadi presiden, pak SBY memang sudah sering kesini untuk silaturahmi," katanya. Sedangkan SBY dalam ceramah singkatnya juga memperkenalkan para menterinya yang sekama ini membantu pembangunan Indonesia. "Saya senang dan teringat saat berkunjung ke Pesantren Al Qodiri, saya tidak bersama saudara-saudara namun hati saya ada disana. Kita berharap akan membuat ketentraman bangsa dan selalu mengahdapi ujian dan bersikap tegar dan berikhtiar, setelah berikhtiar kita serahkan semuanya pada Allah SAW dan kita marilah bersyukur," kata Susilo Bambang Yudhoyono.SBY juga menekankan pada jamaah agar tidak takut menghadapi pemilu. Pemilu menurutnya bukan sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan. Dia juga mengajak rakyat agar memilih pemimpin yang dipercaya dan memilih anggota legislatif dan parpol yang bisa dipercaya. "Pemilu bukan hal yang menyeramkan, marilah kita memilih calon presiden yang baik, calon legislatif yang baik. Jangan terjadi permusuhan diantara kita, kita bersaudara jangan perbedaan parpol dan perbedaan yang lain lantas tidak rukun satu sama lain," ujarnya. (p juliatmoko)
BKS SD Jiplakan Dilaporkan ke Ikapi, Ahmad S Terbirit-birit...

JEMBER - Kasus penjiplakan Buku Kerja Siswa Sekolah Dasar (BKS SD) terus menggelinding. Terbaru, Asosiasi Penerbit, Pedagang, dan Pengusaha Kecil (AP3K) Jember bakal segera melaporkan kasus itu ke Ikatan Penebit Indonesia (Ikapi) pusat. Ketua AP3K Jember E Raharjo mengatakan, temuan BKS SD yang dijiplak itu makin hair makin bertambah saja jumlahnya. Bahkan selain seluruh mata pelajaran yang dijiplak, ternyata juga diduga seluruh tingkatan kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. "Kita sudah koordinasi dengan Ikapi dan secepatnya mengadukan kasus ini ke Ikapi. Sebab selain merugikan penerbit, BNKS jiplakan ini juga merugikan seluruh siswa SD," kata E Raharjo, kemarin. Terkait penelusuran BKS jiplakan itu, AP3K Jember masih terus melakukan pencairan sampai ke BKS yang sudah tidak terpakai. "Itu untuk mencari awalnya BKS jiplakan ini sebenarnya dari mana," katanya. Soal penerbit asal Surabaya yang merasa dirugikan dalam kasus ini, kata dia masih belum ada konfirmasi. Namun kabarnya pejabat Dinas Pendidikan Jember sudah menemui penerbit di Surabaya namun belum ada hasilnya. Terpisah, Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Jember Agus Slameto mengatakan, dalam kasus itu Inspektorat Jember sudah turun tangan untuk memeriksanya. "Sudah ada beberapa orang yang terkait BKS itu dipanggil Inspektorat. Kita tunggu saja hasilnya," kata Agus Slameto. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemanggilan itu ditujukan pada Kepala Bidang TK/SD Jumari, serta tim penyusun lainnya seperti Gunayat Sunaryo termasuk Kepala Dinas Pendidikan Achmad Sudiyono. Namun demikian, Jumari dan Achmad Sudiyono tidak mengakui kalau sudah dipanggil untuk memberikan klarifikasi BKS jiplakan pada Insektorat Jember. Achmad Sudiyono saat dikonfirmasi soal itu, mengaku dirinya masih di Jakarta. Namun kabar yang beredar, dia juga dipanggil oleh Bupati Jember MZA Djalal di Pendopo Bupati. Sedangkan Jumari mengaku dirinya masih berada di Balung dalm perjalanan melayat ibunya yang meninggal dunia. "Apa hubungannya dengan Inspektorat, kita dalam proses untuk menyelesaikan persoalan ini. Penyusun sudah kita klarifikasi dan sebagian sudah ke penerbit di Surabaya," kata Jumari. Sedangkan Kepala Inspektorat Jember Abdul Muis Baliya saat dikonfirmasi mengaku justru masih belum melakukan langkah apapun apalagi memanggil pejabat Dinas Pendidikan terkait BKS jiplakan. "Kita belum panggil kok, tapi kalau ada yang akan ada tindakan dan sanksi. Mestinya penerbit yang menjadi korban segera lapor ke polisi, sebab sekarang yang menjadi korban kok masih diam saja," kata Abdul Muis Baliya. (p juliatmoko)
APBD Setengah Miliar Merugi

JEMBER- Pemeriksaan penyimpangan APBD di Jember tidak hanya dilakukan Tim Kejaksaan Agung, namun Inspektorat Badan Pengawas Jember juga turun tangan. Hasilnya, Pemkab Jember menanggung kerugian Rp 523 juta pada tahun 2008. Kepala Badan Pengawasan Abdul Muis Baliya mengatakan, kerugian APBD itu berdasarkan pada 1.358 temuan pada program kerja pemeriksaan tahunan (PKPT) dan non PKPT. "Temuan itu di luar Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pekerjaan Umum Binamarga, jumlahnya kerugian itu mencapai Rp 523.264.487," kata Abdul Muis Baliya, kemarin. Ia menambahkan, untuk temuan yang sudah ditindaklanjuti sebesar Rp 86.709.403.500 dan Sisanya Rp 436.555.083. "Selama tahun 2008, temuan terbanyak pada aspek keuangan yakni 608 temuan. Selanjutnya pada sisi sumber daya manusia dengan 351 temuan, aspek organisasi 152 temuan, aspek sarana prasarana 152 temuan dan aspek fisik 95 temuan," ujarnya. Untuk jumlah kasus melalui posko pengaduan di kantor tersebut mencapai 135 kasus. Kasus itu meliputi 115 kasus bidang pemerintahan dan aparatur, 17 kasus bidang pembangunan dan tiga kasus bidang keuangan dan kekayaan. Pada bidang pembangunan terdapat satu kasus penyalahgunaan dana bantuan operasional sekolah, 4 kasus penyalahgunaan dana bantuan langsung tunai, dua kasus jaringan pengaman sosial, 2 kasus penyimpangan bantuan banjir atau irigasi, 1 kasus penyalahgunaan dana rumah tidak layak huni, 3 kasus proses lelang, dan 4 kasus lain-lain. Sedangkan bidang keuangan dan kekayaan, ditemukan satu kasus penyalagunaan wewenang keuangan, dan dua kasus kehilangan aset. Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Jember Suharyono mengatakan, dengan kerugian itu mestinya Inspektorat Badan Pengawas Jember mampu menindaklanjuti sampai proses hukum. "Kalau tidak, ya percuma dan penyimpangan bisa terulang terus sebab tidak ada efek jera," kata Suharyono. (p juliatmoko)

Selasa, 24 Februari 2009


Ribuan BKS SD Jiplakan Kurikulum Lama Beredar Luas
Dindik dan Dosen Unej Diduga Terlibat


JEMBER- Ribuan siswa sekolah dasar jadi korban kurikulum pembelajaran. Itu menyusul temuan Asosiasi Penerbit, Pedagang, dan Pengusaha Kecil (AP3K) Jember yang menyebutkan adanya ribuan buku kerja siswa (BKS) untuk siswa SD ternyata palsu alias jiplakan. BKS yang asli dikekuarkan oleh salah satu penerbit asal Surabaya dengan menggunakan kurikulum terbaru tahun ini. Seluruh isi pembelajaran siswa itu teryata dijiplak penuh bukan oleh penerbit namun mengatasnamakan BKS Jember Intelektual dan Bermutu (Jitu). Pada BKS Jitu itu ditemukan pada buku mata pelajaran Matematika dan PPKn. BKS Jitu itu ternyata masih menggunakan kurikulum lama tahun 2006 lalu.
"Kita melihat ada kasus penjiplakan dalam BKS ini dan jelas melanggar undang-undag hak cipta," kata Ketua AP3K Jember E Raharjo, kemarin. Dalam BKS Jitu itu diduga kuat juga melibatkan petinggi Dinas Pendidikan Jember dan dosen Universitas Jember. Mereka antara lain Kepala Bagian TK/SD Jumari yang dalam Buku Jitu sebagai Tim Penyusun dan Konsultannya yakni Hobri salah satu dosen FKIP Universitas Jember.
"Dalam penyelidikan kami tidak hanya BKS Matematika dan PPKn, namun juga ada BKS mata pelajaran lain. Itu jelas merugikan asosiasi penerbit dan siswa," katanya. Dengan munculnya BKS Jitu yang ditengarai disusun oleh Tim Kabupaten Jember itu bisa menurunkan omset penerbit dari 40 persen hingga 80 persen. Selain itu dampaknya juga membuka peluang mark up atau penyimpangan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD. Apalagi menurut dia dalam BKS Jitu tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena tidak memuat daftar pustaka seperti BKS penerbit pada umumnya. "BKS Jitu ini kita temukan sejak 1 semester ini dan akibatnya penerbit lainnya terpaksa menjual ke sekolah-sekolah swasta dan madrash ibtidaiyah," Namun demikian kasus ini masih belum dilaporkan ke pihak kepolisian sebab AP3K Jember menyerahkan tuntuan atau pelaporan itu pada pihak penerbit.
Dikonfirmasi persoalan itu, Kepala Dinas Pendidikan Jember Achmad Sudiyono bungkam dan melemparkan kepada Kepala Bidang TK/SD Jumari. Namun saat akan ditemui di kantornya, Jumari mengaku masih berada di Kecamatan Kalisat. "Sudah sejak awal saya mewanti-wanti agar penyusunan BKS itu sesuai aturan. Kini sudah muncul persoalan dan kita sedang mengusut ini dan mencari siapa dalangnya," kata Jumari dengan nada tinggi. Dia juga mengatakan kalau sebelum penyusunan BKS Jitu itu dirinya pernah disodori oleh Tim Penyusun untuk mengkoreksi, namun tidak ada hasilnya. "Saya punya atasan untuk mempertanggungjawabkan sebagai tim penyusun. Itu yang saya sesalkan sampai saat ini hingga bisa muncul bentuk seperti BKS Jitu," kilahnya. Soal penarikan BKS Jitu tersebut, Jumari belum ada rencana namun pihaknya berjanji akan menuntaskan persoalan itu agar tidak mengorbankan pembelajaran ribuan siswa SD. (p juliatmoko)

Senin, 23 Februari 2009


Kedatangan Prabowo di Jember Semrawut dan Kisruh !

JEMBER - Kedatangan calon presiden dari Partai Gerindra semrawut. Itu tampak pada saat Prabowo Subianto yang juga Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra turun dari helikopter yang mendarat di Lapangan Sukorejo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Jawa Timur. Jadal yang mestinya pukul 2.00 WIB, ternyata molor dua jam. Warga disana saling berebut salaman dengan Prabowo ketika datang. Namun oleh oknum Satgas Gerindra justru dihalang-halangi bermaksud untuk mengamankan. Tak ayal salah seorang warga itu tak terima dan terlibat adu jotos dengan Satgas. Beruntung Prabowo yang tahu itu langsung melerai dan mendamaikannya. Selanjutnya dengan lapang dada Prabowo memberikan salaman pada warga dan meluncur ke Ponpes An Nuris. Apalagi kekecewaan itu kembali muncul dengan batalnya Prabowo di Pondok Pesantren Al Qodiri di Kecamatan Kaliwates. Ribuan warga asal Jember dan Lumajang dan santri disana kecewa karena sudah menunggu namun batal mengunjungi pondok pesantren tersebut. Pengasuh Pondok Pesantren Al Qodiri Kyai Achmad Muzakki mengaku meski dirinya tidak kecewa, namun warga dan juga santrinya yang justru merasa kecewa. "Kami sudah menyiapkan drum band untuk menyambut Prabowo, saya sendiri tidak kecewa namun warga dan santri saya yang kaget kok Prabowo tidak datang," kata Kyai Achmad Muzakki, Senin (23/3). Dia menambahkan, batalnya kedatangan Prabowo itu juga belum ada pemberitahuan dari pengurus Gerindra. "Saya dapat kabar Prabowo tidak datang dari santri saya, pengurusnya malah belum beri tahu,' ujarnya. Menurut informasi, kedatangan Prabowo ke Jember sedianya akan melaukan peletakan batu pertama Gedung Perpustakaan yang diberi nama Prof dr Sumitro Joyohadikusumo di Pondok Pesantren An Nuris. Pondok pesantren itu diasuh oleh Kyai Muchyidin Abdushomad yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Jember. Dalam sambutannya Prabowo mengatakan akan memperjuangkan visi misinya jika dia menjadi presiden nanti. "Saya jugab tetap akan mencalonkan presiden lewat Gerindra, soal adanya capres lain itu tidak masalah," kata Prabowo. Namun demikian agaknya kunjungan ke Pondok Pesantren An Nuris itu merupakan kunjungan terakhir di Jember dan batal untuk berkunjung ke Pondok Pesantren Al Qodiri. Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Jember Suhardjito saat dikonfirmasi soal batalnya kunjungan Prabowo ke Ponpes Al Qodiri, ponselnya tidak aktif. Namun dalam wawancara beberapa jam sebelumnya, dia mengaku memastikan datang ke Ponpes Al Qodiri meski pada akhirnya batal juga. (p julaitmoko)


Istri Kiai Ditebas Santrinya

JEMBER- Tragedi berdarah kembali terulang. Kali ini menimpa keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Faizin Dusun Ulu Desa Suren Kecamatan Ledokombo, lusa malam. Istri pengasuh ponpes yang bernama Mardiyah (39) mengalami luka bacok disebagian tubuhnya. Bahkan, tulang tangan kanan korban nyaris putus setelah diparang santri yang mondok ditempat itui. Hingga kini, kasus tersebut masih belum diketahui secara pasti apa motif yang melatarbelakangi santri itu berbuat kalap. Bahkan, dalam tragedi itu tak hanya membawa satu korban luka parah, namun ada satu santri yang bernama Bahri (20) warga warga Desa Suren Kecamatan Ledokombo juga mengalami nasib serupa seperti Mardiyah.
Dalam tragedi itu, Mardiyah mengalami luka serius dibagian hidung, kepala, tangan dan pelipis serta tulang tangan kanan nyaris putus. Luka parah itu dialami Mardiyah setelah diparang oleh Bahar Mario.
Ketika itu, Mardiyah bermaksud melerai perselisihan antara Bahar dan Bahri. Sebagai, orangtua diponpes itu, Mardiyah tidak ingin ditempatnya ada keributan. Namun, usaha yang dilakukan Mardiyah untuk meredam perselisihan santrinya itu malah membawa petaka. Mardiyah terkena sabetan parang yang disabet sabetkan oleh Bahar. Sabetan itulah yang mengakibatkan tubuh Mardiyah seperti disayat sayat.
Dalam kondisi luka parah itu, Mardiyah berusah meninggalkan lokasi berdarah itu. Akhirnya, Mardiyah ditolong oleh warga sekitar dengan kondisi tubuh berlumuran darah. Bahkan, di tempat kejadian perkara masih terlihat jelas darah mengering didinding tembok dan lantai.
Aksi itu terjadi menurut informasi Memo yang di gali di lokasi menyebutkan, sekitar pukul 20.30, terjadi perselisihan antara Bahar Mario dengan Bahri. Perselisihan itu diduga dipicu oleh ulah Bahri. Ketika itu Bahri menghampiri Bahar diruang tamu.
Entah karena apa Bahri langsung memukul leher belakang Bahar. Pukulan yang diayunkan oleh Bahri membuat Bahar mengeluh kesakitan. Dalam kondisi menahan sakit itu Bahar bak orang kemasukan setan langsung mareh besar. Parang yang ada didekatnya langsung diraih dan diayunkan ke tubuh Bahar.
Akibat ayunan parang itu, Bahri mengalami luka. Karena luka tersebut rintihan Bahri terdengar Mardiyah. Saat itu juga, Mardiyah mendatangi asal suara keributan tersebut. Belum sampai mendekat, Mardiyah langsung diserang oleh Bahar. Tentu saja serangan yang datangnya secara mendadak itu, tak mampu dihindari Mardiyah.
Sabetan parang dengan membabi buta itu yang dilakukan oleh Bahar mengakibatkan Mardiyah dan Bahri terluka. Karena dalam kondisi terdesak, Mardiyah dan Bahri memilih kabur menyelamatkan diri. Untung, teriakan mitna tolong kedua korban ini mampu didengar warga setempat.
Korban langsung diselamatkan dan dilarikan ke RSUD dr Subandi Jember. Kini korban tengah mendapatkan peanngganan serius diruang oservasi UGD setempat. Pada tragedi berdarah itu Mardiyah yang mengalami luka paling serius. Meski, Bahri juga mengalami luka tapi tak separah yang dialami Mardiyah.
Saat itu juga, Bahar diamankan di Polsek Ledokombo. Kini kasus itu tengah ditangani Polsek Ledokombo dengan barang bukti parang, lampu senter dan baju yang berlumuran darah. "Kami masih memeriksa tersangka. Apa yang melatar belakangi terjadinya pembacokan itu belum kami diketahui," kata Kapolsek Ledokombo AKP Bambang Poerwo, kemarin. Dalam kasus ini, pihaknya akan memadukan keterangan antara pelaku dan korban. Selain itu juga akan meminta keterangan saksi yang lain untuk mengungkap motif dibalik kasus pembacokan ini. (p juliatmoko)


Divonis 4 Bulan, Dosen Unibo Langsung Nangis

BONDOWOSO - Pengadilan Negeri (PN) Bondowoso akhirnya menjatuhklan vonis pada Dosen Fakultas Pertanian Uneversitas Bondowoso (Unibo) Adi Ismanto selama 4 bulan penjara. Selain itu terpidana juga dipotong masa tahan 3 bulan karena terbukti dengan meyakinkan bahwa terpidana telah melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap Vidhya yang juga putri mantan Wakapolres Bondowoso Kombes Polisi Djoko Soesetyo.
Vonis tersebut nampaknya lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ruslaili Purba yang menuntut 1 tahun penjara. Meski demikian, terpidana setelah hakim yang diketuai oleh Sudiatna usai ketuk palu, langsung menangis dan keluar dari ruang sidang dalam keadan jongkok. Akibatnya, sejumlah wartawan dan keluarga korban serta sejumlah pengunjung yang datang menertawainya. Bahkan, salah seorang jaksa sempat meminta hendaknya dia tidak menangis di depan umum.Dalam amar putusan yang dibacakan oleh majlis Hakim, Adi Ismanto telah melanggar pasal 351 tentang penganiayaan yang mengakibatkan Vidhya, memar dipipi kirinya. Atas vonis tersebut Adi menerima dan tidak melakukan upayan banding. Sementara itu, orang tua korban Kombes Polisi (Purn) Djoko Soesetyo, juga menerima atas putusan tersebut. "Itu memang pantas bagi orang yang suka ringan tangan," kata Kombes Polisi (Purn) Djoko Soesetyo, kemarin.Namun demikian, pihak keluarga korban masih berencana untuk melakukan tuntun lagi terhadap Adi Ismanto, karena ada beberapa pelanggaran pidana yang harus dipertanggung jawabkan oleh terpidana. "Mungkin menjelang dia bebas dari penjara saya akan melaporkan lagi kasus pidana yang lain," ujarnya. Kasus penganiayaan tersebut dilakukan oleh terpidan terhadap korban pad saat korban baru pulang dari Surabaya. Korban ditampar oleh terdakwa dan menyebabkan korban mengalami kesakitan dan terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Korban kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolres Bondowoso. Kasus tersebut lalu ditindaklanjuti polisi dengan melakukan pemeriksaan terhadap korban dan terpidana. Akhirnya setelah berkasnya sempurna polisi menyerahkannya ke Kejaksan dan kemudian disidang di PN Bondowoso. Terpidana lalu ditahan. Terpisah, tetangga Adi Ismanto di Kelurahan Kademangan juga menyatakan bahwa terpidana memang tergolong orang yang bertempramen tinggi dan tidak mau bermasyrakat. Bahkan apabila melihat istrinya keluar rumah Ismanto tidak segan-segan menyeret istrinya dari jalan sampai dirumahnya."saya hanya kasihan melihat bu Sri, karena tidak bisa berkomunikasi dengan tetangga yang lain" kata warga yang tidak ingin disebutkan namanya itu. (p juliatmoko)


Caleg DPR RI Fatahillah Ramli
Sosialisasi Contreng Hingga Blusukan ke Pasar Tanjung

JEMBER - Ada cara jitu yang bisa dilakukan caleg untuk mendulang suara. Salah satunya dilakukan calon legislatif DPR RI Dapil IV Jember-Lumajang nomor urut 2 dari Partai Golkar Fatahillah Ramli. Pria kelahiran Madura yang juga Sekretaris Jenderal (sekjen) Badan Pengembangan Kelompok Profesi Masyarakat (BPKPM) Pusat ini melakukan pendekatan kepada basis Partai Golkar dan masyarakat umum. "Saat ini masih banyak masyarakat calon pemilih yang salah cara dalam melakukan cobolosan. Saya tidak ingin itu, makanya pada kader Golkar Jember-Lumajang saya berikan pengetahuan yang benar, salah satunya juga pada warga di Pasar Tanjung," kata Fatahillah Ramli, kemarin. Didampingi Ketua DPRD Partai Golkar Jember Yantit Budihartono dan Satgas Golkar serta Tim Suksesnya, kedatangan Fatahillah disambut meriah di pasar induk terbesar Jember itu. "Oh, begitu ya caranya memilihnya, ternyata mudah sekali menemukan dan memilih pak Fatah," ujar salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Tanjung yang sudah memahami cara memilih setelah diberi penjelasan Fatahillah. Menurut dia, dipastikan tata cara memilih caleg itu baru pertama kali dilakukan. Sebab dengan kertas suara yang hampir mirip dengan kertas suara aslinya, Fatahillah menunjukkan ulai dari cara membuka kertas suara hingga sampai mencontreng namanya. "Saya yakin ini pertama kali di Indonesia, saya beber contoh kertas suara pada warga mirip aslinya dan nama dalam dapil saya juga ditunjukkan," kata Fatahillah yang optimis bisa duduk di DPR RI ini. Sejauh ini, dia sudah melakukan pendekatan pada warga Jember-Lumajang dengan membangun komunitas komunikasi murah diseluruah lapisan masyarakat dengan menggandeng salah satu perusahaan seluler Esia. Selian itu dia menyalurkan kredit usaha rakyat yang secara langsung bisa dirasakan penerimanya. "Orang sakit pun di Sumber Jamber Jember juga kita beri bantuan, ini salah satu bentuk kerja riil kita dan Golkar agar bisa dipercaya masyarakat" ujarnya. (*)

M Y P E O P L E

V i s i t o r

counter